Anda di halaman 1dari 4

MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Think-Pair-Share (TPS) adalah metode pembelajaran sederhana dimana


ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para murid duduk
berpasangan antara tim mereka. Guru memberikan pertanyaan di dalam kelas.
Murid diarahkan berfikir menuju sebuah jawaban pada pasangan mereka,
kemudian teman mereka mencapai kesepakatan pada sebuah jawaban. Akhirnya,
guru menanyakan untuk berbagi jawaban mereka pada saat istirahat.

Gambar 1 Think Pair Share


Tahapan dalam metode Think-Pair-Share :
1. Tahap pertama: Think (Berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat.
2. Tahap kedua: Pair (Berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Pada tahap ini
diharapkan siswa dapat berbagi ide dengan teman pasangannya jika telah

diberikan suatu pertanyaan. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
3.

Tahap ketiga: Share (Berbagi)


Guru meminta pada salah satu pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa

di kelas tentang apa yang mereka diskusikan. Ini efektif jika dilakukan secara
bergiliran sehingga semua pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Gambar 2 Contoh Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share


Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif TPS
Model pembelajaran kooperatif dengan metode Think-Pair-Sharejuga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain :
1.

Meningkatkan daya pikir siswa.

2.

Memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk berfikir.

3.

Mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa


saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

4.

Pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya


terdiri dari 2 orang.
Selain beberapa kelebihan di atas, metode Think-Pair-Share juga memiliki

kelemahan antara lain :

1.

Jika jumlah kelas sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam
membimbing siswa yang membutuhkan perhatian lebih.

2.

Pemahaman tentang konsep dalam setiap pasangan akan berbeda sehingga


akan dibutuhkan waktu tambahan untuk pelurusan konsep oleh guru dengan
menunjukkan jawaban yang benar.

3.

Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk mempresentasikan hasil diskusi


karena jumlah pasangan yang sangat besar.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS


Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS yang telah
dijelaskan di atas, penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan struktural tipe TPS sebagai berikut :
1. Pendahuluan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar timbul
rasa ingin tahu tentang konsep-konsep power amplifier yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menerangkan materi penguat / amplifier secara singkat.
Dalam fase ini guru menerapkan tahap thinking dengan mengajukan
pertanyaan mengenai amplifier secara klasikal dan member kesempatan
kepada siswa untuk berfikir dan mencoba memecahkan secara individu.
b. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Dalam fase ini, guru membentuk kelompok yang beranggotakan dua siswa.
c. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar dalam tahap pairing.
Dalam fase ini, guru menerapkan tahap pairing dengan meminta siswa
berpasangan untuk mendiskusikan atau menjawab pertanyaan dan memastikan
bahwa anggota kelompoknya sudah mengetahui dan memahami jawabannya.

Setelah itu guru berkeliling dari satu pasangan ke pasangan yang lain dan
memberikan bantuan kepada pasangan yang mengalami kesulitan belajar.
d. Guru menerapkan tahap sharing.
e. Guru memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap seluruh hasil yang
telah disajikan.
Dalam fase ini guru memanggil 2-3 pasangan secara acak untuk
mempresentasikan secara sederhana hasil kinerjanya menanggapi hasil yang telah
disajikan. Setelah presentasi dilakukan oleh siswa, guru menanggapi seluruh hasil
kinerja yang telah disajikan.

Anda mungkin juga menyukai