OLEH:
Metode pembelajaran ini sangat baik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
siswa, karena pada tahap pemahaman konsep, siswa harus benar-benar memahami materi, karena
setiap anggota kelompok akan diambil satu orang untuk menjawab pertanyaan dari guru. Oleh
karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat efektif untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika, terutama dalam kelas IV
SD yang merupakan awal dari pembelajaran matematika yang lebih kompleks.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model ini memungkinkan siswa untuk
berkolaborasi dan berdiskusi dengan teman sekelompok dalam memecahkan masalah matematika,
yang kemudian dapat meningkatkan pemahaman konsep mereka dan memperbaiki keterampilan
sosial mereka. Melalui penerapan model pembelajaran NHT, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas IV SD dalam mata pelajaran matematika.
1.3 Tujuan
Dalam Model Pembelajaran NHT (numbered head together) yang merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap anggota
kelompok kemudian diberi nomor dan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Ketika suatu kelompok ingin menjawab, guru akan secara acak memilih salah satu siswa dari
kelompok tersebut dengan menyusun ulang nomor yang dimiliki setiap anggota kelompok
penjawab.
Suatu bentuk percakapan kelompok disebut Numbered Heads Together (NHT). Strategi
yang dibuat oleh Russ Frank tepat untuk menjamin akuntabilitas individu dalam pembicaraan
kelompok, menurut Slavin (Huda, 2014: 203). (Huda, 2014: 203), metode yang dikembangkan
oleh Russ Frank cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan
NHT adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Seiring dengan peningkatan kerjasama siswa, NHT juga dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2014: 203)
Muhammad Nur (Maryam, 2013:7), “NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya
merupakan variasi diskusi kelompok. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran NHT guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. guru tanpa
memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya.
Menurut Muhammad Nur (Maryam, 2013: 7), “Cara ini akan memastikan keterlibatan total
semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu
dalam diskusi kelompok.” Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk berbagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Lie (Maryam, 2013: 8) menulis bahwa, “Tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah
tipe kooperatif dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5
orang”. Dalam setiap kelompok, siswa yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang
sehingga dapat menumbuhkan rasa sosial diantara setiap anggota kelompok.
Melalui pembelajaran ini, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa semua anggota kelompok dapat menjawabnya. Seperti yang diungkapkan oleh Shoimin
(2017, p. 108) bahwa model pembelajaran NHT atau numbered head together merupakan model
pembelajaran kelompok dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kerja
kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara satu siswa dengan siswa lainnya. siswa dalam
sebuah kelompok. untuk saling memberi dan menerima.
Sementara itu, Lestari & Yudhanegara (2015, hlm. 44) menjelaskan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
mengkondisikan siswa untuk berpikir bersama dalam kelompok dimana setiap siswa diberi nomor
dan memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab masalah. . diusulkan oleh guru melalui
panggilan nomor acak.
Lebih lanjut Hosnan (2014, p. 252) menjelaskan bahwa NHT merupakan salah satu jenis
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
Pendekatan pembelajaran kooperatif menjadi populer dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar. Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan
untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
1. Teori Konstruktivisme
Teori ini mendukung ide bahwa pembelajaran adalah konstruksi dari ide-ide dan
konsep yang didapat dari pengalaman dan pemahaman siswa. Pembelajaran kooperatif
membantu siswa untuk saling berbagi, berdiskusi, dan membangun pengetahuan bersama.
Menurut Thobroni & Mustofa (2015, hlm. 107) Teori konstruktivisme memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan
atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya. Artinya,
belajar dalam pandangan konstruktivisme betul-betul menjadi usaha aktif individu dalam
mengonstruksi makna tentang sesuatu yang dipelajari.
Sementara itu, Yaumi & Hum (2017, hlm. 42) meungungkapkan bahwa
konstruktivisme mengasumsikan bahwa siswa datang ke ruang kelas dengan membawa
ide-ide, keyakinan, dan pandangan yang perlu diubah atau dimodifikasi oleh seorang guru
yang memfasilitasi perubahan ini, dengan merancang tugas dan pertanyaan yang
menantang seperti membuat dilema untuk diselesaikan oleh peserta didik.
2. Teori Kognitif
Teori ini menganggap bahwa belajar melibatkan proses kognitif yang kompleks
seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
membantu siswa untuk meningkatkan proses kognitif seperti mengingat informasi,
menganalisis masalah, dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
Menurut Al-Hasan (2012, hlm. 10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif
adalah kemampuan untuk berpikir secara lebih kompleks dan melakukan penalaran serta
pemecahan masalah. Semakin berkembangnya kemampuan kognitif maka akan
mempermudah seseorang untuk menguasai pengetahuan umum yang lebih luas.
2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian lain yakni dilakukan oleh Hikmayanti (2010:49) menunjukkan hasil penelitian
yang telah dilakukan yakni: (1) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menggunakan
media Flash dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran biologi. (2) Aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran biologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) menggunakan media Flash termasuk dalam kategori aktif.
Penelitian lain oleh Ulva Pratiwi (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “ Penerapan
Model Numbered Head Together dengan Media Flash Card Dalam Peningkatan Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Dorowati Tahun Ajaran 2014/2015”. Disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan perangkat pembelajaran dengan penerapan
model NHT dengan Media Flash Card untuk pokok bahasan Bilangan Romawi. Pada penelitian
tersebut terdapat permasalahan tentang bilangan romawi dengan menerapkan model NHT
dengan media Flash Card Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan siswa dari pra tindakan
hanya 40%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 64%, pada siklus II meningkat menjadi
78%, dan pada siklus III menjadi 88%. Sehingga penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
penerapan model NHT dengan media Flash Card dapat meningkatkan pembelajaran
matematika bilangan romawi kelas IV. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel terikat
yaitu penerapan model Numbered Heads Together (NHT).
Shadiq (2014) menjelaskan bahwa menurut para ahli pendidikan matematika, matematika
adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Sekali lagi,
hal ini menunjukkan bahwa guru matematika harus memfasilitasi siswanya untuk belajar
berpikir melalui keteraturan (pattern) yang ada. Pelajaran matematika sangat penting karena
akan berpengaruh terhadap kehidupan siswa, misalnya untuk berfikir dan memecahkan suatu
masalah yang dia hadapi. Akan tetatpi jika kita tinjau dilapangan maka bisa ditemukan masalah
yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika.
Pembentukan kelompok dengan tema yang sesuai dengan minat siswa, kelompok yang
sesuai dengan minat siswa dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat
membantu siswa untuk lebih aktif dalam melakukan diskusi dan berbagi ide dalam kelompok.
Memberikan panduan kepada siswa selama diskusi kelompok guru harus memberikan panduan
kepada siswa selama diskusi kelompok agar siswa lebih fokus dalam diskusi dan memahami
topik yang sedang dibahas. Hal ini juga akan membantu siswa untuk memperjelas pemahaman
mereka.
Membuat evaluasi kelompok secara regular dalam hal ini guru harus melakukan evaluasi
kelompok secara reguler agar siswa lebih termotivasi dan mengetahui sejauh mana
perkembangan kelompok mereka. Hal ini akan membantu siswa untuk merasa lebih
bertanggung jawab dalam belajar dan melaksanakan tugas mereka dalam kelompok.
Dalam kegiatan pembelajaran guru sudah baik dengan melakukan tanya jawab kepada
siswa agar siswa lebih aktif dengan menanggapi setiap pertanyaan guru, tetapi kegiatan
pembelajaran masih cenderung guru lebih banyak menjelaskan. Dan banyak siswa
menganggap bahwa pembelajaran matematika itu sulit karena berkaitan dengan perhitungan.
Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 pertemua. Tindakan
yang dilakukan salah satunya dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Numbered
Heads Together (NHT) dengan Media Manipulatif. Model NHT dengan media manipulatif
dipilih karena merupakan salah satu model pembelajaran inovatif, media yang konkret dapat
dilihat serta digunakan langsung oleh siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung perkalian siswa kelas.
Penerapan model NHT akan lebih menarik bila dikolaborasikan dengan penggunaan media
agar kemampuan siswa tentang operrasi hitung perkalian lebih meingkat, pembelajaran
semakin bermakna serta berjalan secara efektif dan efisien. Melalui model NHT dengan media
manipulatif dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dalam pembelajaran
matematika, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Kondisi akhir yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan media manipulatif dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk mengetahui bagaimana pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
diimplementasikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SD.
, mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dalam pembelajaran matematika , mengetahui bagaimana respon siswa terhadap implementasi
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika., mengetahui
bagaimana evaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tentang kondisi awal,
pemberian tindakan, dan kondisi akhir di atas, maka secara skematis kerangka berpikir dapat
digambarkan pada gambar 2.3 berikut:
SIKLUS I
Guru menerapkan model
(NHT) dengan media Perencanaan
manipulatif dalam Pelaksanaan
Tindaka
membelajarkan matematika Observasi
n
di kelas IV SD Refleksi
SIKLUS II
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Observasi
• Refleksi
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu ”Implementasi model pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa, karena mereka didorong untuk saling
berdiskusi dan membantu satu sama lain.
Model NHT juga dapat membantu meningkatkan interaksi sosial antara siswa, karena
mereka bekerja secara tim dan saling berbagi tugas dan tanggung jawab. Dalam pembelajaran
Matematika, model NHT dapat membantu siswa memahami konsep dan rumus matematis dengan
lebih baik, karena mereka bekerja secara bersama-sama dan dapat saling menjelaskan satu sama
lain.
Implementasi model NHT dalam pembelajaran Matematika dapat memberikan hasil yang
lebih baik jika dilakukan dengan baik dan tepat waktu, sehingga siswa dapat mendapatkan manfaat
yang optimal dari model yang digunakan. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif NHT
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika di SD.
Namun, perlu diingat bahwa implementasi model ini juga memerlukan peran aktif dan kooperatif
dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemahaman konsep matematika merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika. Pemahaman konsep yang baik dapat membantu siswa dalam menganalisis,
memecahkan, dan menyelesaikan masalah matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang memanfaatkan
kerja sama dalam kelompok untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa. Dalam model
ini, setiap siswa diberikan nomor dan kelompok akan dibagi menjadi beberapa anggota. Kemudian,
guru akan memberikan suatu pertanyaan atau permasalahan matematika, dan setiap anggota
kelompok harus berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setiap anggota
kelompok kemudian harus memperdalam pemahaman konsep yang dibahas dan menyampaikan
jawaban mereka secara bergantian. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diharapkan dapat
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol prates
dan pascates. Subjek penelitian terdiri dari dua kelas, dengan masing-masing kelas terdiri dari 30
siswa. Kelas eksperimen akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan
kelompok kontrol akan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan pemahaman konsep siswa dan angket respon
siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Subjek penelitian dalam studi ini adalah siswa kelas IV pada salah satu sekolah dasar di
Indonesia. Subjek yang diambil secara acak dari satu kelas yang memiliki jumlah siswa yang
memadai dan memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang beragam. Siswa yang
menjadi subjek penelitian juga harus memiliki kemampuan membaca dan menulis yang tinggi
serta memiliki komunikasi yang baik dengan sesama siswa dalam kelompok dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
Peneliti akan mengamati kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika sebelum
dan sesudah implementasi model pembelajaran tersebut, sehingga dapat diketahui efektivitas dari
model tersebut dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa
kelas IV dan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan parameter
sehingga data yang diperoleh tepat dan sesuai yang di butuhkan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis narasi
menggunakan media komik yang dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih fokus, siswa lebih semangat belajar, dan
keaktifan siswa menjadi lebih baik sebuah kriteria keberhasilan yang menandakan tercapainya
tujuan sebuah penelitian. Kriteria keberhasilan
Peneliti dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara,
angket, tes, dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dipilih harus disesuaikan
dengan tujuan penelitian dan karakteristik objek yang akan diamati.
2. Jenis-Jenis Instrumen
Instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian meliputi angket, wawancara, tes, dan
observasi. Angket digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam jumlah besar.
Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi secara mendalam dari responden. Tes
digunakan untuk mengukur kemampuan atau prestasi siswa, sedangkan observasi digunakan untuk
mengamati perilaku atau kejadian di lapangan. Operasional dari implementasi pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV adalah sebagai berikut:
A. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT diterapkan dalam setiap pertemuan pembelajaran
matematika untuk siswa kelas IV.
B. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat hingga
lima siswa dalam setiap kelompok.
C. Setiap kelompok mendapatkan satu set soal matematika yang sama untuk dikerjakan.
D. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang
diberikan.
E. Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan soal, anggota kelompok akan menyusun
nomor urut kepala mereka dan guru akan memanggil nomor urut tersebut untuk menjawab
soal di depan kelas.
F. Siswa diharapkan mampu menjelaskan dengan jelas dan singkat cara penyelesaian soal
serta konsep matematika yang terkait dengan soal tersebut.
G. Guru memberikan umpan balik mengenai jawaban siswa dan memberikan kesempatan
kepada siswa lain untuk memberikan pendapat atau pertanyaan terkait dengan jawaban
yang telah diberikan.
H. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan secara berkelanjutan dalam setiap
pertemuan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa.
3. Pengukuran yang Digunakan
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan skala nominal, ordinal, interval, atau rasio.
Skala nominal digunakan untuk mengkategorikan data, sedangkan skala ordinal digunakan untuk
mengurutkan data. Skala interval digunakan untuk mengukur jarak antar nilai dalam skala yang
relatif sama, sedangkan skala rasio digunakan untuk mengukur jarak antar nilai dalam skala yang
absolut.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.
Teknik analisis data adalah cara pemetaan, penguraian, perhitungan, hingga pengkajian
data yang telah terkumpul agar dapat menjawab rumusan masalah dan memperoleh kesimpulan
dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2018, hlm. 285) bahwa teknik analisis
data adalah cara yang digunakan berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Sementara itu pengertian teknik analisis data menurut para ahli lainnya seperti Patton
(dalam Kaelan, 2012, hlm. 130) adalah suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam pengertian yang satu ini, tampaknya
data diperlakukan sebagai suatu koleksi informasi yang tidak berupa angka. Ya, karena analisis
data dalam suatu penelitian ditentukan berdasarkan jenis penelitiannya terlebih dahulu.
Teknik analisis data kuantitatif yang sangat matematis tidak dapat diterapkan untuk
menganalisis data kualitatif yang bersifat lebih bebas dan abstrak. Oleh karena itu setidaknya
terdapat dua teknik analisis umum yang biasa digunakan oleh peneliti, yakni teknik analisis data
kuantitatif, dan teknik analisis data kualitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran objektif dan
analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh melalui kuesioner, jejak
pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis
(dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan melalui
pengumpulan data dari instrumen tes (pretest-posttest) dan lembar observasi untuk memperoleh
data kuantitatif. Data kuantitatif ini dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
inferensial, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji-t, dan uji signifikansi. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik data pendukung, sedangkan analisis
statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Analisis kualitatif dilakukan melalui wawancara, observasi, dan refleksi diri. Data
kualitatif ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi untuk mengekstraksi tema, motif,
atau makna dari informasi yang diperoleh. Analisis isi dilakukan dengan memilah, memberi kode,
mengklasifikasikan, dan membandingkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil
analisis kualitatif digunakan untuk memperkaya hasil analisis kuantitatif dan menjelaskan temuan
yang sifatnya deskriptif.
Penerapan Model Number Head Together (NHT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada Siswa Sekolah Dasar https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/diniyah/article/view/1818