Setiap benda pada suhu berapa pun memancarkan gelombang elektromagnetik dalam
bentuk termal radiasi dari permukaannya, radiasi tergantung pada suhu dan sifat permukaan
benda. Pada suhu kamar, benda tersebut tidak terlihat memancarkan gelombang elektromagnetik
karena puncaknya berada di wilayah inframerah dari spektrum elektromagnetik. Pada suhu yang
lebih tinggi, ia bersinar merah karena puncaknya berada di dekat inframerah. Radiasi terdiri dari
distribusi panjang gelombang yang terus-menerus dari semua bagian spektrum elektromagnetik.
Benda hitam adalah sistem ideal yang menyerap semua radiasi yang datang padanya. Radiasi
elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda hitam. Benda hitam
yang baik adalah lubang kecil yang mengarah ke bagian dalam sebuah benda berlubang seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Setiap insiden radiasi pada lubang dari luar rongga memasuki
lubang dan dipantulkan beberapa kali di dalam dinding rongga, karenanya, lubang bertindak
sebagai penyerap yang sempurna.
Radiasi yang dipancarkan osilator pada dinding rongga pada gambar mengalami kondisi
batas dan dapat dianalisis menggunakan gelombang bawah batas. Saat radiasi memantulkan dari
dinding rongga, kedudukan gelombang elektromagnetik dibuat dalam tiga dimensi dari rongga.
Banyak cara kedudukan gelombang yang dimungkinkan, dan distribusi energi dalam rongga di
antara cara-cara ini menentukan distribusi panjang gelombang dari radiasi meninggalkan rongga
melalui lubang.
Berdasarkan hasil eksperimen Josef Stefan pada tahun 1879, bahwa Daya total per satuan
luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total)
adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝜎𝑇 4
Dan untuk bukan benda hitam akan memenuhi persamaan yang sama, tetapi ditambahkan
faktor pengali berupa koefisien emisivitas 𝑒 yang lebih kecil dari 1
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑒𝜎𝑇 4
𝑃
= 𝑒𝜎𝑇 4
𝐴
𝑃 = 𝑒𝐴𝜎𝑇 4
Lembar Kerja Radiasi Benda Hitam | 1
Keterangan :
𝐼 = intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi (W.m -2)
𝑃 = daya radiasi (W)
𝐴 = luas permukaan benda (m2)
𝜎 = konstanta Stefan = 5,67 × 10-8 Wm-2 K-4
𝑒 = koefisien emisivitas ( untuk benda hitam e = 1 )
𝑇 = suhu mutlak (K)
Jawaban E
𝑇1 = 270 𝐶 = 300𝐾
𝑇1 = 3270 𝐶 = 600𝐾
𝑊1 = 𝑅
𝑊2 𝑇2 4 𝑊2 600 4 𝑊2
=( ) =( ) = (2)4
𝑊1 𝑇1 𝑊1 300 𝑊1
𝑊2
= 16 𝑊2 = 16𝑊1 𝑊2 = 16𝑅
𝑊1
2. Energi yang diradiasikan per detik oleh benda hitam pada suhu 𝑇1 besarnya 16 kali energi yang
diradiasikan per detik pada suhu 𝑇0 , maka 𝑇1 =
A. 2𝑇0 D. 4𝑇0
B. 2,5𝑇0 E. 5𝑇0
C. 3𝑇0
Jawaban A
Diproleh bahwa
𝑊1 𝑇1 4 16𝑊1 𝑇1 4 𝑇1 4
=( ) =( ) = √16 = 2 𝑇1 = 2𝑇0
𝑊0 𝑇0 𝑊0 𝑇0 𝑇0
Lembar Kerja Radiasi Benda Hitam | 2
3. Dua buah bola sejenis tapi berbeda ukuran memancarkan energy radiasi yang sama besar ke
sekitarnya. Jika bola A berjari-jari R bersuhu T. maka bola B berjari-jari 2R akan bersuhu…
1 5 1 1 3 1
A. 𝑇 4 √4 𝐵. 𝑇 √2 C. 𝑇√4 D. 𝑇 √4 E. Tidak dapat ditentukan
Jawab :
Bola A → RA = R
TA = T
Bola B → RB = 2R
TB = …
𝑃 = 𝑒. 𝜎. 𝐴. 𝑇 4
𝑃1 = 𝑃2
𝑒. 𝜎. Aa . 𝑇𝑎4 = 𝑒. 𝜎. 𝐴𝑏. 𝑇𝑏 4
𝑅𝑎2 . 𝑇𝑎4 = 𝑅𝑏 2 . 𝑇𝑏 4
𝑅 2 . (𝑇)4 = (2𝑅)2 . 𝑇𝑏 4
𝑅2. 𝑇 4
= 𝑇𝑏 4
4𝑅 2
4 1
𝑇𝑏 = 𝑇 √4
4. Benda hitam pada suhu T memancarkan radiasi dengan daya sebesar 300 mW.
Radiasi benda hitam tersebut pada suhu ½ T akan menghasilkan daya sebesar ....
(UM UGM 2009)
A. 300 mW B. 150 mW C. 75 mW D. 37,5 mW E.18,75 mW
Jawab :
T1 = T Kelvin
T2 = 1/2 T Kelvin
P1 = 300 mW
P2 = ....?
P
2/ 1
P
= (T2/T1)4
P /
2 300 = ( /1) = (0,5)
0,5 4 4
P2 = 0,0625 × 300
P2 = 18,75 mW
Perhatikan grafik pancaran dari sebuah benda benda hitam pada suhu yang berbeda yaitu
2000 K, 3000 K, dan 4000 K. menurut Hukum Stefan-Bolztman kenaikan suhu dari 2000 K menjadi
4000 K (2 kali lipatnya), maka intensitas radiasinya menjadi 16 kali lipatnya. Hal ini bisa diamati
dari grafik bahwa luas kurva pada saat suhu 4000 K jauh lebih besar dari luas kurva pada suhu
2000 K.
Selanjutnya dari grafik panjang gelombang Puncak (𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 = panjang gelombang dengan
intensitas radiasi maksimum) panjang gelombang dari distribusi panjang gelombang bergeser ke
panjang gelombang yang lebih pendek ketika suhu meningkat (𝑇). Hubungan antara 𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠
dengan suhu 𝑇 radiasi benda hitam sebagai hukum pergeseran Wien:
𝝀𝒎𝒂𝒌𝒔 . 𝑻 = 𝑪
1. Dari hukum pergeseran Wien untuk radiasi termal benda hitam dapat disimpulkan bahwa:
1) Makin tiggi suhu suatu benda, benda tersebut akan cendrung berwarna merah
2) Makin tiggi suhu suatu benda, frequensi gelombang radiasi benda tersebut semakin
tinggi
3) Intensitas radiasi benda hitam tidak bergantung pada temperature
4) Makin rendah suhu suatu benda, benda tersebut akan cendrung berwarna merah
𝜆𝑚 𝑇 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2) Makin tiggi suhu suatu benda, frekuensi gelombang radiasi benda tersebut
semakin tinggi
4) Makin rendah suhu suatu benda, benda tersebut akan cendrung berwarna merah
2. Sebuah benda pada suhu T memancarkan radiasi termal dengan panjang gelombang
yang bervariasi. Radiasi dengan panjang gelombang 580 mikrometer memiliki
intensitas maksimum. Jika suhu benda dinaikkan menjadi 2T maka panjang
gelombang radiasi dengan intensitas maksimum berubah menjadi ….
A. 72,5 milimeter
B. 145 milimeter
C. 290 milimeter
D. 580 milimeter
E. 1160 milimeter
Pembahasan
Diketahui:
T1 = T
λm1 = 580 μm
T2 = 2T
Hukum Pergeseran Wien menyatakan bahwa bila suhu benda dinaikkan maka
panjang gelombang yang dipancarkan pada intensitas maksimum bergeser ke
panjang gelombang yang rendah. Artinya, suhu benda berbanding terbalik
dengan panjang gelombang yang dipancarkan.
1
𝑇~
λm
𝑇2 λm1
=
𝑇1 λm2
2𝑇 580μm
=
𝑇 λm2
580μm
λm2 =
2
λm2 = 290 μm
Jadi. Panjang gelombang radiasi dengan intensitas maksimum setelah suhu
dinaikkan 2T berubah menjadi 290 mikrometer (C).
Lembar Kerja Radiasi Benda Hitam | 5
3. Efek Foto Listrik
Fenomena pertama yang dijelaskan dengan teori kuantum model yaitu Radiasi Benda Hitam.
Pada akhir abad ke-19 diambil data pada radiasi termal, percobaan menunjukkan bahwa cahaya
menumbuk pada permukaan suatu logam tertentu menyebabkan elektron dipancarkan dari
permukaan tersebut. Fenomena ini dikenal dengan Efek Fotolistrik dan elektron yang dipancarkan
disebut fotoelektron.
Saat nilai voltase diperbesar, besar arus menunjukkan nilai yang maksimal dan besar arus
tersebut tidak meningkat. Besarnya arus maksimum dapat meningkat jika intensitas cahaya
ditingkatkan, hal ini terjadi karena semakin tinggi intensitas cahaya yang ditembakkan maka
semakin banyak elektron yang keluar dari plat logam. Ketika besar beda potensial (voltase) makin
mengecil dan bahkan nilainya sampai minus (-V0), ternyata tidak ada arus yang mengalir yang
menandakan tidak ada fotoelektron yang mengalir dari plat E ke plat C. Potensial V0 disebut
sebagai potensial henti (“stopping potential”). Berdasarkan hukum kekekalan energi maka
didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝑬𝒌𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝒆. 𝑽𝟎
Dengan menggunakan model bahwa cahaya bersifat sebagai partikel, efek fotolistrik dapat
dijelaskan dengan benar daripada yang diprediksikan oleh konsep-konsep klasik, yaitu:
1. Besarnya energi kinetik yang fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya. Jika
intensitas cahaya digandakan, maka jumlah fotoelektron yang keluar juga berlipat ganda,
namun besarnya energi kinetik maksimum pada setiap fotoelektron nilainya tidak berubah.
2. Elektron terlepas dari logam terjadi secara spontan. Selang waktu antara cahaya yang
datang dan fotoelektron yang keluar tergantung pada besarnya paket energi yang dibawa
foton. Jika intensitas cahaya yang diterima rendah, hanya sedikit foton yang datang per
unit waktu.
3. Tidak satupun elektron dibebaskan ketika frekuensi cahaya lebih kecil dari frekuensi
tertentu. Jika energi yang dibawa foton besarnya tidak lebih dari fungsi kerja, maka
elektron tidak dapat dikeluarkan dari permukaan logam.
4. Besarnya energi kinetik maksimum fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya.
Sebuah foton dengan frekuensi yang lebih besar membawa energi yang lebih besar dan
akan mengeluarkan fotoelektron dengan enrgi kinetik yang lebih besar dibandingkan
dengan foton berfrekuensi rendah.
1. Sebuah stasiun Radio beroperasi pada frekuensi 103,7 MHz dengan keluaran daya sebesar
200kW. Tentukan laju emisi kuanta dari stasium radio tersebut!
Pembahasan
Dari soal kita dapatkan data
𝑓 = 103,7 MHz
𝑃 = 200 kW
Energi dari setiap kuanta adalah
𝐸 = ℎ𝑓 = (6,63 . 10−34 )(103,7 . 106 ) = 6,88 . 10−26 J
𝑉0 =potensial henti
Tentukanlah konstanta Planck dari data-data tersebut.
Pembahasan:
Buatlah grafik dari data-data tersebut
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Didapatkan persamaan garis yaitu 𝑦 = 4,0825𝑥 − 2,8848
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ(𝑓 − 𝑓0 )
Karena 𝐸𝑘𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒 . 𝑉0
Maka
𝑒 . 𝑉0 = ℎ(𝑓 − 𝑓0 )
ℎ𝑓
𝑉0 = − ℎ𝑓0
𝑒
Maka kemiringan garis adalah
ℎ
4,0825 = 𝑒
ℎ = 4,0825 . 1015 (1,6 . 10−19 ) = 6,6 . 10−34 Js
3. Frekuensi ambang natrium adalah 4,4 x 1014 Hz. Besar potensial penghenti dalam volt bagi
natrium saat disinari dengan cahaya 6,0 x 1014 Hz adalah
A. 0,34 D. 0,66
B. 0,40 E. 0,99
C. 0,44
Diketahui
𝑓 = 6,0 x 1014 Hz
𝑓0 = 4,4 x 1014 Hz
𝐸𝐾 = 𝑒𝑉 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓0
(ℎ𝑓 − ℎ𝑓0 )
𝑉=
𝑒
ℎ(𝑓 − 𝑓0 )
𝑉=
𝑒
𝑉 = 0,66 𝑉𝑜𝑙𝑡
4. Frekuensi ambang fotoelektrik tembaga adalah 1,1 x 1015 Hz. Carilah energi kinetic maksimum
fotoelektron (dalam eV) bila cahaya berfrequensi 1,5 x 1015 Hz diarahkan pada permukaan
tembaga!
Jawaban
Cahaya dengan freuensi 1,5 x 1015 Hz jatuh pada permukaan tembaga dengan frequensi
ambang 1,1 x 1015 Hz. Bila terjadi efek fotolistrik, maka energi kinetic maksimum
fotoelektron (dalam eV) adalah
= 1,6543 𝑒𝑉
Berikut ini beberapa hal yang ditemukan Einstein tentang efek fotolistrik
(1) Tidak semua frequensi gelombang cahaya yang menyinari keping dapat menyebabkan
efek folistrik
(2) Saat frequensi cahaya lebih besar dari pada frequensi ambang, energi kinetic
maksimum elektron yang terlepas tidak bergantung pada intensitas cahaya tetapi
hanya bergantung pada frequensi sanar datang
(3) Elektron yang dipancarkan dari permukaan terjadi dalam waktu yang sangan sangat
singkat yaitu hanya 9-10 detik
4. Efek Compton
Tumbukan antara foton dan elektron ini, menunjukkan adanya perpindahan momentum.
Sehingga berlaku hukum kekekalan momentum, berdasarkan teori relativitas Einstein, Compton
merumuskan:
ℎ
∆𝜆 = 𝜆′ − 𝜆 = (1 − cos 𝜃)
𝑚0 . 𝑐
1. Frequensi foton yang dihamburkan oleh electron bebas akan lebih kecil diabandingkan saat
dating adalah hasil dari
A. Efek Fotolistrik
B. Efek Compton
C. Pduksi pasangan
D. Prosuksi sinar X
E. Radiasi banda hitam
Jawaban B
pristiwa efek Compton terjadi ketika energi foton terserap sebagian oleh elektron
sehingga energi foton berkurang dan konsequensinya frequensi foton mengecil (𝐸 = ℎ𝑓)
2. Sinar X dengan panjang gelombangnya 2500 Å mengalami hamburan Compton dan berkas
hamburannya teramati pada sudut 600 reatif terhadap arah berkas datang. Tentukan energi
foton sinar hamburannya
Jawaban
Pada hamburan Compton berlaku
ℎ
𝜆′ − 𝜆 = (1 − cos 𝜑)
𝑚𝑒 𝑐
jika 𝜆 = 2500 Å dan 𝜑 = 600 , maka
ℎ
𝜆′ = 𝜆 + (1 − cos 𝜑)
𝑚𝑒 𝑐
1
= 2,5 𝑥 10−10 + 2,43 𝑥 10−12 (1 − )
2
= 2,5121 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑡𝑟𝑜𝑚
5. Gelombang de Broglie
Cahaya bersifat gelombang pada peristiwa tertentu (misalnya pada peristiwa difraksi dan
interferensi) dan bisa bersifat partikel pada peristiwa tertentu (misalnya pada efek fotolistrik dan
efek compton). Bagaimana dengan partikel? Fisikawan Louis de Broglie mengajukan hipotesis
bahwa: jika gelombang dapat bersifat sebagai partikel, maka partikel mungkin bersifat gelombang
dengan panjang gelombang partikel menurut de broglie sebagai berikut:
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚𝑣
Dengan:
𝜆 = panjang gelombang de Broglie (m)
ℎ = tetapan planck (6,63 x 10-34 J s)
𝑚 = massa diam partikel (kg)
𝑣 = kelajuan partikel (m/s)
𝑉1 𝑉2
B. E. √𝑉
𝑉2 1
𝑉1
C. 2𝑉2
Jawaban E
1
𝜆=
√2𝑞𝑚𝑉
1
Untuk muatan dan massa yang sama, 𝜆 ≈
√𝑉
𝜆1 𝑉2
=√
𝜆2 𝑉1
2. Jika konstanta Planck 6,6 𝑥 10−34 𝐽𝑠 maka besarnya momentum dengan panjang gelombang
2 𝑥 10−10 𝑚 adalah
A. 13,2 𝑥 10−24 Ns D. 3,3 𝑥 10−24 Ns
B. 18,6𝑥 10−24 Ns E. 2,2 𝑥 10−24
−24
C. 4,6 𝑥 10 Ns
Jawaban D
Diketahui
ℎ = 6,6 𝑥 10−34 𝐽𝑠
𝜆 = 2 𝑥 10−10 𝑚
Ditanyakan 𝑃 = … ?
ℎ 6,6 𝑥 10−34 𝐽𝑠
𝑃= = = 3,3 𝑥 10−24 𝑁𝑠
𝜆 2 𝑥 10−10 𝑚