Anda di halaman 1dari 20

Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV Di SD N 3 BUAHAN
Tahun Ajaran 2023/2024

OLEH:

NAMA : DEWI ARIYANTI


NIM : 2111031086
KELAS : C DENPASAR

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pembelajaran matematika cenderung


disebabkan oleh kurangnya inovasi yang di berikan oleh guru dalam menerapkan model
pembelajaran yang tepat. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang seringkali
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa di Indonesia. Hal ini terutama terjadi pada siswa di kelas
IV SD, di mana mereka masih sedang dalam tahap pembelajaran dasar konsep matematika.
Kemampuan pemahaman konsep matematika yang rendah dapat menyebabkan rendahnya prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran ini. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika.

Metode pembelajaran kooperatif telah terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman


konsep. Salah satu model yang menarik untuk diterapkan adalah Numbered Heads Together
(NHT), di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling mendukung dalam
memahami konsep matematika. Namun, masih ada kebutuhan untuk mengkaji efektivitas model
NHT ini dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas IV SD. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pembelajaran matematika
menggunakan model NHT dan menganalisis dampaknya terhadap kemampuan pemahaman
konsep siswa kelas IV SD.

Metode pembelajaran ini sangat baik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
siswa, karena pada tahap pemahaman konsep, siswa harus benar-benar memahami materi, karena
setiap anggota kelompok akan diambil satu orang untuk menjawab pertanyaan dari guru. Oleh
karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat efektif untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika, terutama dalam kelas IV
SD yang merupakan awal dari pembelajaran matematika yang lebih kompleks.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model ini memungkinkan siswa untuk
berkolaborasi dan berdiskusi dengan teman sekelompok dalam memecahkan masalah matematika,
yang kemudian dapat meningkatkan pemahaman konsep mereka dan memperbaiki keterampilan
sosial mereka. Melalui penerapan model pembelajaran NHT, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas IV SD dalam mata pelajaran matematika.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe


Numbered Heads Together (NHT) dapat diimplementasikan dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SD?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam
pembelajaran matematika?
3. Bagaimana respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dalam pembelajaran matematika?
4. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif


tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat diimplementasikan dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SD.
2. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dalam pembelajaran matematika.
3. Mengetahui bagaimana respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika.
4. Mengetahui bagaimana evaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Umum
Manfaat umum dari implementasi pembelajaran matematika dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SD :
1. Meningkatkan interaksi antar sesama siswa dalam belajar matematika.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berpikir logis, dan berpikir kreatif
siswa.
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan semangat kerja sama dalam kelompok.
4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan saling membantu antar sesama siswa
dalam proses belajar dan pembelajaran matematika.
1.4.2 Manfaat Khusus
Manfaat khusus dari pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas IV SD adalah:
1. Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa secara menyeluruh dan
mendalam.
2. Memperbaiki kemampuan berbicara dan menyampaikan argumentasi matematika
secara efektif.
3. Mempercepat pemahaman konsep matematika yang sulit untuk dipahami secara
individual.
4. Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah matematika siswa secara
kolaboratif serta memperluas cara pandang dalam memecahkan suatu masalah
matematika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

Dalam Model Pembelajaran NHT (numbered head together) yang merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap anggota
kelompok kemudian diberi nomor dan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Ketika suatu kelompok ingin menjawab, guru akan secara acak memilih salah satu siswa dari
kelompok tersebut dengan menyusun ulang nomor yang dimiliki setiap anggota kelompok
penjawab.

Suatu bentuk percakapan kelompok disebut Numbered Heads Together (NHT). Strategi
yang dibuat oleh Russ Frank tepat untuk menjamin akuntabilitas individu dalam pembicaraan
kelompok, menurut Slavin (Huda, 2014: 203). (Huda, 2014: 203), metode yang dikembangkan
oleh Russ Frank cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan
NHT adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Seiring dengan peningkatan kerjasama siswa, NHT juga dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2014: 203)

Muhammad Nur (Maryam, 2013:7), “NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya
merupakan variasi diskusi kelompok. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran NHT guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. guru tanpa
memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya.

Menurut Muhammad Nur (Maryam, 2013: 7), “Cara ini akan memastikan keterlibatan total
semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu
dalam diskusi kelompok.” Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk berbagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Lie (Maryam, 2013: 8) menulis bahwa, “Tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah
tipe kooperatif dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5
orang”. Dalam setiap kelompok, siswa yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang
sehingga dapat menumbuhkan rasa sosial diantara setiap anggota kelompok.

Berdasarkan beberapa teori tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran


kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran dimana guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dimana guru akan menunjuk nomor
siswa berdasarkan penomoran dalam kelompok untuk dikerjakan. soal yang diberikan setelah
proses pengerjaan soal secara bersama-sama dalam kelompok tanpa memberitahu siswa terlebih
dahulu sehingga semua siswa secara tidak langsung harus bertanggung jawab secara pribadi atas
keberhasilan masing-masing anggota kelompoknya masing-masing.

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada


siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
hal ini sebagian besar kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa yaitu mempelajari materi
pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Melalui pembelajaran ini, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa semua anggota kelompok dapat menjawabnya. Seperti yang diungkapkan oleh Shoimin
(2017, p. 108) bahwa model pembelajaran NHT atau numbered head together merupakan model
pembelajaran kelompok dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kerja
kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara satu siswa dengan siswa lainnya. siswa dalam
sebuah kelompok. untuk saling memberi dan menerima.

Sementara itu, Lestari & Yudhanegara (2015, hlm. 44) menjelaskan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
mengkondisikan siswa untuk berpikir bersama dalam kelompok dimana setiap siswa diberi nomor
dan memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab masalah. . diusulkan oleh guru melalui
panggilan nomor acak.

Lebih lanjut Hosnan (2014, p. 252) menjelaskan bahwa NHT merupakan salah satu jenis
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
Pendekatan pembelajaran kooperatif menjadi populer dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar. Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan
untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2.1.2 Teori Pendukung

1. Teori Konstruktivisme
Teori ini mendukung ide bahwa pembelajaran adalah konstruksi dari ide-ide dan
konsep yang didapat dari pengalaman dan pemahaman siswa. Pembelajaran kooperatif
membantu siswa untuk saling berbagi, berdiskusi, dan membangun pengetahuan bersama.
Menurut Thobroni & Mustofa (2015, hlm. 107) Teori konstruktivisme memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan
atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya. Artinya,
belajar dalam pandangan konstruktivisme betul-betul menjadi usaha aktif individu dalam
mengonstruksi makna tentang sesuatu yang dipelajari.
Sementara itu, Yaumi & Hum (2017, hlm. 42) meungungkapkan bahwa
konstruktivisme mengasumsikan bahwa siswa datang ke ruang kelas dengan membawa
ide-ide, keyakinan, dan pandangan yang perlu diubah atau dimodifikasi oleh seorang guru
yang memfasilitasi perubahan ini, dengan merancang tugas dan pertanyaan yang
menantang seperti membuat dilema untuk diselesaikan oleh peserta didik.
2. Teori Kognitif
Teori ini menganggap bahwa belajar melibatkan proses kognitif yang kompleks
seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
membantu siswa untuk meningkatkan proses kognitif seperti mengingat informasi,
menganalisis masalah, dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
Menurut Al-Hasan (2012, hlm. 10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif
adalah kemampuan untuk berpikir secara lebih kompleks dan melakukan penalaran serta
pemecahan masalah. Semakin berkembangnya kemampuan kognitif maka akan
mempermudah seseorang untuk menguasai pengetahuan umum yang lebih luas.
2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan implementasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran


kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), maka dari itu Model pembelajaran ini
efektif untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Selain itu, model pembelajaran NHT juga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
siswa dalam materi yang diajarkan. Dalam implementasinya, guru dapat memanfaatkan
berbagai macam sumber belajar, seperti buku teks, video pembelajaran, dan perangkat lunak
matematika, serta memfasilitasi diskusi dan kerja kelompok siswa dengan baik. Namun, perlu
diingat bahwa implementasi model pembelajaran hanya satu faktor dari banyak faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor lain seperti motivasi siswa, lingkungan belajar,
dan penggunaan teknologi juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.

Penelitian lain yakni dilakukan oleh Hikmayanti (2010:49) menunjukkan hasil penelitian
yang telah dilakukan yakni: (1) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menggunakan
media Flash dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran biologi. (2) Aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran biologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) menggunakan media Flash termasuk dalam kategori aktif.

Penelitian lain oleh Ulva Pratiwi (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “ Penerapan
Model Numbered Head Together dengan Media Flash Card Dalam Peningkatan Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Dorowati Tahun Ajaran 2014/2015”. Disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan perangkat pembelajaran dengan penerapan
model NHT dengan Media Flash Card untuk pokok bahasan Bilangan Romawi. Pada penelitian
tersebut terdapat permasalahan tentang bilangan romawi dengan menerapkan model NHT
dengan media Flash Card Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan siswa dari pra tindakan
hanya 40%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 64%, pada siklus II meningkat menjadi
78%, dan pada siklus III menjadi 88%. Sehingga penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
penerapan model NHT dengan media Flash Card dapat meningkatkan pembelajaran
matematika bilangan romawi kelas IV. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel terikat
yaitu penerapan model Numbered Heads Together (NHT).

Ibrahim, (Maryam, 2013: 8) menyatakan, “Dengan belajar kooperatif akan memperbaiki


prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan
tugas-tugas akademis”.

Shadiq (2014) menjelaskan bahwa menurut para ahli pendidikan matematika, matematika
adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Sekali lagi,
hal ini menunjukkan bahwa guru matematika harus memfasilitasi siswanya untuk belajar
berpikir melalui keteraturan (pattern) yang ada. Pelajaran matematika sangat penting karena
akan berpengaruh terhadap kehidupan siswa, misalnya untuk berfikir dan memecahkan suatu
masalah yang dia hadapi. Akan tetatpi jika kita tinjau dilapangan maka bisa ditemukan masalah
yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian


khusus oleh para guru, orangtua maupun anak. Walaupun menyadari hal tersebut faktanya
masih terdapat anak yang belum dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang
matematika. Rendahnya minat siswa untuk menekuni matematika salah satunya disebabkan
oleh adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar siswa bahwa matematika adalah
pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi (Halim, 2009).

dalam pengimplementasian model pembelajaran NHT di SD. Namun, berikut adalah


beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam model
pembelajaran NHT di SD . Pembagian kelompok yang seimbang siswa harus dibagi menjadi
kelompok yang seimbang dalam kemampuan akademik. Hal ini akan membantu siswa untuk
merasa nyaman dalam memberikan kontribusi, serta menghindari perbedaan kesenjangan
dalam kelompok.

Pembentukan kelompok dengan tema yang sesuai dengan minat siswa, kelompok yang
sesuai dengan minat siswa dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat
membantu siswa untuk lebih aktif dalam melakukan diskusi dan berbagi ide dalam kelompok.
Memberikan panduan kepada siswa selama diskusi kelompok guru harus memberikan panduan
kepada siswa selama diskusi kelompok agar siswa lebih fokus dalam diskusi dan memahami
topik yang sedang dibahas. Hal ini juga akan membantu siswa untuk memperjelas pemahaman
mereka.
Membuat evaluasi kelompok secara regular dalam hal ini guru harus melakukan evaluasi
kelompok secara reguler agar siswa lebih termotivasi dan mengetahui sejauh mana
perkembangan kelompok mereka. Hal ini akan membantu siswa untuk merasa lebih
bertanggung jawab dalam belajar dan melaksanakan tugas mereka dalam kelompok.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari implementasi


pembelajaran matematika menggunakan model NHT. Berikut adalah beberapa temuan umum
yang ditemukan dalam kajian-kajian tersebut:

1. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah: Model NHT membantu meningkatkan


keterampilan pemecahan masalah siswa. Dalam kelompok kecil, siswa berkolaborasi
untuk memecahkan masalah matematika dengan saling membantu dan menjelaskan
solusi kepada teman-teman mereka. Proses ini memungkinkan siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang strategi pemecahan masalah.
2. Peningkatan keterlibatan siswa: Model NHT merangsang keterlibatan aktif siswa
dalam pembelajaran matematika. Dalam setiap kelompok, setiap anggota memiliki
peran yang ditentukan oleh nomor kepala yang mereka miliki. Setiap siswa harus
memastikan bahwa mereka memahami materi dan mampu menjelaskan dengan jelas
kepada anggota kelompok lainnya. Hal ini mendorong partisipasi aktif dari setiap
anggota kelompok dan meminimalkan risiko kegiatan pasif atau pengabaian.
3. Peningkatan pemahaman konsep: Melalui diskusi dan pertukaran gagasan dalam
kelompok, siswa dapat memperdalam pemahaman mereka tentang konsep matematika.
Dalam model NHT, setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk berbicara
dan mendengarkan penjelasan dari teman-teman mereka. Proses ini memungkinkan
siswa untuk memperkuat konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pemikiran kritis
dan refleksi.
4. Peningkatan keterampilan sosial: Model NHT membantu siswa mengembangkan
keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan pendengaran aktif. Mereka
belajar bekerja sama dalam kelompok, menghormati pendapat orang lain, dan
membangun saling percaya. Interaksi yang terjadi dalam kelompok NHT membantu
siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun hasil kajian menunjukkan manfaat yang signifikan dari implementasi
pembelajaran matematika menggunakan model NHT, perlu dicatat bahwa hasil-hasil ini dapat
bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran kelompok, tingkat keterampilan siswa,
dan kualitas fasilitasi guru. Selain itu, evaluasi terus-menerus dan penyesuaian instruksional
juga penting untuk memastikan efektivitas model pembelajaran ini dalam konteks yang
berbeda.

2.3 Kerangka Berfikir

Kondisi awal menunjukkan pembelajaran matematika di kelas IV dalam melaksanakan


pembelajaran matematika, guru belum menerapkan model, media, dan pendekatan yang
inovatif serta belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk membuat
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran guru sudah baik dengan melakukan tanya jawab kepada
siswa agar siswa lebih aktif dengan menanggapi setiap pertanyaan guru, tetapi kegiatan
pembelajaran masih cenderung guru lebih banyak menjelaskan. Dan banyak siswa
menganggap bahwa pembelajaran matematika itu sulit karena berkaitan dengan perhitungan.

Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 pertemua. Tindakan
yang dilakukan salah satunya dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Numbered
Heads Together (NHT) dengan Media Manipulatif. Model NHT dengan media manipulatif
dipilih karena merupakan salah satu model pembelajaran inovatif, media yang konkret dapat
dilihat serta digunakan langsung oleh siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung perkalian siswa kelas.

Penerapan model NHT akan lebih menarik bila dikolaborasikan dengan penggunaan media
agar kemampuan siswa tentang operrasi hitung perkalian lebih meingkat, pembelajaran
semakin bermakna serta berjalan secara efektif dan efisien. Melalui model NHT dengan media
manipulatif dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dalam pembelajaran
matematika, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Kondisi akhir yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan media manipulatif dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk mengetahui bagaimana pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
diimplementasikan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SD.
, mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dalam pembelajaran matematika , mengetahui bagaimana respon siswa terhadap implementasi
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika., mengetahui
bagaimana evaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tentang kondisi awal,
pemberian tindakan, dan kondisi akhir di atas, maka secara skematis kerangka berpikir dapat
digambarkan pada gambar 2.3 berikut:

Guru belum Minat serta kemampuan


menggunakan model siswa di mata
Kondisi pembelajaran inovatif pembelajaran matematika
Awal dan variatif masih rendah

SIKLUS I
Guru menerapkan model
(NHT) dengan media  Perencanaan
manipulatif dalam  Pelaksanaan
Tindaka
membelajarkan matematika  Observasi
n
di kelas IV SD  Refleksi

SIKLUS II

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Observasi

• Refleksi

Setelah menerapkan model


NHT dengan media manipulatif
Kondisi kemampuan serta minat siswa SIKLUS ke-n
Akhir dalam pembelajaran
matematika mengalami
peningkatan
2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu ”Implementasi model pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa, karena mereka didorong untuk saling
berdiskusi dan membantu satu sama lain.

Model NHT juga dapat membantu meningkatkan interaksi sosial antara siswa, karena
mereka bekerja secara tim dan saling berbagi tugas dan tanggung jawab. Dalam pembelajaran
Matematika, model NHT dapat membantu siswa memahami konsep dan rumus matematis dengan
lebih baik, karena mereka bekerja secara bersama-sama dan dapat saling menjelaskan satu sama
lain.

Implementasi model NHT dalam pembelajaran Matematika dapat memberikan hasil yang
lebih baik jika dilakukan dengan baik dan tepat waktu, sehingga siswa dapat mendapatkan manfaat
yang optimal dari model yang digunakan. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif NHT
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika di SD.
Namun, perlu diingat bahwa implementasi model ini juga memerlukan peran aktif dan kooperatif
dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pemahaman konsep matematika merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika. Pemahaman konsep yang baik dapat membantu siswa dalam menganalisis,
memecahkan, dan menyelesaikan masalah matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang memanfaatkan
kerja sama dalam kelompok untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa. Dalam model
ini, setiap siswa diberikan nomor dan kelompok akan dibagi menjadi beberapa anggota. Kemudian,
guru akan memberikan suatu pertanyaan atau permasalahan matematika, dan setiap anggota
kelompok harus berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setiap anggota
kelompok kemudian harus memperdalam pemahaman konsep yang dibahas dan menyampaikan
jawaban mereka secara bergantian. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diharapkan dapat
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas implementasi model pembelajaran


kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa kelas IV. Metode pembelajaran kooperatif NHT akan diterapkan selama
periode penelitian yang direncanakan berlangsung selama enam minggu. Penelitian ini akan
melibatkan satu kelas IV di sebuah sekolah dasar sebagai subjek penelitian.

Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi-experimental)


dengan pretest-posttest control group design. Satu kelas akan menjadi kelompok eksperimen yang
akan menerima pembelajaran dengan model NHT, sedangkan kelas lainnya akan menjadi
kelompok kontrol yang akan menerima pembelajaran konvensional. Sebelum dan setelah
intervensi, kedua kelompok akan diuji menggunakan instrumen tes pemahaman konsep
matematika yang telah valid dan reliabel.
Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial.
Hasil analisis akan membandingkan kemampuan pemahaman konsep matematika antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu, tanggapan siswa terhadap pembelajaran
dengan model NHT juga akan dikumpulkan melalui angket.

Diharapkan bahwa implementasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran


kooperatif tipe NHT akan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas
IV. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode
pembelajaran matematika yang efektif dan bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran di tingkat
sekolah dasar.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol prates
dan pascates. Subjek penelitian terdiri dari dua kelas, dengan masing-masing kelas terdiri dari 30
siswa. Kelas eksperimen akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan
kelompok kontrol akan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan pemahaman konsep siswa dan angket respon
siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini di rencanakan dilaksanakan di SD 3 Buahan, Desa Buahan, Kecamatan


Payangan, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu enam minggu, yang
terdiri dari tiga minggu penerapan pembelajaran, dua minggu pengumpulan data, dan satu minggu
analisis data dan penulisan laporan. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan salah satu sekolah
dasar yang memiliki tingkat kesulitan belajar matematika yang cukup tinggi di Kecamatan
Payangan. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) juga
belum banyak diterapkan di Desa Buahan. Waktu Pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama
enam bulan diharapkan dapat memberikan gambaran yang representatif mengenai kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas IV SD di SD N 3 Buahan setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam studi ini adalah siswa kelas IV pada salah satu sekolah dasar di
Indonesia. Subjek yang diambil secara acak dari satu kelas yang memiliki jumlah siswa yang
memadai dan memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang beragam. Siswa yang
menjadi subjek penelitian juga harus memiliki kemampuan membaca dan menulis yang tinggi
serta memiliki komunikasi yang baik dengan sesama siswa dalam kelompok dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Peneliti akan mengamati kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika sebelum
dan sesudah implementasi model pembelajaran tersebut, sehingga dapat diketahui efektivitas dari
model tersebut dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa
kelas IV dan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan parameter
sehingga data yang diperoleh tepat dan sesuai yang di butuhkan.

3.4 Kriteria Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis narasi
menggunakan media komik yang dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih fokus, siswa lebih semangat belajar, dan
keaktifan siswa menjadi lebih baik sebuah kriteria keberhasilan yang menandakan tercapainya
tujuan sebuah penelitian. Kriteria keberhasilan

1. Meningkatnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD setelah


mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
2. Meningkatnya minat belajar matematika siswa kelas IV SD setelah mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT).
3. Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
4. Terjadinya interaksi positif antara siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
5. Terjadinya perubahan pola pikir siswa tentang pembelajaran matematika yang lebih
menyenangkan dan bermanfaat.
6. Tercapainya target pembelajaran yang direncanakan dalam kurikulum dan pedoman
pembelajaran.
7. Menghasilkan produk penelitian yang bernilai bagi pengembangan pembelajaran
matematika di masa mendatang.
8. Menjadi referensi dan rekomendasi bagi para guru dan peneliti dalam pengembangan
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara,
angket, tes, dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dipilih harus disesuaikan
dengan tujuan penelitian dan karakteristik objek yang akan diamati.

2. Jenis-Jenis Instrumen

Instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian meliputi angket, wawancara, tes, dan
observasi. Angket digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam jumlah besar.
Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi secara mendalam dari responden. Tes
digunakan untuk mengukur kemampuan atau prestasi siswa, sedangkan observasi digunakan untuk
mengamati perilaku atau kejadian di lapangan. Operasional dari implementasi pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV adalah sebagai berikut:

A. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT diterapkan dalam setiap pertemuan pembelajaran
matematika untuk siswa kelas IV.
B. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat hingga
lima siswa dalam setiap kelompok.
C. Setiap kelompok mendapatkan satu set soal matematika yang sama untuk dikerjakan.
D. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang
diberikan.
E. Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan soal, anggota kelompok akan menyusun
nomor urut kepala mereka dan guru akan memanggil nomor urut tersebut untuk menjawab
soal di depan kelas.
F. Siswa diharapkan mampu menjelaskan dengan jelas dan singkat cara penyelesaian soal
serta konsep matematika yang terkait dengan soal tersebut.
G. Guru memberikan umpan balik mengenai jawaban siswa dan memberikan kesempatan
kepada siswa lain untuk memberikan pendapat atau pertanyaan terkait dengan jawaban
yang telah diberikan.
H. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan secara berkelanjutan dalam setiap
pertemuan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa.
3. Pengukuran yang Digunakan

Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan skala nominal, ordinal, interval, atau rasio.
Skala nominal digunakan untuk mengkategorikan data, sedangkan skala ordinal digunakan untuk
mengurutkan data. Skala interval digunakan untuk mengukur jarak antar nilai dalam skala yang
relatif sama, sedangkan skala rasio digunakan untuk mengukur jarak antar nilai dalam skala yang
absolut.

4. Tahapan-Tahapan Pengembangan Instrumen

Tahapan pengembangan instrumen meliputi definisi operasional, kisi-kisi instrumen, dan


proses validasi instrumen. Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan konsep atau variabel
yang akan diukur. Kisi-kisi instrumen digunakan untuk membuat daftar pertanyaan atau item tes
yang sesuai dengan definisi operasional. Proses validasi instrumen digunakan untuk menguji
kehandalan dan kevalidan instrumen. Validitas dapat diuji dengan menggunakan analisis isi,
analisis faktor, atau korelasi. Kehandalan dapat diuji dengan menggunakan koefisien reliabilitas.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.

Teknik analisis data adalah cara pemetaan, penguraian, perhitungan, hingga pengkajian
data yang telah terkumpul agar dapat menjawab rumusan masalah dan memperoleh kesimpulan
dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2018, hlm. 285) bahwa teknik analisis
data adalah cara yang digunakan berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Sementara itu pengertian teknik analisis data menurut para ahli lainnya seperti Patton
(dalam Kaelan, 2012, hlm. 130) adalah suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam pengertian yang satu ini, tampaknya
data diperlakukan sebagai suatu koleksi informasi yang tidak berupa angka. Ya, karena analisis
data dalam suatu penelitian ditentukan berdasarkan jenis penelitiannya terlebih dahulu.

Teknik analisis data kuantitatif yang sangat matematis tidak dapat diterapkan untuk
menganalisis data kualitatif yang bersifat lebih bebas dan abstrak. Oleh karena itu setidaknya
terdapat dua teknik analisis umum yang biasa digunakan oleh peneliti, yakni teknik analisis data
kuantitatif, dan teknik analisis data kualitatif.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran objektif dan
analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh melalui kuesioner, jejak
pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis
(dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan melalui
pengumpulan data dari instrumen tes (pretest-posttest) dan lembar observasi untuk memperoleh
data kuantitatif. Data kuantitatif ini dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
inferensial, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji-t, dan uji signifikansi. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik data pendukung, sedangkan analisis
statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Analisis kualitatif dilakukan melalui wawancara, observasi, dan refleksi diri. Data
kualitatif ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi untuk mengekstraksi tema, motif,
atau makna dari informasi yang diperoleh. Analisis isi dilakukan dengan memilah, memberi kode,
mengklasifikasikan, dan membandingkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil
analisis kualitatif digunakan untuk memperkaya hasil analisis kuantitatif dan menjelaskan temuan
yang sifatnya deskriptif.

Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur peningkatan


pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sedangkan, analisis kualitatif digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang pengalaman siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Model Pembelajaran NHT (Tipe Kooperatif Numbered Head Together) https://serupa.id/model-


pembelajaran-nht/

Teori Belajar Konstruktivisme – Pengertian, Ciri, Prinsip, dsb https://serupa.id/teori-belajar-


konstruktivisme-pengertian-ciri-prinsip-dsb/

Teori Belajar Kognitif – Pengertian, Ciri, Prinsip, dsb https://serupa.id/teori-belajar-kognitif-


pengertian-ciri-prinsip-dsb/

Model Pembelajaran Kooperatif : Numbered Head Together (NHT)


https://eurekapendidikan.com/model-pembelajaran-kooperatif-numbered/

Penerapan Model Number Head Together (NHT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada Siswa Sekolah Dasar https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/diniyah/article/view/1818

Kriteria Keberhasilan METODE PENELITIAN https://text-id.123dok.com/document/ky6p7m7gq-


kriteria-keberhasilan-metode-penelitian.html

Metode Penelitian Kuantitatif: Pengertian, Karakteristik & Jenis https://serupa.id/metode-


penelitian-kuantitatif-pengertian-karakteristik-jenis/

Anda mungkin juga menyukai