Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang - Undang

No. 20 / 2003).

Pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan

lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka

mengembangkan segala potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani

(pikir, rasa, karsa, karya, cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan

positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang

berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya (Rulam

Ahmadi, 2014 : 38).

Dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh siswa, salah satunya adalah mata pelajaran matematika.

Banyak siswa yang menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit

dan selalu berhubungan dengan angka-angka sehingga tidak sedikit dari

mereka yang kurang senang terhadap pembelajaran matematika.

1
2

Kurangnya minat siswa terhadap matematika membuat siswa menjadi

asing dan malas dalam belajar matematika. Rendahnya prestasi belajar siswa

juga disebabkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika

kurang memadai. Selain itu matematika merupakan salah satu mata pelajaran

yang bersifat abstrak yaitu pembelajaran yang membutuhkan pemahaman dan

pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata (Muhibin Syah, 2011:120).

Pada kenyatannya guru bidang studi matematika lebih banyak menggunakan

metode ceramah. Kemudian siswa diarahkan untuk menghafal berbagai

rumus, tanpa didukung pemahaman dan pengertian yang tepat sehingga

kegiatan belajar menjadi tidak mampu mencapai tujuan yang diharapkan,

karena siswa cenderung individu dalam memahami dan menyelesaikan

masalah matematika. Kebiasaan menghafalkan rumus dan kurangnya

mengerjakan soal pada akhirnya berdampak negatif terhadap kemampuan

memecahkan masalah matematika siswa.

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang penting karena

matematika dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai masalah

dalam kehidupan sehari-hari (Abdul Halim Fathani, 2009:3). Selain itu

matematika juga merupakan ilmu yang berkesinambungan, karena materi atau

konsep dalam matematika pada jenjang sebelumnya sangat berkaitan dengan

pemahaman konsep matematika pada jenjang selanjutnya, sehingga belajar

matematika membutuhkan pemikiran yang serius dan mendalam untuk

meningkatkan kualitas belajar dan kemampuan dalam memecahkan masalah

matematika.
3

Tidak hanya keseriusan dalam belajar saja namun kemampuan awal

siswa pun juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang khususnya

dalam kemampuan memecahkan masalah matematika. Perbedaan kemampuan

awal siswa akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menerima

pelajaran yang lebih kompleks. Siswa dengan kemapuan awal pandai biasanya

memiliki kemampuan menerima materi dan pembelajaran dengan baik

dibandingkan dengan siswa dengan kemapuan awal kurang pandai. Untuk

mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat, dimana

dalam proses belajar mengajar guru hendaknya memberikan kesempatan yang

cukup kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga

menjadikan siswa mulai berminat dan senang pada pembelajaran matematika.

Model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan

matematika siswa salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah strategi atau siasat dalam

membelajarkan siswa. Dalam hal ini bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan

model pembelajaran akan tergantung tujuan dalam menyampaikan konsep

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa agar bisa bertukar

pendapat dengan teman yang lain, bekerjasama dengan teman, berinteraksi

dengan guru dan merespon pendapat temannya. Pembelajaran kooperatif

merupakan cara belajar dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil

dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga siswa dengan

tingkatan kemapuan yang berbeda-beda akan belajar bersama dan

menyelesaikan permasalahan bersama dalam satu kelompok.


4

Ada bermacam-macam jenis model pembelajaran kooperatif, dan disini

model yang digunakan oleh penelitii adalah model pembelajaran kooperatif

NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau kepala bernomor pada

dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi yang menjamin keterlibatan total

semua siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide - ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Selain model pembelajaran, perangkat yang sering digunakan dalam

proses pembelajaran diantaranya menggunakan bahan ajar atau buku teks.

Bahan ajar menjadi salah satu faktor penentu peserta didik untuk berpartisipasi

selama proses pembelajaran. Disini bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran adalah menggunakan bahan ajar buku komik pada materi

segitiga. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII bahwa

rendahnya kemampuan siswa dalam belajar matematika disebabkan oleh

kurangnya minat belajar siswa dan kurang aktifnya siswa dalam memecahkan

masalah matematika, sehingga dengan pembelajaran matematika menggunakan

media buku komik dan dengan model pembelajaran kooperatif NHT

diharapkan mampu membuat siswa lebih tertarik belajar matematika dan dapat

membuat suasana belajar menjadi lebih komunikatif karena siswa belajar

dengan cara berkelompok dan bersama-sama menggunakan media buku komik

sebagai pengganti LKS, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif NHT Berbantukan Media

Komik Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau


5

Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta

pada materi Segitiga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi

masalah dalam penelitian ini bahwa proses pembelajaran metematika yang

dilakukan di kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta masih

menggunakan pembelajaran langsung artinya pembelajaran masih didominasi

dengan ceramah dimana guru banyak menyampaikan materi sedangkan siswa

hanya memfokuskan pada penglihatan dan pendengaran.

Rendahnya prestasi belajar khususnya kemampuan memecahkan

masalah matematika siswa disebabkan karena rendahnya minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena proses

pembelajaran tersebut cenderung monoton dan membosankan bagi siswa.

Selain itu dikarenakan penggunaan variasi model pembelajaran oleh guru yang

belum optimal dalam proses pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut maka

perlu dilakukan suatu penelitian untuk membandingkan efektivitas

pembelajaran dengan metode pembelajaran yang berbeda dan lebih

menyenangkan bagi siswa.

Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini

difokuskan untuk menguji efektivitas model pembelajaran kooperatif NHT


6

berbantukan media komik terhadap kemampuan memecahkan masalah

matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta, dengan menggunakan kelas VII B sebagai kelas

eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Fokus bahasan peneliti

dibatasi pada materi segitiga.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Secara Deskriptif:

a) Sejauhmana kecenderungan kemampuan memecahkan masalah

matematika siswa yang menggunakan model kooperatif NHT

berbantukan media komik pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta?

b) Sejauhmana kecenderungan kemampuan memecahkan masalah

matematika siswa yang menggunakan model kooperatif NHT

pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta ?

c) Sejauhmana kecenderungan kemampuan awal siswa yang

menggunakan model kooperatif NHT berbantukan media komik

pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta ?


7

d) Sejauhmana kecenderungan kemampuan awal siswa yang

menggunakan model kooperatif NHT pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

2. Secara Komparatif:

a) Manakah model pembelajaran yang lebih efektif digunakan

antara model kooperatif NHT berbantukan media komik dengan

model kooperatif NHT dalam pembelajaran matematika siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta ?

b) Adakah perbedaan kemampuan awal siswa yang mempunyai

kemampuan memecahkan masalah matematika yang lebih baik

pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta ?

c) Adakah interaksi antara pembelajaran yang digunakan dan

tingkat kemampuan awal terhadap kemampuan memecahkan

masalah matematika pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

5 Yogyakarta ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Deskriptif :

a) Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan memecahkan

masalah matematika siswa yang menggunakan model kooperatif

NHT berbantukan media komik pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta.
8

b) Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan memecahkan

masalah matematika siswa yang menggunakan model kooperatif

NHT pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

c) Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan awal siswa yang

menggunakan model kooperatif NHT berbantukan media komik

pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

d) Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan awal siswa yang

menggunakan model kooperatif NHT pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

2. Secara Komparatif :

a) Untuk mengetahui pembelajaran yang efektif digunakan dalam

pembelajaran matematika antara model pembelajaran kooperatif

NHT berbantukan media komik dengan kooperatif NHT pada siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

b) Untuk mengetahui tingkatan kemampuan awal siswa yang

mempunyai kemampuan memecahkan masalah matematika yang

lebih baik pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

c) Untuk mengetahui adakah interaksi antara pembelajaran yang

digunakan dan tingkat kemampuan awal terhadap kemampuan

memecahkan masalah matematika siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Yogyakarta.
9

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa:

Untuk mengajarkan kepada siswa pentingnya berdiskusi, bertukar

pikiran dan pendapat dalam memecahkan dan menyelesaikan suatu

masalah matematika secara bersama-sama.

2. Bagi Guru:

Untuk memberi pengalaman dan pengetahuan terhadap guru bahwa

dalam menggunakan metode pembelajaran khususnya kooperatif

akan berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah

matematika siswa dibandingkan menggunakan model pembelajaran

langsung(konvensional/ceramah).

3. Bagi Sekolah:

Sebagai masukan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

matematika khususnya dan pencapaian tujuan pendidikan pada

umumnya dan dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk kemajuan

sekolah dan meningkatkan kualitas sekolah kedepannya.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang kondisi lapangan terutama

dalam penerapan model pembelajaran kooperatif khususnya NHT

dengan media komik terhadap kemampuan memecahkan masalah


10

matematika dan menjadi motivasi untuk mengembangkan

penelitian yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai