Anda di halaman 1dari 30

BAB I

BILANGAN BULAT DAN PECAHAN


Alokasi Waktu : 3 x pertemuan

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan
pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan
memanfaatkan berbagai sifat operasi.
3.3 Menjelaskan dan menentukan representasi bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.1.1. Mengenal bilangan bulat
3.1.2. Membanding-kan dan mengurutkan bilangan bulat positif dan negatif
3.1.3. Membanding-kan dan mengurutkan beberapa pecahan (biasa,campuran, desimal,
persen )
3.2.1. Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat.
3.2.2. Melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan.
3.2.3. Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat.
3.3.1. Mengenal istilah bilangan eksponen
3.3.2. Mengubah notasi bilangan desimal menjadi bilangan berpangkat
3.3.3. Membanding-kan bilangan-bilangan berpangkat
3.3.4. Menentukan hasil bilangan berpangkat bulat positif dan negatif
3.3.5. Menentukan KPK dan FPB dari beberapa bilangan bulat

Pertemuan Pertama
Learning.
Pizza adalah makanan cepat saji yang
menjadi makanan favorit bagi sebagian
orang. Sebelum disantap, terlebih
dahulu pizza dipotong menjadi
beberapa bagian, sehingga setiap
potong pizza merupakan bagian dari
keseluruhan yang
dalam matematika dikenal dengan
istilah pecahan. Dapatkah kalian
menyebutkan pecahan mana yang
ditunjukkan oleh masing-masing
potongan pizza tersebut?
Sumber : Artyom, pixabay.com
1.1 BILANGAN BULAT DAN LAMBANGNYA
Pada saat di Sekolah Dasar telah dipelajari beberapa macam bilangan, antara lain:
a. Bilangan asli, yaitu 1,2,3,4,5,6,7, dan seterusnya.
b. Bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4,5,6, dan seterusnya.
Ternyata kedua bilangan tersebut belum mampu untuk mencatat semua kejadian yang
ada, misalnyauntuk menuliskan suhu-suhu pada cuaca yang sangat dinginseperti di
Jepang, puncak pegunungan Himalaya, di daerah kutub, dan lain sebagainya. Yang
suhunya sering atau bahkan selalu di bawah nol derajad (celsius).
Untuk keperluan tersebut akirnya diperlukan bilangan negatif.
Bilangan bulat adalah . . . , –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, . . .
Bilangan-bilangan: –1, –2, –3, –4, –5, . . . disebut bilangan bulat negatif.
Bilangan-bilangan di atas nol yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . disebut
bilangan bulat positif.
Himpunan bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif
membentuk himpunan bilangan bulat. Nol (0) adalah bilangan yang tidak
positif dan tidak negatif.

Contoh
1. Suhu manakah yang lebih tinggi, –8° atau –5°?
Jawab:
Pada garis bilangan vertikal, –5° terletak di sebelah atas –8°, maka suhu yang
lebih tinggi adalah –5°.

2. Sisipkanlah lambang > atau < di antara pasangan-pasangan bilangan berikut


agar menjadi kalimat benar!
a. 4 dan –5
b. –15 dan –7
Jawab:
a. Pada garis bilangan mendatar, 4 terletak di sebelah kanan –5, maka 4 > –5.
b. Pada garis bilangan mendatar, –15 terletak di sebelah kiri –7, maka –15 < –7

1.2. PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DAN SIFAT- SIFATNYA


1.2.1 Penjumlahan Bilangan Bulat
Untuk memahami pengertian penjumlahan dua bilangan bulat, dapat
ditunjukkan dengan Menggunakan garis bilangan seperti contoh berikut.
Contoh
1. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut dengan menggunakan
garis bilangan! 8 + (–3)
Jawab:
Penjumlahan 8 + (–3)
Dari titik 0 bergerak 2 satuan ke kiri, kemudian dilanjutkan 5 satuan lagi ke kiri
sehingga diperoleh titik akhir, yaitu –7 yang merupakan hasil dari –2 + (–5).
Jadi, –2 + (–5) = –7.

2. Pada sebuah perusahaan es krim, suhu di ruang administrasi 41°


lebih tinggi dari suhu di gudang tempat penyimpanan es krim.
Jika suhu di ruang gudang tersebut –17°C, berapa derajat suhu di
ruang administrasi?

Jawab:
Jadi, suhu di ruang administrasi = –17° + 41° = 24°C.
Berdasarkan uraian tersebut, jika pemahaman tentang konsep
penjumlahan bilangan
bulat melalui garis bilangan telah dikuasai, maka hasil
penjumlahan bilangan bulat dapat juga ditentukandengan
menggunakan aturan berikut.

1.2 PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DAN SIFAT - SIFATNYA


Untuk sembarang bilangan bulat a dan b berlaku:
1. –a + b = –(a – b) jika a lebih dari b
2. –a + b = b – a jika b lebih dari a
3. –a + (–b) = –(a + b) kedua-duanya bilangan negatif

Contoh:
1. Hitunglah penjumlahan-penjumlahan bilangan bulat berikut!
a. –27 + 12 b. –14 + 29 c. –36 + (–58)
Jawab:
a. –27 + 12 = –(27 – 12) 27 lebih dari 12 dan 27 bertanda
negatif = –15
b. –14 + 29 = 29 – 14 29 lebih dari 14 dan 29 bertanda positif
= 15
c. –36 + (–58) = –(36 + 58) sama-sama bilangan negatif
= –94
2. Tentukan nilai n, dengan n adalah bilangan bulat!
a. n + (–8) = –14 b. 10 + n = –5
Jawab:

a. n + (-8) = -14
n = -6
b. 10 + n = -5
n = - 15

LATIHAN 1
1. Pada sustu saat suhu diruang laboratorium adalah 6℃ . Berapa derajat suhu di ruang
laboratorium itu jika mengalami perubahan berikut?
a. Suhu naik 8 ° b. Suhu turun 10°
2. Suhu suatu ruangan yang menggunakan AC tercatat 17℃ . Suhu di ruang
penyimpanan daging 28° lebih rendah dari suhu ruangan ber AC tersebut. Berapa
suhu di ruang penyimpanan daging?
3. Sisipkan lambing > atau < sehingga menjadi kalimat yang benar!
a. 45 … -28 d. -88 … 134
b. 67 … -89 e. -22 … -11
c. -34 … 46 f. -29 … -55
4. Tentukan nilai pengganti x, sehingga kalimat matematika berikut menjadi kalimat
yang benar!
a. x + 9 = 4 c. -x + 10 = 7
b. x + (-6) = 3 d. -x + (-4) = -9

1.2.2. SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT

a. Sifat Komutatif ( pertukaran)


• Untuk sembarang bilangan bulat a dan b selalu berlaku:
•a+b=b+a
• Sifat ini disebut sifat komutatif ( pertukaran) pada
penjumlahan.

b. Unsur identitas pada penjumlahan


• jika 0 ditambah dengan suatu bilangan atau suatu bilangan ditambah dengan 0, maka
hasilnya adalah bilangan itu sendiri. 0 disebut unsur identitas pada penjumlahan.

c. Sifat Assosiatif ( Pengelompokan)


• Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c selalu
berlaku:
• (a + b) + c = a + (b + c).
• Sifat ini disebut sifat asosiatif pada penjumlahan.
C
d. Sifat tertutup
• Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika a + b = c, maka c juga bilangan bulat.
• Sifat ini disebut sifat tertutup pada penjumlahan bilangan bulat.
e. Sifat

1.2.3 PENJUMLAHAN BILANGAN MODEL GAUSS


1.3 PENGURANGAN BILANGAN BULAT
Untuk sembarang bilangan bulat a dan b selalu berlaku: a – b = a + (–b).
Contoh:
1. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut!
a. –8 – 12 b. 6 – (–10) c. –14 – 15 – (–21)

Jawab:
a. –8 – 12 = –8 + (–12) = –20 c. –14 – 15 – (–21) = –14 + (–15) + 21
b. 6 – (–10) = 6 + 10 = 16 = –29 + 21 = –8

2. Seekor lumba-lumba melompat sampai ketinggian 3 meter di atas permukaan air laut,
kemudian turun dan menyelam sampai kedalaman 7 meter. Hitunglah jarak antara puncak
lompatan dengan kedalaman penyelaman lumbalumba tersebut!
Jadi, jarak puncak lompatan dengan kedalaman penyelaman = 3 – (–7)
=3+7
= 10 meter

LATIHAN 2
1. a. tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut!
(i) 16 + (-9) dan -9 + 16
(ii) 28 + (-15) dan -15 + 28
(iii) -24 + (-16) dan -16 + (-24)
b. dengan memperhatikan jawaban dari soal-soal diatas, sifat apakah yang
berlaku?
2. Dalam suatu permainan, seorang anak bermain sebanyak 5 kali dan memperoleh nilai
sebagai berikut: -70, 90, -30, 40, dan -50. Hitunglah jumlah nilai yang diperoleh anak
tersebut!
3. Tentukan hasil penjumlahan bilangan berikut!
a. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + … + 70
b. jumlah 100 bilangan asli yang pertama
c. 8 + 9 + 10 + 11 + 12 + … + 85
d. jumlah bilangan asli berurutan mulai dari 11 sampai dengan 210

1.4. PERKALIAN BILANGAN BULAT DAN SIFAT- SIFATNYA

1.4.1 Perkalian Bilangan Bulat Positif dan Negatif


a. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Negatif
Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat
negatif.
Untuk setiap bilangan a dan b berlaku a × (–b) = –ab.

A. PERKALIAN BILANGAN BULAT POSITIF DAN NEGATIF


Contoh:
Suhu udara di puncak sebuah gunung pada sore hari adalah 18°C. Selanjutnya, suhu tersebut
turun 4°C pada setiap 2 jam. Tentukan tinggi suhu di puncak pegunungan tersebut 10 jam
kemudian!
Jawab:
Dalam 10 jam, suhu turun 5 kali, masing-masing 4°C.
Jadi, suhu di puncak pegunungan pada 10 jam kemudian = 18 – (5 × 4)
= 18 – 20
= –2°C.

B. PERKALIAN BILANGAN BULAT NEGATIF DENGAN POSITIF


Hasil perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat
negatif. Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × b = – ab.
Contoh:
Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut!
1. –4 × 7 3. –15 × (–24 + 32)
2. [6 × (–7)] × 8 4. (–35 + 12) × 20

Jawab:
1. –4 × 7 = –28 3. –15 × (–24 + 32) = –15 × 8
= –120
2. [6 × (–7)] × 8 = –42 × 8 4. (–35 + 12) × 20 = –23 × 20
= –336 = –460

1.4.2 PERKALIAN DUA BILANGAN BULAT NEGATIF


Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.
Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × (–b) = ab.
Contoh:
Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut!
1. –8 × (–12) 3. –4 × [5 × (–6)]
2. (–7 × 3) × (–8) 4. [10 + (–24)] × (–9)
Jawab:
1. –8 × (–12) = 96 3. –4 × [5 × (–6)] = –4 × (–30)
= 120
2. (–7 × 3) × (–8) = –21 × (–8) 4. [10 + (–24)] × (–9) = –14 × (–9)
= 168 = 126

1.4.3 PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN 0 DAN 1

Perhatikan daftar perkalian di Daftar Perkalian


samping! Bilangan kedua
Daftar tersebut menunjukkan hasil × 3 2 1 0 -1 -2 -3
operasi perkalian dari setiap 3 9 6 3 0 -3 -6 -9

Bilangan pertama
pasangan bilangan bulat -3, -2, -1, 0, 2 6 4 2 0 -2 -4 -6
1, 2, dan 3. 1 3 2 1 0 -1 -2 -3
0 0 0 0 0 0 0 0
-1 -3 -2 -1 0 1 2 3
-2 -6 -4 -2 0 2 4 6
-3 -9 -6 -3 0 3 6 9

a. Perkalian bilangan bulat dengan 0


Untuk menentukan hasil perkalian bilangan bulat dengan 0, perhatikan daftar
perkalian diatas, kemudian lakukan kegiatan berikut!

KEGIATAN SISWA
Perhatikan Daftar perkalian diatas, kemudian lengkapilah isian berikut!
a. Pada kolom keempat: b. Pada baris keempat:
3x0=… -1 x 0 = … 0x3=… 0 x -1 = …
2x0=… -2 x 0 = … 0x2=… 0 x -2 = …
1x0=… -3 x 0 = … 0x1=… 0 x -3 = …
0x0=… 0x0=…
Berdasarkan jawaban a dan b di atas, jika suatu bilangan dikalikan dengan 0 atau 0
dikalikan dengan suatu bilangan hasilnya adalah …..
b. Perkalian bilangan bulat dengan 1
Untuk menentukan hasil perkalian pada kegiatan Siswa berikut, perhatikan
Kembali daftar perkalian pada halaman 5, kemudian lakukanlah kegiatan berikut!

KEGIATAN SISWA
a. tulislah bentuk perkalian bilangan beserta hasilnya untuk bilangan-
bilangan pada kolom ke-3!
Berdasarkan perkalian-perkalian tersebut, jika suatu bilangan dikalikan
dengan 1, maka hasilnya adalah …
b. Tulislsh bentuk perkalian bilangan beserta hasilnya untuk bilangan-
bilangan pada baris ke-3!
Berdasarkan perkalian -perkalian tersebut, jika 1 dikalikan dengan suatu
bilangan, maka hasilnya adalah …
c. Berdasarkan jawaban a dan b, maka dapat disimpulkan jika suatu bilangan
dikalikan dengan dengan 1, atau 1 dikalikan dengan suatu bilangan, maka
hasilnya adalah …

1.5 PEMBAGIAN BILANGAN BULAT


1.5.1. Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian
 Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian.
 p : q = r ⇔ r × q = p.
 Operasi kebalikan ini disebut juga invers perkalian.

1.5.2. Pembagian bilangan bulat.


a. pembagian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif.
 Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif menghasilkan bilangan
bulat negatif.
1.5.2 P
Contoh:
Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan berikut!
1. –15 : 3 2. –72 : 2 3. (–60 : 5) : 3

Jawab:
1. –15 : 3 = –5 3. (–60 : 5) : 3 = –12 : 3
2. –72 : 2 = –36 = –4

b. Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative.


Contoh :
Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan berikut!
1. 18 : (–3) 2. 84 : (–12) 3. 42 : [8 + (–15)]

Jawab:
1. 18 : (–3) = –6 3. 42 : [8 + (–15)] = 42 : (–7)
= -6
2. 84 : (–12) = –7

C. Pembagian dua bilangan bulat negatif


Bilangan bulat negatif di bagi dengan bilangan bulat negative menghasilkan bilangan bulat
positif.
Contoh:
Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan berikut!
1. –30 : (–6) 2. –96 : (–12) 3. –75 : [45 : (–9)]

Jawab:
1. –30 : (–6) = 5 3. –75 : [45 : (–9)] = –75 : (–5)
= 15

2. –96 : (–12) = 8

1.5.3. PEMBAGIAN DENGAN NOL


Untuk sembarang bilangan bulat a,
maka:
a : 0 = tidak terdefinisikan.
Untuk sembarang bilangan bulat a dengan a ≠ 0,
maka: 0 : a = 0.
1.6. OPERASI HITUNG CAMPUR
Dalam menyelesaikan operasi campuran yang memuatpenjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian, dapatdilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Dahulukan operasi perkalian kemudian pembagian, atau sebaliknya.
2. Lanjutkan dengan operasi penjumlahan atau pengurangan

1.6. OPORASI HITUNG CAMPUR

Latihan 3
1. Hitunglah perkalian bilangan berikut!
a. 8 x (-6) d. -9 x (-10) x 5
b. -7 x (-8) e. -3 x 0 x (-17)
c. 6 x (-12) f. -8 x (-4) x (-9)
2. Hitunglah hasil operasi bilangan berikut!
a. -8 x (-32 + 17)
b. [-12 –(-30)] x (-12)
c. 9 x (-4 x 5) x (10 – 14)
d. (-15 +7) x 50 x [5 x (-12)]
3. Dalam suatu ujian dengan soal 50, jawaban yang benar diberi nilai 2, jawaban yang
salah diberi nilai -1, dan soal yang tidak dijawab diberi nilai 0. Dalam ujian itu,
seorang siswa menjawab soal dengan benar sebanyak 42 soal dan 5 soal tidak
terjawab. Berapa nilai yang diperoleh siswa tersebut?

Pertemuan kedua
Learning
1.7. KELIPATAN DAN FAKTOR
1.7.1 Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan
Kelipatan suatu bilangan a pada sistem bilangan asli diperoleh dengan
cara mengalikan a dengan setiap bilangan asli.
• Kelipatan 2 adalah 2 × 1, 2 × 2, 2 × 3, 2 × 4, 2 × 5, ..., yaitu 2, 4, 6, 8, 10, ... .
• Kelipatan 3 adalah 3 × 1, 3 × 2, 3 × 3, 3 × 4, 3 × 5, ..., yaitu 3, 6, 9, 12, 15, ... .
• Kelipatan 4 adalah 4 × 1, 4 × 2, 4 × 3, 4 × 4, 4 × 5, ..., yaitu 4, 8, 12, 16, 20, ... .
Berdasarkan kelipatan dua bilangan atau lebih, dapat ditentukan
anggota-anggota persekutuannya yang disebut kelipatan persekutuan.
Anggota terkecil pada kelipatan persekutuan disebut kelipatan
persekutuan terkecil atau KPK.

Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan-bilangan berikut!
1. 3 dan 4 2. 3, 6, dan 8

Jawab:
1. Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, ... .
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ... .
Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36, 48, ... .
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 3 dan 4 adalah 12.

2. Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, ... .
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, ... .
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, ... .
Kelipatan persekutuan dari 3, 6, dan 8 adalah 24, 48, 72, 96, ... .
KPK dari 3, 6, dan 8 adalah 24.

1.7.2 FAKTOR DAN FAKTOR PERSEKUTUAN.


Faktor-faktor dari suatu bilangan dapat diperoleh dengan cara menyatakan bilangan tersebut
sebagai hasil kali dua bilangan atau lebih.
Untuk itu, perhatikan uraian berikut!
• 12 = 1 × 12
=2×6 Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
=3×4
• 70 = 1 × 70
= 2 × 35 Faktor dari 70 adalah 1, 2, 5, 7, 10, 14, 35, dan 70. = 5 × 14
= 7 × 10
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mencari faktor suatu bilangan sama
artinya dengan mencari semua pembagi yang habis membagi bilangan itu.

1.7.2 FAKTOR DAN FAKTOR PERSEKUTUAN


Dari dua bilangan atau lebih, dapat ditentukan anggota-anggota persekutuannya yang disebut
faktor persekutuan. Anggota terbesar pada faktor persekutuan disebut faktor persekutuan
terbesar atau FPB.

Contoh :
Tentukan FPB dari bilangan-bilangan berikut!
1. 12 dan 18 2. 24, 48, dan 72

Jawab:
1. Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
Faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, dan 18.
Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 12 dan 18 adalah 6.
2. Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.
Faktor dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, dan 48.
Faktor dari 72 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, dan 72.
Faktor persekutuan dari 24, 48, dan 72 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.
FPB dari 24, 48, dan 72 adalah 24.

1.7.3 KPK DAN FPB DENGAN FAKTORISASI


PRIMA
KPK diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang berbeda dan mengambil pangkat
tertinggi untuk faktor yang sama.
FPB diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil.

Contoh 3.
Arkan mengunjungi perpustakaan setiap 6 hari sekali, Dimas setiap 4 hari
sekali, sedangkan Sukma setiap 8 hari sekali. Jika pada tanggal 28 Januari
mereka mengunjungi perpustakaan bersama-sama, pada tanggal berapa
mereka akan mengunjungi perpustakaan bersama-sama lagi berikutnya?

Contoh 4.
Tersedia 84 buku, 56 pensil, dan 140 krayon. Jika buku, pensil, dan krayon
tersebut
akan dibagi rata kepada sejumlah anak, berapa anak sebanyak-banyaknya
yang dapat menerima pembagian tersebut?

Latihan 4
1. a. Tulislah bilangan-bilangan kelipatan 5 dan kelipatan 7 yang kurang dari 75!
c. tentukan kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 yang kurang dari 75!
d. Berapa KPK dari 5 dan 7?
2. a. tulislah factor-faktor dari 36 dan 48!
b. Tentukan factor -faktor persekutuan dari 36 dan 48!
c. Berapa FPB dari 36 dan 48?
3. Tentukan KPK dari pasangan bilangan berikut dengan cara memfaktorkan!
a. 24 dan 60 c. 42,63, dan 84
b. 68 dan85 d. 98, 126, dan 168
4. Tentukan FPB dari pasangan bilangan berikut dengan cara memfaktorkan!
a. 56 dan 84 c. 30, 75, dan 105
b. 81 dan 36 d. 84, 126, dan 168.
5. Aldi mengunjungi sebuah perpustakaan setiap 6 hari sekali. Shifa dan Dinda
mengunjungi perpustakaan masing-masing setiap 10 hari dan 12 hari sekali. Jika pada
tanggal 28 Agustus mereka mengunjungi perpustakaan itu Bersama-sama, pada
tanggal berapakah mereka akan mengunjungi perpustakaan tersebut Bersama-sama
lagi berikutnya?
6. Tersedia 175 kantong gula pasir dan 105 botol minyak goreng. Jika gula pasir dan
minyak goreng tersebut akan dibagi rata, berapa orang terbanyak yang dapat
menerima gula pasir dan minyak goreng tersebut?

1.8 PEMANGKATAN DAN SIFAT – SIFATNYA


1.8.1. Pengertian Pemangkatan Bilangan Bulat

Contoh
1. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut!
a. 102 b. –83 c. ( -9 + 6)4

Jawab:
a. 102 = 10 × 10 = 100 c. (-9 +6)4 = (-3)4
b. -83 = - (8 × 8× 8) = (-3) × (−3 ) × (−4 ) ×(-3)
= - 512 = 81

2. Apakah 1008 merupakan bilangan kuadrat?


Jawab:
Faktorisasi prima
1008 = 24 ×32 × 7
= 42 × 32 × 7
= ( 4 × 3)2 × 7
Karena memuat factor yang bukan merupakan bilangan kuadrat, yaitu 7, maka 1008
bukan bilangan kuadrat.

3. Tentukan nilai x, jika x bilangan bulat!


a. x3 = 216 b. x2 = 16

Jawab:
1. x3 = 63 b. x2 = 42 atau (-4)2
x =6 x = 4 atau -4
jadi nilai x = 6 jadi nilai x = 4 atau -4

1.8.2 SIFAT-SIFAT OPERASI BILANGAN BERPANGKAT


a. Sifat Perkalian Bilangan Berpangkat
Untuk sembarang bilangan bulat a dengan pangkat m dan n, selalu
berlaku : am ×an = a m + n
Contoh:
Nyatakan perkalian berikut dalam bentuk yang lebih sederhana!
1. 33 × 34 2. 52 × 57 × 5
Jawab:
1. 33 × 34 = 33 + 4 2. 52 × 57 × 5 = (52 × 57 ) × 5
=3 7
= 5(2 + 7) +1
= 510

b. Sifat pembagian Bilangan Berpangkat


Contuh:
Sederhanakan pembagian-pembagian berikut!
1. 36 : 32 2. 711 : 72 x 7

Jawab:

2. 36 : 32 = 36 – 2 2. 711 : 72 x 7 = (711 : 72) x 71


= 34 = 7(11-2)+1
= 710

c. Sifat Pemangkatan bilangan Berpangkat


Untuk sembarang bilangan bulat a dengan pangkat m kemudiandipangkatkan n, selalu
berlaku: (am)n = a m x n
Contoh:
1. Sederhanakan pemangkatan – pemangkatan berikut!
a. (34)5 b. ( 59 : 53)4

Jawab:
a. (34)5 = 34 x 5 b. (59 : 53)4 = (56)4
= 320 = 524

2. bilangan manakah yang nilainya terbesar, 2100 atau 375


Jawab:
2100 dan 375 ubah menjadi bilangan berpangkat dengan pangkat yang sama.
2100 = 24 x 25 375 = 33 x 25
= 1625 =
2725
Karena 27 > 16, sedang pangkat kedua bilangan tersebut sama, yaitu 25, maka
bilangan yang nilainya tersbesar adalah 375

1.9. BENTUK BAKU BILANGAN BESAR (Notasi Ilmiah)


Bentuk baku bilangan besar dinyatakan dengan a x 10n dengan 1≤ a ¿ 10 dan n adalah
bilangan asli
Contoh:
1. Nyatakan bilangan berikut dengan menggunakan notasi ilmiah atau bentuk baku!
a. 345.000.000 b. 10.000.000.000.000.
Jawab:
a. 345.000.000 = 3,45 x 100.000.000
= 3,45 x 108 ← - - - - - - a = 3,45 dan n = 8
b. 10.000.000.000.000 = 1,0 x 10.000.000.000.000
= 1 x 1013 ← - - - - - - - a = 1 dan n = 13
2. Nyatakan hasil operasi bilangan berikut dalam bentuk baku!
a. 6,8 x 109 x 42,5 b. (5,44 x 1020) : (8,5 x 108)

Jawab:
a. 6,8 x 109 x 42,5 = 6,8 x 42,5 x109
= 289 x 109
= 2,89 x 102 x 109
= 2,89 x 1011
b. (5,44 x 10 ) : (8,5 x 108) = (5,44: 8,5) x (1020 : 108)
20

= 0,64 x (1020 – 8)
= 0,64 x 1012
= 6,4 x 1011
3. Apakah 65,84 x 133 merupakan bentuk baku dari 65,840?
Jawab:
Pada bentuk baku a x 10n, a harus kurang dari 10
Oleh karena 65,84 tidak kurang dari 10, maka 65,84 x 103 bukan bentuk baku dari
65,840, walaupun 65,84 x 103 = 65.840

Latihan 5.
1. Tentukan hasil penguadratan bilangan-bilangan berikut!
a. 112 c. (-26)2
b. -242 d. -352
2. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut!
a. 63 c. -54
b. 4 5
d. (-7)7
3. Tentukan hasil pemangkatan bilangan -bilangan berikut!
a. (16 – 28)2 c. (-18 – 12)4
b. (-7 + 14)2 d. (-17 + 16)5
4. Nyatakan perkalian dan pembagian berikut dalam bentuk an, kemudian hitunglah
hasil pemangkatannya!
a. 32 x 33 c. 47 : 43
b. 25 x 23 d. 68 :65
5. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut!
a. (24)3 c. (79 :74)3
b. (6 x 6 )
3 5 2
d. (52)3 : (54)2
6. Salinlah masing-masing soal berikut dengan menggunakan bentuk baku!
a. Jarak antara bumi dan bulan kira-kira 384.000.000 km
b. Volume matahari kira-kira 1.330 juta km3
c. Kecepatan rata-rata cahaya kira-kira18.000.000.000 meter per menit.
d. Bumi yang kita pijak mempunyai massa kira-kira 59.760.000.000.000 ton.
7. Sebuah pesawat ruang angkasa bergerak dari bumi menuju bulan dengan kecepatan
rata-rata 3 x 103 km perjam, jika jarak dari bumi ke bulan adalah 3,84 x 108 km,
berapa waktu yang diperlukan pesawat tersebut untuk melakukan perjalana itu?

PERTEMUAN KE -3
Learning.
1.10 Pecahan dan Lambangnya
1.10.1 Arti Pecahan

Jika sebuah kue dibagi menjadi dua bagian yang sama seperti gambar (ii), maka setiap bagian
1
dari potongan kue tersebyt adalah bagian dari seluruhnya.
2
Jika kue tersebyt dibagi menjadi empat bagian yang sama seperti gambar (iii), maka setiap
1 1 1
bagian dari potongan kue tersebut adalah bagian dari seluruhnya. Bilangan dan
4 2 4
1
disebut pecahan. Pada pecahan , angka 1 disebut pembilang, dan angka 2 disebut penyebut.
2

1.10.2 Pecahan Senilai


 Karena luas daerah yang diarsir pada masing-masing gambar diatas adalah sama,
1 2 3 4 6
maka pecahan , , , , dan , bernilai sama, dan disebut pecahan-pecahan
2 4 6 8 12
senilai.
 Pecahan yang senilai dapat diperoleh jika pembilang dan penyebut suatu pecahan
dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.
a
 Untuk menentukan pecahan-pecahan yang senilai dengan dimana b ≠ 0, digunakan
b
sifat berikut:
a a ×m a a :n
= atau = dengan m,n ≠ 0
b b ×m b b :n
a
 Pecahan dengan b ≠ 0 dapat disederhanakan dengan cara:
b
a a : FPB dari a dan b
= dengan b ≠ 0
b b : FPB dari a dan b

1.10.3 Membandingkan Dua Pecahan.


a p
Diantara dua pecahan dan dengan b,q ≠ 0 ,akan terdapat salah satu hubungan berikut.
b q
a p a p
1. lebih dari ditulis sebagai > atau
b q b q
a p a p
2. kurang dari ditulis sebagai < atau
b q b q
a p a p
3. sama dengan ditulis sebagai =
b q b q

Contoh:
7 11
Susunlah deretan pecahan , 1, dalam urutan naik ( dari kecil ke besar)!
8 12
Jawab:
Terlebih dahulu samakan penyebutnya!
7 21 24 11 22
= , 1= , =
8 24 24 12 24

21 22 24
Karena 21 < 22 < 24, maka < <
24 24 24
7 11
Jadi deretan pecahan tersebut dalam urutan naik adalah , ,1
8 12

1.10.4 Pecahan Campuran


Berikut ini akan dibahas tentang pecahan-pecahan yang nilai pembilangnya lebih
3 7 13
besar dari penyebutnya, seperti , , dan .
2 3 5
Pecahan-pecahan tersebut dapat diubah benjadi bilangan yang terdiri dari bilangan
bulat dan pecahan yang disebut pecahan campuran atau bilangan campuran.
Contoh:
Nyatakan bilangan- bilangan berikut sebagai pecahan campuran!
7 13
1. 2.
3 5

Sebaliknya, bilangan campuran ( pecahan campuran) dapat diubah menjadi bentuk


pecahan biasa, seperti contoh berikut.
5
Nyatakan bilangan 2 sebagai pecahan biasa!
6

b
Pecahan campuran a dengan c≠ 0 dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan biasa ,
c
b c × a+b
yaitu a =
c c

1.10.5 Pecahan Negatif

Pada gambar di atas, titik yang terletak di tengah-tengah 0 dan 1 menunjukkan titik
1
untuk bilangan . Dengan demikian, titik yang terletak di tengah-tengah 0 dan -1
2
1 1
menunjukkan bilangan - , yang merupakan lawan dari bilangan pecahan . Jadi,
2 2
a
untuk setiap pecahan positif , terdapat lawan dari pecahan tersebut yang merupakan
b
a
pecahan negative -
b
Contuh:
3 5
Tentukan hubungan pecahan - dengan -
4 7
Jawab:
3 −3 ×7 5 −5 ×4
- = - =
4 4 ×7 7 7 ×4
21 20
=- = -
28 28
3 5
Karena -21 < -20, maka - < -
4 7
Latihan 6
1. Tulislah pecahan-pecahan berikut dalam bentuk yang paling sederhana!
18 84
a. c.
21 156
28 132
b. d.
32 187
2. Susunlah deretan pecahan berikut dalam urutan naik!
1 2 1 3 3 1
a. , , c. , ,
6 3 9 4 8 2
1 1 2 5 5 3
b. , , d. , ,
2 4 3 12 8 4
3. Nyatakan bilangan-bilangan berikut sebagai pecahan campuran!
8 17
a. c.
3 15
19 126
b. d.
4 12
4. Tentukan nilai-nilai berikut!
1
a. dari Rp3.600
3
2
b. dari 1 jam ( dalam menit)
3
3
c. dari 1 kg ( dalam ons)
5
5
d. dari 12 liter ( dalam cm3)
6
18 6
5. Jika emas 18 karat mengandung emas murni dan campuran logam lain, maka
24 24
tentukan banyaknya emas murni yang terdapat dalam kadar berikut!
a. 48 gram emas 18 karat
b. 120 gram emas 23 karat.

1.11 PECAHAN DESIMAL DAN PERSEN


1.11.1 Pecahan Desimal
Dalam sistem desimal, angka-angka dalam sebuah bilangan decimal masing-masing
mempunyai arti sebagai berikut.
6 7 8
2345,678 = 2.000 + 300 + 40 + 5 + + +
10 100 1000
600 70 8
= 2.000 + 300 + 40 + 5 + + +
1000 1000 1000
678
= 2.345
1000

ribuan←−−−−2345,678−−−−→ perseribuan

ratusan←−−−−−−−−−−→ perseratusan
puluhan←−−−−−−−−−−−→ persepuluhan
satuan

Bilangan diatas merupakan bilangandesimal dengan tiga tempat decimal karena memiliki 3
angka dibelakang koma. Dari uraian tersebut, Nampak bahwa bilangan decimal dapat
dinyatakan sebagai bilangan campuran ( pecahan campuran). Sebaliknya, pecahan campuran
maupun pecahan biasa dapat dinyatakan sebagai pecahan decimal. Caranya dengan
mengubah penyebutnya menjadi bilangan 10,100,1.000 dan seterusnya
Contoh:
1. Nyatakan bilangan-bilangan berikut sebagai pecahan campuran!
a. 4,67 b. 0, 000289
Jawab:
67 289
a. 4,67 = 4 perseratusan b. 0,000289 = persejutaan
100 1.000.000

2. Nyatakan bilangan-bilangan berikut sebagai pecahan decimal!


3 4
a. Type equation here . b.
5 125
Jawab:
3 3× 2 4 4 ×8
a. = b. =
5 5× 2 125 125× 8
6 32
= = 0,6 = = 0,032
10 1.000
jika penyebut dari suatu pecahan ternyata sulit diubah menjadi 10,100,1.000, dan seterusnya,
maka pengerjaan dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dengan penyebut seperti
contoh berikut.
Contoh:
5 7
1. 2.
13 11

Jawab:
5 5.000 7 7000
1. = = 0,3846 2. = = 0,6363
13 13 11 11
5 7
Jadi, = 0,3846 ( sampai empat tempat decimal) dan = 0,6363.
13 11
Bilangan 0,636363… disebut pecahan decimal berulang.

1.11.2 Persen
persen adalah pecahan dengan penyebut 100. Dengan demikian, persen persen berarti
perseratus. Lambing persen adalah %.

a a
Untuk setiap pecahan dengan b ≠ 0 jika dinyatakan dalam bentuk persen menjadi ×
b b
100%
a a
Jadi . = × 100%
b b
Contoh:
1. Nyatakan bilangan- bilangan berikut dalam bentuk persen!
7 2
a. b.
20 15
Jawab:
7 7× 5 2 2
a. = b. = ×100 %
20 20× 5 15 15
35 40
= % = %
100 3
1
= 25% = 13 %
3
2. Nyatakan bentuk persen berikut sebagai bentuk pecahan!
a. 45% b. 275%
Jawab:
45 275
a. 45% = b. 275% =
100 100
9 75
= =2
20 100
3
=2
4
3. Dalam suatu kelas yang terdiri dari 18 siswa putra dan 22siswa putri, ternyata 3 orang
tidak masuk sekolah karena sakit. Berapa persen siswa yang tidak masuk?
Jawab:
Banyak siswa yang tidak masuk
3
= x 100%
18+22
3
= x 100%
40
= 7,5
Latihan 7
1. Nyatakan bilangan-bilangan berikut sebagai pecahan decimal!
3 3
a. c. 8
25 5
9 5
b. d. 9
40 8
2. Nyatakan pecahan-pecahan berikut ini sebagai pecahan decimal dengan
pembulatan sampai tiga tempat decimal!
5 8
a. c.
6 11
7 7
b. d.
9 13
3. Nyatakan persen berikut sebagai pecahan biasa dalam bentuk yang paling
sederhana!
a. 20% c. 35%
1 3
b. 2 % d. 71 %
2 7
4. Tentukan nilai-nilai berikut!
a. 5% dari Rp80.000
1
b. 12 % dari 40 kg
2
5. Manyak siswa dalam suatu kelas adalah 40 orang, dengan 45%nya adalah siswa
laki-laki. Berapa banyak siswa perempuan di kelas itu?
6. Harga sepasang sepatu 40% lebih mahal dari harga sepasang sandal. Jika harga
sepasang sandal Rp75.000, hitunglah harga sepasang sepatu tersebut!

1.12 OPERASI PADA PECAHAN


1.12.1 Penjumlahan pecahan
Hasil penjumlahan pecahan-pecahan yang memiliki penyebut yang sama dapat diperoleh
dengan cara menjumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Jika
pecahan-pecahan yang akan dijumlahkan memiliki penyebut yang berbeda, terlebih dahulu
disamakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya
Contoh:
1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan – pecahan berikut!
5 3 1 7
a. + b. 1 +3
12 12 6 8
Jawab:
5 3 5+3 8 2
a. + = = =
12 12 12 12 3
1 7 14 21
b. 1 +3 = 1 +3 ←−−−−−−¿ KPK dari 6 dan 8 adalah 24
6 8 24 24
25
=4
24
1
=5
24
2. Sebuah mobil angkutan barang mengangkut sebuah sepeda motor dari dealer A
1 3
dengan berat 130 kg, dan dari dealer B dengan berat 128 kg. Berapa kilogram berat
5 4
beban yang diangkut mobil seluruhnya?
Jawab:
1 3
Berat beban yang diangkut mobil seluruhnya = 130 + 128
5 4
4 15
= 130 + 128
20 20
19
= 258 kg
20

1.12.2 Sifat-Sifat Penjumlahan Pada Bilangan Pecahan.


a. Sifat komutatif (Pertukaran)
b. Sifat Assosiatif ( Pengelompokan)
1.12.3 Pengurangan pecahan

Catatan:
Pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya dilakukan dengan menyamakan dahulu
penyebutnya dengan cara menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya.

3. Seseorang mendapat upah Rp840.000 sebulan. Seperenam dari upah tersebut digunakan
untuk membayar sewa rumah, 25 bagian digunakan untuk kebutuhan makan, dan sisanya
untuk keperluan lain.
a. Berapa bagian yang digunakan untuk keperluan lain?
b. Berapa rupiah yang digunakan untuk keperluan lain?

1.12.4 Penjumlahan dan pengurangan pecahan negatif

• Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun pengurangan pada pecahan


negatif, gunakan aturan-aturan atau sifat-sifat pada
penjumlahan/pengurangan pecahan positif.
• terkadang bentuk pecahan negatif perlu diubah bentuk penulisannya, seperti
pecahan berikut.

1.12.4 PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN NEGATIF


Contoh:
Hitunglah penjumlahan dan pengurangan pecahan-pecahan berikut!
3 7 1 1 2
1. - +(- ) 2. – (- ) –
8 8 4 6 3
Jawab:
3 7 −3−7 1 1 2 5 1 2
1. - +(- ) = 2. – (- ) – = + –
8 8 8 4 6 3 12 6 3
10 3 2 8
=- = + –
8 12 12 12
2 −3
= -1 =
8 12
1 −1
= -1 =
4 4

Latihan 8
1. Tentukan hasil penjumlahan atau pengurangannya!
4 7 4 2
a. + c. 3 – 1
9 9 7 7
3 5 7 9
b. 4 + d. 6 –1
14 14 11 11
2. Dua pertiga bagian dari permukaan bumi adalah lautan.
a. Berapa bagian dari permukaan bumi yang berupa daratan?
b. Jika luas seluruh permukaan bumi adalah 325,87 x 1010 km2, hitunglah luas
permukaan yang berupa daratan (dalam decimal)!
1
3. Pak Kardi memiliki lahan seluas 345m2. Dari lahan tersebut, bagian dibuat kolam
4
1
ikan, bagian ditanami tanaman obat, dan sisanya diperuntukkan sebagai taman.
6
a. Berapa bagian lahan untuk taman?
b. Hitunglah luas lahan yang digunakan untuk taman tersebut!

1.12.5 Perkalian Pecahan

a c
Untuk sembarang bilangan pecahan dan dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0 selalu berlaku :
b d
a c (a ×c )
x =
b d (b × d)
Jika dalam perkalian pecahan terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran harus kita
nyatakan sebagai pecahan biasa.
Contoh:
1. Tentukan hasil perkalian pecahan berikut!
2 1 1
1 × 2 ×4
5 3 2
Jawab:
2 1 1 7 7 9 2 1 1 7 7 9
1 × 2 ×4 = × × atau 1 × 2 ×4 = × ×
5 3 2 5 3 2 5 3 2 5 3 2
441 147
= =
30 10
21 7 7
= 14 = 14 = 14
30 10 10
3
2. Paman memperoleh penghasilan Rp3.600.000 setiap bulan. dari penghasilan
5
1
tersebut digunakan untuk kebutuhan pangan dan dari kebutuhan tersebut
12
digunakan untuk membeli gas dan air minum. Berapa bagian yang digunakan untuk
membeli gas dan air minum? Berapa rupiah itu?
Jawab:
1
Yang digunakan untuk membeli gas dan air minum = dari kebutuhan pangan.
12
1 3
= ×
12 5
1
= bagian
20
1
Besar biaya untuk membeli gas dan air minum = × Rp3.600.000
12
= Rp180.000

1.12.6 Sifat-sifat Perkalian Pada Bilangan Pecahan


a. Sifat Komutatif ( Pertukaran)
a c c a
× = ×
b d d b
b. Sifat Assosiatif ( pengelompokan)
a c e a e
( × ) × = ׿ × ¿
b d f b f
c. Sifat Distributif ( penyebaran)
a +e a c a e
1. ׿ ¿ = ( × ) + ( × ), dengan b,d,f ≠ 0
b f b d b f
Sifat distributive perkalian terhadap penjumlahan.
a −e a c a e
2. ׿ ¿ = ( × ) - ( × ), dengan b,d,f ≠ 0
b f b d b f

1.12.7 Pembagian Pecahan


a c
Untuk sembarang pecahan dan dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0 berlaku:
b d
a c a d d c
: = × , dengan adalah kebalikan dari Contoh:
b d b c c d
1. Tentukan hasil pembagian pecahan berikut!
3 5 1 3
a. : b. 5 : 4
4 6 4 8
Jawab:
3 5 3 6 1 3 21 35
a. : = × b. 5:4 = :
4 6 4 5 4 8 4 8
18 21 8
= = ×
20 4 35
9 6 6
= = ¿1
10 5 5

2. Untuk memperindah tampilan pada baju yang dirancangnya, seorang penjahit


memasang pita pada bagian baju yang mudah terlihat. Jika tersedia 1 gulung pita
yang panjangnya 5 meter, dan setiap baju membutuhkan 58 meter pita, berapa
banyak baju yang dapat dipasangi pita?
Jawab:
5 8
Banyak baju yang dapat dipasangi pita = panjang pita : = 5 × = 8 potong
8 5

1.12.8 Perkalian dan Pembagian Pecahan Negatif

Pada materi perkalian dan pembagian bilangan pecahan telah dibahas hal-hal berikut.

1. Hasil perkalian pecahan-pecahan diperoleh dengan mengalikan pembilang dengan


pembilang dan penyebut dengan penyebut.
2. Hasil pembagian pecahan diperoleh dengan cara mengubah pembagian menjadi
perkalian dengan kebalikan pembaginya.

Selain sifat-sifat diatas, perlu diingat kembali tentang tanda bilangan dari hasil
perkalian maupun pembagian berikut.

a
1. a× (-b) = -ab 3. - a× (-b) = ab 5. -a : b = -
b
a a
2. - a× (-b) = -ab 4. a : (-b) = - 6. -a : (-b) =
b b
Tentukan hasil perkalian dan pembagian pecahan-pecahan berikut!
3 2 1
1. - × 2. -2 :¿)
8 5 3
Jawab:
3 2 3 ×2 1 7 7
1. - × =- 2. -2 :¿) = - :¿ )
8 5 8 ×5 3 3 2
6 7
=- =- ׿)
40 3
3 2
=- =
20 3

1.12.9 Pemangkatan Pecahan


1 1 1
Pada bentuk ( )4; bilangan pokoknya adalah dan pangkat atau ekspononnya adalah 4. ( )4
2 2 2
dibaca :” satu perdua dipangkatkan 4” atau “setengan dipangkatkan empat”

Contoh:
Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut!
1
1. (-1 )3 2. (1,2)4
8
Jawab:
1 9 12 12 12 12
1. (-1 )3 = (- )3 2. (1,2)4 = × × ×
8 8 10 10 10 10
9 9 9 20.736
= (- ) x (- ) x (- ) =
8 8 8 10.000
729
=- = 2,0736
512
Latihan 9
1. Sederhanakan bentuk-bentuk perkalian pecahan berikut!
2 4 2 3 5
a. × c. ×3 ×
3 5 3 8 9
3 1 7 3 3
b. ×2 d. 7 ×9 ×3
5 6 9 5 4
2. Tentukan hasil penjumlahan bilangan berikut
1 1 1 1
a. + + + +…
2 4 8 16
1 1 1 1
b. + + + +…
9 27 81 243
1
3. Harga 1 liter beras sama dengan harga 1 kg gula, dan harga 1kg gula yang sejenis
2
3
sama dengan dari harga 1kg telur ayam. Jika harga 1kg telur ayam Rp8.000. berapa
4
rupiah harga 1 liter beras tersebut?
4. Sederhanakan pembagian pecahan berikut!
1 1 1 2
a. : c. 2 :4
8 2 5 3
9 5 1 7
b. : d. 10 :6
14 7 12 8
1
5. Hasil kali dua bilangan adalah 12. Jika bilangan yang satu adalah 2 tentukan
4
bilangan yang lain.
1.13 OPERASI PADA PECAHAN DESIMAL
1.13.1 Penjumlahan dan Pengurangan Pada Pecahan Desimal
Menjumlahkan atau mengurangkan bilangan-bilangan dalam bentuk decimal, tanda koma
desimal diletakkan pada satu lajur, sehingga angka ribuan, ratusan, puluhan, satuan,
persepuluhan dan seterusnya masing-masing terletak pada satu lajur.
Contoh:
1. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut!
a. 14,7 dan 8,39
b. 9,574,dan 52,18
Jawab:
a. 1 4 , 7 b. 9 , 7 5 4
8,39 5 2 , 18
------------ + -------------- +
23,09 61,934
2. Kurangkanlah bilangan-bilangan berikut!
a. 84,937 dari 725, 46
b. 89,276 dari 467,8

Jawab.

a. 7 2 5 , 4 6 0 ←−¿ 725,46 dapat ditulis b. 4 6 7 , 8 0 0 ←−¿ 467,8 dapat ditulis


84,937 menjadi 725,460 89,276 menjadi 467,80
640,523 378,524

1.13.2 Perkalian Bilangan dalam Bentuk Desimal


1. Perkalian dengan 10 dilakukan dengan menggeser bilangan satu tempat ke kiri, atau
menggeser tanda koma satu tempat ke kanan.
2. Perkalian dengan 100 dilakukan dengan menggeser bilangan dua tempat ke kiri, atau
menggeser tanda koma dua tempat ke kanan.

Hasil perkalian bilangan desimai dengan 10, 100, 1.000, 10.000, dan seterusnya dapat
ditentukan dengan cara menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan banyaknya angka
nol.

Contoh:
1. 2,3467 x 100 = 234,67 ←−−¿ tanda koma bergeser 2 angka ke kanan.
2. 2,3467 x 1.000 = 2346,7 ←−−¿ tanda koma bergeser 3 angka ke kanan
3. 8,6543 x 100.000 = 8,65430 x 100.000 ←−−¿ tanda koma bergeser 5 angka ke kanan
= 865.430
Untuk menentukan hasil perkalian bilangan desimal dengan desimal, perhatikan
uraian berikut ini
64 138
1. 6,4 x 1,38 = x
10 100
↓ ↓

8.832
Satu tempat dua tempat =
1.000

desimai desimal = 8,832 ←−−¿ tiga tempat desimal

367 4.258
2. 3, 67 x 4, 258 = x
100 1.000

1.562.686
↓ ↓ =
100.000

Dua tempat tiga tempat = 15,62686 ←−−¿ lima tempat desimal

Desimal desimal

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa banyak tempat desimal dari hasil kali bilangan-
bilangan desimal diperoleh dengan menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-
pengalinya.

Contoh.

1. 0,25 −−−−→ dua tempat desimal ( dua angka di belakang koma)


0,87 −−−−→ dua tempat desimal ( dua angka di belakang koma)
------- x
0,2175 ←−−−¿ empat tempat desimal
2. 1.8 −−−−→ satu tempat desimal
1,3626 −−−−→ empat tempat desimal
---------- x
2,45268 ←−−−¿ lima tempat desimal

1.13.3.PEMBAGIAN BILANGAN DALAM BENTUK DESIMAL

Hasil pembagian bilangan desimal dengan 10 dan 100 dapat ditentukan dengan cara
menggeser tanda koma ke kiri menurut banyaknya angka nol. Hal ini juga berlaku untuk
pembagian dengan 1.000, 10.000, 100.000, dan seterusnya.

Contoh:

1. 3456,78 : 100 = 34,5678 ←−−¿ tanda koma bergeser 2 angka ke kiri


2. 3456,78 : 1.000 = 3,45678 ←−−¿ tanda koma bergeser 3 angka ke kiri
3. 3456,78 : 100.000 = 03456,78 : 100.000 ←−−¿ tanda koma bergeser 5 angka ke kiri
= 0,0345678

Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan desimal, usahakan agar pembaginya
merupakan bilangan bulat, seperti contoh berikut.

Contoh:

14,245 1,03248
1. 14,245 : 0,7 = 2. 1.03248 : 0,012 =
0,7 0,012
14,245 10 1,03248 1.000
= x = x
0,7 10 0,012 1.000
142,45 103,248
= =
7 12
= 20,2 = 86,04

Latihan 10

1. Bagilah masing-masing bilangan berikut dengan 10 dan 1.000!


a. 43,26 c. 0,83
b. 3,842 d. 0,007
2. Bagilah masing-masing bilangan berikut dengan 8, kemudian tentukan hasil bagi
dengan 80 dan 8.000
a. 25,6 c. 3,936
b. 5,44 d. 6,352
3. Tentukan hasil operasi bilangan berikut!
a. 27,52 : 6,4 + 7,452 : 0,81
b. 75,92 : 14,6 – 0,87 x 7,8
c. (4,9 x 0,975) : (70,08 : 7,9)
4. Diketahui hasil kali dua bilangan adalah 18,204. Jika bilangan yang pertama 2,46,
berapakah bilangan yang kedua?
5. Tali yang panjangnya 1,4m dipotong menjadi beberapa bagian yang sama Panjang,
sehingga masih tersisa 9,5cm. berapa banyak potongan tali sebanyak-banyaknya
dengan Panjang potongan lebih dari 5 cm?

Anda mungkin juga menyukai