Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan


salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.Model
pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara
eksplisit sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat
disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
matematika di sekolah. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh
individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran
serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat
itu layak untuk dipertahankan.

Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas yang
kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas
yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-
Share (TPS).

Model pembelajaran TPS sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah


manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga
dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga
sekolah elite sekalipun.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Think Pair and Share (TPS)?
2. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran TPS?
3. Apakah manfaat dari model pembelajaran TPS?

1
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran TPS?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Think Pair and Share (TPS)?
2. Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran TPS?
3. Menjelaskan manfaat dari model pembelajaran TPS?
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran TPS?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengerian Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair and


Share

Pada tahun 1985 di Universitas Maryland Frank Lyman dkk


mengembangkan model pembelajaran think pair share.  Model
pembelajaran think pair share merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif. Model ini mengedepankan siswa untuk berperan aktif bersama
dengan teman kelompoknya dengan cara berdiskusi untuk memecahkan
suatu permasalahan. Menurut Frank Lyman sebagaimana dikutip oleh
Arends (1997), think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membentuk variasi suasana diskusi kelas. Beberapa keunggulan model ini
adalah think pair share meningkatkan kemampuan siswa karena siswa
mengingat dan menyampaikannya kepada siswa lain yang masih dalam
kelompokya. Siswa saling menyampaikan idenya dalam menyelesaikan
permasalahan bersama dengan teman kelompoknya.Model pembelajaran
think pair share dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir
sehingga model pembelajaran ini mempunyai potensi kuat untuk
memberdayakan kemampuan berpikir siswa dan melatih sikap ilmiah
siswa (Trianto, 2007), salah satunya adalah pemahaman konsep siswa.
Teknik think-pair-share di dalam model pembelajaran ini memberi
kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa
(Lie, 2004).

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan


salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi
bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting
kelompok secara keseluruhan.

Pada kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik perlu
dipupuk suasana persaingan. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa

3
orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya orang yang
memberinya. Sambil menjelaskan kepada temannya ia akan lebih
menguasai materi itu.

Karakteristik model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri,


berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta
didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat
saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think Pair


And Share

1. Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir sendiri.
2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan berdiskusi
dengan peserta didik lain untuk menyatukan jawaban yang sudah
mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih
dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Sharing (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan
melanjutkan sampai sekitar sebagian.
Dalam hal ini dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a) Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis
pada saat yang sama.

4
b) Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan
peserta didik lain menanggapi dengan cepat.
c) Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara
berdiri kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik
yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik
yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini
dilanjutkan sampai semua peserta didik duduk.
d) Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik
dengan kelompok yang lain. 

Berikut disajikan tahapan-tahapan model think pair share yang dipadukan


dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.

Sintaks Pembelajaran Think Pair Share

Langkah
Sintaks TPS Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
(1) (2) (3)
Guru memberikan motivasi, dan
menggali pengetahuan awal
Guru mengggali siswa dengan mengajukan
pengetahuaan sejumlah pertanyaan yang
Pendahuluan
awal siswa dan terkait dengan materi yang akan
memberikan dibelajarkan. Guru melibatkan
motivasi seluruh siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut.

(1) (2) (3)


Kegiatan inti Berpikir Guru memberikan sejumlah
(tahap Think) permasalahan di dalam
kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi  yang

5
dibelajarkan.  Guru
menkondisikan siswa untuk
memikirkan dan menjawab 
permasalahan tersebut secara
individual.
Guru mengkondisikan siswa
untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya di dalam suatu
Diskusi (pair) kelompok kecil beranggotakan
4-6 orang. Guru memfasilitasi
siswa untuk melakukan
persamaan pendapat.
Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya, sementara itu
kelompok yang lainnya
Berbagi (share)
memberikan tanggapan. Guru
mengobservasi dan
memfasilitasi kegiatan
presentasi siswa
Guru bersama siswa merefleksi
hasil kegiatan pembelajaran.
Kelompok yang paling aktif dan
Analisis dan
Kegiatan penutup antusias diberikan penghargaan
evaluasi
oleh guru. Siswa diberikan kuis
untuk dikerjakan secara
individual.

C. Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Tipe Think-Pair-Share

6
1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk
mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain
ketika mereka terlibat. Dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih
banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk
menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik
mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu
dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.
2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak
untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka
dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik,
mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan
tingkat tinggi.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Tipe


Think Pair and Share

1. Kelebihan
a) Proses kegiatan belajar mengajar tidak bergantung pada guru.
Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
beberapa sumber, dan dapat saling dan bertukar informasi antar
peserta didik.
b) Memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
c) Peserta didik dapat memiliki kemampuan mengungkapkan ide
atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan dengan ide-ide orang lain.

7
2. Kekurangan
a) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai
aktifitas.
b) Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita
waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus
membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat
meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
c) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang
kelas.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan
pemikiran peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir,
sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Selain itu, dalam
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena
banyak peserta didik yang terlihat antusias saat proses belajar mengajar
berlangsung.
Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe TPS,
sebelum berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir
terlebih dahulu, kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga
peserta didik telah mempunyai bahan untuk dibawa dalam diskusi
kelompok. Dengan demikian peserta didik akan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.
B. Saran
Semoga makalah ini membantu para guru maupun para calon guru untuk
menjadi guru yang professional dan berhasil dalam melakukan Model
Pembelajaran Think Pair and Share. Karena keberhasilan dalam proses
belajar mengajar merupakan keberhasilan pula dalam menerapkan metode
pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M. D. Prof. Dr. 1990. “Model – Model Mengajar” . Bandung: CV.


Diponegoro

Aziziah, Nur. Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Think Pair Share untuk
Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Anak Tunarungu. ( 21 September
2012)

Indriani, Jannatun. Artikel Inovasi Pembelajaran. www.kompasiana.com. ( 16


September 2012)

http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html

http://anggapermanaslk.com/index.php/model-pembelajaran-tps/

http://www.pakmono.com/2014/09/model-pembelajaran-think-pair-share-tps.html

10

Anda mungkin juga menyukai