Anda di halaman 1dari 15

Nama Siti Aulia Rahmawati

Kelas 5A

NIM 190102026

Resume Strategi Pembelajaran

A. Pengertian model, pendekatan, strategi, metode, tehnik dan taktik


pembelajaran

Model Pembelajaran Bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,

model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, strategi, metode, dan tehnik pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu.

Metode Pembelajaran Cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat

beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

(1) ceramah;
(2) demonstrasi;

(3) diskusi;

(4) simulasi;

(5) laboratorium;

(6) pengalaman lapangan;

(7) brainstorming;

(8) debat,

(9) simposium, dan sebagainya.

Tehnik Pembelajaran Cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,

penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang

relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis

akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang

jumlah siswanya terbatas.

Taktik Pembelajaran Gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau

teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat

dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin

akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam

penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor

karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang

satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak

menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat

menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan


atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,

pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam

taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni

(kiat)

Pembelajaran Tematik

1. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di

ntaranya:

a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang

sama;

c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan;

d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi

siswa;

e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;


f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam

satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;

g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang

disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan

diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat

digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

2. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi

oleh tiga aliran filsafat yaitu:

(1) progresivisme

(2) konstruktivisme

(3) humanisme.

3. Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama

berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan

psikologi belajar.

4. Ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;


5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam

lingkungannya;

6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

5. Karakteristik pembelajaran tematik : berpusat pada siswa,

memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran

tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran,

bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain

dan menyenangka

Pembelajaran Kooperatif

1. Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem

kerja/belajar kelompok yang terstruktur.

Cooperative Learning Cooperative learning mencakup suatu

kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk

menyelesaikan sebuah masalah, menyelesakan suatu tugas, atau

untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama

lainnya. Bukanlah cooperative learning jika siswa duduk bersama

dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilahkan salah

seorang diantaranya untuk menyelesaikan pekerjaan seluruh

kelompok. Menurut Suherman dkk (2003:260) cooperative learning


menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar

sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau

membahas suatu masalah atau tugas.

2. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain : siswa bekerja dalam

kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya,

kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah, bilamana mungkin, anggota kelompok berasal

dari ras, budaya, suku, jenis kelmin berbeda-beda, dan

penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

3. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah

a. hasil belajar akademik

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

c. Pengembangan keterampilan sosial.

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif antara lain :

1). Prinsip ketergantungan positif

2). Tanggung jawab perseorangan

3) Interaksi tatap muka

4) Partisipasi dan komunikasi

5. Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas

empat tahap, yaitu :

a. Penjelasan materi

b. Belajar dalam kelompok

c. Penilaian
d. Pengakuan Tim

Pembelajaran Kontekstual

1. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru

menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan

dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses

mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan

masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Untuk memperkuat pengalaman belajar siswa diperlukan

pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami

sendiri, dan bahkan sekedar sebagai pendengar yang pasif

sebagaimana penerima terhadap semua informasi yang

disampaikan guru. Oleh karena itu melalui pendekatan CTL,

mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada

sisawa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang

sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih


ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari

kemampuan untuk bisa hidup dari apa yang dipelajarinya.

2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual adalah Melakukan

hubungan yang bermakna.

a. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.

b. Belajar yang diatur sendiri.

c. Bekerja sama.

d. Berpikir kritis dan kreatif.

e. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.

f. Mencapai standar yang tinggi.

g. Menggunakan penilaian autentik.

3. Lima strategi umum pembelajaran kontekstual :

Relating : Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman

kehidupan nyata.

 Experiencing : Belajar ditekankan kepada penggalian

(eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan

(invention).

 Applying : Belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan

didalam konteks pemanfaatannya.

 Cooperating : Belajar melalui konteks komunikasi

interpersonal, pemakaian bersama dan sebagainya.


 Transferring : Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan

didalam situasi atau konteks baru. (Nurhadi: 2002)

 Komponen pokok pembelajaran kontekstual : kontruktivisme,

Inquiry, bertanya (questioning), masyarakat Belajar (learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection),

penilaian nyata (authentic assessment).

4. Komponen pembelajaran Kontekstual

 Kontruktivisme

 Inquiry

 Bertanya (questioning)

 Masyarakat Belajar (learning community)

 Pemodelan (modeling)

 Refleksi (reflection)

 Penilaian Nyata (authentic assessment)

Konsep Pembelajaran Aktif

1. Belajar Aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan

strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi

berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui

aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam

waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi

pelajaran.
Aktif berarti “mampu beraksi dan bereaksi.” Dalam hal ini aktif

diartikan bahwa para siswa aktif secara mental (berpikir dan

belajar untuk dirinya sendiri), secara fisik (dengan

menggunakan tangan, indera, serta material belajar lainnya),

dan juga aktif berinteraksi satu sama lainnya dalam kelompok

dan pasangan.

2. Empat prinsip atau komponen pembelajaran aktif, yaitu :

a. Mengalami

b. Interaksi

c. Komunikasi

d. Refleksi

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif

 Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian

informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan

ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau

permasalahan yang dibahas,

 Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,

 Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap

berkenaan dengan materi kuliah,

 Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa

dan melakukan evaluasi,


 Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses

pembelajaran.

4. Kelebihan pembelajaran aktif :

 Proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan

(learning is fun).

 Model pembelajaran aktif (partisipatoris) sangat sesuai dengan

berbagai gaya belajar. Pada umumnya gaya belajar yang

dimiliki siswa tiga macam yaitu Visual, Auditorial dan Kinestetik.


Metode Pembelajaran Aktif 1

 Information Search (Mencari Informasi): Metode ini dapat

diterapkan pada materi-materi yang padat, monoton dan

membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti

koran, majalah dan sebagainya.

 Card Sort (Mensortir Kartu): Metode ini mendorong kegiatan

pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif (kerjasama).

Metode ini bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, klasifikasi, dan fakta tentang objek atau mereview

materi yang telah dibahas pada metode ini dapat membantu

menghidupkan suasana kelas.

 The Power of Two (Kekuatan Berdua): Metode ini digunakan untuk

mendorong siswa memiliki kepekaan terhadap pentingnya bekerja

sama. Filosofi metode ini adalah “Berfikir berdua lebih baik daripda

berfikir sendiri”.

 Snowballing (Bola Salju 1-2-4-8-16-dst) : Metode ini diawali dengan

melakukan aktivitas baik itu kegiatan mengamati maupun membaca

yang dilakukan secara individu. Kegiatan perorangan ini kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua

orang berkembang menjadi empat orang, delapan orang, enam

belas orang, dan seterusnya hingga berakhir pada pembagian dua

kelompok besar dalam satu kelas.


 Poster Comment : Metode ini bertujuan untuk menstumulasi dan

meningkatkan kreatifitas dan mendorong penghayatan siswa

terhadap suatu permasalahan. Dalam teknik ini siswa didorong

untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara

 Small Group Discussion: Metode ini dimaksudkan untuk

membangun kerja sama individu dalam kelompok, kemampuan

analitis dan kepekaan sosial serta tanggung jawab individu dalam

kelompok.

 Team Quiz : Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

bertanggung jawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari

melalui cara yang menyenangkan.

Metode Pembelajaran Aktif 2

 Index Card Match Metode ini merupakan cara yang menyenangkan

dan mengaktifkan siswa saat ingin meninjau ulang materi

pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

 Setiap Siswa bisa menjadi Guru di sini (Every One is a Teacher

Here):Metode ini bertujuan untuk mendapatkan partisipasi seluruh

kelas dan pertanggungjawaban individu. Metode ini memberi

kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi

“siswa lain”.

 Role Play (Bermain Peran): Bermain peran pada prinsipnya

merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada


dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam

kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi

agar peserta memberikan penilaian . Misalnya: menilai keunggulan

maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian

memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-

peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah

yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan

pemain dalam melakukan permainan peran.

 Jigsaw Learning : Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang

dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik

"pertukaran dari kelompok" (group-to-group exchange) dengan

suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan

sesuatu.

 Poster Session : Metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah

cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik

secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang

pertukaran ide di antara mereka.

 Billboard Ranking : Banyak materi belajar tidak mencakup isi yang

berupa pernyataan yang benar atau salah. Misalnya pembahasan

tentang hikmah-hikmah shalat, haji atau zakat. Uraian tentang hal

itu sangat terbuka bagi siapapun untuk menambah atau

menguranginya dengan memberikan argumentasi yang tepat.


 Critical Incident : Metode ini digunakan untuk memulai

pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan siswa sejak awal

dengan melihat pengalaman mereka. Critical incident dapat

diartikan sebagai kejadian penting, pengalaman yang membekas

dalam ingatan.

 Debat Aktif : Debat dapat menjadi metode yang tepat untuk

mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau siswa

diharapkan mampu mebela pendapat yang bertentangan dengan

keyakinannya sendiri. Metode ini diharapkan bisa menumbuhkan

sikap apresiasi (menghargai) pendapat orang lain yang berbeda.

Dengan demikian, dalam realita kehidupan siswa tidak cenderung

untuk menjadikan perbedaan-perbedaan sebagai sumber konflik.

Anda mungkin juga menyukai