Anda di halaman 1dari 14

Model Problem Based Learning (PBL)

Metode Tanya Jawab

1. Metode Tanya Jawab

Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan penting,sebab pertanyaan yang


tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.


b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan
c. Mengembangkan ppola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah
bertanya.
d. Menutun proses berpikir siswa, sebab petanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Langkah langkah mempersiapkan Tanya-jawab

a. Rumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dengan jelas


b. Cari alasan mengapa mempergunakan metode Tanya-jawab
c. Susun dan rumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan jelas, singkat, dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.
d. Tetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok
persoalan.

Hasibuan,J.J. & Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Remadja karya : Bandung, hal
14-20

2. Metode Tanya jawab


Metode Tanya jawab ialah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan
pertanyaan dan murid menjawab.
Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu , agar murid (siswa)
memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat
melanjutkan pelajaran berikutnya, dan untuk merangsang perhatian murid karena metode ini
dapat digunakan sebagai apersepsi, selingan dan evaluasi.
2.1 Metode Tanya jawab tepat digunakan :
a. Apabila ditunjukkan untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan.
b. Apabila dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berpikir anak.
c. Apabila ditunjukkan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan.
d. Apabila ditunjukkan sebagai selingan dalam ceramah

2.2 kebaikan metode Tanya jawab


a. situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berpikir dan menyampaikan buah
pikirannya melalui jawaban-jawabannya atas pertanyaan guru.
b. Sangat positif untuk mengerti anak agar berani mengemukakan pendapat dengan lisan
secara teratur.
c. Timbulnya perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas pada situasi
diskusi yang menarik.
d. Murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih berhati-hati dan
secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
e. Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan control terhadap
pemahaman dan pengertian murid tentang masalah yang dibicarakan.

2.3 kelemahan metode Tanya jawab :


a. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan guru akan menimbulkan
perbedaan senit sehingga memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Lebih-lebih
apabila timbul perbedaan pendapat antara murid yang menyalahkan pendapat guru maka
akan mengandung resiko yang cukup besar.
b. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama apabila terdapat
jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik perhatian atau murid mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengundang masalah baru padahal jauh dari sasaran
pelajaran yang dituju.
c. Memakan waktu yang cukup lama untuk merangum bahan-bahan pelajaran.

2.4 Langkah-langkah mempersiapkan Tanya jawab yang efektif:


a. terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dicapai dengan pertanyaan-pertanyan
yang diajukan.
b. Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah metode Tanya jawab ini tepat untuk
dipakai.
c. Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat membangkitkan minat dan
perhatian , dapat mendorong inisiatif anak, dan dapat merangsang murid untu bekerja
sama.
d. Dalam penggunaan metode ini hendaknya diarahkan pula untuk melatih anak mampu
mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain.
e. Tehnis mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas sea bergilir
dan merata, tdak hanya tertuju pada murid tertentu saja.
f. Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat menyimpang dari
pokok persoalan.
g. Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih memerlukan.

Dengan memperhatikan batasan-batasan penegrtian diatas, maka untuk membuka jalur


komunikasi dua arah, pertanyaan tidak mungkin dilakukan secara sepihak atau hanya dari
guru saja. Untuk tujuan bahkan pertanyaan murid-muridlah yang dapat memberi petunjuk
apakah komunikasi yang diharapkan telah berhasil atau belum.

Dikutip dari:
(imansjah alipandie.1984 . Didaktik metodik pendidikan umum. Usaha nasional:Surabaya.)
3. Tanya Jawab
Teknik ini amat sering digunakan untuk melengkapi metode ceramah. Setelah
kegiatan mengajar dengan bertutur maka seringkali diikuti dengan tanya jawab atau
sering digunakan diantara pelaksanaan metode ceramah atau digunakan pula untuk
berbagai tujuan.
Hal-hal yang perlu sebelum siswa memberi jawabannya yaitu:
a. Menganalisis keadaan
b. Mempertimbangkan semua alas an yang mungkin digunakan,
c. Masing-masing dinilai sesuai dengan tingkat kepentingannya,
d. Pilih satu diantaranya yang dianggap paling penting.

Metode Diskusi

4. Diskusi
Pengertian
Menurut Suryosubroto (1997 : 179), diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh
beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat
tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah.
4.1.1 Sintaks
Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Diskusi
Tahap Kegiatan Guru
(1) Menyampaikan pendahuluan;
(a) motivasi,
1. Menyampaikan tujuan dan (b) menyampaikan tujuan dasar
mengatur siswa diskusi,
(c) apersepsi.
(2) Menjelaskan tujuan diskusi.
(1) Mengajukan pertanyaan
2. Mengarahkan diskusi
awal/permasalahan,
(2) Modeling.
(1) Membimbing/mengarahkan siswa
dalam mengerjakan LKS secara
mandiri (think),
(2) Membimbing/ mengarahkan siswa
3. Menyelenggarakan diskusi dalam berpasangan (pair),
(3) Membimbing/ mengarahkan siswa
dalam berbagi (share),
(4) Menerapkan waktu tunggu,
(5) Membimbing kegiatan siswa.
4. Mengakhiri diskusi Menutup diskusi.
5. Melakukan tanya jawab singkat Membantu siswa membuat rangkuman
tentang proses diskusi diskusi dengan tanya jawab singkat.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

2. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa (kelompok – kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulakan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas suatu masalah.

Langkah – langkah penggunaan metode diskusi

a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan


seperlunya mengenai cara-cara pemecahanya. Dapat pula pokok masalahnya yang akan
didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting, judul atau
masalah yang akan didiskusikan harus dirimuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami
dengan baik oleh siswa.
b. Dengan pimpina guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih
pimpinan diskusi (ketua,sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan,sarana, dan
sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :
1) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan.
2) “berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya.
3) Lancar berbicara
4) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis.

Tugas Pimpinan diskusi antara lain:

1) Pengatur dan pengarah diskusi.


2) Pengatur “lalu-lintas” pembicaraan.
3) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
c. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok yang lain (kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban, serta
memberikan dorongan dan bantuan agar setiap kelompok berpartisispasi aktif, dan agar
diskusi berjalan lancer. Setiap anggota hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan
dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap
anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
d. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi
oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan
terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi
dari setiap kelompok.

Hasibuan,J.J. & Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Remadja karya : Bandung, hal
20-24

3. Metode Diskusi

Langkah-langkah menggunakan Metode Diskusi

a. Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan. Suatu masalah hendaknya dinyatakan


dalam bentuk pertanyaan yang memungkinkan dapat meransang anak berpikir dan
macam-macam jawaban.
b. Mengemukakan beberapa alasan mengapa masalah itu perlu didiskusikan.
c. Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengemukakan pendapatnya atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap pendapat orang lain atau terhadap persoalan
lain yang dikemukakan guru.
d. Menyimpulkan perbedaan pendapat.

Engkoswara. 1984. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Bumi aksara :Bandung, Hal 50-51

4. Metode diskusi

Menurut bridges (1979) dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar :

1. Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya;


2. Setiap siswa harus saling mendengarpendapat orang lain;
3. Setiap siswa harus saling memberikan respon;
4. Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting;
5. Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.

Langkah-langkah melaksanakan diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, makaperlu dilakukan langkah-langkah berikut
ini:

1. Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantarannya:
 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan
khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap siswa sebagai peserta
diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
 Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuanyang ingin
dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa
tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang
diutamakan adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan ,
maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
 Menetapkan masalah yang dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi
pembelajaran atau masalah-masalah yang aktualyang terjadi di lingkungan masyarakat
yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
 Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi,
misalnya ruang kelas dengan fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator,
notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

2. Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
 Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
 Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan
yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainnya.
 Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan
gagasan dan ide-idenya.
 Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini
sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar
dan tidak fokus.

3. Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
 Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
 Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai
umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
(Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.)

5. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada
suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur
berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama.

Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

 Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta
kepada siswa mengemukakan suatu pokok yang akan didiskusikan.
 Guru menjelaskan tujuan diskusi
 Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang
didiskusikan
 Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat
 Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendengarkan apa yang sedang dikemukakan
 Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan
diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya
 Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok atau problem
 Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang
memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah
 Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antar siswa dengan siswa
 Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.

Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut;


 Menelaah topik/ pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu
problem dan topik kepada kelas.
 Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sember
pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang
diajukan.
 Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah
membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
 Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang
baru dikemukakan.
 Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh
siswa atau kelompok lain.
 Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
 Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik
setuju maupun bertentangan.
 Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
 Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
 Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari
pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.

(Siburian S. dan Asrial rer nat (2012). model pembelajaran sains )

6. Metode diskusi
Metode diskusi ialah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan suatu topik mata
pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dalam metode ini semua anak diikut sertakan secara aktif untuk mencari pemecahan tentang
topik tersebut (diskusi = debat). Karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan beberapa
orang murid yang bekerja sama dalam mencapai kemungkinan pemecahan yang terbaik,
maka metode ini biasa juga disebut metode musyawarah.

6.4 metode diskusi tepat digunakan :


a. apabila ada masalah yang diperkirakan tepat untuk dipecahkan oleh para murid.
b. Apabila diperlukan suatu keputusan atau pendapat bersama tentang suatu masalah.
c. Apabila ingin menggugah kesanggupan pada anak untuk merumuskan jalan pikirannya
secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.
d. Apabila ingin membiasakan anak suka mendengar pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri; membiasakan bekerjasama dan bersikap terbuka
dan penuh toleransi.
6.5 Langkah-langkah mempersiapkan diskusi yang efektif ;
a. rumuskan tujuan khusus yang akan didiskusikan
b. selidiki dan pertimbangkan apakah metode ini tepat untuk dipakai.
c. Persiapkan bahan-bahan sesuai dengan tujuan khusus yang hendak dicapai dalam
diskusi.
d. Guru hendaknya mempersiapkan diri sebagai pimpinan diskusi dari segala
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi.
e. Usahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan mengemukakan
pendapatnya. Untuk itu guru harus mempunyai catatan tentang pribadi masing-masing
murid yang diikut sertakan dalam diskusi.

6.6 cara melaksanakan diskusi


a. syarat-syarat pertanyaan :
 harus menarik minat dan perhatian murid.
 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
 Harus merangsang timbulnya pendapat-pendapat yang banyak.
 Harus mengandung kemungkinan jawaban lebih dari satu.
 Harus membutuhkan pertimbangan atau perbandingan dari beberapa kenyataan.
 Tidak terbatas pada jawaban ya atau tidak.

b. Tugas guru dalam diskusi:


Dalam beberapa hal guru boleh secara aktif mengikuti diskusi bersama para murid
dengan mengemukakan pandangan atau pengarahan yang bersifat memimpin atau
membimbing jalannya diskusi ke arah tujuan yang sebenarnya, menjaga agar diskusi
tidak menyimpang dari topik yang telah ditetapkan, dan menjaga agar semua anggota
kelompok/peserta diskusi memperoleh kesempatan berpartisipasi. Bila jumlah peserta
terlalu banyak, atau dari satu topik mempunyai aspek yang cukup banyak untuk
diperbincangkan, sebaiknya kelompok dipecah menjadi dua atau lebih. Dalam hal ini
masing-masing kelompok memilih pemimpin diskusi yang sekaligus diserahi tanggung
jawab menyampaikan kesimpulan dari kelompok masing-masing kepada seluruh peserta
diskusi. Pemecahan kelompok itu harus diatur sedemikian rupa agar tidak
membingungkan, dan guru sebaiknya berfungsi sebagai koordinator.

Pada umumnya ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh pemimpin diskusi berupa tiga
peranan penting yang harus dilaksanakannya, yakni :
1. Sebagai pengatur lalu lintas :
 Mencegah agar diskusi tidak dikuasai anak-anak tertentu saja yang memang
gemar berbicara.
 Anak-anak yang pemalu atau pendiam supaya diberi kesempatan
mengemukakan pendapatnya, sebab tidak jarang pikirannya bahkan dapat
memberikan sumbangan yang sangat penting terhadap jalannya diskusi.
 Pembicara supaya diatur secara bergilir dan merata, jangan sampai semua
peserta berbicara serempak.
 Membimbing serta mengarahkan semua pendapat, usul maupun saran para
peserta agar diskusi berjalan lancar tidak macet dan tidak menyimpang dari
topik pembahasan yang telah diteteapkan.
2. Sebagai dinding pengaman :
 Setiap kali menerima pertanyaan dari para peserta, mana-mana yang perlu,
dipantulkan kembali kepada kelompok.
 Menjaga agar diskusi tetap berlangsung wajar tidak sekedar berupa tanya
jawab antara murid dengan guru.
 Harus bertindak sebagai juru pengaman yang menerima, menolak atau
menyampaikan segala pendapat dan usul-usul serta saran dari anggota kepada
seluruh peserta diskusi.
 Pimpinan sendiri tidak perlu menjawab pertanyaan melainkan memberi
kesempatan kepada murid-murid untuk memberikan tanggapan-tanggapan.
3. Sebagai penunjuk jalan :
 Memberi petunjuk-petunjuk umum agar setiap peserta menyadari dan
mengetahui tentang struktur pokok atau bentuk diskusi.
 Membetulkan bila terdapat pertanyaan anggota serta yang keliru serta
meluruskan jalannya diskusi bila terjadi kevacuman pembicaraan dan
penyimpangan.
c. Evaluasi hasil diskusi :
Untuk mengetahui trcapai tidaknya tujuan-tujuan khusus diskusi, perlu dilakukan
penilaian dengan teknik evaluasi yang wajar, dengan memperhatikan beberapa hal :
 Apakah sudah menjelaskan masalah-masalah pokok tentang hakekat diskusi serta
bahan-bahan yang akan didiskusikan.
 Permasalahan-permasalahan baru yang timbul, apakah diserahkan ke forum
diskusi atau dijawab sendiri oleh guru.
 Bagaimana cara yang dilakukan untuk menggugah partisipasi murid-murid dalam
diskusi itu.
 Bagaimana cara menghadapi murid yang ingin menguasai jalannya diskusi.
 Bagaimana sikap guru terhadap pembahasan yang salah.
 Guru ataukah peserta yang lebih banyak berbicara dalam diskusi.
 Dapatkah tatatertib terpelihara selama berlangsungnya diskusi.
 Mampukah guru dan bagaimana caranya mengatasi perbedaan pendapat di antara
para peserta.
 Apakah diskusi berjalan lancar dan penuh semangat.

(imansjah alipandie

Metode Penugasan
1. Penugasan/Superitem
Pembelajaran superitem merupakan strategi pembelajaran yang dimulai dari tugas
yang sederhana kemudian meningkat pada tugas yang lebih kompleks. Karakteristik soal-
soal superitem, yang di dalamnya memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat
kognitifnya, memberi peluang kepada siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
memahami hubungan antarkonsep
Karena pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk mengerjakan tugas yang
levelnya semakin meningkat, maka sintak strategi pembelajaran superitem juga
seharusnya didasarka pada beberapa karakteristik berikut.
1. Guru mengilustrasikan konsep-konsep konkret dan menggunakan analogi-analogi.
2. Guru memberikan latihan soal bertingkat.
3. Guru memberikan soal tes bentuk superitem.
4. Siswa menggabungkan informasi yang terdapat dalam soal-soal tersebut.
5. Siswa menghubungkan beberapa informasi dari soal-soal.
6. Siswa menggabungkan informasi dalamm soal dengan informasi lain di luar soal.
7. Siswa membuat hipotesis atas soal-soal superitem. Menurut Wilson dan Chavarria
(1993), untuk mengkonstruksi bentuk soal superitem, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:

Konstruksi superitem harus dimulai dengan menentukan terlebih dahulu prinsip umum yang
menjadi fokus pada item level empat. Prinsip tersebut akan menjadi

Anda mungkin juga menyukai