Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Drs. I Made Putra, M.Pd

OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS J / 4
Ni Wayan Nik Lisa 1411031130 / 09
Ni Luh Tiara Kencana Dewi 1411031141 / 13
Ni Wayan Eka Yulia Sandra Devi 1411031182 / 24
I Ketut Agus Suartika 1411031190 / 27
Luh Made Puspayuni 1411031199 / 33
Ni Nyoman Sri Arianti 1411031207 / 35
Ni Nyoman Tri Ayu Sukraningsih 1411031223 / 39

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat
penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa
yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber
daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan
suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu
diantaranya melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara
menyeluruh.
Perbaikan pendidikan antara lain ditempuh melalui perbaikan model
pembelajaran yang digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses belajar
mengajar. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai gaya mengajar yang
kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan secara maksimal.
Guru kurang memperhatikan bahwa penggunan metode yang kurang tepat
dapat menyebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi tidak
efektif dan kurang optimal. Banyaknya model yang ada, seorang guru dituntut
dapat memilih model yang tepat untuk mengajarkan suatu pokok bahasan
tertentu, karena sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang paling baik,
setiap model memiliki spesifikasi masing-masing. Suatu model pembelajaran
tertentu mungkin efektif jika digunakan untuk mengajarkan topik tertentu,
bukan berarti model itu efektif juga digunakan untuk menyampaikan topik
lain. Oleh karena itu guru harus mengemas proses pembelajaran agar menjadi
proses pembelajaran yang menyenangkan dan se-efektif mungkin, yaitu salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT).
NHT adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer
Kagan yang di rancang agar seluruh peserta didik lebih mampu menguasai
materi yang di sampaikan dan meningkatnya prestasi akademik peserta didik.

1
Peserta didik di ajak untuk menelaah dan mengukur pemahaman terhadap
materi yang di sampaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakag, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana hakikat model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT)?
2) Bagaimana langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT)?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui bagaimana hakikat model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT).
2) Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah (sintaks) model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
3) Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together


(NHT)
Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik
(Iru dan Arihi, 2012:59).
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber
struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja
saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur
tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional
seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh
guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini
menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam
mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan guru (Trianto,
2009:82).

2.2 Langkah-langkah (Sintaks) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) menurut Ibrahim (dalam Iru & Arihi, 2012:59) memiliki empat
langkah yaitu (1) Penomoran, (2) Pengajuan pertanyaan, (3) Berpikir
bersama, (4) Pemberian jawaban. Langkah-langkah tersebut kemudian dapat

3
dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan. Keenam
langkah tersebut sebagai berikut.
1) Persiapan
Dalam langkah ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.

2) Penomoran (Numbering)
Dalam langkah ini guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok. Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang siswa. Guru
memberi nomor antara 1 sampai 5 kepada setiap anggota kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan
kemampuan belajar.

3) Pengajuan pertanyaan (Questioning) dan berpikir bersama (Heads


Together)
Dalam kerja kelompok, guru memberikan pertanyaan/membagikan
LKS kepada setiap anggota kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.
Selanjutnya, setiap anggota kelompok akan berpikir bersama untuk
menjawab dan menyelesaikan pertanyaan dalam LKS. Dalam diskusi
kelompok, siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan dan meyakinkan
bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada
dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

4) Pemberian jawaban (Answering)


Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor tertentu, kemudian
siswa yang nomornya disebut mengacungkan tangannya. Guru memilih
secara acak siswa yang nomornya sama untuk diberikan kesempatan
menjawab pertanyannya yang mewakili jawaban kelompoknya.

5) Memberi kesimpulan
Guru memberikan koreksi atau kesimpulan dari semua pertanyaan
yang telah dijawab oleh siswa dalam diskusi kelompok.

6) Memberikan penghargaan
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata
pujian maupun simbol-simbol pada siswa dan memberi nilai yang lebih
tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik. Penghargaan ini
dilakukan untuk memacu motivasi belajar siswa, karena motivasi memiliki
peranan penting untuk menentukan kesuksesan suatu pembelajaran.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Numbered Head Together (NHT)
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT) adalah sebagai berikut.
1) Kelebihan
a) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
b) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat
melalui aktifitas belajar kooperatif.
c) Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi
pengetahuan akan menjadi lebih besar atau kemungkinan untuk siswa
dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan. 
d) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat
kepemimpinan.
e) Setiap siwa menjadi siap dalam belajar.
f) Situasi belajar menjadi lebih aktif, hidup, bersemangat dan berdaya
guna.

5
g) Merupakan latihan berpikir ilmiah dalam menghadapi masalah
h) Menumbuhkan sifat objektif, percaya pada diri sendiri, keberanian,
serta tanggung jawba dalam menghadapi atau menyelesaiakn
permasalahan.

2) Kekurangan
a) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat
menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang kurang pandai. 
b) Dalam proses diskusi kemungkinan akan ada siswa yang sekedar
menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman
yang memadai. 
c) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
d) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil dapat dipanggil lagi oleh
guru.
e) Tidak semua anggota kelompok yang memiliki nomor yang sama
dipilih oleh guru untuk menyampaikan jawaban untuk mewakili
kelompoknya.
f) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena
membutuhkan waktu yang lama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
tingkat akademik.
2) Langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) memiliki empat langkah yaitu (1)
Penomoran, (2) Pengajuan pertanyaan, (3) Berpikir bersama, (4)
Pemberian jawaban. Langkah-langkah tersebut kemudian dapat
dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan, yaitu
(1) Persiapan, (2) Penomoran (Numering), (3) Pengajuan pertanyaan
(Questioning) dan berpikir bersama (Heads Together), (4) Pemberian
jawaban (Answering), (5) Memberi kesimpulan, (6) Memberikan
penghargaan.
3) Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di kelas.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan agar semua pembaca
khususnya calon guru dapat lebih mengetahui tentang model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT), sehingga dalam proses pembelajaran kita
dapat memilih model pembelajaran yang tepat digunakan sesuai materi yang
dibelajarkan.

7
DAFTAR RUJUKAN

Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Multi Presindo: Yogyakarta

Ngalimun.2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo:


Yogyakarta

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana


Prenada Media Group: Jakarta
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Kelas/Semester : VI/I
Tema/Topik : Selamatkan Makhluk Hidup
Sub Tema : Tumbuhan Sumber Kehidupan
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yangdijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, serta dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan investigasi tentang ciri khusus
makhluk hidup dan lingkungan, serta campuran dan larutan dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
IPS
3.3 Memahami keterkaitan manusia dalam hubungannya dengan kondisi
geografis di wilayah Indonesia serta pengaruhnya bagi kehidupan
sosial, ekonomi, dan budaya.
4.3 Mengemukakan hasil pemahaman mengenai keterkaitan manusia dalam
hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia serta
pengaruhnya bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam
berbagai bentuk media (lisan, tulisan, gambar, foto, dan lainnya).

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
3.1.1 Menemukan informasi dari teks laporan investigasi

IPS
3.3.1 Menjelaskan kondisi geografis di wilayah Indonesia
3.3.2 Mengidentifikasi pengaruh kondisi geografis di wilayah Indonesia bagi
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatnya.
4.3.1 Mengidentifikasi ketampakan geografis di Indonesia

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui metode penugasan dengan mengamati media teks investigasi di
buku siswa, siswa dapat menemukan informasi mengenai tempat hidup
tanaman teh dengan benar.
2. Melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan media
gambar ketampakan geografis di Indonesia, siswa dapat menjelaskan
kondisi geografis di wilayah Indonesia dengan benar.
3. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan dengan menggunakan
media LKS, siswa dapat mengidentifikasi pengaruh kondisi geografis di
wilayah Indonesia bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
dengan benar.
4. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan dengan menggunakan
media LKS, siswa dapat mengidentifikasi ketampakan geografis di
Indonesia dengan benar.

E. MATERI AJAR
1. Teks Investigasi
Tempat Hidup Tanaman Teh

Selain segelas air putih, secangkir teh merupakan minuman


yang banyak dikonsumsi di berbagai belahan dunia. Kandungan teh
yang konon bermanfaat bagi tubuh pun sudah banyak diteliti oleh banyak
kalangan. Di Indonesia, kebiasaan minum secangkir teh manis di pagi
atau sore hari, banyak ditemukan di berbagai etnis penduduk. Memang
terbukti, tanaman teh tumbuh subur di wilayah pegunungan di seluruh
Indonesia. Teh merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh
pada ketinggian antara 200 sampai dengan 2.000 meter di atas
permukaan laut. Suhu yang dibutuhkannya untuk dapat tumbuh
dengan baik antara 14°–25°C, yang diikuti oleh cahaya matahari yang
cerah serta kelembapan relatif di siang hari tidak kurang dari 70%.
Intensitas sinar matahari juga sangat mempengaruhi pertumbuhan teh.
Makin banyak sinar matahari, makin tinggi suhunya. Jika suhu
mencapai 30° Celcius, maka pertumbuhan tanaman teh akan
terhambat. Tanaman teh juga tidak tahan terhadap kekeringan. Curah
hujan yang dibutuhkan tanaman teh minimum 1.200 mm yang
merata sepanjang tahun.
Di Indonesia, perkebunan teh tersebar di beberapa wilayah
pegunungan di Pulau Jawa dan Sumatera. Ada pula yang berada
pada ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut. Namun
pada ketinggian ini, hasil perkebunannya tidak sebaik hasil dari
perkebunan di daerah yang lebih tinggi. Aroma teh yang dihasilkan di
sini tidak sewangi teh di perkebunan yang lebih tinggi. Pada
ketinggian ini, kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap dan
memerlukan material penutup tanah untuk menjaga kelembapan
tanah. Sebagai vegetasi di pegunungan, pohon teh juga berfungsi
untuk mencegah terjadinya erosi. Gugus tanaman teh yang ditanam
berjajar rapi dengan jarak satu meter menahan derasnya aliran air
sehingga tanah tidak terkikis terbawa air. Di balik secangkir teh yang
biasa kita minum setiap hari, dapat diketahui bahwa faktor
lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan rasa teh. Lingkungan yang
tepat akan memberikan hasil yang baik dalam tiap seduhannya.

2. Ketampakan Geografis di Indonesia


Ketampakan geografis di Indonesia terbagi menjadi dua jenis
wilayah yaitu :
a. Dataran Tinggi
Adapun ketampakan geografis di wilayah dataran tinggi adalah
sebagai berikut.
1) Bentang alam dan jenis sumber daya alam : pegunungan dengan
perkebunan teh, sayuran dan buah, hutan cemara, dan air terjun.
2) Jenis tumbuhan : teh, kopi, cengkeh, buah-buahan, dan sayuran.
3) Mata pencaharian penduduk : biasanya sebagian besar
masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani sayuran.

b. Dataran Rendah
Adapun ketampakan geografis di wilayah dataran rendah adalah
sebagai berikut.
1) Bentang alam dan jenis sumber daya alam : hutan tropis dengan
beragam jenis tumbuhan, sawah dan kebun buah-buahan serta
sungai, pantai dengan hutan bakau, tambak garam, kelapa, dan ikan
laut.
2) Jenis tumbuhan : padi, palawija, tebu, kelapa, bakau, dan
ganggang.
3) Mata pencaharian penduduk : di daerah pedesaan, biasanya
sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai
petani di sawah, jika di daerah perkotaan maka masyarakatnya
memiliki beragam mata pencaharian, dan jika di daerah dekat
pantai masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan,
petambak garam, petani bakau, atau pengumpul ganggang atau
kelapa.

F. METODE, PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


Metode : Ceramah, diskusi, dan penugasan
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Numbered Head Together (NHT)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan ± 10
Pendahuluan salam dan mengkondisikan siswa agar siap menit
menerima pembelajaran.
2. Guru bersama siswa berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
3. Guru melakukan absensi.
4. Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan
tanya jawab dengan siswa mengenai keadaan tempat
tinggal mereka. Misalnya:
Siapa yang rumahnya dekat dengan pantai?
Siapa yang rumahnya di dekat sawah?
Siapa yang kampungnya dekat dengan
pegunungan?
Bagaimana keadaan udara di rumah kalian?
Apa saja tumbuhan yang terdapat di sekitar
rumah kalian?
Apa saja pemandangan yang kalian lihat
kesehariannya di rumah?
Guru mengajak siswa untuk bernyanyi “Naik-naik
ke Puncak Gunung”.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari
ini.
Kegiatan 1. Guru mengaitkan kegiatan apersepsi dengan materi ±80
Inti pembelajaran hari ini dengan menayangkan gambar menit
daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi.
Contoh gambar:

Gambar wilayah dataran tinggi

Gambar wilayah dataran rendah

2. Guru menugaskan siswa untuk mengamati gambar.


3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai kondisi geografis yang ada dengan
melihat gambar.
4. Guru menjelaskan materi secara umum mengenai
kenampakan alam di wilayah dataran tinggi dan
wilayah dataran rendah.
5. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 3 – 5 orang.
6. Guru memberi nama A sampai G pada masing-
masing kelompok dan memberi nomor 1 sampai 5
pada masing-masing siswa.
7. Guru membagikan LKS ke setiap kelompok.
8. Siswa secara berkelompok mendiskusikan dan
mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru.
9. Guru bersama siswa membahas LKS bersama
dengan cara guru menyebutkan satu nomor dan
siswa yang nomornya disebut oleh guru
mengangkat tangannya. Kemudian, guru menunjuk
acak siswa dalam kelompok yang akan menjawab.
Bagi siswa yang menjawab dengan benar,
mendapat tambahan poin 1 bintang pada
kelompoknya. Bagi siswa yang tidak benar dalam
menjawab, maka kelompok siswa tersebut tidak
mendapat poin tambahan.
10. Guru menyebutkan kembali satu nomor dan siswa
yang disebutkan nomornya mengangkat tangan.
Selanjutnya guru menunjuk acak siswa dalam
kelompok yang akan menjawab. Proses ini
berlanjut sampai semua siswa mendapat giliran
menyampaikan hasil jawaban pertanyaan pada
LKS.
11. Guru bersama siswa mengoreksi dan memberikan
penguatan jawaban dari masing-masing kelompok.
12. Guru bersama siswa menghitung hasil akhir poin
bintang yang didapat oleh masing-masing
kelompok. Kelompok yang mendapat jumlah
bintang paling banyak diberikan pujian dan
dinyatakan sebagai kelompok yang paling baik.
13. Guru menugaskan siswa untuk kembali ke tempat
duduk masing-masing (tempat duduk sebelum
dibentuk kelompok).
14. Guru membagikan soal latihan kepada masing-
masing siswa untuk dikerjakan selama ±20 menit
dalam buku latihan.
15. Setelah selesai mengerjakan soal latihan, guru
menugaskan siswa untuk mengumpulkan buku
latihan ke depan kelas.
Kegiatan 1. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang ± 15
Penutup dipelajari hari ini. menit
2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan PR
yang ada dalam buku siswa.
3. Melakukan doa bersama siswa sebelum menutup
pembelajaran.
4. Menutup kegiatan pembelajaran hari ini dengan
mengucapkan salam dan menyanyikan lagu daerah

H. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


1) Gambar Ketampakan Alam
2) Papan tulis
3) LKS
4) Buku Tematik Terpadu Kelas VI SD/MI Tema Selamatkan Makhluk
Hidup
5) LCD
6) Proyektor
7) Kartu nomor
8) Kartu huruf

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
a. Penilaian Sikap
Perubahan Tingkah Laku
Tanggungjawab Cermat Percaya Diri
No Nama
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan :
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik
Berilah dengan tanda centang () pada kolom yang sesuai.
Penskoran = Total Skor
3

b. Penilaian Pengetahuan
 Menjawab soal latihan yang dikerjakan di dalam buku latihan siswa.
Skor maksimal 100
Satu soal bernilai 25 poin

c. Penilaian Keterampilan
1) Rubrik Mengidentifikasi Laporan Teks Investigasi
Perlu
Sangat Baik Baik Cukup
No. Kriteria Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Mampu
Informasi
menemukan Informasi
umum yang Informasi
Informasi informasi umum yang
ditemukan umum yang
1 penjelasan umum ditemukan
tepat, tetapi ditemukan
umum secara tepat, kurang
kurang tidak tepat.
lengkap, tepat.
lengkap.
dan benar.
Mampu
menemukan
informasi Fakta-fakta
Fakta-fakta Fakta-fakta
fakta-fakta yang
Fakta-fakta yang yang
yang ditemukan
2 berdasarkan ditemukan ditemukan
terdapat tepat, tetapi
data kurang tidak tepat.
dalam teks kurang
tepat.
secara tepat, lengkap.
lengkap dan
benar.
3 Kesimpulan Mampu Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
yang
menemukan
ditemukan
kesimpulan yang yang
cukup tepat
secara tepat, ditemukan ditemukan
tetapi
lengkap, kurang tepat tidak lengkap
kurang
dan benar
lengkap
Keterangan:
Berilah dengan tanda centang () pada kolom yang sesuai.
Penskoran = Total Skor
3

Anda mungkin juga menyukai