Anda di halaman 1dari 37

Memenuhi

Kebutuhan Belajar
Murid Melalui
Pembelajaran
Berdiferensiasi

NUR ROHMAJI
PELATIHAN IKM KABUPATEN WONOSOBO 2022
TUJUAN
1. Mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi
untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang
berbeda.

2. Menjadi teladan dalam melakukan praktek-praktek reflektif


dalam pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan
sekitarnya
AGENDA
Pembukaan 10’

Ulasan Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi 110’

Diskusi Membuat modul ajar Berdiferensiasi 60’

Presentasi dan Refleksi 45’

Simpulan & Penutup 15’


Persiapan
Setelah menyaksikan video di atas, menurut Anda
bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang,
dilaksanakan, dan dievaluasi? (terutama untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid).
Mari berilustrasi
ULASAN PEMAHAMAN

Apa yang sudah Bpk


Ibu pahami tentang
pembelajaran
berdiferensiasi?
Pembelajaran Berdiferensiasi
• Adalah usaha untuk menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu setiap murid.

• Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada


pemenuhan kebutuhan belajar murid dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar
tersebut
Mengapa kita melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi?

keputusan
masuk
akal

2. merespon
kebutuhan
3. lingkungan belajar yang belajar murid
“mengundang”
untuk belajar,
4. manajemen kelas efektif,
5. penilaian berkelanjutan.
Melakukan Pembelajaran Berdeferensiasi :

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan


secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan
pembelajaran, namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru merespon kebutuhan belajar murid. Bagaimana ia akan


menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar
murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang
berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
3.Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk
belajar dan bekerja keras mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan
setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang
prosesnya.

4.Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode
yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun
mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5.Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang


didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan
murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Yuk menyimak
• Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Bu Rina ingin mengajarkan muridnya
membuat karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian
diagnostik. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya.

• Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan


struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup
mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
• Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur
yang baik, namun kosakatanya masih terbatas.
• Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan
struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.

Apa yang dilakukan oleh Bu Rina di atas adalah memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan kesiapan belajar.
2. Minat murid
• minat situasional
(merupakan keadaan
psikologis yang dicirikan oleh
peningkatan perhatian,
upaya, dan pengaruh, yang
dialami pada saat tertentu)
• Minat individu (sebagai
sebuah kecenderungan
individu untuk terlibat dalam
jangka waktu lama dengan
objek atau topik tertentu)
Contoh Penerapan
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks
prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di
kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.

Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk
prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk
prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan
minat mereka. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng,
ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan,
dsb. ( ..... )
3. Profil Belajar
Contoh memetakan kebutuhan belajar murid
berdasarkan profil belajar
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya
adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-
tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.

Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara


mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan
pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play
1. Diferensiasi Konten :
- Menggunakan bahan bacaan pada berbagai tingkat
- Sumber belajar yang kaya sehingga murid dapat memilih salah satu sub bab
- Siswa diberi kesempatan untuk memilih sub topik dalam topik utama yang
dipelajari dan mempresentasikannya
2. Diferensiasi Proses :
- Cara penyampaian secara beragam sesuai kemampuan memahami siswa ( tanya
jawab, diskusi, studi kasus, video, permainan dsb. )
- Ada variasi aktivitas untuk memahami materi berdasarkan lokasi ( di dalam kelas,
di luar kelas )
- Terdapat variasi untuk memahami materi berdasarkan jumlah murid ( klasikal,
kelompok dan individu )
- Ada aktivitas melibatkan murid secara aktif untuk menemukan pengetahuan
tambahan
3. Diferensiasi Produk : sesuatu yang ada ujudnya ( presentasi, pidato, rekaman, mind
mapping, tsb. )
Langkah-langkah dalam pembelajaran berdiferensiasi

1. Menetapkan Tujuan Pembelajaran ( pahami tema dan tentukan


tujuan pembelajaran )
2. Memetakan kebutuhan belajar murid (kesiapan, minat, dan profil )
3. Menentukan kegiatan pembelajaran ( diferensiasi konten,
diferensiasi proses, diferensiasi produk )
4. Menentukan strategi dan alat penilaian yang digunakan
Lingkungan yang mendukung pembelajaran
berdiferensiasi ( Learning Community)
1. Kehadiran setiap orang akan dihargai
2. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai
3. Murid akan merasakan aman
4. Ada harapan bagi pertumbuhan
5. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan
6. Ada Keadilan dalam bentuk yang nyata
7. Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan
kesuksesan bersama
Contoh Metode/Teknik

https://tinyurl.com/6ruvffym
SEKILAS TENTANG RPP
Contoh Skenario

https://tinyurl.co m/sp5meu45
Penilaian Berkelanjutan
AKU BILANG, AKU
AKU AKU TIDAK SUDAH AJARI DIA,
SUDAH DENGAR DIA AKU TIDAK
BERSIUL
4 Pertanyaan BESAR
BILANG DIA
AJARI
SUDAH BELAJAR
ANJINGKU
BERSIUL
1. Kita berharap
BERSIULmurid belajar apa?

2. Bagaimana kita tahu bahwa murid telah belajar?


3. Bagaimana kita merespons murid yang belum paham?
4. Bagaimana kita merespons murid yang sudah paham?
Sekilas Tentang Penilaian
Asesmen berasal dari kata latin “as sedere”
yang artinya duduk bersama atau
bersebelahan.
Jadi, ini merupakan sesuatu yang
kita lakukan bersama dengan- dan untuk-
murid,
bukan sesuatu yang kita lakukan kepada-
murid.
Wiggins, cited in Green, 1998
Sekilas Tentang Penilaian
Penilaian → penting dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi.
Penilaian formatif → peluang untuk menentukan
seefektif apa suatu pembelajaran berdiferensiasi.

Saya percaya, jika saja guru memanfaatkan


lebih banyak praktik-praktik terbaik dari
penilaian formatif, maka pembelajaran
berdiferensiasi akan datang secara alamiah.

Andrew Miller (ASCD Faculty Member)


https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Asesmen & Pembelajaran
Berdiferensiasi
Praktik pembelajaran berdiferensiasi
haruslah berakar pada asesmen. Asesmen
formatif memungkinkan guru untuk
mengenal murid mereka dengan lebih baik,
oleh karena itu, mereka dapat membuat
keputusan terbaik demi menantang murid
dengan tepat dan melibatkan murid dalam
pembelajaran.
Contoh Kasus
Pak Dedy mengajar di kelas 1 Sekolah Dasar dengan jumlah
murid 32 orang. Murid - murid di kelas Pak Dedy tentunya memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Pak Dedy menemukan ada 6 murid
yang belum mampu membaca dan menulis, serta terdapat 2 anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan penglihatan
sedang. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh murid
di kelasnya berbunyi: Murid dapat menyampaikan penjelasan
(berupa gambar dan tulisan) tentang anggota tubuh dan panca
indera serta perawatannya menggunakan kosakata Bahasa
Indonesia dengan bantuan bahasa daerah secara lisan dan/atau
tulis. Jika Bapak dan Ibu menjadi Pak Dedy, maka pembelajaran
seperti Apa yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan murid
di kelas tersebut?
TUGAS DISKUSI KELOMPOK
• Masing- masing kelompok silakan buat perangkat
pembelajaran ( RPP ) dengan tujuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membantu murid mencapai
kompetensi dasar di atas!
• Munculkan pembelajaran berdiferensiasi pada konten,
setrategi, atau produknya
• Alokasi waktu membuat RPP Berdiferensiasi adalah 45
menit
• RPP hasil diskusi kelompok akan dipresentasikan pada
sesi berikutnya
TANYA
JAWA
B

?
Photo by Edwin Andrade on Unsplash
Menyusu Rencana Tindak Lanjut
Penerapan ke Depan

Sebutkan 2 hal konkret yang akan


Ibu/Bapak lakukan untuk mulai menerapkan
Pembelajaran Berdiferensiasi?
Penguatan
Serupa seperti para pengukir

i h
yang memiliki pengetahuan

as
mendalam tentang keadaan

a k
kayu, jenis-jenisnya, keindahan
ukiran, dan cara-cara
m
Tri mengukirnya.
Seperti itulah seorang guru
seharusnya memiliki pengetahuan
mendalam tentang seni mendidik.
Bedanya, guru mengukir
manusia yang memiliki hidup
lahir dan batin.”

Ki Hajar Dewantara

Anda mungkin juga menyukai