Anda di halaman 1dari 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Keselamatan, Iman, dan Agama Kristen

1. Keselamatan

Istilah “keselamatan” berasal dari kata dasar “selamat” dalam Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia karangan Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja yang

berarti “terhindar dari bencana; aman sentosa; sejahtera; sehat; pemberi salam

yang mendoakan agar sejahtera; bebas dari bahaya; bebas dari bencana; terhindar

dari malapetaka” (Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, 2000: 742 & 743). Bagi

penulis, “selamat” merupakan suatu kondisi/keadaan dimana kita merasa sehat,

sejahtera atau nyaman secara jasmani maupun rohani, tanpa adanya rasa

ketakutan.

2. Iman

“Iman” berarti “akidah, kepercayaan kepada Tuhan (berkaitan dengan

agama); keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, Nabi, dan Kitab, dsb;

ketetapan hati; keteguhan hati” (Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, 2000: 373).

Bagi penulis, iman merupakan sesuatu yang kita yakini dan percaya walaupun

tidak terlihat oleh indera penglihatan.

3. Agama Kristen

Istilah “agama” berasal dari bahasa Sansekerta (a-gama), yang berarti

tidak kacau. Menurut Sidi Gazalba akar dari agama ialah “gam” yang berarti jalan

(T. Haryono dkk, 2009: 3). commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

Agama dari bahasa Latin berarti religio, yang berasal dari kata kerja

religare yang mempunyai dua arti. “Pertama, memperlihatkan dengan seksama.

Religio ini berarti rasa takut terhadap yang ilahi. Kedua, mengikat. Religio berarti

suatu ikatan antara ilahi dengan manusia” (T. Haryono dkk, 2009: 4). Bagi

penulis, agama merupakan cara manusia memaknai hal yang dia tidak tahu atau

cara manusia membuat atau mengkonstruksikan Tuhan.

Agama Kristen adalah agama yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan

dan Juru Selamat manusia. Berdasarkan penyataan Allah yang tertulis di dalam

Alkitab yang berisi kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (T. Haryono dkk,

2009: 6).

Alkitab adalah wahyu Allah atau penyataan Allah yang diinspirasikan oleh

Roh Kudus dan tertulis dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terdiri

dari 66 kitab.

B. Karya Keselamatan Dalam Iman Kristen

1. Pengertian Karya Keselamatan

Manusia diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Hal ini terdapat di

Kejadian 1: 26 dan 27 yang berbunyi “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita

menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas

ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh

Bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah

menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah

diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Dengan

demikian manusia adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat seperti Allah yaitu

commit
kudus, mulia, dan mempunyai akal. to usersendiri diberi mandat oleh Allah
Manusia
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

sebagai makhluk yang mengelola alam semesta. “artinya ia diciptakan Allah

begitu rupa sehingga manusia sedikit menyerupai Allah” (Nico Syukur, 1991: 44).

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:

“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,

berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala

binatang yang merayap di Bumi” (Kejadian 1: 28).

Pada mulanya manusia pertama adalah Adam dan Hawa yang tinggal di

Firdaus. Setiap kebutuhannya disediakan oleh Allah. Namun, suatu ketika Hawa

melanggar perintah Allah yaitu memakan buah pengetahuan yang baik dan yang

jahat. “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan

sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.

Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada

suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya”

(Kejadian 3: 6).

Setelah mereka makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat,

mereka menerima penghukuman. Hukumannya adalah manusia harus bekerja

keras dan harus menderita sakit saat melahirkan, sedangkan hukuman bagi ular

adalah berjalan dengan perutnya. Selain itu manusia juga di usir dari taman

Firdaus.

Setelah manusia jatuh dalam dosa, hubungan antara Allah dengan manusia

menjadi terputus. Oleh karena itu, Allah menjanjikan akan memulihkan hubungan

itu melalui keturunan manusia yaitu dalam pribadi Yesus. Hal ini tertuang pada

Kejadian 3: 15 yang berbunyi “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau

(iblis) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”. Ini

disebut “proto evangelium” (T. Haryono dkk, 2009: 25) yang berarti janji awal

keselamatan.

Kehadiran Juru Selamat tersebut juga dinubuatkan pada kitab para nabi,

salah satunya adalah kitab nabi Yesaya 7: 14 dan Yesaya 9: 5 yang berbunyi:

“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:

Sesungguhnya, seorang perempuan muda dan akan melahirkan seorang anak laki-

laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yesaya 7: 14).

“sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk

kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:

Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:

5).

Pertanda bahwa akan lahir seorang Juru Selamat diungkapkan dalam Injil

Matius 1: 2 dan 11 yang berbunyi “…Kami melihat bintang-Nya di Timur dan

kami datang untuk menyembah Dia”. “Maka masuklah mereka ke dalam rumah

itu dan melihat Anak itu bersama Maria ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia”.

Kelahiran-Nya di Bethlehem, kota Daud, merupakan titik awal penggenapan dari

nubuatan kitab para nabi dan menjadi penanda akan keselamatan manusia dari

hukuman kekal.

Setelah Yesus dewasa, Ia mengajar orang-orang Israel dan melakukan

banyak mukjizat. Mukjizat itu diantaranya adalah menyembuhkan orang sakit

“Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit

mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan”

(Lukas 6: 18) hingga membangkitkan Lazarus yang telah dikubur. “Akulah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun

ia sudah mati” (Yohanes 11: 25). Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan

bangkit” (Yohanes 11: 23). Namun, karya-Nya yang paling besar adalah saat

pengorbanan-Nya di kayu salib sebagai korban tebusan bagi semua umat manusia

dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang-orang mati. Malaikat berkata

kepada Maria dari Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus saat mereka

mengunjungi makam Yesus: “mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara

orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit” (Lukas 24: 5b dan 6a).

“Karya keselamatan” dalam iman Kristen merupakan kejadian-kejadian

maupun peristiwa-peristiwa ajaib yang dilakukan oleh Yesus. Peristiwa tersebut

terjadi pada masa Yesus dan disaksikan oleh banyak orang, serta

didokumentasikan dalam bentuk buku atau kumpulan-kumpulan tulisan beberapa

orang yang disebut Injil.

2. Karya-Karya Keselamatan

Keselamatan digolongkan menjadi dua yaitu: Keselamatan Yuridis dan

Keselamatan Dinamis. Keselamatan Yuridis merupakan keselamatan yang

meliputi kepastian pengampunan dosa, kepastian hidup kekal, dan kepemilikan

status baru sebagai anak Allah. Sedangkan Keselamatan Dinamis merupakan

keselamatan di dalam dinamika hidup yang dinikmati sekarang. Keselamatan ini

antara lain diwujudkan dalam adanya mukjizat-mukjizat (T. Haryono dkk, 2009:

27).

Mukjizat-mukjizat Yesus dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan

Lukas) antara lain: Penyembuhan orang kusta, penyembuhan hamba perwira,

penyembuhan ibu mertua Petrus, meredakan badai, orang yang kerasukan setan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

penyembuhan orang lumpuh yang diturunkan dari atap, penyembuhan anak

perempuan Yairus, penyembuhan perempuan sakit pendarahan, penyembuhan dua

orang buta, penyembuhan orang yang dirasuk roh bisu, penyembuhan seorang

yang layu tangannya, penyembuhan orang buta dan bisu oleh pengaruh roh jahat,

memberi makan 5000 orang, berjalan di atas air, pengusiran setan dari anak orang

perempuan Kanaan, memberi makan 4000 orang, penyembuhan orang buta di

Betesda, roh-roh jahat dari anak laki-laki, penyembuhan orang-orang buta di

Yerikho, mengutuk pohon ara, mengusir roh-roh jahat dari laki-laki di Sinagoga,

penyembuhan orang yang tuli dan bisu, jala yang penuh ikan, membangkitkan

anak janda di Nain, penyembuhan perempuan yang pincang pada hari sabat,

penyembuhan laki-laki yang sakit busung air, penyembuhan 10 orang kusta, dan

penyembuhan telinga Malkhus (Craig A. Evans, 2011: 165).

C. Visualisasi/Wujud Yesus Dalam Berbagai Versi

Beberapa hal yang menginspirasi penulis dalam proses berkarya seni dua

dimensional atau karya seni lukis adalah hasil penelitian kain kafan dari Turin

yang digunakan untuk membungkus mayat Yesus, melalui tes infra merah muncul

gambar/wajah yang diidentifikasi sebagai Yesus.

Repro gambar 2.1. Kain Kafan dari Turin, kain sepanjang 14 kaki dimana tercetak gambar
pria berjanggut dengan rambutcommit
panjang,to
danuser
bercak darah pada kaki dan tangannya
(Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/228850)
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Penulis terinspirasi oleh film yang berjudul “The Passion of the Christ”

yang dibintangi oleh Jim Caviezel sebagai tokoh utama yaitu Yesus dan

disutradarai oleh Mel Gibson.

Repro gambar 2.2. Jim Caviezel yang memerankan tokoh Yesus dalam film “The Passion of
the Christ”
(Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=654498497898059&set=pb.5951351105
01065.-2207520000.1382588750.&type=3&theater)

Penulis juga terinspirasi oleh karya Leonardo da Vinci yang terkenal yaitu

“The Last Supper” menggambarkan perjamuan terakhir antara Yesus dan murid-

murid-Nya. Penulis teinspirasi oleh karakter visual Yesus yang diimajinasikan

oleh Leonardo da Vinci.

Repro gambar 2.3. Karya Leonardo da Vinci yang terkenal yaitu “The Last Supper”
commit to user
(Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4b/%C3%9Altima_Cena_-
_Da_Vinci_5.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Michelangelo merupakan seorang pematung, pelukis, arsitek, penyair, dan

insinyur dari zaman Renaisance. Salah satu karyanya paling terkenal berjudul

“Pieta” dengan menggunakan lempengan marmer. Patung Pieta ini

menggambarkan seorang wanita yaitu Bunda Maria yang sedang memangku

putranya yaitu Yesus.

Repro gambar 2.4. Karya Michelangelo Buonarroti yang berjudul “Pieta”


(Sumber: http://ingetsejarah.blogspot.com/2013/12/michelangelo-di-lodovico-
buonarroti.html)

Yesus sering digambarkan sebagai laki-laki berkulit putih dan berjenggot,

serta berambut panjang. Tetapi, ada beberapa versi lain tentang visualisasi dari

Yesus. Yesus digambarkan sebagai orang berkulit hitam oleh Tanner, seniman

Afrika-Amerika pada tahun 1899. Yesus yang berkulit hitam ini muncul dari

pemahaman bahwa Yesus bukan hanya milik orang-orang berkulit putih. Orang

berkulit hitam yang pada saat itu masih mengalami diskriminasi di Amerika,

membutuhkan gambaran Tuhan yang seperti mereka, bukan Yesus kulit putih

yang seperti selama ini dilukiskan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

Repro gambar 2.5. Karya Henry Ossawa Tanner dari Philadephia, Amerika Serikat. 1899
(Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Race_of_Jesus)

Visualisasi dari Yesus yang berbeda juga bisa ditemukan di China.

Terdapat karya-karya anonim yang mengilustrasikan Injil. Karya-karya ini

menggambarkan Yesus sebagai orang dengan Ras China bermata sipit, bukan

orang Semit. Karya-karya ini bertujuan untuk menyebarkan Injil di China.

Repro gambar 2.6. ilustrasi figur Yesus di China, Beijing, 1879


commit to user
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Race_of_Jesus)
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

Di Indonesia juga ada beberapa seniman yang menggambarkan figur

Yesus. Salah satunya adalah GM. Sudarta. GM. Sudarta lahir di kampung

Sumotrunan, Klaten pada 20 September 1945. Beliau dibesarkan dari sebuah

keluarga dengan budaya Jawa yang masih kental. Beliau dikenal sebagai kartunis

dengan karikatur tepo seliro. Salah satu karya lukisannya yang berjudul “Cinta

Abadi” menceritrakan tentang Yesus masih bayi dipelukan ibunya dengan teknik

realis dan dikombinasikan dengan teknik dekoratif. Warna figur Yesus dan

Bunda Maria terlihat putih kemerah-merahan dengan memakai pakaian

berkerudung seperti ras Semit versi aslinya.

Repro gambar 2.7. karya lukisan GM. Sudarta yang berjudul “Cinta Abadi” dengan media
akrilik di atas kanvas ukuran 80×100cm. Dibuat pada tahun 2010.
(Sumber: katalog pameran lukisan Pasren “Menembus Kisi-kisi”)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

D. Pengertian Seni

“art is an expression of human feeling” (The Liang Gie, 1983: 75).

Menurut The Liang Gie, seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan

manusia. Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang

seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

Dalam buku yang berjudul “Diksi Rupa” seni didefinisikan sebagai “karya

manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya;

pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga

merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang

menghayatinya.” (Soedarso Sp. dalam Mikke Susanto, 2011: 354).

Definisi lain tentang seni menurut Akhdiyat Karta Miharja, “seni adalah

kegiatan rohani manusia yang merefleksi kenyataan dalam suatu karya yang

berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman

tertentu dalam alam rohani si penerimanya” (Akhdiyat Karta Miharja dalam P.

Mulyadi, 1998: 6). Definisi tersebut ditegaskan bahwa seni merupakan kegiatan

rohani, bukan semata-mata kegiatan jasmani.

Dari berbagai definisi tentang seni yang ada, dapat disimpulkan penulis

bahwa seni merupakan ungkapan perasaan manusia yang direalisasikan maupun

dikomunikasikan melalui media-media tertentu sehingga penikmat seni mendapat

pengalaman spriritual/rohani.

E. Komponen Karya Seni Rupa

1. Subject Matter atau Tema

Subject Matter dalam seni adalah sesuatu (persoalan) yang akan diungkap

commit
pada suatu karya dan oleh karena to userkali juga disebut pokok-soal atau
itu sering
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

tema. Dengan kata lain, subject matter adalah apa-apa yang diungkapkan dalam

suatu karya (P. Mulyadi, 1998: 15).

Sedangkan menurut Nooryan Bahari dalam bukunya yang berjudul “Kritik

Seni” mengungkapkan bahwa tema merupakan ide yang hendak disampaikan oleh

seniman kepada penikmat seni. Tema dalam kesenirupaan tak terbatas, bisa

menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan,

dan sebagainya tergantung apa yang ingin disampaikan seniman tersebut

(Nooryan Bahari, 2008: 22).

2. Form atau Bentuk

Yang dimaksud "bentuk" dalam suatu karya seni adalah aspek visualnya,

atau yang terlihat itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pula sebagai

"totalitas" karya, yang merupakan organisasi unsur-unsur rupa sehingga terwujud

apa yang disebut karya. Unsur-unsur yang dimaksudkan adalah: garis. Shape,

gelap-terang, warna. Ini berarti bahwa bentuk adalah sesuatu yang dapat

ditangkap dengan panca-indera; dengan kata lain bisa dilihat, diraba, atau

didengar (dalam musik) (P. Mulyadi, 1998: 16)

3. Isi atau Arti

Isi disebut sebagai kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi

juga dimaksudkan sebagai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman

penghayat, isi merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan seringkali

dinyatakan sebagai sejenis emosi, aktivitas intelektual atau asosiasi yang kita

lakukan terhadap suatu karya seni (P. Mulyadi, 1998: 16).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

F. Simbol dan Simbolisasi dalam Seni

Pierce berpendapat bahwa “makna tanda sebenarnya adalah

mengemukakan sesuatu” (Nooryan Bahari, 2008: 107). Pierce membedakan tanda

menjadi tiga jenis, yaitu: ikon, indeks, dan simbol. Ikon merupakan tanda yang

menyerupai benda yang diwakilinya. Misalnya, kesamaan sebuah peta dengan

wilayah geografis yang digambarkannya, foto dan lain-lain. Indeks merupakan

tanda yang sifat tandanya tergantung pada keberadaan denotasi, dengan kata lain

tanda muncul karena adanya sebab akibat. Misalnya, tanda asap dengan api, tiang

penunjuk angin dan sebagainya. Sedangkan simbol adalah tanda yang ditentukan

berdasarkan konvensi atau kesepakatan bersama (Nooryan Bahari, 2008: 108 &

109).

Menurut Susanne K. Langer, simbol dalam arti umum adalah “suatu

pertanda” (A. A. M Djelantik, 1999: 154). Bagi Ferdinand de Saussure, dalam

bukunya Arthur Asa Berger yang berjudul “Pengantar Semiotika” menjelaskan

bahwa, simbol adalah “jenis tanda yang di mana hubungan antara penanda dan

petanda seakan-akan bersifat arbitrer” (Arthur Asa Berger, 2010: 27).

Sedangkan menurut Albertine Minderop, simbol atau lambang dapat

bersifat pribadi (arti simbol tersebut hanya diketahui oleh satu orang), asli (arti

simbol dijelaskan melalui konteks dalam suatu karya tertentu), tradisional (bila

arti simbol itu dapat dijelaskan melalui pendekatan budaya dan warisan turun-

temurun) (Albertine Minderop, 2010: 92).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

G. Proses Penciptaan Seni

1. Proses Penemuan Ide

Berbicara masalah seni, sebenarnya selain yang ekspresif spontan, adapula

yang rasional, yang kelahirannya memerlukan suatu kalkulasi yang matang (P.

Mulyadi, 1998: 39). Dengan demikian karya yang dibuat oleh penulis merupakan

karya yang rasional, karena pengerjaannya tidak secara ekspresif, tetapi melalui

pemikiran untuk menimbulkan ide kemudian menggambar sketsanya terlebih

dahulu untuk kemudian diwujudkan dalam karya.

2. Bahan atau Material

Bahan atau Material dalam dunia seni dikenal dengan "medium", yang

pada dasarnya merupakan sesuatu yang kongkrit sesuatu yang nyata-nyata ada.

Oleh sebab itu seringkali dinyatakan bahan atau material menjadi sesuatu yang

mutlak perlu dan bersifat pengikat (P. Mulyadi, 1998: 17 & 18).

Sedangkan menurut Nooryan Bahari, bahan atau material merupakan

media untuk menghasilkan karya seni (Nooryan Bahari, 2008: 77 & 78). Bagi

penulis, pengetahuan seniman dan penguasaan tentang bahan yang akan

digunakan mempengaruhi kualitas karya yang akan diciptakannya, maka dari itu

kecermatan seniman sangat dibutuhkan sehingga karya menjadi maksimal.

3. Teknik

Banyak orang mempunyai pemikiran bahwa teknik diartikan sejenis

keterampilan, sehingga dinyatakan bahwa setiap seniman harus memiliki

spesialisasi keterampilan atau keahlian yang disebut teknik (P. Mulyadi, 1998:

19).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Sedangkan menurut Nooryan Bahari, teknik merupakan tata cara

mewujudkan ide/gagasan seniman tersebut (Nooryan Bahari, 2008: 24). Bagi

penulis, teknik dalam berkarya sangat dibutuhkan oleh seniman karena teknik

menghasilkan karakter maupun gaya perseorangan yang khas.

H. Konsep Bentuk Visual

Dalam mengerjakan karya Tugas Akhir ini, penulis menyusun atau

merencanakan konsep bentuk visual. Konsep bentuk visual tersebut antara lain:

realis, naratif, figuratif, non figur/abstrak dan abstraksi, dan imajinatif.

1. Realis

Karya jenis ini menggambarkan alam tanpa ilusi, artinya cara

penggungkapannya lebih bertolak pada ketajaman pengamatan mata (P. Mulyadi,

1998: 51). Bagi Belinsky, cara seseorang melukis realistis dengan cara mencari

subjek seni lukis disekeliling kehidupan sehari-hari, dan jangan dibagus-baguskan

atau diperindah, tetapi ditangkap sebagaimana adanya (Belinsky dalam Nooryan

Bahari, 2008: 119 & 120).

2. Naratif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, kata naratif

berarti “1 bersifat narasi; bersifat menguraikan (menjelaskan dsb): karangan yg --;

bahasa mereka ini bersifat --; 2 prosa yg subjeknya merupakan suatu rangkaian

kejadian” (http://kbbi.web.id/naratif). Dalam karya seni, naratif bisa mempunyai

arti karya yang menjelaskan atau menguraikan suatu rangkaian kejadian, kisah

sejarah, maupun deretan peristiwa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

3. Figuratif

Figur adalah objek yang terbentuk dan memiliki kesamaan dengan suatu

tanda tertentu (seperti manusia, hewan, tumbuhan atau lainnya) yang masih

merujuk pada benda yang telah ada (Mikke Susanto, 2011: 136).

4. Non figur/Abstrak dan Abstraksi

Non figur/abstrak berarti “tidak berwujud; tidak berbentuk”. Dalam seni

rupa berarti ciptaan-ciptaan yang terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna

yang sama sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-bentuk alam (Mikke Susanto,

2011: 3).

Menurut Otto G. Ocvirk dkk dalam bukunya yang berjudul Art

Fundamental menjelaskan bahwa abstraksi merupakan ”penyederhanaan dan

penyusunan kembali dari objek atau elemen-elemen bentuk untuk

mengekspresikan "perasaan" seorang seniman dari realitas” (Otto G. Ocvirk dkk,

1962: 5). Pendapat lain mengenai abstraksi dari Mikke Susanto adalah: “Proses

atau perbuatan memisahkan” (Mikke Susanto, 2011: 4).

Dua pernyataan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa abstraksi

merupakan proses penyederhanaan serta perbuatan memisahkan objek untuk

mengekspresikan perasaan seniman dari suatu realitas.

5. Imajinatif

Menurut Mikke Susanto dalam bukunya yang berjudul “Diksi Rupa”

menjelaskan bahwa imajinasi merupakan “daya pikir untuk membayangkan atau

mengangan-angan atau gambar-gambar kejadian berdasarkan pikiran dan

pengalaman seseorang” (Mikke Susanto, 2011: 190).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai