Anda di halaman 1dari 4

KBM ONLINE MATEMATIKA KELAS II (Semester 2 – Pertemuan 1)

BAB IV – PERSAMAAN GARIS LURUS (2)

Masuk semester 2, kita akan belajar tentang menentukan gradien garis.


Namun, Ustadzah akan mengulang kembali materi persamaan garis lurus yang pertama, sebelum PAS 1 kemarin, yaitu
tentang Grafik Persamaan Garis Lurus.
Anak-anak masih ingat kan, materi itu? Bisa sambil dibuka lagi catatannya, ya..
Ustadzah akan membahas contoh-contoh soal yang dijadikan latihan untuk Anak-anak. Siapa yang sudah mencoba
mengerjakan? Bisa sambil dicocokkan, ya. Kalau ada perbedaan nanti kita diskusikan bersama, gitu ya, Nduk… 

Kita mulai, ya… kuy!

Penyelesaian:
Diketahui domain: {–1, 0, 1, 2, 3, 4}.  sebagai nilai .
 Untuk = −1
ℎ(−1) = 3 • (−1) − 6 = −3 − 6 = −9
Titik koordinat: (–1, –9)
 Untuk = 0
ℎ(0) = 3 • 0 − 6 = 0 − 6 = −6
Titik koordinat: (0, –6)
 Untuk = 1
ℎ(1) = 3 • 1 − 6 = 3 − 6 = −3
Titik koordinat: (1, –3)
 Untuk = 2
ℎ(2) = 3 • 2 − 6 = 6 − 6 = 0
Titik koordinat: (2, 0)
 Untuk = 3
ℎ(3) = 3 • 3 − 6 = 9 − 6 = 3
Titik koordinat: (3, 3)
 Untuk = 4
ℎ(4) = 3 • 4 − 6 = 12 − 6 = 6
Titik koordinat: (4, 6)

Kemudian, bandingkan dengan grafik fungsi pada Contoh 2, yaitu grafiknya sebagai berikut:
Apa saja yang bisa dibandingkan dari kedua grafik tersebut?

Yang Contoh 2 Contoh 3


Dibandingkan ( )=− + ( )= −
Arah grafik (dari Menurun (nilai y Meningkat (nilai y
kiri ke kanan) semakin kecil) semakin besar)
Koefisien Negatif Positif
Konstanta Positif Negatif
Titik potong
(2, 0) sama (2, 0) sama
dengan sumbu-X
Titik potong
(0, 6) (0, –6)
dengan sumbu-Y

Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa untuk masing-masing


persamaan grafiknya, hal yang sebanding adalah antara arah grafik
dengan koefisien . Yaitu jika koefisien positif, maka arah grafiknya
meningkat. Artinya, semakin besar nilai , maka akan semakin besar pula
nilai (meningkat). Begitupun sebaliknya.
Kemudian apalagi yang sebanding, Nduk?
Yang sebanding ada lagi antara konstanta dengan titik potong grafik terhadap sumbu-Y. Why?
Karena, terlihat bahwa untuk konstanta yang positif, maka titik potongnya terhadap sumbu-Y berada pada sumbu yang
positif pula. Misalkan di Contoh 2 tersebut, konstantanya adalah 6 (positif), titik potongnya terhadap sumbu-Y berada di
titik (0, 6) yang ada di sumbu-Y bagian atas (positif). Dan kita bisa perhatikan pula bahwa bilangannya sama dengan
konstantanya, yaitu sama-sama bilangan 6. kok bisa, ya?

Bisa dicek juga untuk Contoh 3 lho, Nduk.. sampaikan di forum diskusi nanti, ya… 

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^


Lanjut, kuy!

Penyelesaian:
 Untuk titik (3, –2)  Untuk titik (0, 5)
8 + 3 = 8 × 3 + 3 × (−2) 8 +3 =8×0+3×5
8 + 3 = 24 − 6 8 + 3 = 0 + 15
8 + 3 = 18 (benar) 8 + 3 = 15 ≠ 18 (salah)

Jadi, titik (3, –2) terletak pada garis dengan persamaan 8 + 3 = 18, sedangkan titik (0, 5) tidak terletak pada garis dengan
persamaan 8 + 3 = 18.
Adakah yang berbeda penyelesaiannya? Silahkan disampaikan di forum diskusi ya, Nduk..

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^

Penyelesaian:
Membuat tabel menentukan titik-titik yang akan dilalui:
–2 –1 0 1 2 3
=− + 7 4 1 –2 –5 –8
( , ) (–2, 7) (–1, 4) (0, 1) (1, –2) (2, –5) (3, –8)

Kemudian, apakah titik (–3, 9) terletak pada garis tersebut?


Kita bisa langsung cek pada grafik dengan cara membuat titiknya
terlebih dahulu, kemudian garisnya ditarik hingga melewati titik
tersebut. Jika titiknya masuk pada garis, artinya titik tersebut terletak
pada garis, jika tidak masuk pada garis, maka titik tersebut tidak
terletak pada garis.

Kita juga bisa mengecek dengan cara yang sudah pernah kita pelajari
di Contoh 6, yaitu:
= −3 × (−3) + 1
=9+1
= 10 ≠ 9 (salah)

Diperoleh bahwa nilai = 10, jadi titik yang terletak pada garis
tersebut seharusnya adalah (–3, 10) bukan (–3, 9).

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^


Penyelesaian:
 Jika = 0, maka 5(0) − 2 = 10
0 − 2 = 10
=
= −5
Titik (0, –5) merupakan titik potong garis dengan sumbu-Y.

 Jika = 0, maka 5 − 2(0) = 10


5 − 0 = 10
=
=2
Titik (2, 0) merupakan titik potong garis dengan sumbu-X.

 Tabelnya adalah sebagai berikut.


0 2
–5 0
( , ) (0, –5) (2, 0)

Dari grafik tersebut, terlihat bahwa titik (4, 5) masuk pada garis. Sehingga titik (4, 5) terletak pada garis tersebut.
Untuk mengecek kebenarannya, dapat menggunakan perhitungan juga seperti contoh sebelumnya.

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^

Setelah kita mengulang sambil membahas contoh latihan soal, kita langsung lanjutkan ke materi berikutnya, yaitu tentang
gradien garis.

B. MENENTUKAN GRADIEN GARIS LURUS


Gradien merupakan ukuran kemiringan dari suatu garis. Apa saja contoh di sekitar kalian yang dapat disebut sebagai gradien
atau kemiringan? Coba sebutkan di forum diskusi, ya..

Bagaimana menentukan kemiringan suatu garis?


Secara umum, dan dasar yang perlu diingat adalah, gradien merupakan nilai perbandingan antara perubahan
nilai dengan perubahan nilai .
Gradien tidak tergantung pada panjang garis, ya….

Sehingga secara umum, untuk garis dapat diperoleh gradiennya dengan cara:

Untuk contohnya, kita langsung pada cara-caranya saja. Ingat, menggunakan


rumus umum yang di atas, ya…

Simbol/lambang dari gradien adalah .

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^


B.1. Gradien Garis pada Bidang Koordinat Kartesius
Perhatikan gambar berikut!

2
Pada bidang koordinat Kartesius, sebelum menentukan gradien garis, perlu kita
tentukan terlebih dahulu titik yang mana yang menjadi acuan untuk perubahan
nilai maupun nilai .
Misalkan kita tentukan titiknya adalah (0, 3) titik merah pada sumbu-Y.
4 Kemudian hitung banyaknya langkah dari titik tersebut ke titik B, yaitu langkah
naik berapa, langkah ke samping berapa.
• Dari gambar di samping, langkah naik ada 4 langkah, sehingga 4 merupakan
perubahan nilai (ingat, ya, itu naik/turun).
Kemudian, langkah ke samping ada 2 langkah ke kanan, sehingga 2 merupakan
perubahan nilai (ingat juga, ya, itu ke kanan/kiri).

Oleh karena itu, gradien garis AB di samping adalah


ℎ 4
= = =2
ℎ 2
Jadi, gradien garis AB adalah 2.

B.2. Gradien Garis yang Melalui Dua Titik


Diambil contoh dari gambar koordinat Kartesius di atas, dimana ada 2 titik yang diketahui, yaitu titik (–2, –1) dan titik
(2, 7). Maka untuk mencari gradiennya, menggunakan cara sebagai berikut:
Dimisalkan titik ( , ) dan titik ( , )
Maka perubahan nilai dapat dicari dengan cara − = −1 − 7 = −8.
Dan perubahan nilai dapat dicari dengan cara − = −2 − 2 = −4.
Sehingga gradiennya dapat diperoleh:
ℎ −8 Sama dengan
= = =2 hasil di atas.
ℎ −4

Bagaimana jika dibalik titiknya?


Maka perubahan nilai dapat dicari dengan cara − = 7 − (−1) = 8.
Dan perubahan nilai dapat dicari dengan cara − = 2 − (−2) = 4.
Sehingga gradiennya dapat diperoleh:
ℎ 8 Sama juga dengan
= = =2 hasil di atas.
ℎ 4

Sampai sini, sudah bisa dipahami? ^_^

Jadi dalam mencari gradien, dapat menggunakan grafik di bidang Kartesius, dapat juga menggunakan dua titik yang
diketahui.

Tadi ada titik baru di contoh yang menggunakan bidang Kartesius, yaitu titik (0, 3). Dengan memisalkan titik baru tersebut
dengan nama titik C, coba Anak-anak cari gradiennya menggunakan perhitungan dengan dua titik. Titik C dengan titik A,
dan juga titik C dengan titik B. Apakah gradiennya juga sama?

Jangan lupa, jika ada pertanyaan, bisa disampaikan di forum diskusi, ya…

Anda mungkin juga menyukai