Oleh:
Muhlis Imzani (21416286230016)
Sindi susana putri (21416286230005)
Tiara Safitri (21416286230008)
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Buana Perjuangan Karawang
ABSTRAK
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses pembelajaran
yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok dengan kerjasama dapat
meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik, dan memupuk sikap tolong
menolong dalam beberapa perilaku sosial (Lie, 2004: 27). Menurut Slavin, pembelajaran
kooperatif sebagai lingkungan belajar dimana peserta didik bekerjasama dalam suatu
kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik (Slavin, 2011: 4). Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik
untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran peserta
pendidik itu sendiri, bukan karena takut pada gurunya. Eksistensi seorang guru adalah
sebagai pendidik profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah,
jabatan administratif, dan petugas kemasyarakatan. Guru efektif merupakan istilah lain
dari guru profesional mempunyai seperangkat karaktersitik atau ciri-ciri tertentu. Untuk
menggambarkan sosok guru profesional, Dedi Supardi mengutip laporan dari satu jurnal
bertajuk Educational Leadership edisi Maret 1993.
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang kompleks dalam
kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi
1
2
menjadi lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk
dalam satu lingkungan belajar, baik dosen/guru, mahasiswa, media, dan unsur lain
yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi adalah
pembelajaran yang diartikan oleh sebagian besar kalangan, baik dosen/guru maupun
mahasiswa, adalah pembelajaran konvensional yang hanya berfokus pada
komunikasi verbalistik, sentralisasi dosen atau guru, pembelajaran yang otoriter
dalam hal ini guru/gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh
mahasiswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi
mahasiswa maupun dosen atau guru dalam mengembangkan pembelajaran yang
inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar yang membuat jurang pemisah
antara dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang
terjadi seperti itu menjadikan suasana belajar yang menyenanngkan dan dapat
menciptakan motivasi belajar yang lebih baik bagi siswa seakan-akan terpasung.
Tulisan ini bertujuan untuk menyikapi hal tersebut di atas, penulisi mencoba untuk
mengangkat beberapa model pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan oleh dosen,
guru atau calon guru dalam menerapkan model dan strategi pembelajaran yang
bersifat inovatif dan berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini
sangat dianjurkan bagi setiap dosen atau guru dan calon guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah
pembelajaran inovatif dengan model-modelnya yang variatif dilengkapi dengan
sintaks atau langkah-langkah yang membantu para dosen, guru atau calon guru untuk
mempelajari dan melaksanakan pembelajaran di kelas, antara lain adalah; model
pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (diskusi),
inkuiri, atau belajar melalui penemuan, dan masih banyak model dan variasi
pembelajaran inovatif lainnya yang dapat menjadi pilihan bagi guru atau calon guru.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Anak Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses
pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok;
dengan kerjasama dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik,
dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial (Lie, 2004: 27).
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif sebagai lingkungan belajar dimana peserta
didik bekerjasama dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda
untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik (Slavin, 2011: 4).
Dengan demikian pembelajaran kooperatif tidak sama dengan kerja
kelompok secara berkelompok. Tetapi pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
belajar kelompok, karena dalam pembelajaran kooperatrif ada tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan
yang bersifat interdepeciensi efektif diantara anggota kelompok. Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk
belajar dalam satu kelimpok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota bekerja sama secara kolaboratif dan
membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran, memeriksa dan
memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai hasil
belajartertinggi. Kegiatan belajar belum selesai, jika salah satu anggota kelompok
belum menguasai materi pembelajaran (Slavin, 2011: 4). Menurut Anita Lie,
pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai struktur tugas bersama dalam
suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. Disamping itu cooperative
learning juga sering diartikan sebagai motif kerjasama, dimana setiap individu
dihadapkan pada preposisi dan pilihan yang harus diikuti apakah memilih bekerja
bersama-sama, berkompetisi, atau individualis. Penggunaan model cooperative
learning adalah suatu proses yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam
kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar menuju belajar lebih
baik, sikap tolong menolong dan beberapa perilaku sosial (Lie, 2004: 12).
yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Sementara itu, pengertian guru
efektif lebih bersifat sebagai kemampuan profesional. Guru efektif adalah guru yang
bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang
tumbuh dari kesadaran peserta pendidik itu sendiri, bukan karena takut pada
gurunya.
Eksistensi seorang guru adalah sebagai pendidik profesional di sekolah,
dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah, jabatan administratif, dan petugas
kemasyarakatan.
Guru efektif merupakan istilah lain dari guru profesional mempunyai
seperangkat karaktersitik atau ciri-ciri tertentu. Untuk menggambarkan sosok guru
profesional, Dedi Supardi mengutip laporan dari satu jurnal bertajuk Educational
Leadership edisi Maret 1993.
Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru
baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam
meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan
dan motivasi kepada peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik
dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainnya
Guru merupakan orang tua kedua kita yang berada disekolah mengapa
disebut orang tua karena guru memiliki kewajiban mendidik dan memberikan
pengajaran pada kita dengan istilah lain guru sebagai pengganti orang tua pada saat
orang tua tidak memiliki wakttu banyak untuk memberikan pendidikan dan
pengajaran pada kita serta dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki orang tua
sehingga menitipkan kita pada guru disekolah. Oleh karena itu kita harus
menghormati bapak ibu guru sebagaimana kita menghormati kepada kedua orang
tua.
Semua di antara kita sudah sangat akrab dengan guru, baik sering bertatap
muka dan berkomunikasi. Akan tetapi, berapa banyak di antara kita yang pernah
merenungkan dan memikirkan sesungguhnya seperti apa guru efektif itu? Mengapa
kita harus mengatahuinya karena pemahaman akan hakekat guru efektif ini sangat
penting sebagai landasan tolak ukur dalam penilaian guru yang baik. Kalau
5
Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
lebih memungkinkan siswa untuk aktif dan guru berperan sebagai fasilitator. Model
pembelajaran ini lebih banyak mengarah kepada belajar kelompok. Namun tidak bisa
disamakan dengan belajar kelompok seperti yang dipahami oleh sebagian orang.
Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru
kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Bahkan
pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) lebih efektif dari pembelajaran oleh
guru. Pembelajaran kooperatif juga mengajarkan siswa untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik antar sesama siswa.
Guru efektif adalah guru yang mampu memotivasi peserta didik untuk belajar
dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh kesadaran diri peserta didik, bukan
karena takut pada gurunya. Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar
bermanfaat dimasa yang akan datang.
Daftar Pustaka
11
Nurwahyuni, Esa. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Anzul Media.