3.22 Menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika (pernyataan sederhana, negasi
pernyataan sederhana, pernyataan majemuk , negasi pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan).
3.23 Menganalisis titik, garis dan bidang pada geometri dimensi tiga
A. PENGERTIAN
- Transformasi geometri merupakan perubahan suatu bidang geometri yang meliputi posisi, besar dan bentuknya
sendiri.
- Transformasi Isometri merupakan salah satu jenis trnasformati geometri dengan hasil transformasinya kongruen
dengan bangun yang ditransformasikan.
Bentuk-bentuk transformasi geometri yang akan kita bahas pada pembahasan kali ini meliputi:
1. Translasi (Pergeseran)
2. Refleksi (Pencerminan)
3. Rotasi (Perputaran)
4. Dilatasi (Perbesaran)
Untuk memperjelas pengertian masing-masing, berikut pembahasan satu-persatu dari bentuk transformasi geometri
𝐴’(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏)
y+b
𝒂
𝑻=( )
𝒃
b
Titik 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴’(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏)
A(x,y)
y
a
x x+a X
Y
𝑚(𝑥 + 𝑎) + 𝑛(𝑦 + 𝑏) = 𝑐
𝑚𝑥 + 𝑛𝑦 = 𝑐
X
Jika diperhatikan panjang garis tidak berubah,
yang berubah hanya posisi bias dilihat segitiga
yang terbentuk saling kongruen.
Kurva 𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑎(𝑥 − 𝑎)2 + 𝑏(𝑥 − 𝑏) + 𝑐
Contoh 2:
−𝟐
Tentukan bayangan garis 3𝑥 − 2𝑦 − 5 = 0 oleh translasi 𝑻 = ( )
𝟏
Penyelesaian:
−𝟐
𝑻=( )
𝟏
3𝑥 − 2𝑦 − 5 = 0 → 3(𝑥 ′ − (−2)) − 2(𝑦 ′ − 1) − 5 = 0
3(𝑥 ′ + 2) − 2(𝑦 ′ − 1) − 5 = 0
3𝑥 ′ + 6 − 2𝑦 ′ + 2 − 5 = 0
3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 3 = 0
Jadi bayangan garis 3𝑥 − 2𝑦 − 5 = 0 adalah 3𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0
Contoh 3:
𝟐
Tentukan bayangan garis 𝑦 = 2𝑥 2 − 𝑥 + 4 oleh translasi 𝑻 = ( )
−𝟐
Penyelesaian:
𝟐
𝑻=( )
2 −𝟐
𝑦 = 2𝑥 − 𝑥 + 4 → 𝑦 ′ − (−2) = 2(𝑥 ′ − 2)2 − (𝑥′ − 2) + 4
𝑦 ′ + 2 = 2((𝑥 ′ )2 − 4𝑥 ′ + 4) − 𝑥 ′ + 2 + 4
𝑦 ′ + 2 = 2(𝑥 ′ )2 − 8𝑥 ′ + 8 − 𝑥 ′ + 6
𝑦 ′ + 2 = 2(𝑥 ′ )2 − 9𝑥 ′ + 14
𝑦 ′ = 2(𝑥 ′ )2 − 9𝑥 ′ + 14 − 2
𝑦 ′ = 2(𝑥 ′ )2 − 9𝑥 ′ + 12
Jadi bayangan garis 𝑦 = 2𝑥 2 − 𝑥 + 4 adalah 𝑦 = 2𝑥 2 − 9𝑥 + 12
LATIHAN 1
−𝟕
a. Tentukan bayangan titik 𝑃(0,7) dan titik 𝑄(−9,11) oleh translasi 𝑻 = ( )
𝟎
𝟏
b. Tentukan bayangan garis 𝑥 + 3𝑦 = 7 oleh translasi 𝑻 = ( )
−𝟑
𝟏
2
c. Tentukan bayangan garis 𝑦 = −3𝑥 + 2𝑥 − 2 oleh translasi 𝑻 = ( )
𝟐
2. REFLEKSI (PENCERMINAN)
Refleksi atau pencerminan adalah suatu transformasi yang memindahkan/menggeser setiap titik pada objek
geometri dengan menggunakan sifat bayangan cermin. Adapun sifat bayangan cermin adalah sebagai berikut:
- Jarak setiap titik dengan cermin sama dengan jarak bayangan titik dengan cermin
- Objek geometri yang dicerminkan berhadapan dengan hasil bayangannya
A A’
terhadap
sumbu 𝑥 𝑥′ 1 0 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴’(𝑥, −𝑦) ( )=( )( )
atau 𝑦′ 0 −1 𝑦 X
𝑦=0
𝐴′(𝑥, −𝑦)
terhadap
𝐴′(−𝑥, 𝑦)
sumbu 𝒚 𝑥′ −1 0 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(−𝑥, 𝑦) ( )=( )( ) 𝐴(𝑥, 𝑦)
atau 𝑦′ 0 1 𝑦
𝒙=𝟎
Y
𝑥=ℎ
X
ℎ
𝐴′(𝑥, 2𝑘 − 𝑦)
terhadap 𝑘
𝑥′ 1 0 𝑥 0 𝑦=𝑘
garis 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(𝑥, 2𝑘 − 𝑦) ( )=(
𝑦′ 0
)( ) + ( )
−1 𝑦 2𝑘
𝒚=𝒌
𝐴(𝑥, 𝑦)
𝐴(𝑥, 𝑦)
terhadap
garis
𝒚=𝒙 𝐴′(𝑦, 𝑥)
𝑥′ 0 1 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(𝑦, 𝑥) ( )=( )( )
atau 𝑦′ 1 0 𝑦
𝒙=𝒚
x
𝑦 = −𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦)
terhadap
garis
𝒚 = −𝒙 𝑥′ 0 −1 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(−𝑦, −𝑥) ( )=( ) (𝑦 )
atau 𝑦′ −1 0
𝒙 = −𝒚 x
𝑦=𝑥
𝐴′ (−𝑦, −𝑥)
𝐴(𝑥, 𝑦)
terhadap
titik 𝑂(0,0)
𝑥′ −1 0 𝑥
pangkal 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(−𝑥, −𝑦) ( )=(
𝑦′
)( )
0 −1 𝑦
x
𝑶(𝟎, 𝟎)
𝐴′(−𝑥, −𝑦)
terhadap
titik 𝐴′(2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
𝑥′ −1 0 𝑥 2𝑎
pangkal 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦) (𝑦′) = ( 0 −1) (𝑦) + (2𝑏 ) 𝑃(𝑎, 𝑏)
𝑷(𝒂, 𝒃)
𝐴(𝑥, 𝑦)
Contoh.2.
Tentukan bayangan titik 𝑃(5, −7) setelah direfleksikan terhadap sumbu 𝑦!
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan refleksi terhadap sumbu x diperoleh:
𝒔𝒃.𝒚
𝑃(5, −7) → 𝑃′(−𝑥, 𝑦)𝑃′(−5, −7)
Contoh.3.
Tentukan bayangan garis 𝑦 = 5𝑥 + 3 setelah direfleksikan terhadap sumbu 𝑥!
Penyelesaian
Coba perhatikan aturan refleksi terhadap sumbu 𝑥
𝒔𝒃.𝒙
𝑃(𝑥, 𝑦) → 𝑃′(𝑥, −𝑦)
Jika diperhatikan setelah direfleksikan terhadap sumbu 𝑥 kita peroleh nilai 𝑥 = 𝑥’ dan 𝑦 = −𝑦’, sehingga bayangan
garis 𝑦 = 5𝑥 + 3 dapat dicari dengan cara mensubstitusikan nilai 𝑥 dan 𝑦 tersebut.
𝒔𝒃.𝒙
𝑦 = 5𝑥 + 3 → −𝑦 ′ = 5𝑥 ′ + 3
𝑦 ′ = −5𝑥 ′ − 3
Jadi bayangan garisnya adalah 𝑦 = −5𝑥 − 3
Contoh.4.
Tentukan bayangan titik 𝑃(2, −3) setelah direfleksikan terhadap garis 𝑥 = −2!
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan refleksi terhadap garis 𝑥 = −2 diperoleh:
𝒙=−𝟐
𝑃(2, −3) → 𝑃′(2ℎ − 𝑥, 𝑦)𝑃′(2(−2) − 2, −3)𝑃′(−6, −3)
Contoh.5.
Tentukan bayangan titik 𝑃(−5, −1) setelah direfleksikan terhadap garis 𝑦 = 3!
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan refleksi terhadap garis 𝑥 = −2 diperoleh:
𝒚=𝟑
𝑃(−5, −1) → 𝑃′(𝑥, 2𝑘 − 𝑦)𝑃′(−5,2(3) − (−1))𝑃′(−5,7)
Contoh.6.
Tentukan bayangan titik 𝐴(−5, −1) setelah direfleksikan terhadap titik pusat 𝑂(0,0) dan titik 𝑃(3,1) !
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan refleksi terhadap titik pusat 𝑂(0,0) diperoleh:
𝑶(𝟎,𝟎)
𝐴(−5,1) → 𝐴′(−𝑥, −𝑦)𝐴′(−(−5), −1)𝐴′(5, −1)
Dengan menggunakan aturan refleksi terhadap titik pusat 𝑃(𝑎, 𝑏) diperoleh:
𝑷(𝒂,𝒃)
𝐴(−5,1) → 𝐴′(2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)𝐴′(2(3) − (−5),2(1) − 1)𝐴′(6 + 5,2 − 1)𝐴′(11,1)
a. Tentukan bayangan Segitiga ABC dengan titik 𝐴(1,3), 𝐵(3,4) dan 𝐶(8,2) yang direfleksikan
terhadap garis 𝑥 = −2
b. Tentukan bayangan titik 𝑀(8,4) yang direfleksikan terhadap titik 𝑃(2,2)!
c. Gambarkan pada bidang kartesius kedua refleksi diatas!
3. ROTASI (PUTARAN)
Rotasi (putaran) adalah perpindahan seluruh objek geometri dengan pusat tertentu, sudut dan arah tertentu. Ada
dua jenis rotasi jika dibedakan berdasarkan arahnya yakni rotasi serah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam.
a. Rotasi titik P(x,y) terhadap pusat 𝑶(𝟎, 𝟎), sebesar 𝜽 dan berlawanan arah jarum jam
Perhatikan gambar disamping. Titik 𝑃(𝑥, 𝑦)
dirotasikan terhadap pusat 𝑂(0,0) sebesar 𝜃 Y
berlawanan arah putaran jarum jam, maka bayangan
titiknya adalah sebagai berikut: 𝑃′(𝑥 ′ , 𝑦 ′ )
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 cos 𝜃
Atau jika dituliskan dalam titik koordinat
r
Untuk beberapa sudut dapat langsung ditentukan, sebagaimana pada table berikut:
ARAH TERHADAP
PUSAT BESAR SUDUT TITIK AWAL BAYANGAN
JARUM JAM
Searah −900 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(𝑦, −𝑥)
b. Rotasi titik P(x,y) terhadap pusat 𝑷(𝒂, 𝒃), sebesar 𝜽 dan berlawanan arah jarum jam
Titik 𝐴(𝑥, 𝑦) dirotasikan terhadap pusat 𝑃(𝑎, 𝑏) sebesar 𝜃 berlawanan arah putaran jarum jam, maka
bayangan titiknya adalah sebagai berikut:
𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃
𝑦 ′ = (𝑥 − 𝑎) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏) cos 𝜃
Atau jika dituliskan dalam titik koordinat bayangan A adalah sebagai berikut:
𝐴′ ((𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 , (𝑥 − 𝑎) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏) cos 𝜃)
𝐴′(𝑥 ′ , 𝑦 ′ )
r
𝐴(𝑥, 𝑦)
r
𝑦−𝑏
𝜃
𝛼
𝑃(𝑎, 𝑏) x-a
X
O
Contoh.1. :
Tentukan matriks yang bersesuaian dengan rotasi terhadap pusat 𝑂(0,0) sebesar 600 searah putaran jarum jam.
Penyelesaian
Rotasi sebesar 600 searah putaran jarum jam adalah ⟺ 𝜃 = −600
Matriks yang bersesuaian dengan rotasi terhadap pusat 𝑂(0,0) sebesar 600 berlawanan arah putaran jarum jam
adalah
1 1
cos(−60 0) 0)
− sin(−60 √3
cos 𝜃 − sin 𝜃
( )=( )=( 2 2 )
sin 𝜃 cos 𝜃 sin(−600 ) cos(−600 ) 1 1
− √3
2 2
Contoh.2.
Tentukan bayangan garis dengan persamaan 3𝑦 + 2𝑥 = 4 yang dirotasi terhadap pusat 𝑂(0,0) sebesar 900
berlawanan arah putaran jarum jam.
Penyelesaian
Rotasi sebesar 900 berlawanan arah putaran jarum jam ⟺ 𝜃 = 900
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
( )=( ) (𝑦 )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃
0 0 𝑥
= (cos 900 − sin 900 ) (𝑦)
sin 90 cos 90
0 −1 𝑥
=( ) (𝑦)
1 0
−𝑦
=( )
𝑥
𝑥′ −𝑦
( )=( )
𝑦′ 𝑥
Substitusikan 𝑥 = 𝑦′ dan 𝑦 = −𝑥′ ke persamaan 3𝑦 + 2𝑥 = 4
3𝑦 + 2𝑥 = 4
3(−𝑥′) + 2𝑦′ = 4
−3𝑥′ + 2𝑦′ = 4
3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ = −4
Jadi, bayangannya adalah 3𝑥 − 2𝑦 = −4 atau −3𝑥 + 2𝑦 = 4
LATIHAN 3
a. Tentukan bayangan Segitiga ABC dengan titik 𝐴(1,3), 𝐵(3,4) dan 𝐶(8,2) yang dirotasikan terhadap
pusat 𝑂(0,0) sejauh 900 dan berlawanan arah jarum jam.
b. Tentukan bayangan Segitiga ABC dengan titik 𝐴(1,3), 𝐵(3,4) dan 𝐶(8,2) yang dirotasikan terhadap
pusat 𝑂(0,0) sejauh 900 dan searah jarum jam.
c. Gambarkan pada bidang kartesius kedua refleksi diatas!
A. DILATASI
Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil) suatu bangunan, tetapi
tidak mengubah bentuk bangunan. Suatu dilatasi ditentukan oleh pusat dilatasi dan factor dilatasi atau factor skala.
Y
B’ C’
C
B A’
X
O
Gambar konsep dilatasi titik garis dan bidang
𝐴′(𝑘𝑥, 𝑘𝑦)
X
O A B
Y
𝐴′(𝑘(𝑥 − 𝑎 + 𝑎, 𝑘(𝑦 − 𝑏) + 𝑏)
𝐴(𝑥, 𝑦)
𝑃(𝑎, 𝑏) 𝑘 𝐴(𝑥, 𝑦) 𝐴′(𝑘(𝑥 − 𝑎) + 𝑎, 𝑘(𝑦 − 𝑏) + 𝑏)
𝑃(𝑥, 𝑦) Q R
x’-a
X
O
Contoh.1.
Tentukan bayangan 𝐴(−2,4) setelah didilatasikan terhadap pusat 𝑃(3, −1) dengan factor skala −3.
Penyelesaian:
Titik 𝐴(−2,4); berarti 𝑥 = −2 dan 𝑦 = 4
Titik pusat 𝑃(3, −1); berarti 𝑎 = 3 dan 𝑏 = −1
Factor skala −3; berarti 𝑘 = −3
𝑥 ′ − 𝑎 = 𝑘(𝑥 − 𝑎)
⟺ 𝑥 ′ − 3 = −3(−2 − 3)
⟺ 𝑥 ′ − 3 = −3(−5)
⟺ 𝑥 ′ − 3 = 15
⟺ 𝑥 ′ = 18
𝑦 ′ − 𝑏 = 𝑘(𝑦 − 𝑏)
⟺ 𝑦 ′ − (−1) = −3(4 − (−1))
⟺ 𝑦 ′ + 1 = −3(5)
⟺ 𝑦 ′ + 1 = −15
⟺ 𝑦 ′ = −16
Jadi, bayangannya adalah 𝐴′(18, −16)
Contoh.2.
Titik 𝐴(−1,5) dan 𝐵(4, −2) setelah didilatasikan terhadap pusat 𝑃(𝑎, 𝑏) dengan factor skala 𝑘 menjadi
𝐴′(−5,14) dan 𝐵′(5,0). Tentukan nilai 𝑘, 𝑎, dan 𝑏.
Penyelesaian:
Titik 𝐴(−1,5) dilatasi menjadi 𝐴′(−5,14)
x ′ − a = k(x − a)
⟺ −5 − 𝑎 = 𝑘(−1 − 𝑎)
⟺ −5 − 𝑎 = −𝑘 − 𝑘𝑎
Contoh.3.
Suatu garis dengan persamaan 2𝑥 − 5𝑦 = 3 setelah didilatasi terhadap pusat 𝑂(0,0) dengan factor skala 𝑘
menghasilkan bayangan 2𝑥 − 5𝑦 = −9. Tentukan nilai 𝑘.
Penyelesaian:
𝑥′
𝑥 ′ = 𝑘𝑥 ⟺ 𝑥 = 𝑘
… (1)
𝑦′
𝑦 ′ = 𝑘𝑦 ⟺ 𝑦 = 𝑘
… (2)
5𝑦 ′ = 3𝑘
Sehingga persamaan bayangannya adalah 2𝑥 − 5𝑦 = 3𝑘
2𝑥 − 5𝑦 = 3𝑘 ⟺ 2𝑥 − 5𝑦 = −9
3𝑘 = −9 ⟺ 𝑘 = −3
Jadi, nilai 𝑘 = −3
LATIHAN 2
Koordinat titik sudut 𝑃(2,1), 𝑄(3, −3) dan 𝑅(5,2) didilatasikan oleh [𝑂, −3]. Gambarkan bayangan ketiga
titik sudut segitiga tersebut pada diagram kartesius!
−13𝑏 = 13
𝑏 = −1
Substitusikan nilai 𝑏 = −1 ke persamaan (1)
2𝑎 − 5𝑏 = 9
2𝑎 − 5(−1) = 9
2𝑎 = 9 − 5
2𝑎 = 4
𝑎=2
Eliminasi persamaan (2) dan (4)
2𝑐 − 5𝑑 = 25 × 3 6𝑐 − 15𝑑 = 75
| |
−3𝑐 + 𝑑 = −18 × 2 −6𝑐 + 2𝑑 = −36+
−13𝑑 = 39
𝑑=3
Substitusikan nilai 𝑑 = 3 ke persamaan (2)
2𝑐 − 5𝑑 = 25
2𝑐 − 5(3) = 25
2𝑐 = 25 − 15
1. Tentukan bayangan segitiga 𝑃𝑄𝑅 dengan koordinat 𝑃(−2, −6), 𝑄(−2,6) dan 𝑅(−8,1) jika direfleksikan
terhadap garis y=x dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis x=-5!
3
2. Tentukan bayangan titik 𝐴(2, −3) jika ditranslasikan 𝑇 = ( ) dan dilanjutkan oleh rotasi terhadap pusat 𝑂(0,0)
−2
sejauh 900 searah jarum jam!
3. Tentukan bayangan segitiga 𝐾𝐿𝑀 dengan 𝐾(1, −2), 𝐿(−3,0), dan 𝑀(−8,4) dirotasikan terhadap pusat 𝑂(0,0)
sejauh 900 berlawanan arah jarum jam dan dilanjutkan dilatasi dengan pusat (3, −6) dan factor skala -5!
2. Refleksi
1 0
a. Terhadap sumbu 𝑋 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥, −𝑦) ( )
0 −1
b. Terhadap garis 𝑥 = ℎ 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (2ℎ − 𝑥, 𝑦) Tidak ada
−1 0
c. Terhadap sumbu 𝑌 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, 𝑦) ( )
0 1
d. Terhadap garis 𝑦 = 𝑘 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥, 2𝑘 − 𝑦) Tidak ada
0 1
e. Terhadap garis 𝑦 = 𝑥 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑦, 𝑥) ( )
1 0
0 −1
f. Terhadap garis 𝑦 = −𝑥 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑦, −𝑥) ( )
−1 0
−1 0
g. Terhadap titik pangkal 𝑂(0,0) 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, −𝑦) ( )
0 −1
h. Terhadap titik 𝑃(𝑎, 𝑏) 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦) Tidak ada
3 Rotasi
cos 𝜃 − sin 𝜃
a. Terhadap pusat 𝑂(0,0) sebesar 𝜃 𝑃(𝑥, 𝑦) → 𝑃 ′ (𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃 , 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 cos 𝜃) ( )
sin 𝜃 cos 𝜃
b. Terhadap pusat 𝑃(𝑎, 𝑏) sebesar 𝜃 𝑃(𝑥, 𝑦) → 𝑃 ′ ((𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝑏) sin 𝜃 , (𝑥 − 𝑎) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝑏) cos 𝜃) Tidak ada
4. Dilatasi
𝑘 0
a. Terhadap pusat 𝑂(0,0) dengan factor skala k 𝑃(𝑥, 𝑦) → 𝑃′ (𝑘𝑥, 𝑘𝑦) ( )
0 𝑘
b. Terhadap pusat 𝐴(𝑎, 𝑏) dengan factor skala k 𝑃(𝑥, 𝑦) → 𝑃′ (𝑘(𝑥 − 𝑎) + 𝑎, 𝑘(𝑦 − 𝑏) + 𝑏) Tidak ada
𝑎 𝑏
5 Transformasi matriks 𝑃′ (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ) → 𝑃′(𝑎𝑥 + 𝑏𝑦, 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦) ( )
𝑐 𝑑