Anda di halaman 1dari 4

Topik 1.

Koneksi Antar Materi


Pertanyaan pemantik:

1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Jawaban
1. Pengetahuan baru yang saya dapatkan setelah saya mempelajari topik ini tentang Teori-teori
yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi diantaranya teori system ekologi
Bronfrenbenner, multiple intelligences, zone of proximal development (ZPD), dan learning
modalities.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha atau proses untuk menyesuaikan sistem
pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap peserta didik yang
berbeda-beda. Dalam prinsip pembelajaran diferensiasi setiap peserta didik memiliki
keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-berbeda dalam memahami suatu ilmu
atau materi pelajaran. Maka dari itu, pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu
menciptakan pembelajaran yang efektif serta menjawab kebutuhan belajar peserta didik
yang beragam serta potensi yang dimilikinya dapat berkembang sehingga peserta didik
mempunyai kebebasan dalam belajar serta hak-hak belajarnya dapat terpenuhi.
Hal paling mendasar dari pembelajaran berdifensiasi adalah pemetaan kebutuhan belajar
siswa sesuai kemampuan awal dan gaya belajar yang mereka suka sehingga bisa
menciptakan kelas yang aktif. Langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi adalah memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Menurut Tomlinson
(2001) kebutuhan belajar peserta didik tersebut dapat dikatergorikan menjadi tiga aspek,
yaitu: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Selain itu di dalam topik ini
dijelaskan bahwa setiap peserta didik mempunyai keanekaragaman yang berbeda. Maka dari
itu dengan saya mempelajari materi ini, maka sudah seharusnya saya dapat menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi ini dengan cara mengakomodir setiap kebutuhan peserta didik
di kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dengan 4 cara (Tomlinson, 2000)
diantaranya: Konten/isi, yang berkaitan dengan kurikulum dan materi apa yang dipelajari
oleh peserta didik. Proses, merupakan cara peserta didik dalam mengolah informasi dan ide.
Produk, merupakan interpretasi terhadap apa yang telah diperoleh/dipelajari oleh peserta
didik. dan lingkungan belajar, merupakan keadaan, perasaan dan cara peserta didik bekerja
dalam pembelajaran.

2. Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa
di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa
yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan
berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai
tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal
dalam satu waktu. Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para
guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan
tersebut menjadi hal yang biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru,
tentunya tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam
proses pembelajarannya. Oleh karena itu untuk mengakomodir setiap keragaman peserta
didik maka diperlukan adanya sebuah penerapan pembelajaran berdiferensiasi supaya
peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan salah satunya
adalah dengan melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran
berdiferensiasi merupakan suatu usaha atau proses untuk menyesuaikan sistem
pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap peserta didik
yang berbeda-beda. Dalam prinsip pembelajaran diferensiasi setiap peserta didik
memiliki keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-berbeda dalam
memahami suatu ilmu atau materi pelajaran. Melalui penerapan pembelajaran
berdiferensiasi, peserta didik dapat memaksimalkan kemampuan mereka. Guru perlu
mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan agar
proses pembelajaran menjadi efektif. Sebelum mengimplementasikan hal tersebut maka
sudah seharusnya guru perlu mengetahui terlebih dulu mengenai teori-teori yang
mendasari pembelajaran berdiferensiasi ini diantaranya:

Teori Bronfenbrenner yang menyebutkan bahwa adanya lima sistem lingkungan berlapis
yang saling berkaitan, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan
kronosistem. Satu hal yang terpenting dalam teori ekologi Brofenbenner adalah bahwa
pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada anak,
artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama bagi
perkembangan karakter dan habitnya di kemudian hari.
Teori multiple intelligences yang menyebutkan bahwa gagasan bahwa perbedaan
individu sangat penting. Menurut Gardner kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil
tes psikologi standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang menyelesaikan
masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk-
produk baru yang punya nilai budaya (creativity). Yang termasuk kedalam multiple
intelligences diantaranya: (1) verbal-linguistik, (2) logis-matematis, (3) spasial-visual, (4)
kinestetik-jasmani, (5) musikal, (6) intrapersonal, (7) interpersonal, (8) naturalis, dan (9)
eksistensial.
Teori One Of Proximal Development. Dalam teori ini dijelaskan bahwa jarak antara
kemampuan siswa untuk melakukan tugas di bawah bimbingan orang dewasa dengan
pemecahan masalah secara mandiri sesuai kemampuan siswa.
Teori Learning modalities atau modalitas dalam belajar yang biasa dikenal sebagai VAK
(visual, auditori, dan kinestetik).
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berakar pada pemenuhan
kebutuhan murid baik dari segi kesiapan belajar, minat, atau profil belajarnya dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. langkah-langkah dalam
pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut:

Menentukan tujuan pembelajaran


Memetakan kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar). Pemetaan
kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah
selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan
tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan
kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang
tua/wali, maupub dari lingkungannya
Menentukan strategi dan alat penilaian yang akan digunakan (mentukan bentuk penilaian
akhir yang merupakan kombinasi portofolio, proyek, dan tertulis kemudian buat rubrik
penilaiannya). Strategi dan alat penilaian Dimulai dari melakukan diagnotic pada siswa
untuk mengelompokan berdasarkan kemampuan awal peserta didik Memberikan materi
pembelajaran dengan media belajar yang mereka sukai, atau bisa memberikan ruang
kepada peserta didik untuk mencari sumber belajar yang sesuai minatnya serta
memberikan ruang eksplorasi kepada peserta didik untuk berdiskusi. sehingga guru tahu
posisi murid ada di mana dan kendala apa yang dihadapinya dalam menentukan penilaian
dengan memperhatikan proses belajar serta assesmen sumatif dan formatif.
Menentukan kegiatan pembelajaran. Terdapat tiga strategi diferensiasi dalam kegiatan
pembelajaran diantaranya: 1) Direfensiasi konten yang merupakan materi apa yang kita
ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan,
minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Dalam diferensiasi
konten ini guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik. 2) Diferensiasi proses yang mengacu pada bagaimana didik akan
memahami atau memaknai apa yang dipelajari. 3) Diferensiasi produk yang merupakan
hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan,
pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga menanyakan
hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan lanjut. Pada
tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik ini
dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang
dihadapi.
1 soal
Koneksi Antar Materi:
Koneksi Topik 1 mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi dengan mata kuliah lain:

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya


Didalam mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya dijelaskan bahwa peserta
didik mempunyai karakteristik masing-masing baik dari aspek agama, moral, budaya, kognitif,
sosial emosional, bahasa, fisik, motori, seni, dan masih banya lagi. Maka dari itu kaitannya
dengan mata kuliah ini bahwa guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda agar dapat mengoptimalkan
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Filosopi Pendidikan Indonesia
Didalam Filosopi Pendidikan Indonesia dijelaskan menurut Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan
pendidikan adalah menuntun kodrat yang ada pada diri anak agar dapat mencapai keselamatan
dan kebahagian setinggi-tinggi. Ki Hadjar Dewantara mengilustrasikan guru yang diibaratkan
petani dan peserta didik adalah benihnya yang tumbuh berbeda jenis dan perkembangannya.
Setiap individu adalah pribadi yang unik, memiliki karakter khas yang membedakannya dengan
individu lain. Sejak dilahirkan setiap anak memiliki perilaku, watak, karakter, bakat, minat,
tingkat emosional, dan kecerdasan yang berbeda. Anak kembar yang lahir dari rahim yang sama
pun pasti akan memiliki perbedaan karakter. Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara, guru
dituntut untuk menuntun peserta didik sesuai kodrat alam dan zamannya. Agar dapat
mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik dan mencapai hasil belajar
yang optimal, disinilah peran guru dalam memodifikasi pembelajaran agar dapat memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan konsep pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara dalam mata kuliah Filosopi Pendidikan Indonesia tentunya sejalan
dengan mata kuliah Pembelajaran berdiferensiasi bahwa dalam pendidikan dan pengajaran
seyogyanya guru harus memperhatikan kodrat dan hakekat dari pada murid. Sesuai dengan
filosofi dari KHD bahwa kodrat anak dipengaruhi oleh kodrat alam dan kodrat zaman untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif di Sekolah
Menengah
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan murid yang beragam melalui strategi pembelajaran
berdiferensiasi. Perancangan pembelajaran perlu mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam. Guru perlu melakukan asesmen
di awal pembelajaran guna mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar.
Asesmen ini ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai
dengan pencapaian peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai