Anda di halaman 1dari 10

BAB I

FUNGSI DUA VARIABEL ATAU LEBIH

A. Definisi

Fungsi bernilai-real dengan


f
dua peubah real (real-valued
function of two real variables), O
O
yaitu fungsi yang menghubungkan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦)
(𝑥, 𝑦)
setiap pasangan
berurutan(𝑥, 𝑦)pada suatu
himpunan D dalam suatu bidang
dengan sebuah bilangan real dari
Daerah asal Daerah hasil
(𝑥, 𝑦). Misalnya,

𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 + 3𝑦 2 .

Himpunan D disebut daerah asal (domain) suatu fungsi. Daerah hasil


(range) dari sebuah fungsi adalah himpunan dari nilai-nilainya. Jika 𝑧 =
𝑓(𝑥, 𝑦), maka kita menyebut x dan y sebagai peubah bebas (independent
variable) dan z sebagai peubah takbebas (dependet variable). (Purcell,
Edwin J.; Varberg, Dale; Rigdon, Steven E.;, 2003, p. 248)

Himpunan semua 𝑛 – pasangan terurut dari bilangan-bilangan real


disebut ruang 𝒏 – dimensi dan dinyatakan oleh 𝑅𝑛 . Setiap 𝑛 – pasangan
terurut ( 𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑛 ) disebut titik di ruang 𝑛 – dimensi. (Leithold,
Louis, 1986, p. 280)
Misalkan D suatu himpunan di 𝑅2 . Fungsi dua variabel bernilai real f
dengan daerah definisi D adalah aturan pengaitan setiap elemen (𝑥, 𝑦) di
D dengan satu dan hanya satu bilangan yang ditulis sebagai 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦).
(Budhi, Wono Setya, 2001, p. 27)
Fungsi dengan dua
Fungsi dengan satu variabel
variabel
𝑓 𝑓
𝑥 → 𝑦 (𝑥, 𝑦) → 𝑧
f = cara mengaitkan
f = cara mengaitkan setiap x
Definisi setiap pasangan (x,y)
dengan hanya satu y
dengan hanya satu Z
Notasi 𝑦 = 𝑓(𝑥) 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦)
Implisit 𝐹 (𝑥, 𝑦) = 0 𝐹 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0
Dimensi
Dua / Bidang Datar Tiga / Ruang
Geometris
Sistem Sumbu XY XYZ

Z
y

P(x1,y1)
Grafik Titik P P
Y
X

Gambar Fungsi Garis lurus / lengkung Bidang datar / lengung

(Gazali & Soedadyatmodjo, 2007, pp. 241-242)


Contoh soal mencari daerah asal!
a) Carilah daerah asal dari f(x,y)=x²y + √𝑦.

Jawab: f(x,y)=x²y + √𝑦.


Fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) terdefinisi jika 𝑥 ∈ ℝ dan 𝑦 ≥ 0 maka
daerah asal dari f(x,y)=x²y + √𝑦.adalah {𝑥, 𝑦| 𝑥 ∈ ℝ, 𝑦 ≥ 0}
b) Carilah daerah asal dari 𝑓 (𝑥, 𝑦) = √16 − 𝑥 2 − 𝑦 2
Jawab: 𝑓(𝑥, 𝑦) = √16 − 𝑥 2 − 𝑦 2
Fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = √16 − 𝑥 2 − 𝑦 2 terdefinisi jika 16 −
𝑥 2 − 𝑦 2 ≥ 0, maka daerah asal dari 𝑓(𝑥, 𝑦) =
√16 − 𝑥 2 − 𝑦 2 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ {𝑥, 𝑦|𝑥 2 + 𝑦 2 ≤ 16}

c) Tentukan F(f(t),g(t)) jika F(x,y)=𝑥 2 y dan f(t)=t.cost dan


g(t)=𝑠𝑒𝑐 2 𝑡.
Jawab: f(t)=t.cost
g(t)=𝑠𝑒𝑐 2 𝑡
F(x,y)=𝑥 2 y
𝐹(𝑓(𝑡), 𝑔(𝑡)) terpenuhi jika 𝐷𝑓 ∩ 𝑅𝑔 = ∅
𝐷𝑓 = {𝑡 | 𝑡 ∈ ℝ}, 𝑅𝑔 = { 𝑡 | 𝑡 ∈ ℝ}
𝐷𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑔 keduanya merupakan elemen bilangan riil, maka
𝐷𝑓 ∩ 𝑅𝑔 =∅
𝐹(𝑓(𝑡), 𝑔(𝑡)) = (𝑡. 𝑐𝑜𝑠𝑡)2 𝑠𝑒𝑐 2 𝑡
= 𝑡 2 𝑐𝑜𝑠 2 t.𝑠𝑒𝑐 2 𝑡
= 𝑡2 .1
= 𝑡2
B. Grafik (Graph)
Dari fungsi f dengan dua peubah, yang dimaksud adalah grafik dari
persamaan z = f (x,y). Grafik ini normalnya merupakan sebuah
permukaan, dan karena terhadap masing-masing (x,y) di dalam daerah asal
hanya berhubungan dengan satu nilai z, maka setiap garis yang tegak lurus
terhadap bidang xy akan hanya memotong permukaan di satu titik.

a) Gambarlah grafik fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 6 − 𝑥 − 2𝑦

o Grafik bidang xoy (z=0) x+2y=6

o Grafik bidang xoz (y=0) x+z=6

o Grafik bidang yoz (z=0) 2y+z=6


b) Perhatikan Grafik fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4 − 𝑥 2 − 𝑦 2

 Bidang 𝑥𝑜𝑦 (𝑧 = 0) → 𝑥 2 + 𝑦 2 = 4,
lingkaran berpusat di(0,0) berjari-jari
2.
 Bidang 𝑥𝑜𝑧 (𝑦 = 0)
→ 𝑧 = 4 − 𝑥2

= (2 − 𝑥 )(2 + 𝑥 )

𝑥 = 2 , 𝑥 = −2
 Bidang 𝑦𝑜𝑧 (𝑥 = 0)
→ 𝑧 = 4 − 𝑦2 Setiap pasangan daerah asal (x,y)
= (2 − 𝑦)(2 + 𝑦) dalam fungsi diatas berbentuk lingkaran

𝑦 = 2 , 𝑦 = −2 hanya berhubungan dengan satu nilai 𝑧.

Mengenai grafik fungsi dari dua peubah atau lebih , lebih sulit
digambarkan secara manual atau terkesan sangat sulit. Namun terdapat
beberapa perangkat lunak yang mampu menghasilkan grafik-grafik
berdimensi tiga yang rumit dengan sangat mudah. Berikut contoh grafik
yang dihasilkan oleh salah satu perangkat lunak yang biasa digunakan
yaitu maple 13; 1
𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑓(𝑥, 𝑦) = √36 − 9𝑥 2 − 4𝑦 2
3

𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦2 − 𝑥2
C. Kurva Ketinggian
Mensketsa permukaan yang berkaitan dengan grafik dari fungsi 𝑧 =
𝑓(𝑥, 𝑦) dengan dua peubah seringkali sangat sulit. Para pembuat peta telah
menyediakan cara yang lebih sederhana untuk menggambar permukaan,
yang disebut peta kontur. setiap bidang horizontal 𝑧 = 𝑐 memotong
permukaan di dalam sebuah kurva. Proyeksi kurva ini pada bidang xy
disebut kurva ketinggian/level curve dan sekumpulan kurva seperti ini
disebut plot kontur . (Purcell, Edwin J.; Varberg, Dale; Rigdon, Steven E.;,
2003, p. 250)

Kurva Ketinggian

Peta Kontur
Contoh Soal :
a) Gambarlah peta kontur dari permukaan permukaan yang
1
berhubungan dengan 𝑧 =
3
√36 − 9𝑥 2 − 4𝑦 2 𝑑𝑎𝑛 𝑧 =

0; 1; 1,5; 1,75; 2;

1
𝑧 = √36 − 9𝑥 2 − 4𝑦 2
3
⟺ 9𝑥 2 + 4𝑦 2 + 9𝑧 2 = 36

36 − 9𝑥 2 − 9𝑧 2
⟺𝑦=√
4

36−9𝑥 2
o 𝑧=0⟶𝑦=√ 4

27−9𝑥 2
o 𝑧=1⟶𝑦=√
4

15,75−9𝑥 2
o 𝑧 = 1,5 ⟶ 𝑦 = √ 4

8,4375−9𝑥 2
o 𝑧 = 1,75 ⟶ 𝑦 = √ 4

9𝑥 2
o 𝑧=2⟶𝑦=√ 4

b) Gambarlah peta kontur dari permukaan permukaan yang


berhubungan dengan
𝑧 = 𝑦2 − 𝑥2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧 = −5; −4; . . ; 4; 5;
𝑧 = 𝑦2 − 𝑥2

• −5 = 𝑦 2 − 𝑥 2 → 𝑦 = √𝑥 2 − 5

• −4 = 𝑦 2 − 𝑥 2 → 𝑦 = √𝑥 2 − 4
.
.
.

• 4 = 𝑦 2 − 𝑥 2 → 𝑦 = √𝑥 2 + 4

• 5 = 𝑦 2 − 𝑥 2 → 𝑦 = √𝑥 2 + 5
𝑥2
c) Sketsalah kurva ketinggian 𝑧 = ; 𝑧 = 𝑘 untuk nilai
𝑦
𝑘 = −4, −1, 0, 1, 4
 𝑥2
K=-4 -4 = -4y=x2
𝑦
 𝑥2
K=-1 -1 = -y=x2
𝑦
 𝑥2
K=0 0= 0=x2
𝑦
 𝑥2
K=1 1= y=x2
𝑦
 𝑥2
K=4 4= 4y=x2
𝑦

d) Sketsalah peta kontur 𝑧 = 𝑥 2 + 𝑦 dan 𝑘 = −4; −1; 0; 1; 4 dengan


z = k.
𝑧 = 𝑥2 + 𝑦
o 𝑧 = −4 → −4 = 𝑥 2 + 𝑦
𝑦 = 𝑥2 + 2
o 𝑧 = −1 → −1 = 𝑥 2 + 𝑦
𝑦 = 𝑥2 + 1
o 𝑧 = 0 → 0 = 𝑥2 + 𝑦
𝑦 = 𝑥2
o 𝑧 = 1 → 1 = 𝑥2 + 𝑦
𝑦 = 𝑥2 − 1
o 𝑧 = 4 → 4 = 𝑥2 + 𝑦
𝑦 = 𝑥2 − 4
D. Penerapan Plot Kontur
Peta kontur sering digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca
atau kondisi-kondisi dari berbagai titik di dalam peta. Sebagai contoh, suhu
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Kita dapat membayangkan
𝑇(𝑥, 𝑦) sama dengan suhuh pada lokasi (𝑥, 𝑦). Kurva ketinggian yang
mewakili suhu-suhu yang sama disebut isotern atau kurva isotermal.
Pada tanggal 9 April 1917 terjadi sebuah gempa dahsyat yang
berpusat di tepi sungai Mississippi tepat di sebelah selatan kota Saint Louis.
Intensitas gempa diukur dengan sekala I sampai XII dimana semakin besar
skala yang ditunjukan semakin besar pula gempa yang dirasakan. Sebuah
gempa dengan skala mulai dari VI akan mengakibatkan kerusakan fisik dari
struktur-struktur bangunan. Jika kita membayangkan intensitas I sebagai
fungsi dari lokasi (𝑥, 𝑦) maka kita dapat mengilustrasikan intensitas gempa
menggunakan sebuah peta dengan kurva-kurva ketinggian yang bersesuaian
dengan intensitas yang sama. Kurva-kurva dengan intensitas konstan yang
sama disebut kurva isoseismik.,

(Purcell, Edwin J.; Varberg, Dale; Rigdon, Steven E.;, 2003, p. 252)

Gambar. Karateristik permukaan respon berupa; (A) contour plot, dan


(B) surface plot.
Gambar (A) menunjukkan contour plot yang dihasilkan, terdiri dari
berbagai variasi warna yang masing-masing menunjukkan range besarnya
respon yang dihasilkan. Kondisi paling maksimal untuk plot diatas berada

di warna hijau tua dengan nilai kuat tekan diatas 50 kg/cm 2. Range warna
inilah yang akan memberi garis besar petunjuk letak titik optimum variabel.
Penentuan kondisi optimum dari faktor diatas dibuktikan dengan bentuk
kurva tiga dimensi yang membentuk puncak optimum seperti ditunjukkan
pada Gambar (B). Gambar ini menampilkan contour plot dalam tiga dimensi.
Terlihat dengan jelas bahwa kuat tekan akan semakin besar apabila proporsi
semen berada pada proporsi 21%, proporsi pasir sebesar 29%, dan proporsi
tanah sekitar 50%. Nilai tersebut hanya berupa perkiraan kasar saja, masih
sulit untuk mengetahui dengan jelas besarnya variabel independen (x1, x2
dan x3) yang mampu mengoptimalkan respon dengan plot permukaan
respon, sehingga perlu dilakukan optimasi lanjutan lagi dengan
menggunakan fitur optimazion plot pada Minitab 17. (JAUHAR FAJRIN ,
HARIYADI , NADELLA MARCHELINA, 2017, p. 88)

LATIHAN!!!
𝑦
1. Misalkan 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 + 𝑥𝑦. Tentukan nilai 𝑓(0,0)!

2. Tentukan 𝐹(𝑓(𝑡), 𝑔(𝑡)) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐹(𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑥 + 𝑦 2 𝑑𝑎𝑛 𝑓(𝑡) =


𝑡
𝑙𝑛𝑡 2 , 𝑔(𝑡) = 𝑒 2 .
3. Sketsalah kurva ketinggian 𝑧 = 𝑘, untuk nilai 𝑘 yang diberikan
z=𝑥 2 + 𝑦, 𝑘 = −4, −1,0,1,4.
References
Budhi, Wono Setya. (2001). Kalkulus Peubah Banyak. Bandung: ITB.
Gazali, W., & Soedadyatmodjo. (2007). Kalkulus. Yogyakarta: Graha Ilmu.
JAUHAR FAJRIN , HARIYADI , NADELLA MARCHELINA. (2017).
APLIKASI METODE EKSPERIMEN RESPONSE SURFACE UNTUK
MENGOPTIMALKAN KUAT TEKAN BATA NON BAKAR. JURNAL
REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND), 88.
Leithold, Louis. (1986). The Calculus With Analytic Geometry, Fifth Edition.
USA: Harper & Row.
Purcell, Edwin J.; Varberg, Dale; Rigdon, Steven E.;. (2003). Calculus, Eight
Edition . Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai