Anda di halaman 1dari 27

Fungsi Riil

Bab II

FUNGSI RIIL
2.1 Fungsi rill dan grafik
Bayangkan suatu fungsi sebagai suatu mesin hitung. Ia mengambil bilangan (masukan)
dan memproduksi hasil (keluaran). Setiap bilangan yang dimasukkan dicocokkan
dengan satu bilangan tunggal sebagai keluaran, tetapi dapat terjadi bahwa beberapa
nilai masukan yang berlainan memberikan nilai keluaran yang sama, lihat gambar 2.1.


Ko-domain

 



  mesin

Domain Range

gambar 2.1 Ilustrasi fungsi

Definisi 2.1

Misalkan 𝐴, 𝐵 ⊆ 𝑹 yang tidak kosong, sebuah fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 adalah suatu aturan


yang mengkaitkan setiap unsur 𝑥 ∈ 𝐴 dengan tepat satu nilai 𝑦 ∈ 𝐵 . Himpunan 𝐴
disebut domain (daerah asal), dan himpunan 𝐵 disebut kodomain, sedangkan

15
Fungsi Riil

himpunan semua nilai 𝑦 = 𝑓(𝑥) yang diperoleh di dalam 𝐵 , disebut range/image


(daerah nilai) dari 𝑓. 

Unsur 𝑦 yang berkaitan dengan unsur 𝑥 ini diberi lambang 𝑦 = 𝑓(𝑥) yang dinamakan
aturan fungsi/persamaan fungsi. Di sini 𝑥 dinamakan peubah bebas (variabel
independen) dan 𝑦 yang nilainya bergantung pada 𝑥 dinamakan peubah terikat
(variabel dependen). Jika persamaan fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥), 𝑥 ∈ 𝐴, maka domain fungsi 𝑓
adalah himpunan 𝐴 , dinotasikan 𝐷𝑓 = 𝐴 dan range fungsi adalah himpunan 𝑅𝑓 =
{𝑓(𝑥): 𝑥 ∈ 𝐴}. Unsur 𝑓(𝑥) ∈ 𝐵 dinamakan nilai fungsi di 𝑥. Jika diketahui persamaan
fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan daerah asal tidak disebutkan secara spesifik, maka daerah asal
yang dimaksud adalah “ daerah asal alamiah” (natural domain) dari fungsi, sehingga
daerah asal dan daerah nilai fungsi adalah:

𝐷𝑓 = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑓(𝑥) ∈ 𝑹} dan 𝑅𝑓 = {𝑓(𝑥) ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 }.

Dalam hal ini daerah asal dan daerah nilai fungsi semuanya himpunan bagian dari 𝑹.
Fungsi ini dinamakan fungsi dengan peubah riil dan bernilai riil, atau cukup dikatakan
fungsi riil.

Fungsi riil 𝑦 = 𝑓(𝑥) dapat digambarkan dalam bentuk diagram panah seperti pada
gambar 2.2.

𝑹 𝑹 𝑹
𝑹



gambar 2.2 Diagram Panah fungsi

16
Fungsi Riil

Notasi fungsi, untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti 𝑓
(atau 𝑔 atau 𝐹). Maka 𝑓(𝑥), yang dibaca ”𝑓 dari 𝑥” atau ”𝑓 pada 𝑥”, menunjukkan
nilai yang diberikan oleh 𝑓 kepada 𝑥.

Contoh 2.1

Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 4, maka 𝑓(2) = 22 − 4 = 0, 𝑓(−1) = (−1)2 − 4 = −3, 𝑓(𝑎) =


𝑎2 − 4, 𝑓(𝑎 + ℎ) = (𝑎 + ℎ)2 − 4 = 𝑎2 + ℎ2 + 2𝑎ℎ − 4. 

Contoh 2.2

Misalkan 𝑔(𝑥) = 1/𝑥, cari dan sederhanakan

𝑔(𝑎 + ℎ) − 𝑔(𝑎)

Penyelesaian: Pertama kita mencari nilai fungsi 𝑔 pada 𝑥 = 𝑎 + ℎ dan 𝑥 = 𝑎. Jadi kita
peroleh 𝑔(𝑎 + ℎ) = 1/(𝑎 + ℎ) dan 𝑔(𝑎) = 1/𝑎. Kemudian kita bagi dengan ℎ selisih
𝑔(𝑎 + ℎ) − 𝑔(𝑎). Maka

1 1
𝑔(𝑎 + ℎ) − 𝑔(𝑎) 𝑎 + ℎ − 𝑎 𝑎 − (𝑎 + ℎ) 1
= = =− 2 .
ℎ ℎ 𝑎ℎ(𝑎 + ℎ) 𝑎 + 𝑎ℎ

Contoh 2.3

Tentukan daerah asal dan daerah hasil fungsi 𝑓(𝑥) = 3 + √1 − 2𝑥 dan 𝑔(𝑥) = (𝑥 +
1)/(𝑥 − 2).

Penyelesaian: Untuk fungsi 𝑓(𝑥) = 3 + √1 − 2𝑥, agar 𝑓 terdefinisi maka nilai 𝑓(𝑥)
haruslah riil, maka syaratnya persamaan dalam akar tak negatif, 1 − 2𝑥 ≥ 0. Maka hal
ini dipenuhi oleh 𝑥 ≤ 1/2. Sehingga daerah asal fungsi adalah

17
Fungsi Riil

1 1
𝐷𝑓 = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 ≤ } = (−∞, ].
2 2

Kemudian untuk setiap 𝑥 dalam daerah asal fungsi berlaku √1 − 2𝑥 ≥ 0, maka nilai
𝑓(𝑥) = 3 + √1 − 2𝑥 ≥ 0 . Sehingga daerah nilai fungsi adalah 𝑅𝑓 = {𝑦 ∈ 𝑹 ∶ 𝑦 ≥
3} = [3, ∞).

Untuk fungsi 𝑔(𝑥) = (𝑥 + 1)/(𝑥 − 2) , agar 𝑔(𝑥) terdefinisi, yaitu 𝑔(𝑥) ∈ 𝑹 ,


syaratnya bentuk pembilangnya tidak boleh 0. Maka 𝑥 − 2 ≠ 0 atau 𝑥 ≠ 2. Sehingga
daerah asalnya adalah 𝐷𝑔 = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 ≠ 2} = 𝑹 − {2}. Untuk menentukan daerah
nilai fungsi 𝑔, tuliskan bahwa 𝑦 = (𝑥 + 1)/(𝑥 − 2). Kemudian nyatakan 𝑥 dalam 𝑦,

𝑦(𝑥 − 2) = 𝑥(𝑦 − 1) ⟹ 𝑥(𝑦 − 1) = 2𝑦 + 1

2𝑦 + 1
⟹𝑥= , 𝑦 ≠ 1.
𝑦−1

Jadi daerah nilai fungsi adalah 𝑅𝑓 = {𝑦 ∈ 𝑹 ∶ 𝑦 ≠ 1} = 𝑹 − {1}.

gambar 2.3 Kurva fungsi 𝒈(𝒙) = (𝒙 + 𝟏)/(𝒙 − 𝟐)

18
Fungsi Riil

Fungsi 𝑓 juga dapat digambarkan sebagai kurva yang memuat semua pasangan
bilangan (𝑥, 𝑦) dengan 𝑦 = 𝑓(𝑥). Daerah asal 𝑓 tidak lain adalah proyeksi kurva pada
sumbu 𝑥 (garis riil mendatar) dan daerah hasilnya adalah proyeksi kurva ke sumbu 𝑦
(garis riil tegak). Sebagai contoh dapat kita lihat grafik fungsi 𝑔 pada contoh 2.3 di
gambar 2.3.

Contoh 2.4

Tentukan grafik, domain dan range fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 − 1, −1 ≤ 𝑥 ≤ 2.

Penyelesaian: Berdasarkan persamaan


fungsinya, grafiknya dapat dilihat pada
gambar 2.4. Dari fungsinya, maka daerah
asal fungsi adalah 𝐷𝑓 = [−1,2] . Untuk
menentukan rangenya, persamaannya
menjadi 𝑦 = (𝑥 − 1)2 − 2 , kemudian
tentukan rentang nilai 𝑦 untuk −1 ≤ 𝑥 ≤
2.

−1 ≤ 𝑥 ≤ 2 ⇒ −2 ≤ 𝑥 − 1 ≤ 1
gambar 2.4 Kurva fungsi 𝒇(𝒙) = 𝒙𝟐 − 𝟐𝒙 − 𝟏

⇒ 0 ≤ (𝑥 − 1)2 ≤ 4

⇒ −2 ≤ (𝑥 − 1)2 − 2 ≤ 2

⇒ −2 ≤ 𝑦 ≤ 2.

Berdasarkan hasil di atas, maka rangenya adalah 𝑅𝑓 = [−2,2]. 

Contoh 2.5

Tentukan domain, range, dan gambarkan grafik untuk fungsi 𝑓(𝑥) = √2 − 𝑥 − 𝑥 2 .

Penyelesaian: Agar 𝑓(𝑥) ∈ 𝑹, maka 2 − 𝑥 − 𝑥 2 ≥ 0. Solusi ketaksamaannya adalah

19
Fungsi Riil

𝑥 2 + 𝑥 − 2 ≤ 0 ⇒ (𝑥 + 2)(𝑥 − 1) ≤ 0

⇒ −2 ≤ 𝑥 ≤ 1.

Jadi domainnya adalah 𝐷𝑓 = [−2,1].

Rangenya diperoleh dengan cara


menuliskan bentuk dalam akar menjadi
bentuk kuadrat sejati,

9 1 2
𝑦= √ − (𝑥 + ) , 𝑦 ≥ 0.
4 2

Jika dikuadratkan maka diperoleh

2
9 1 2
𝑦 = − (𝑥 + ) , 𝑦≥0
4 2
gambar 2.5 kurva fungsi 𝒇(𝒙) = √𝟐 − 𝒙 − 𝒙𝟐 1 2 9
ma⇒ (𝑥 + 2) + 𝑦 2 = 4 𝑦 ≥ 0.

3
Jadi nilai 𝑦 yang memenuhi adalah 0 ≤ 𝑦 ≤ 2 . Bentuk itu merupakan persamaan
1 3
setengah lingkaran yang berpusat di titik (− 2 , 0) dan berjari-jari sebagaimana
2

terlihat pada gambar 2.5. 

Salah satu hal yang juga penting dalam menggambar grafik fungsi adalah bentuk

fungsi genap dan ganjil. Pengertian keduanya diberikan pada definisi 2.2.

Definisi 2.2

Fungsi 𝑓 dikatakan sebagai fungsi genap jika untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 berlaku 𝑓(−𝑥) =

𝑓(𝑥). Jika 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 , maka 𝑓 disebut fungsi ganjil. 

20
Fungsi Riil

Dari definisi tersebut, grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu 𝑦 dan grafik fungsi

ganjil simetri terhadap (0,0). Sebuah fungsi bukanlah fungsi genap jika terdapat 𝑥 ∈

𝐷𝑓 sehingga 𝑓(−𝑥) ≠ 𝑓(𝑥) dan juga bukan fungsi ganjil jika terdapat 𝑥 ∈ 𝐷𝑓

sehingga 𝑓(−𝑥) ≠ −𝑓(𝑥).

gambar 2.6 kurva sebuah fungsi genap dan fungsi ganjil

Contoh 2.6

Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 3 merupakan fungsi genap, karena 𝑓(−𝑥) = (−𝑥)2 + 3 = 𝑥 2 +

3 = 𝑓(𝑥) . Sedangkan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 3 + 4𝑥 adalah fungsi ganjil sebab 𝑔(−𝑥) =

2(−𝑥)3 + 4(−𝑥) = 2(−𝑥 3 ) + 4(−𝑥) = −2𝑥 3 − 4𝑥 = −(2𝑥 2 + 4𝑥). Grafik fungsi

diberikan pada gambar 2.6.

Fungsi ℎ(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 adalah fungsi yang bukan fungsi genap dan juga bukan fungsi

ganjil, karena ℎ(−𝑥) ≠ ℎ(𝑥) ataupun ℎ(−𝑥) ≠ −ℎ(𝑥) . Sedangkan 𝐹(𝑥) = 0 ini

adalah jenis fungsi yang merupakan fungsi ganjil sekaligus fungsi genap. Perhatikan

bahwa 𝐹(−𝑥) = −𝐹(𝑥) = 𝐹(𝑥) = 0 untuk semua 𝑥 ∈ 𝑹. 

21
Fungsi Riil

2.2 Operasi pada fungsi


Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 , penjumlahan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) dinyatakan oleh

𝑓 + 𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = 3𝑥 . Operasi aljabar ini mendefinisikan sebuah fungsi

baru yang disebut sebagai jumlah dari 𝑓 dan 𝑔, dilambangkan dengan 𝑓 + 𝑔. Secara

umum definisi untuk fungsi hasil operasi aljabar diberikan pada definisi 2.3. Definisi

itu berlaku jika fungsi 𝑓 dan 𝑔 terdefinisi.

Definisi 2.3

Misalkan 𝑓 dan 𝑔 adalah dua buah fungsi. Maka jumlah, selisih, hasil kali dan hasil

𝑓
bagi dari keduanya ditulis 𝑓 + 𝑔, 𝑓 − 𝑔, 𝑓𝑔, dan 𝑔, dengan aturan bahwa untuk setiap

𝑥 ∈ 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔 berlaku:

𝑓 + 𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) 𝑓𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥),

𝑓 𝑓(𝑥)
𝑓 − 𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) (𝑥) = , 𝑔(𝑥) ≠ 0. 
𝑔 𝑔(𝑥)

Jika domain fungsi hasil operasi ini ditentukan setelah aturan operasinya, maka

𝐷𝑓+𝑔 = 𝐷𝑓−𝑔 = 𝐷𝑓𝑔 = 𝐷𝑓 ⋂𝐷𝑔 sedangkan 𝐷𝑓 = 𝐷𝑓 ⋂𝐷𝑔 − {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑔(𝑥) = 0} .


𝑔

Ilustrasi sederhana ditunjukkan pada gambar 2.7.

gambar 2.7 Ilustrasi domain fungsi hasil operasi penjumlahan

22
Fungsi Riil

Kita juga boleh memangkatkan suatu fungsi dengan notasi 𝑓 𝑛 , kita maksudkan fungsi
yang memberikan nilai [𝑓(𝑥)]𝑛 pada 𝑥.

Contoh 2.7

Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 2𝑥 2 dan 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 − 1 . Tentukan hasil operasi


aljabar kedua fungsi tersebut, 𝑓 ∗ 𝑔.

Penyelesaian: Jumlah dari 𝑓 dan 𝑔 adalah

𝑓 + 𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = (𝑥 3 + 2𝑥 2 ) + (3𝑥 2 − 1) = 𝑥 3 + 5𝑥 2 − 1.

Domain natural untuk kedua fungsi adalah 𝑹 , jadi domain hasil operasi
penjumlahannya adalah 𝐷𝑓+𝑔 = 𝑹. 

Dengan cara yang sama bentuk fungsi hasil operasi lainnya untuk 𝑓 ∗ 𝑔 dan domainnya
diberikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Fungsi hasil operasi aljabar dua fungsi

Operasi Aturan fungsi Domain


Penjumlahan 𝑥 3 + 5𝑥 2 − 1 𝑹
Pengurangan 𝑥3 − 𝑥2 + 1 𝑹
Perkalian 3𝑥 5 + 6𝑥 4 − 𝑥 3 − 2𝑥 2 𝑹
𝑥 3 + 2𝑥 2 1 1
Pembagian 𝑹 − {− ,}
3𝑥 2 − 1 √3 √3

Operasi fungsi yang lain, adalah operasi fungsi bersusun. Misalkan 𝑓 dan 𝑔 adalah dua
fungsi yang didefinisikan sebagai berikut:

𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔 ∶ 𝐷 → 𝐶

Jika 𝑅𝑓 ⋂𝐷𝑔 ≠ ∅, maka terdapat fungsi ℎ ∶ 𝐴 → 𝐶 yang merupakan fungsi komposisi


dari 𝑓 dan 𝑔, 𝑔𝑜𝑓 yang aturannya ditentukan oleh:

23
Fungsi Riil

ℎ(𝑥) = 𝑔𝑜𝑓 (𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)).

Ilustrasi fungsi komposisi diperlihatkan pada gambar 2.8 menunjukkan nilai fungsi 𝑓
pada ∀ 𝑥 ∈ 𝐴 kemudian diteruskan oleh fungsi 𝑔.

gambar 2.8 komposisi dua fungsi

Domain fungsi komposisi 𝑔𝑜𝑓 adalah himpunan 𝐷𝑔𝑜𝑓 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑓 ∶ 𝑓(𝑥) ∈ 𝐷𝑔 } .


Adapun rangenya adalah 𝑅𝑔𝑜𝑓 = {𝑦 ∈ 𝑅𝑔 ∶ 𝑦 = 𝑔(𝑡), 𝑡 ∈ 𝑅𝑓 } . Dalam hal ini
domainnya tidak lain adalah himpunan bagian dari domain 𝑓.

Fungsi komposisi 𝑓𝑜𝑔 dirancang serupa, dengan f dan g saling bertukar peran.
Misalnya 𝑅𝑔 ⋂𝐷𝑓 ≠ ∅, maka fungsi komposisi dari 𝑓 dan 𝑔 (𝑔 dilanjutkan 𝑓) ditulis
𝑓𝑜𝑔 dan aturannya ditentukan oleh 𝑓𝑜𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)). Daerah asal dan derah hasil
fungsi komposisi 𝑓𝑜𝑔 adalah

𝐷𝑓𝑜𝑔 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑔 ∶ 𝑔(𝑥) ∈ 𝐷𝑓 } dan 𝑅𝑓𝑜𝑔 = {𝑦 ∈ 𝑅𝑓 ∶ 𝑦 = 𝑓(𝑡), 𝑡 ∈ 𝑅𝑔 }.

Catatan: 𝑔𝑜𝑓 ≠ 𝑓𝑜𝑔.

Contoh 2.8

Tentukan fungsi komposisi 𝑓𝑜𝑔 dan 𝑔𝑜𝑓 kemudian tentukan pula daerah definisi

fungsi komposisinya.

24
Fungsi Riil

1
a. 𝑓(𝑥) = 𝑥 + 5; 𝑔(𝑥) = 𝑥−4

b. 𝑓(𝑥) = √2𝑥, 2 < 𝑥 ≤ 8 ; 𝑔(𝑥) = 2𝑥 2 , −1 < 𝑥 < 2

Penyelesaian: Untuk bagian a. Kedua fungsi mempunyai domain alami, 𝐷𝑓 = 𝑹, dan

𝐷𝑔 = 𝑹 − {4}. Rangenya 𝑅𝑓 = 𝑹, dan 𝑅𝑔 = 𝑹 − {0}.

Karena 𝑅𝑔 ⋂𝐷𝑓 ≠ ∅, maka fungsi komposisi 𝑓𝑜𝑔 adalah

1 1
𝑓𝑜𝑔 (𝑥) = 𝑓 ( )= + 5.
𝑥−4 𝑥−4

Domainnya adalah 𝐷𝑓𝑜𝑔 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑔 ∶ 𝑔(𝑥) ∈ 𝐷𝑓 } = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 ≠ 4}.

Karena 𝑅𝑓 ⋂𝐷𝑔 ≠ ∅, maka fungsi komposisi 𝑔𝑜𝑓 adalah

1 1
𝑔𝑜𝑓 (𝑥) = 𝑔(𝑥 + 5) = = .
(𝑥 + 5) − 4 𝑥 + 1

Domainnya 𝐷𝑔𝑜𝑓 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑓 ∶ 𝑓(𝑥) ∈ 𝐷𝑔 } = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 + 5 ≠ 4} = {𝑥 ∈ 𝑹 ∶ 𝑥 ≠ 1}.

Untuk bagian b. Domainnya telah diberikan, jadi 𝐷𝑓 = (2,8] dan 𝐷𝑔 = (−1,2). Range
masing-masing adalah 𝑅𝑓 = (2,4] dan 𝑅𝑔 = [0,8).

Karena 𝑅𝑔 ⋂𝐷𝑓 = (2,8), maka fungsi komposisi 𝑓𝑜𝑔 adalah

𝑓𝑜𝑔 (𝑥) = 𝑓(2𝑥 2 ) = √2(2𝑥 2 ) = 2𝑥.

Domainnya 𝐷𝑓𝑜𝑔 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑔 ∶ 𝑔(𝑥) ∈ 𝐷𝑓 } = {𝑥 ∈ 𝐷𝑔 ∶ 1 < 𝑥 2 ≤ 4} = (1,2).

Karena 𝑅𝑓 ⋂𝐷𝑔 = ∅, maka fungsi komposisi 𝑔𝑜𝑓 tidak ada (walaupun secara umum
kita dapat membuat komposisi fungsinya, yaitu 𝑔𝑜𝑓 (𝑥) = 4𝑥). 

25
Fungsi Riil

Komposisi fungsi ini dapat diperumum menjadi komposisi tiga fungsi atau lebih. Anda
dapat menarik kesimpulan sendiri dari contoh yang diberikan di bawah ini dan
membuat generalisasi untuk komposisi dari 𝑛 buah fungsi.

Contoh 2.9

Buatlah bentuk fungsi 𝐹(𝑥) = √𝑥 2 + 2𝑥 − 2 sebagai komposisi dari dua fungsi atau
tiga fungsi.

Penyelesaian: Misalkan kita pilih bentuk fungsi 𝐺(𝑥) = √𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 2,


maka komposisi 𝑓𝑜𝑔 akan memberikan bentuk fungsi 𝐺𝑜𝑔 (𝑥) = 𝐹(𝑥).

Jika fungsi 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 2 dipandang sebagai komposisi dua fungsi, yaitu


ℎ𝑜𝑓 (𝑥) dengan ℎ(𝑥) = 𝑥 2 − 3 dan 𝑓(𝑥) = 𝑥 + 1, sehingga ℎ𝑜𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥). Maka
kita dapat memandang fungsi 𝐹(𝑥) sebagai komposisi tiga fungsi, yaitu

𝐹(𝑥) = 𝐺𝑜ℎ𝑜𝑓 (𝑥) = 𝐺(ℎ𝑜𝑓 (𝑥)) = 𝐺 (ℎ(𝑓(𝑥))). 

Contoh 2.10

a. Tentukan aturan fungsi 𝑓 jika 𝑔𝑜𝑓 (𝑥) = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1.


b. Tentukan aturan fungsi 𝑓 jika 𝑓𝑜𝑔 (𝑥) = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1.
Penyelesaian: Untuk bagian a. Karena 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1, maka 𝑔(𝑓(𝑥)) = 2𝑓(𝑥) + 1
dan diketahui bahwa 𝑔𝑜𝑓 (𝑥) = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1, maka

2𝑓(𝑥) + 1 = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1 ⟹ 𝑓(𝑥) = 4𝑥 2 + 𝑥.

Untuk bagian b. Karena 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1 , maka 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(2𝑥 + 1) yang dapat


dihubungkan dengan bentuk 𝑓𝑜𝑔 (𝑥) = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1 . Misalkan kita membentuk
bentuk kuadrat dari (2𝑥 + 1), maka diperoleh fungsi 𝑓 yang mungkin adalah bentuk
fungsi kuadrat yang memuat suku (2𝑥 + 1)2 = 4𝑥 2 + 4𝑥 + 1 dan suku (2𝑥 + 1) ,
sedemikian sehingga 𝑓(2𝑥 + 1) = 𝑎(2𝑥 + 1)2 + 𝑏(2𝑥 + 1) + 𝑐. Maka

26
Fungsi Riil

𝑎(2𝑥 + 1)2 + 𝑏(2𝑥 + 1) + 𝑐 = 8𝑥 2 + 2𝑥 + 1

⟹ 𝑎 = 4, 𝑏 = −3 dan 𝑐 = 2.

Jadi fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 − 3𝑥 + 2. 

2.3 Fungsi-fungsi khusus


Pada pembahasan ini kita akan mempelajari jenis-jenis fungsi khusus dan bentuk-
bentuk grafiknya. Beberapa jenis fungsi khusus ini juga telah banyak diberikan pada
subbab 2.1 ataupun 2.2.

2.3.1 Fungsi polinom


Bentuk fungsi yang pertama kita bahas adalah fungsi suku banyak atau fungsi polinom.
Fungsi ini adalah penjumlahan beberapa fungsi berpangkat, yang didefinisikan sebagai
berikut. Fungsi-fungsi yang diberikan penjelasan singkat di sini hanya fungsi konstan,
linier, kuadrat, dan kubik. Beberapa jenis lain akan diberikan dalam beberapa materi
lanjut atau mata kuliah matematika tingkat lanjut.

Definisi 2.4

Fungsi 𝑓 yang berbentuk 𝑓 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 dengan 𝑎0 , 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛


adalah bilangan riil untuk setiap 𝑛 bilangan bulat tak negatif dan 𝑎𝑛 ≠ 0, dinamakan
fungsi polinom berderajat 𝑛. 

Jika 𝑛 = 0, maka 𝑓(𝑥) = 𝑎0 merupakan bentuk fungsi konstan. Grafik fungsinya


adalah garis lurus yang sejajar dengan sumbu 𝑥 dan berada sejauh 𝑎0 dari sumbu 𝑥.
Sebuah contoh untuk fungsi konstan adalah 𝑓(𝑥) = 4 sebagaimana terlihat pada
gambar 2.9.

Fungsi linier adalah fungsi polinom berderajat 1, yang mempunyai bentuk 𝑓(𝑥) =
𝑎𝑥 + 𝑏 dengan 𝑎 dan 𝑏 adalah konstanta dan 𝑎 ≠ 0. Kurvanya berupa garis lurus

27
Fungsi Riil

dengan kemiringan/tanjakan sebesar 𝑎 dan memotong sumbu 𝑦 di titik (0, 𝑏) dan


𝑏
memotong sumbu 𝑥 di titik (− 𝑎 , 0). Jika 𝑎 = 1 dan 𝑏 = 0 maka fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥

dinamakan fungsi satuan/identitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik fungsi
𝑓(𝑥) = 𝑥 dan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 5 pada gambar 2.9.

𝒇(𝒙) = 𝒙 𝒇(𝒙) = 𝟐𝒙 + 𝟓

𝒇(𝒙) = 𝟒

gambar 2.9 contoh fungsi konstan dan fungsi linier

Fungsi Kuadrat adalah fungsi polinom berderajat 2 yang dapat dituliskan dalam
bentuk 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 adalah konstanta dan 𝑎 ≠ 0 . Grafik
fungsi dapat terjadi dalam beberapa kasus, yaitu memotong sumbu 𝑥 di dua titik,
menyinggung sumbu 𝑥 (memotong hanya di satu titik), atau tidak memotong sumbu 𝑥.

Kurva fungsi ini adalah sebuah parabola yang mempunyai sumbu simetri di garis 𝑥 =
𝑏 𝑏 𝐷
− 2𝑎 , dengan titik puncak di (− 2𝑎 , − 4𝑎) , 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 . Bentuk 𝐷 disebut juga

diskriminat, yaitu sebuah nilai yang dapat menentukan nilai-nilai 𝑥 yang menyebabkan
𝑓(𝑥) = 0. Jika diskriminant positif, maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu 𝑥 di
dua titik, sebaliknya jika diskriminat negatif, parabola tidak memotong sumbu 𝑥. Jika
𝐷 = 0 fungsi hanya menyinggung sumbu 𝑥.

Contoh 2.11

Gambarkan kurva fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥 2 + 5𝑥 − 3 dan 𝑔(𝑥) = −3𝑥 2 − 5𝑥 + 2.

28
Fungsi Riil

Penyelesaian: Untuk fungsi 𝑓 dan 𝑔 , berikut adalah tabel yang memuat semua
komponen penting dalam menggambar kurvanya.

tabel 2.1 Karakteristik fungsi kuadrat

Karakteristik kurva 𝑓 𝑔
𝑏 5 5
Sumbu simetri, 𝑥 = − 2𝑎 𝑥=− 𝑥=
4 6
𝐷
Nilai puncak parabola, 𝑦 = − 4𝑎 𝑦 = −49/8 𝑦 = 49/12

Titik potong sumbu 𝑥, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 1/2 dan 3 −2 dan 1/3


Titik potong sumbu 𝑦, 𝑥 = 0 −3 2

Kurva kedua fungsi diberikan pada gambar 2.10.

𝑓(𝑥) = 2𝑥 2 + 5𝑥 − 3

𝑔(𝑥) = −3𝑥 2 − 5𝑥 + 2

gambar 2.10 parabola untuk dua fungsi

29
Fungsi Riil

Fungsi Kubik (Fungsi Pangkat Tiga) adalah fungsi polinom berderajat 3 yang dapat
dituliskan dalam bentuk 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 adalah
konstanta dan 𝑎 ≠ 0 . Menggambar grafik fungsi kubik lebih rumit daripada
menggambar grafik fungsi kuadrat. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan
puncak-puncak lengkungan atau perubahan kecekungan kurvanya diperlukan
pengetahuan turunan fungsi yang akan dipelajari pada materi berikutnya.

Kurva fungsi kubik selalu memotong sumbu 𝑥 paling sedikit di satu titik. Untuk kasus
𝑎 > 0 , makin ke kanan nilai 𝑥 pada koordinat kartesian, maka nilai 𝑦 juga akan
cenderung makin ke atas. Sebaliknya, jika 𝑎 < 0, makin ke kanan nilai 𝑥 maka nilai 𝑦
cenderung makin besar ke arah negatif.

Berikut ini adalah gambar 2.11 untuk beberapa fungsi kubik yang berbentuk 𝑓(𝑥) =
𝑎𝑥 3 . Sedangkan untuk beberapa bentuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑 diberikan
pada gambar 2.12.

𝑓(𝑥) = −8𝑥 3
𝑓(𝑥) = 8𝑥 3
𝑔(𝑥) = −2𝑥 3
𝑔(𝑥) = 2𝑥 3
ℎ(𝑥) = −𝑥 3
3
ℎ(𝑥) = 𝑥

gambar 2.11 kurva fungsi pangkat tiga 𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙^𝟑

30
Fungsi Riil

𝑓(𝑥) = −2𝑥 3 + 10𝑥 2 + 25𝑥 − 250

1 3
𝑓(𝑥) = 𝑥 − 𝑥 2 − 3𝑥 + 4
3

gambar 2.12 kurva fungsi kubik 𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙𝟑 + 𝒃𝒙 + 𝒄𝒙 + 𝒅

2.3.2 Fungsi Rasional dan Irrasional


Fungsi rasional adalah suatu fungsi yang terbentuk sebagai hasil bagi dua fungsi,
𝑝(𝑥)
𝑓(𝑥) = 𝑞(𝑥) dengan 𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 dan 𝑞(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + ⋯ +

𝑏𝑚 𝑥 𝑚 dan 𝑞(𝑥) ≠ 0.

Contoh 2.12

5 2𝑥−3 𝑥 2 +4𝑥−3
Beberapa contoh fungsi rasional: 𝑓(𝑥) = 𝑥 ; 𝑔(𝑥) = ; ℎ(𝑥) = .
𝑥+2 5𝑥+1

Jika diketahui 𝑓(𝑥) = 𝑝(𝑥)/𝑞(𝑥) adalah fungsi rasional, maka nilai-nilai 𝑥 yang
membuat 𝑓(𝑥) = 0 akan berkaitan dengan fakta bahwa kurva fungsinya akan
memotong sumbu 𝑥 . Namun, patut diingat bahwa tidak semua fungsi rasional
mempunyai titik potong dengan sumbu 𝑥. Hal itu terjadi jika 𝑝(𝑥) ≠ 0.

Contoh 2.13

Tentukan titik potong dengan sumbu 𝑥 (jika ada) untuk fungsi

𝑥 2 + 4𝑥 + 3 𝑥 2 + 4𝑥 + 8
a. 𝑓(𝑥) = b. 𝑔(𝑥) =
3𝑥 − 5 3𝑥 − 5

31
Fungsi Riil

penyelesaian: Untuk fungsi 𝑓 nilai 𝑓(𝑥) = 0 diperoleh dari 𝑥 2 + 4𝑥 + 3 = 0, maka


(𝑥 + 1)(𝑥 + 3) = 0 . Jadi diperoleh 𝑥 = −1 dan 𝑥 = −3 . Jadi titik potong kurva
dengan sumbu 𝑥 di (−1,0) dan (−3,0). Untuk fungsi 𝑔, perhatikan bahwa bentuk
𝑝(𝑥) = 𝑥 2 + 4𝑥 + 8 mempunyai diskriminant negatif (𝐷 = −16), jadi kurvanya tidak
memotong sumbu 𝑥. 

Bentuk fungsi rasional yang sederhana


adalah 𝑓(𝑥) = 1/𝑥 . Fungsi ini tidak
pernah memotong sumbu 𝑥 karena
bentuk 𝑓(0) tidak ada. Juga tidak
memotong sumbu 𝑥 , walaupun untuk 𝑥
yang sangat besar nilai fungsi cenderung
makin mendekati 0 (pembahasan tentang
ini akan dipelajari pada materi Limit).
Kurva fungsi tidak pernah memotong
𝟏
sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 sebagaimana gambar 2.13 kurva fungsi 𝒇(𝒙) =
𝒙

terlihat pada gambar 2.13.

Pada gambar itu juga dapat dilihat bahwa domain dan range adalah semua nilai riil
kecuali nol. Kemudian untuk 𝑥 yang makin besar atau makin menjauh dari nol, nilai
𝑓(𝑥) makin dekat ke nol. Garis 𝑦 = 0 disebut asimptot datar. Sebaliknya makin dekat
nilai 𝑥 ke nol dari arah kanan kurva bergerak makin ke atas dan mendekati sumbu 𝑦,
demikian pula dengan nilai 𝑥 yang menuju nol dari arah kiri, kurva akan bergerak ke
bawah makin mendekati sumbu 𝑦. Garis 𝑥 = 0 ini disebut asimptot tegak.

Contoh 2.13

Temukan perpotongan dengan sumbu 𝑥, sumbu 𝑦, asimptot-asimptotnya, kemudian


𝑥−2
gambarkan grafik fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥−4.

32
Fungsi Riil

Penyelesaian: Untuk titik perpotongan dengan sumbu 𝑦, maka cukup dihitung 𝑓(0),
0,1
jadi peroleh ( 2 ). Untuk titik potong dengan sumbu 𝑥, dicari nilai 𝑥 yang membuat

fungsi pembilang nol, tapi tidak menyebabkan fungsi penyebut nol.

𝑥 − 2 = 0 ⇒ 𝑥 = 2 dan substitusi nilainya ke penyebut, 2 − 4 = −2 ≠ 0. Maka titik


potongnya adalah (2,0).

Asimptot tegak diperoleh dari fungsi penyebut menjadi nol, jadi 𝑥 − 4 = 0 ⇒ 𝑥 = 2.


Karena 𝑥 = 2 tidak membuat pembilang nol, maka garis 𝑥 = 2 adalah asimptot tegak.
Asimptot datar diperoleh, jika domain bergerak meluas tanpa batas atau ke
ketakhinggaan. Untuk mendapatkan itu, kita bagi pembilangnya dengan penyebut
sehingga diperoleh ekspresi rasional campuran,

𝑥−2 2
=1+ .
𝑥−4 𝑥−4

2
Untuk 𝑥 yang makin besar, baik ke arah positif ataupun negatif, diperoleh ekspresi 𝑥−4

makin menuju 0, sehingga asimptot datarnya adalah 𝑦 = 1. 

Grafiknya dapat dilihat pada gambar 2.14.

𝒙−𝟐
gambar 2.14 Grafik fungsi 𝒇(𝒙) =
𝒙−𝟒

33
Fungsi Riil

Fungsi irrasional adalah fungsi aljabar yang mengandung faktor penarikan akar.
3
Misalnya 𝑓(𝑥) = √𝑥 , 𝑔(𝑥) = √𝑥 2 − 1 adalah dua bentuk fungsi irrasional karena
mengandung bentuk penarikan akar.

Contoh 2.14

Gambarkan kurva dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 yang persamaannya adalah 𝑓(𝑥) = √𝑥 dan
𝑔(𝑥) = √−𝑥.

Penyelesaian: Perhatikan bahwa domain untuk fungsi 𝑓(𝑥) = √𝑥 adalah semua nilai 𝑥
yang lebih besar atau sama dengan 0. Kurvanya setengah parabola terbuka ke kanan
untuk fungsi kuadrat tapi dengan sumbu simetri adalah sumbu 𝑥 lihat gambar 2.13.
Sebaliknya dengan fungsi 𝑔, domainnya adalah semua nilai 𝑥 yang lebih kecil atau
sama dengan 0. Kurvanya setengah parabola terbuka ke kiri, lihat gambar 2.13. 

gambar 2.15 fungsi irrasional 𝒇(𝒙) = √𝒙 dan 𝒈(𝒙) = √−𝒙

Untuk fungsi dengan akar pangkat tiga dapat dilihat pada gambar 2.16 yang merupakan
3 3 3
kurva dari tiga fungsi, 𝑔(𝑥) = √𝑥, 𝑓(𝑥) = √𝑥 − 1, dan ℎ(𝑥) = √𝑥 + 1.

34
Fungsi Riil

3
ℎ(𝑥) = √𝑥 + 1
3
𝑓(𝑥) = √𝑥
3
𝑔(𝑥) = √𝑥 − 1

gambar 2.16 fungsi akar tiga

Perhatikan gambar 2.16, bahwa kurva fungsi ℎ diperoleh dengan menggeser fungsi 𝑓
sejauh 1 satuan ke sebelah kiri. Demikian pula dengan fungsi 𝑔 yang merupakan
pergeseran dari fungsi 𝑓 sejauh 1 satuan ke kanan. Pergeseran seperti ini disebut
translasi. Translasi adalah transformasi bidang sedemikian sehingga bayangan dari
setiap titik (𝑥, 𝑦) adalah titik (𝑥 + ℎ, 𝑦 + 𝑘) di mana nilai-nilai ℎ dan 𝑘 adalah nilai
yang diberikan. Translasi menyebabkan perpindahan setiap titik dalam jarak yang sama
dan dalam arah yang sama.

gambar 2.17 translasi fungsi 𝒇(𝒙) = √𝒙 di titik (𝟎, 𝟏) , (𝟏, 𝟏) , dan (𝟎, 𝟏)

35
Fungsi Riil

Tabel 2.2 Fungsi dan grafik beberapa fungsi

No Bentuk Fungsi Domain Range Grafik

𝑥2 − 1
1 𝑹 − {−1} 𝑹 − {−2}
𝑥+1

1
2 𝑹 − {0} 𝑹+
𝑥2

1
3 𝑹 (0,1]
𝑥2 + 1

4 √𝑥 − 2 𝑹+ + {0} [−2, ∞)

36
Fungsi Riil

Tabel 2.2 memberikan beberapa fungsi rasional dan irrasional yang lain beserta daerah
asal, daerah nilai, dan grafiknya. Untuk mendapatkan grafik fungsi yang tepat,
beberapa titik bantuan yang terletak pada kurva perlu ditentukan terlebih dahulu,
seperti titik potong dengan sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦 (jika ada) dan beberapa titik lain
yang mudah diperoleh. Beberapa kurva yang diberikan pada tabel hanya sebagai
pembanding jika dalam pengerjaan pada materi lebih lanjut ada yang sejenis.

2.3.3 Fungsi Nilai Mutlak


Telah kita pelajari pada bab 1, bentuk nilai
mutlak. Pada pembahasan kali ini kita akan
menggunakannya dalam bentuk fungsi. Bentuk
fungsi nilai mutlak adalah bentuk fungsi yang
mengandung bentuk nilai mutlak didalamnya,
𝑓(𝑥) = | 𝑝(𝑥)| dengan 𝑝(𝑥) adalah fungsi
terhadap 𝑥 . Contohnya 𝑓(𝑥) = |𝑥| , fungsi ini
terdefinisi diseluruh bilangan riil dengan
rangenya adalah bilangan riil yang bukan negatif.
Hal ini dikarenakan karena sifat nilai mutlak,
yaitu 𝑓(𝑥) = 𝑥, jika 𝑥 ≥ 0 dan 𝑓(𝑥) = −𝑥, jika
𝑥 < 0 . Bentuk grafiknya dapat dilihat pada gambar 2.18 fungsi nilai mutlak 𝒇(𝒙) = |𝒙|

gambar 2.18.

Contoh 2.15

Tentukan domain dan range fungsi dengan aturan 𝑓(𝑥) = |𝑥 2 − 1| kemudaian


gambarkan grafiknya.

Penyelesaian: Perhatikan bahwa bentuk fungsi dalam tanda mutlak adalah sebuah
fungsi polinom, berarti domain fungsi 𝑓 juga adalah 𝑹. Rangenya dapat diperoleh

37
Fungsi Riil

karena sifat nilai mutlak yang selalu tidak negatif, maka 𝑅𝑓 = [0, ∞). Untuk membuat
grafik fungsinya kita ubah terlebih dahulu bentuk fungsinya tanpa tanda nilai mutlak.

2
𝑓(𝑥) = {𝑥 − 12 𝑥 ≤ −1 atau 𝑥 ≥ 1 .
1−𝑥 −1 < 𝑥 < 1

gambar 2.19 fungsi 𝒇(𝒙) = |𝒙𝟐 − 𝟏|

Untuk 𝑥 2 − 1 merupakan parabola terbuka ke atas hanya lengkungan ujung parabola


untuk selang (−∞, −1] dan [1, ∞) dan berpotongan dengan parabola terbuka ke
bawah 1 − 𝑥 2 pada titik 𝑥 = −1 dan 𝑥 = 1, lihat gambar 2.19. 

Hasil operasi fungsi nilai mutlak dengan fungsi-fungsi yang lain juga memberikan
grafik fungsi yang unik sebagaimana terlihat pada beberapa contoh berikut.

Contoh 2.16

Fungsi 𝑓(𝑥) = 1 − 2|𝑥 + 1|, yang dapat dituliskan sebagai fungsi dengan dua aturan,
yaitu

−2𝑥 − 1 𝑥 ≥ −1
𝑓(𝑥) = {
2𝑥 + 3 𝑥 < −1

Fungsi 𝑓 berubah sifat di 𝑥 = −1. Grafiknya dapat dilihat pada gambar 2.20

38
Fungsi Riil

Fungsi 𝑔 dengan bentuk persamaan𝑔(𝑥) = |𝑥|(𝑥 + 2), dapat dituliskan sebagai fungsi
dengan bentuk

2
𝑔(𝑥) = { 𝑥 2+ 2𝑥 𝑥≥0 
−𝑥 − 2𝑥 𝑥<0

gambar 2.21 Fungsi 𝒉(𝒙) = 𝒙|𝒙| + |𝒙 − 𝟑|

Grafik pada gambar 2.21 adalah grafik untuk fungsi ℎ(𝑥) = 𝑥|𝑥| + |𝑥 − 3| dapat
dituliskan sebagai fungsi dengan tiga bentuk aturan pada sub domain masing-masing.

2.3.4 Fungsi Bilangan Bulat Terbesar

39
Fungsi Riil

Fungsi khusus yang lain adalah bentuk fungsi bilangan bulat terbesar, yaitu bentuk
fungsi yang nilai fungsinya adalah selalu merupakan bilangan bulat untuk semua nilai
𝑥 dalam domainnya. Bentuk umumnya adalah 𝑓(𝑥) = [𝑢(𝑥)] , yang menyatakan
bahwa nilai [𝑢(𝑥)] adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan
𝑢(𝑥). Fungsi ini disebut juga fungsi tangga.

Misalkan 𝑢(𝑥) = 𝑥, untuk suatu 𝑥 ∈ 𝑹 maka tak hingga banyaknya bilangan bulat
yang lebih kecil atau sama dengan 𝑥 yang pada garis bilangan (lihat gambar 2.22)
terletak sebelah kiri dari 𝑥.

[𝒙]
𝑥
⋯ 𝒏−𝟐 𝒏−𝟏 𝒏 𝒏+𝟏

Bilangan bulat yang ≤ 𝑥

gambar 2.22 ilustrasi nilai [𝒙]

diantara semua bilangan bulat tersebut ada yang terbesar dan bilangan terbesar inilah
yang dimaksud. Misalnya 𝑥 = 3,6 maka terdapat bilangan bulat ⋯ , −1,0,1,2,3 yang
semuanya lebih kecil dari 3,6. Tapi diantara barisan bilangan tersebut, bilangan bulat
yang terbesar adalah 3, sehingga [3,6] = 3. Demikian pula jika 𝑥 = −2, maka terdapat
⋯ , −4, −3, −2 yang semuanya lebih kecil atau sama dengan −2 dan di antara barisan
bilangan tersebut yang terbesar adalah −2 . Hal yang sama berlaku pula untuk
[−1,4] = −2.

Untuk menggambarkan grafik fungsi 𝑓(𝑥) = [𝑥] , cukup dengan mengambil


sembarang 𝑛 ∈ 𝒁, maka [𝑥] = 𝑛 jika 𝑛 ≤ 𝑥 < 𝑛 + 1. Sehingga diperoleh segmen-
segmen garis yang sejajar dengan selang-selang satuan di 𝑹 sejauh 𝑛 dari sumbu 𝑥.
Grafik fungsinya dapat dilihat pada gambar 2.23 yang menyerupai tangga.

40
Fungsi Riil

Jadi tanpa tanda [ ] kita dapat membuat


bentuk fungsinya menjadi


−1, −1 ≤ 𝑥 < 0
𝑓(𝑥) = 0, 0≤𝑥<1 .
1, 1≤𝑥<2
{ ⋮

gambar 2.23 fungsi tangga 𝒇(𝒙) = |𝒙|


Contoh 2.17

Tentukan aturan fungsi tanpa [ ], dan gambar grafik dari fungsi :

a. 𝑓(𝑥) = [−2𝑥], −1 ≤ 𝑥 ≤ 1 b. 𝑔(𝑥) = [𝑥 2 ], −2 ≤ 𝑥 ≤ 2


Penyelesaian:

ad. a. Menurut definisi bilangan bulat terbesar, maka ∀𝑛 ∈ 𝒁

[−2𝑥] = 𝑛 jika 𝑛 ≤ −2𝑥 < 𝑛 + 1

𝑛+1 𝑛
maka [−2𝑥] = 𝑛 jika − < 𝑥 ≤ − 2. Karena domainnya −1 ≤ 𝑥 ≤ 1, maka nilai-
2

nilai 𝑛 = −2, −1,0,1 2, sehingga fungsinya adalah

1
−2,<𝑥≤1
2
1
−1, 0 < 𝑥 ≤
2
𝑓(𝑥) = 1
0, − < 𝑥 ≤ 0
2
1
1, −1 < 𝑥 ≤ −
2
{ 2, 𝑥 = −1

gambar 2.24 fungsi 𝒇(𝒙) = [−𝟐𝒙]

41

Anda mungkin juga menyukai