Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSEDUR UMUM DAN IMPLEMENTASI


PENGEMBANGAN KURIKULUM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Sistem Infromasi Pendidikan
Pascasarjana Institut Agama Islam (IAIN) Palopo

Dosen Pengampu :
Dr. H. Bulu’. M.Ag.
Dr. Nurdin K. M.Pd

Disusun oleh :
Idha Ayu Handayani
NIM: 20.05.02.0029

PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan ilmu dan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Prosedur Umum

dan Implementasi Pengembangan Kurikulum” ini disusun sebagai salah satu indikator penilaian

dalam mengikuti mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran di Pascasarjana Institut

Agama Islam (IAIN) Palopo.

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah

wawasan mengenai Prosedur Umum dan implementasi Pengembangan Kurikulum khususnya

bagi penulis. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik

dan saran tentunya sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Palopo, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Lembar Judul ................................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan.......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan......................................................................................................... 3

A. Prosedur Pengembangan Kurikulum .................................................................... 3

B. Implementasi Pengembangan Kurikulum ............................................................ 7

Bab III Penutup...............................................................................................................11

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................................... 12

Bab IV Daftar Pustaka .................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pengembangan kurikulum, kualitas pendidikan, langkah nyata

menuju desentralisasi, dan partisipasi maksimal para instruktur dalam perencanaan

kurikulum adalah perhatian utama para spesialis. Setelah tahun 1980- an, pemetaan

kurikulum diperkenalkan sebagai salah satu strategi yang paling penting untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, budaya partisipasi dan kolaborasi dalam

institusi pendidikan. Strategi ini dapat membantu kinerja siswa, meningkatkan kualitas

pendidikan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pelembagaan pemetaan kurikulum

di lembaga pendidikan memiliki efek positif pada budaya organisasi dan ruang. Dalam

artikel ini, pemetaan kurikulum dijelaskan sebagai strategi untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan ini (Rahimi,2010).

Pada dasarnya setiap perubahan yang terjadi dalam kurikulum, umumnya

merupakan proses pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Banyak faktor yang

menyebabkan perubahan-perubahan tersebut terjadi, salah satunya adalah kondisi yang

terjadi di lapangan dan kemajuan zaman. Sebab jika tidak diikuti dengan perubahan pula,

maka bukan sesuatu yang tidak mungkin jika kita akan berada pada posisi yang

terbelakang. Perlu diingat bahwa pendidikan menjadi barometer penting untuk melihat

kemajuan suatu bangsa, begitu pula halnya dengan di Indonesia. Kualitas pendidikan

harus tetap diutamakan.

1
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk

mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum

2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen

untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif

menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia terdidik yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri. Serta, warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.

Sekarang ini kita dapat melihat realita bahwa Indonesia sangatlah jauh tertinggal di

bidang IPTEK dibandingkan dengan bangsa Eropa dan Barat. Untuk mengatasi masalah

ini pemerintah menegaskan perlunya pengembangan kurikulum dalam dunia

pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Dalam pengembangan

kurikulum harus sesuai dengan pengertian kurikulum yakni seperangkat perencanaan dan

media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan

yang diinginkan. Sesuai perkembangan masyarakat yang berlatar belakang berbeda-beda

maka dalam pengembangan kurikulum juga harus melibatkan masyarakat sehingga

terbentuk kurikulum yang ideal dan sistematik sesuai kebutuhan mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan prosedur umum pengembangan kurikulum?

2. Bagaimana implementasi pengembangan kurikulum?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prosedur Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan,

kurikulum diartikan sebagai suatu program yang akan diberikan/disediakan siswa.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik dalam buku manajemen

pengembangaan kurikulum, kurikulum merupakan suatu program yang disediakan untuk

siswa. Program pendidikan dalam bentuk kegiatan belajar, tujuannya untuk

meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa yang disesuaikan dengan tujuan

pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang menyeluruh sebagai

bentuk kebijakan nasional dalam pendidikan yang disesuaikan dengan visi, misi dan

strategi yang dimiliki dari pendidikan nasional. Proses pengembangan kurikulum mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.1

Pengembangan kurikulum diartikan sebagai suatu proses, maka dalam

pelaksanaannya terdiri beberapa langkah yang harus dilakukan sebagaimana yang

digambarkan oleh Hasan (2002) yang dikutip oleh Muhaimin dalam chart berikut ini,

1 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, ( Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2012)


hal.22
Chart di atas menggambarkan proses pengembangan kurikulum mulai dari perencanaan

kurikulum hingga evaluasi. Dalam perencanaan kurikulum dimulai dengan merumuskan

ide yang akan dikembangkan menjadi program.2 Ide dalam perencanaan kurikulum

berasal dari:

1. Visi yang dicanangkan,

2. Kebutuhan stakeholders dan kebutuhan untuk studi jenjang berikutnya,

3. Hasil evaluasi kurikulum yang telah digunakan dan tuntutan perkembangan iptek dan

zaman,

4. Pandangan berbagai pakar keilmuan,

5. Perkembangan era globalisasi, di mana seseorang dituntut untuk memiliki etos belajar

sepanjang hayat, memperhatikan bidang sosial, ekonomi. politik, budaya dan teknologi.3

Dari ide di atas kemudian dikembangkan rancangan program dalam bentuk

dokumen seperti format silabus. Rancangan tersebut dikembangkan lagi dalam bentuk

rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti RPP atau SAP. Rencana tersebut

berisi tentang langkah pembelajaran untuk siswa. Setelah rencana tersebut diterapkan

kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui tingkat efektivitasnya. Dari hasil evaluasi

ini akan diperoleh bekal untuk menyempurnakan kurikulum berikutnya.4

Dari penjelasan di atas proses pengembangan kurikulum secara umum terdiri dari

perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Selain proses kurikulum secara umum diatas,

ada empat tahap pengembangan kurikulum dilihat dari tingkatannya antara lain:

1. Pengembangan kurikulum pada tingkat nasional. Pengembangan kurikulum pada

tingkat ini membahas pendidikan pada tingkat nasional yang terdiri dari pendidikan
2 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012) hal. 12
3 Ibid., hal. 12-13
4 Ibid., hal.13

4
formal, informal, dan non formal. Dari tingkatannya dapat dilihat secara vertikal

dan horizontal. Secara vertikal, pengembangan kurikulum dilakukan berdasarkan

tingkatan pendidikan dari yang terendah sampai tertinggi. Sedangkan Secara

horizontal, pengembangan kurikulum berdasarkan pendidikan yang sederajat,

seperti contoh SD, MI, dan program paket A.5

2. Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi Pengembangan kurikulum tingkat

ini memiliki beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan antara lain, merumuskan

tujuan yang akan dicapai sekolah, menyusun SKL (standar kompetensi lulusan), dan

penetapan isi kurikulum secara keseluruhan. Standar kompetensi lulusan berupa

rumusan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran pada lembaga pendidikan. SKL tersebut

dirumuskan sesuai dengan jenis dan tingkatannya. Standar kompetensi lulusan

menunjukkan harapan masyarakat, seperti orang tua, pejabat pemerintah dan swasta

tentang dunia pendidikan, dunia usaha, dan lain-lain, serta merupakan harapan bagi

pendidikan jenjang tinggi atau dunia kerja.6

3. Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran Silabus merupakan bentuk

pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran. Silabus yang terdiri dari

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian, bentuk penilaian dan alokasi waktu disusun pada setiap semester.7

4. Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas. Pada tingkat

pembelajaran di kelas pengembangan kurikulum dilakukan dalam bentuk susunan

RPP ( Rencana Pelaksanaan Pendidikan) yang dirancang oleh masing-masing guru.

Perencanaan tersebut juga meliputi sumber belajar yang akan digunakan.8

5 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 41
6 Ibid., hal.41
7 Ibid., hal. 42
8 Ibid., hal. 43

5
Penjelasan di atas merupakan bentuk pengembangan kurikulum pada tiap-tiap

tingkatannya. Masing-masing tingkatan memiliki tugas masing-masing dalam proses

pengembangan kurikulum, akan tetapi tetap disesuaikan dengan tujuan pendidikan

nasional. Sedangkan menurut Hamalik proses pengembangan kurikulum yang

digunakan di Indonesia dimulai dengan melihat kebutuhan yang ada. Dari studi

kebutuhan serta kelayakan kemudian menyusun rencana kurikulum, rencana awal

dikembangkan menjadi rencana yang akan diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum.

Rencana tersebut diuji coba terlebih dahulu di lapangan sebelum kurikulum

dilaksanakan secara menyeluruh. Setelah dilaksanakan secara menyeluruh kemudian

dilakukan penilaian untuk melihat tingkat keberhasilan kurikulum. Hasil penilaian

dapat digunakan untuk perbaikan kurikulum yang telah ada.9

Prosedur pengembangan kurikulum dapat dipilih menjadi dua bagian, yaitu

pengembangan kurikulum makro dan pengembangan kurikulum mikro.

Pengembangan kurikulum makro biasanya dilakukan oleh suatu tim pengembangan

kurikulum makro (kurikulum pendidikan secara umum sampai pada kurikulum bidang

studi). Sedangkan pengembangan kurikulum mikro dilakukan oleh guru, meliputi

kegiatan Perencanaan Pengembangan, Implemetasi (penerapan), evaluasi kegiatan

pembelajaran.10

B. Implementasi Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan

agar sesuai dengan harapan sekolah. Tahapan pengembangan kurikulum dengan memilih

9 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum…hal.142-143


10 "Prosedur Pengembangan Kurikulum | Pendidikan dan Edukasi." 9 Jan. 2018,
http://pendikaedu.blogspot.com/2018/01/prosedur-pengembangan-kurikulum.html. Diakses pada 17 Apr. 2021.

6
kurikulum sesuai dengan karakteristik sekolah. Salah satu model pengembangan

kurikulum adalah model Tyler yang dimodifikasi oleh Brown (1996). 11 Model ini

kemudian diadaptasi sejalan dengan kelaziman pengembangan kurikulum yang merujuk

kepada aspek yuridis dan panduan penyusunan kurikulum yang disarankan DIKTI (2008).

Di bidang pengembangan kurikulum, banyak model kurikulum yang disusun

selama bertahun-tahun, bervariasi dari yang sederhana hingga yang rumit. Posner

(1998) berpendapat bahwa berbagai pendekatan ini dapat dipahami sebagian sebagai satu

set tanggapan untuk pertanyaan perencanaan kurikulum yang berbeda (Ilie,2013).12

Menurut Tyler ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan

kurikulum yang meliputi,13

1. Menetapkan tujuan pendidikan

2. Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan

3. Menentukan organisasi pengalaman belajar

4. Menentukan evaluasi pembelajaran

Berdasarkan konsep pelaksanaan kurikulum kita mengenal beberapa istilah

kurikulum sebagai berikut :

11 "PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ... - Direktori File UPI."


http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_INGGRIS/195802081986011-
WACHYU_SUNDAYANA/Makalah_
%26_Artikel_06/Pengemb_Desain_Pembelajaran__PT_Bhn_Diklat_AA_IPDN_08.pdf. Diakses pada 17 Apr.
2021.
12 Ilie, M. D. (2013). A hyper-rationalistic model for curriculum development: First draft. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 76, 383-387.
13 Tyler, T. R., Lind, E. A. (1988). The social psychology of procedural justice. New York: Plenum

7
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang

dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum

2. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses

pengajaran dan pembelajaran.

3. Kurikulum tersembunyi, yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan

kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Kebiasaan guru datang tepat waktu

ketika mengajar di kelas, sebagai contoh akan menjadi kurikulum tersembunyi

yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.

Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

1. Kurikulum nasional, merupakan kurikulum yang disusun oleh tim

pengembang tingkat nasional dan digunaan secara nasional

2. Kurikulum daerah, merupakan kurikulum yang disusun oleh masing- masing

daerah kabupaten/ kota

3. Kurikulum sekolah merupakan kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan

sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi

dalam kurikulum.

Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang

menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :

1. Perolehan kesempatan yang sama.

Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan

semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh

8
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari

berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi

dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.

2. Berpusat pada anak.

Upaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama

dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu

membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.

3. Pendekatan dan kemitraan.

Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai

dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang

digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada

kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin

ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan

tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi,

dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.

4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.

Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau

sekolah.

9
Unsur-unsur implementasi perkembangan kurikulum adalah

1. Buku

Berdasarkan permendikbud nomor 22 tahun 2016, buku teks pelajaran

digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran

yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik

2. Pembelajaran

Menurut permendikbud no. 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa sesuai dengan

standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran yang

digunakan:

dari peserta didik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

a. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar;

b. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

c. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi;

d. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

e. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

f. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

g. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)

dan keterampilan mental (soft skills);

h. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10
i. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo

mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran (tut wuri handayani);

j. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;

k. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah

guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan kurikulum sebagai proses menyeluruh yang berkaitan dengan

kebijakan nasional di bidang pendidikan, sesuai dengan visi, misi, dan strategi

pembangunan pendidikan nasional. Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum

menurut tingkatannya antara lain , Pengembangan kurikulum pada tingkat makro

(Nasional), tingkat institusi ( sekolah), tingkat mata pelajaran (bidang studi), dan pada

tingkat pembelajaran di kelas. proses pengembangan kurikulum secara umum terdiri dari

perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Ada beberapa tahapan pengembangan

kurikulum menurut para ahli antara lain model administratif, Arich lewy, Rogers, Tyler,

Beauchamp, dan Taba. Model pengembangan dapat dijadikan pedoman untuk menyusun

proses pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa faktor

yang mempengaruhi antara lain: faktor perguruan tinggi , masyarakat, dan sistem nilai

Selain faktor-faktor di atas ada pula hambatan-hambatan pengembangan kurikulum,

hambatan yang pertama terletak pada guru.

B. Saran

Guru sebagai subjek pelaksana kurikulum kurang berpartisipasi dalam

pengembangan kurikulum. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, kurang waktu.

kekurangan sesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah

dan administrator. Dan faktor penghambat yang lain datang dari masyarakat. Saya

penulis memohon saran dalam penulisan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal , Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013

Hidayat, Sholeh, Pengembangan Kurikulum Baru Bandung: PT Rosdakarya Offset, 2013

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, Yogyakarta: AR- Ruzz
Media,2016

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT remaja Rosdakarya,


2012

Nurgiyantoro, Burhan, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: BPFE, 1988

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan


Perguruan Tinggi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012

Syaodih,Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012

13

Anda mungkin juga menyukai