Anda di halaman 1dari 8

SOAL OSN KIMIA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2013

Soal Nomor 1
Dalam suatu reaksi redoks ternyata kalium dikromat (K2Cr2O7) bereaksi dengan timah diklorida (SnCl2) dalam suasana asam menjadi
CrCl3, SnCl4, dan kalium klorida (KCl). Setelah reaksi disetarakan, maka koefisien reaksi dari kalium dikromat dan timah diklorida adalah
A. 3 dan 1
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 2
E. 1 dan 1
Pembahasan Soal Nomor 1:
Dalam reaksi redoks selalu ada reaksi oksidasi dan reduksi. Dari reaksi tersebut yang mengalami reduksi adalah Cr (dari K2Cr2O7 menjadi
CrCl3) dan yang harus mengalami oksidasi adalah Sn (dari Sn2+ menjadi Sn4+). Asam yang digunakan (sebagai penyuasana) semestinya
adalah HCl.
Adapun reaksi redoksnya:
Reaksi reduksi : Cr2O72- + 14 H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7 H2O | x 1|
Reaksi oksidasi : Sn2+ → Sn4+ + 2e-                     | x 3|
Reaksi total : Cr2O72- + 14 H+ + 3Sn2+ → 2Cr3+ + 7 H2O + 3Sn4+
Sehingga reaksi lengkapnya bisa dituliskan sebagai berikut:
K2Cr2O7 + 3 SnCl2 + 14 HCl → 2 CrCl3 + 7 H2O + 2 KCl + 3 SnCl4
Jadi jawaban yang tepat adalah B. 1 dan 3
Soal Nomor 2

Pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, 1 gram oksigen mengisi ruang 0,764 liter, sedang gram oksida nitrogen dalam kondisi yang sama
mengisi ruang 0,266 liter. Berdasarkan hal tersebut maka rumus oksida nitrogen termaksud adalah:
(Ar N =14, Ar O = 16)

A. NO2 → Mr = 14 + 32 = 46
B. NO3 → Mr= 14 + 48 = 62
C. NO5 → Mr= 14 + 80 = 94
D. N2O3 → Mr = 28 + 48= 76
E. N2O5 → Mr = 28 + 80 = 108
Pembahasan Soal Nomor 2:
Pada keadaan yang sama setiap 1 mol gas akan memiliki volume yang sama pula (Hukum Gay Lussac).
1 g O2 = 1/32 mol ~ 0,764 liter artinya 1 mol gas O2 volumenya = 32 x 0,764 = 24,448 L/mol.
Jika masa oksida nitrogen memiliki volume 0,266 L = 0,266 L : 24,448 L/mol = 0,01088 mol.
Artinya kita tinggal menentukan manakah oksida nitrogen yang 1 gram sama dengan 0,01088 mol. Dalam hal ini Mr oksida nitrogen = 1 :
0,01088 = 91,911 g/mol.
Yang paling mendekati adalah jawaban C. NO5
Soal Nomor 3
Bila 1 liter etil alkohol pada temperatur 20 oC mengandung 1,04 x 1025 molekul, maka jumlah molekul selain etil alkohol dalam 1 liter
cuplikan etil alkohol yang kemurniannya dinyatakan 99,99% adalah sebanyak
A. 2,72 x 1020
B. 1,04 x 1021
C. 3,15 x 1022
D. 3,13 x 1023
E. 2,14 x 1024
Pembahasan Soal Nomor 3:
Jumlah % molekul selain etil alkohol adalah 100% – 99,99% = 0,01%
Sehingga jumlah molekulnya = 0,01% x 1,04 x 1025 = 1,04 x 1021
Jawabannya B
Soal Nomor 4

Urutan kepolaran ikatan O-H, Mg-O, Ca-O, dan Sr-O adalah,

A. Sr-O > Mg-O > O-H > Ca-O


B. O-H > Mg-O > Ca-O > Sr-O
C. O-H > Sr-O > Ca-O > Mg-O
D. Sr-O > Ca-O > Mg -O > O-H
E. Mg-O > Ca-O > Sr-O > O-H
Pembahasan Soal Nomor 4:
Semakin besar perbedaan elektronegativitas maka akan semakin polar. Elektronegativitas O >H>Mg>Ca>Sr. H punya elektronegativitas
terbesar dibandingkan dengan unsur logam alkali tanah. Unsur Mg, Ca, Sr berturut-turut adalah anggota golongan unsur logam alkali,
yang dari atas ke bawah memiliki elektronegativitas yang semakin kecil. Oksigen punya elektronegativitas yang besar dan semua
berikatan dengan unsur yang akan diperbandingkan. Maka urutan perbedaannya dengan oksigen dari yang terbesar Sr-O > Ca-O > Mg-O
> H-O
Jawabannya D. Sr-O > Ca-O > Mg-O > H-O
Soal Nomor 5
Dalam suatu percobaan, reaksi antara N2F4 dengan S2O6F2 dilakukan pada suhu ruang. Gas yang dihasilkan mempunyai titik didih -2,5oC.
Analisis terhadap gas ini memberikan hasil : 9,48% N, 20,9% S,dan 38,0% F. Bila diketahui Ar N = 14,0 ; Ar S = 32,1 dan Ar F = 19,0 ; Ar
O = 16,0, maka rumus empiris gas tersebut adalah:
A. NSF3
B. NSF2
C. NSO4F4
D. NSO3F3
E. NSO2F2
Pembahasan Soal Nomor 5:
Penentuan rumus empiris dari persen unsur yang diketahui dan persen O yang harus dihitung hingga total 100 % (31,62% O) adalah
dengan menganggap jumlah zat 100 g. Perbandingan mol masing-masing unsur adalah:

N : S : O : F

9,48/14 : 20,9/32,1 : 31,62/16 : 38,0/19

0,677143 : 0,65109 : 2 : 1,97625 ---> bagi dg angka terkecil

1,040014 : 1 : 3,07177 : 3,035293 ---> lakukan pembulatan

1 : 1 : 3 : 3

Jawabannya D. NSO3F3
Soal Nomor 6:

Berikut ini, yang manakah urutan dari bilangan kuantum suatu elektron dalam orbital 4d?

Pembahasan:
Bilangan kuantum suatu elektron dalam orbital 4d yang n = 4; l = 2 (d)
Jawabannya B
Soal Nomor 7:
Berikut ini diberikan data entalpi reaksi:
2 CH2N2(s) + 3 O2(g) → 2N2(g) + 2 H2O(l) + 2CO2(g)        ΔHo = – 354,40 kkal
C(s) + O2(g) → CO2(g)          ΔHo = – 93,97 kkal
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)        ΔHo = – 136,64 kkal
Nilai entalpi pembentukan bagi CH2N2 (s) adalah :
A. 123,79 kkal/mol
B. 14,91 kkalmol
C. -14,91 kkal/mol
D. - 29,82 kkal/mol
E. 29,82 kkal/mol
Pembahasan:
Pada soal ini aslinya ada yang keliru, pada persamaan reaksi pertama seharusnya 2H 2O(l) tetapi hanya tertulis 2
H2(l).
Entalpi pembentukan adalah energi yang digunakan untuk membentuk 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya.

N2(g) + C(s) + H2(g) → CH2N2(s)        ΔHo = 14,91 kkal


Jawabannya B
Soal Nomor 8:
Dalam senyawa atau ion yang mengandung sulfur berikut ini, muatan formal atom S dalam SO 2, SO3, SO32-, dan
SO42- berturut-turut adalah
A. 0, 0, 0, 0
B. -2, 0, 0, +1
C. 0, +1, -2, 4
D. 0, 0, +1, -2
E. +1, 0, 0, -2
Pembahasan:
Muatan formal = jumlah elektron valensi unsur – jumlah elektron bebas – 1/2 elektron berikatan
S dan O memiliki 6 elektron valensi

Muatan formal S pada SO2 = 6 – 2 – 4 = 0


Muatan formal S pada SO3 = 6 – 0 – 6 = 0
Muatan formal S pada SO32- = 6 – 2 – 4 = 0
Muatan formal S pada SO42- = 6 – 0 – 6 = 0
Atom S itu berada diperiode tiga (3), sangat dimungkinkan untuk menggunakan orbital 3d sehingga tidak lagi
mengikuti kaidah oktet. Beda dengan unsur yang berada di periode 2 yang tidak memiliki orbital 2d. Jadi tidak bisa
dipaksa harus mengikuti kaidah oktet, ini terkait juga dengan tingkat energi masing-masing molekul yang lebih
disukai pada energi yang relatif lebih rendah.
Jawabannya A
Soal Nomor 9:
Diberikan molekul berikut ini:
I. H2C=CHCl
II. cis-ClHC=CHCl
III. trans-ClHC=CHCl
Manakah molekul tersebut yang mempunyai momen dipol tidak sama dengan NOL?
A. hanya I
B. hanya III
C. hanya I dan II
D. Hanya II dan III
E. I, II, dan III
Pembahasan:
Molekul III (trans-ClHC=CHCl) memiliki momen dipol sama dengan nol, sedangkan pada molekul I dan II momen
dipolenya tidak sama dengan nol, hayooo apa alasan….?
Jawabannya C
Soal Nomor 10:
Berikut ini adalah reaksi kesetimbangan:
4A (s) + 2B(g) ⇌ 2C(g)     ΔHreaksi = – 60 kJ
Bila reaksi sudah mencapai kesetimbangan, berikut ini manakah keadaan yang akan menggeser kesetimbangan ke
arah kiri (membentuk reaktan lebih banyak):
A. Menurunkan temperatur
B. Menaikkan tekanan parsial C
C. Menaikkan tekanan sistem
D. Menambah konsentrasi A
E. Menaikkan temperatur
Pembahasan:
Reaksi 4A (s) + 2B(g) ⇌ 2C(g)     ΔHreaksi = – 60 kJ adalah reaksi eksoterm, maka agar bergeser ke reaktan maka dapat
dilakukan dengan menaikkan temperaturnya. Koefisien zat berwujud gas sama sehingga tekanan tidak
mempengaruhi, sementara menambah konsentrasi A akan menggeser kesetimbangan ke kanan.
Jawabannya E
Soal Nomor 11:
Perhatikan 3 reaksi yang berlangsung dalam 3 wadah berikut ini:

Persamaan hukum laju reaksi dalam ketiga wadah


tersebut diberikan oleh:
laju = r = k [●] [o]
Berdasarkan persamaan reaksi yang diberikan, berikut ini manakah pernyataan yang benar?
A. Laju reaksi A = laju reaksi B
B. Laju reaksi A = Laju reaksi C
C. Laju reaksi B = laju reaksi C
D. Laju reaksi A = Laju reaksi B = Laju reaksi C
E. Laju reaksi A, B dan C tidak dapat ditentukan
Pembahasan:
Syarat untuk bisa membandingkan laju reaksi satu dengan yang lainnya adalah diketahui data akuratnya. Perubahan
konsentrasi setiap zat harus jelas. Tidak cukup hanya dengan melihat visual seperti di atas dan hanya dari persamaan
laju reaksinya saja.
Jawabannya E.

Soal Nomor 12:


Berikut adalah reaksi yang berlangsung dalam larutan benzena yang mengandung piridin 0,1 M: CH 3OH (A) +
(C6H5)3CCl (B) → CH3OC(C6H5)3 (C) + HCl, dengan hasil percobaan sebagai berikut:

Hukum laju dan nilai tetapan laju untuk reaksi tersebut berturut-turut adalah
A. r= k [A]2[B] dan 4,6 x 10-3 L2mol-2s-1
B. r = k [A][B] dan 3,8 x 10-3 Lmol-1s-1
C. r= k [A][B]2 dan 5,2 x 10-3 L2mol-2s-1
D. r = k [A] dan 2,6 x 10-3 s-1
E. r =k [B] dan 7,4 x 10-3 s-1
Pembahasan:
Berdasarkan rujukan soal yang ada di internet (ingat banyak soal yang diambil dari referensi lain sebelumnya), jadi
kalau di cari pasti ketemu saja   ), soal ini terjadi kekeliruan pada data Δt/min baris pertama, tertulis 2,5
seharusnya adalah 25. Lagi pula kalau dipaksakan maka tidak ada alternatif jawaban yang benar.
Oleh karena itu di sini akan digunakan data yang benar itu.

Laju reaksi setiap bagian akan dihitung terlebih dahulu dengan rumus
R = ([C]/Δt) x (1 menit/60 detik)
dan hasilnya terdapat pada kolom ke paling kanan tabel di bawah ini.
Orde reaksi terhadap A dapat ditentukan dengan menggunakan data kedua dan ketiga (konsentrasi B yang
sama/tetap), dan sebaliknya.
- orde terhadap A: (0,2/0,1)x = (17,1 × 10 -6 : 4,3 × 10-6)   →   2x = 4  →  x = 2
- orde terhadap B: (0,1/0,05)y = (4,3 × 10-6 : 2,2 × 10-6)   →   2y = 2  →  y = 1
Jadi r = r= k [A]2[B]
Menghitung tetapan laju reaksi (k)
Biasanya k bisa ditentukan dengan menggunakan salah satu data hasil percobaan, dalam pembahasan ini digunakan
data kedua.
k = r / [A]2[B]    →    4,3 × 10-6 / (0,1)2 × (0,1) = 4,3 × 10-3
Jawaban A.

Soal Nomor 13:


Grafik berikut ini, manakah yang menjelaskan hubungan antara [H 3O+] dan pH dalam larutan?

Pembahasan:
[H3O+] berbanding terbalik terhadap pH. [H3O+] turun maka pH akan meningkat, [H3O+] meningkat maka pH akan turun.
Jawabannya D.

Soal Nomor 14:


Berapa pH larutan yang terbentuk bila sebanyak 0,0600 mol NaOH ditambahkan ke dalam 1 L larutan HCl 0,0500 M.
A. 3,45
B. 8,90
C. 12,00
D. 12,78
E. 13,50
Pembahasan:
mol NaOH = 0,06 mol
mol HCl = 0,05 M x 1 L = 0,05 mol

NaOH + HCl → NaCl + H2O

Awal : 0,06 mol 0,05 mol - -

Reaksi : -0,05 mol -0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol

Akhir : 0,01 mol - 0,05 mol 0,05 mol

Kosentrasi NaOH yang tersisa [NaOH] = 0,01 mol : 1 L = 0,01 M


[OH-] = 0,01 M ~ 10-2 M —> NaOH adalah basa kuat.
pOH = -log [OH-] = – log 10-2 = 2
pH = 14 – pOH = 14 – 2 = 12
Jawaban C.

Soal Nomor 15:


Dalam larutan jenuh nikel karbonat, NiCO3 , mengandung 0,090 g dalam 2,0 L larutan. Berapakah nilai Ksp untuk
NiCO3:
A. 7,58 x 10-4
B. 3,79 x 10-4
C. 5,74 x 10-7
D. 1,44 x 10-7
E. 2,87 x 10-8
Pembahasan:
mol NiCO3 = massa NiCO3 : Mr NiCO3 = 0,09 g : 119 g/mol = 0,00076 mol
Kelarutan NiCO3 = 0,00076 mol : 2 L = 0,00038 M

NiCO3 ⇌ Ni2+ + CO32-


0,00038 M 0,00038 M 0,00038 M

Ksp NiCO3 = [Ni2+][CO32-] = (0,00038 M)2 = 0,000000144 = 1,44 x 10-7


Jawaban D.
Soal Nomor 16:
Perhatikan reaksi redoks berikut ini:
I2 + 2S2O3-2 → S4O6-2 +2I-
Dalam titrasi, sebanyak 40 mL larutan membutuhkan 4,0 x 10-3 mol I2 untuk bereaksi sempurna. Berapa konsentrasi
larutan Na2S2O3 ?
A. 0,10
B. 0,16
C. 0,20
D. 0,32
E. 0,40
Pembahasan:
I2 + 2S2O3-2 → S4O6-2 +2I-
Berdasarkan persamaan reaksi yang setara di atas maka dalam titrasi tersebut jumlah mol S 2O3-2dapat dihitung
berdasarkan perbandingan koefisien setara.
Mol S2O3-2 = 2/1 x 4,0 x 10-3 mol = 8,0 x 10-3 mol
Karena volume larutan S2O3-2 adalah 40 mL ~ 0,04 L, maka
[S2O3-2] = (8,0 x 10-3 mol) /(0,04 L) = 2 x 10-1 M ~ 0,2 M ← [Na2S2O3]
Jawaban C.

Soal Nomor 17:


Perhatikan reaksi redoks berikut ini:
C2H5OH +2Cr2O72- + 16H+ → CO2 + 4Cr3+ + 11H2O
Setiap atom karbon akan kehilangan:
A. 1 elektron
B. 2 elektron
C. 4 elektron
D. 6 elektron
E. 0 elektron
Pembahasan:
Bilangan oksidasi C dalam C2H5OH adalah -2 dan bilangan oksidasi C dalam CO2 adalah + 4, perubahan biloks C dari -2
ke +4 adalah 6, berarti ia akan melepaskan (kehilangan) 6 elektron.
Jawaban D.

Soal Nomor 18:


Sejumlah garam klorida lelehan dielektrolisis dengan suatu arus listrik 3,00 A. Jumlah deposit logam yang manakah
akan memerlukan waktu elektrolisis terlama?
A. 50 g Mg
B. 75 g Al
C. 100 g Ca
D. 125 g Fe
E. Jawaban A, B, C dan D semuanya benar
Pembahasan:
Elektrolis suatu lelehan garam pada pada elektroda akan menghasilkan deposit logam (dari ion logamnya) yang
biasanya akan menempel di elektroda dan gas klor (dari ion klorida) di sekitar elektroda lainnya.
Untuk menghitung lama waktu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
W = (e . i . t)/96500 → t = (W x 96500) : (e.i)
W = massa deposit logam (g); e = massa ekivalen (g); i = arus listrik (A); t = waktu (detik).
Mg2+ → Mg + 2e-   →Ar Mg = 24 → massa ekivalen Mg = 24/2 = 12
Al3+ → Al + 3e-   →Ar Al = 27 → massa ekivalen Al = 27/3 = 9
Ca2+ → Ca + 2e-   →Ar Ca = 40 → massa ekivalen Ca = 40/2 = 20
Fe3+ → Fe + 3e-  → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/3 = 18,67
Fe2+ → Fe + 2e-  → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/2 = 28
t Mg = (50 g × 96500 C) : (12 g × 3,00 A) = 134.027,78 detik
t Al = (75 g × 96500 C) : (9 g  × 3,00 A) = 268.055,56 detik
t Ca = (100 g × 96500 C) : (20 g  × 3,00 A) = 168.833,33 detik
t Fe = (125 g × 96500 C) : (18,67 g × 3,00 A) = 215.363,33 detik
t Fe = (1250 g 96500 C) : (28 g 3,00 A) = 143.601,19 detik

Jadi yang memerlukan waktu paling lama adalah logam Al 75 g.

Jawaban B.

Soal Nomor 19:

Perhatikan Gambar sel elektrokimia beikut ini:

Bila sel tersebut dioperasikan, maka elektron akan mengalir kearah:


A. Elektroda Pb, dimana Pb akan dioksidasi
B. Elektroda Cd, dimana Cd akan dioksidasi
C. Elektroda Pb, dimana Pb2+ akan direduksi.
D. Elektroda Cd, dimana Cd2+ akan direduksi.
E. Elektroda Pb dimana Cd2+ akan dioksidasi
Pembahasan:
Mengalirnya elektron itu dari reaksi yang bisa menghasilkan elektron (reaksi oksidasi, terjadi di anoda) ke reaksi yang
memerlukan elektron (reaksi reduksi, terjadi di katoda). Jadi elektron akan mengalir ke katoda Pb dan terjadi reaksi
reduksi Pb2+ menjadi Pb.
Jawaban C.

Soal Nomor 20:

Nama IUPAC dari senyawa berikut adalah


A. 2,3-dimetil-4-pentana
B. 1,1-dimetil-2-isopropiletena
C. 2,3-dimetil-2-pentana
D. 2,4-dimetil-2-pentena
E. 2,2-di metil-5-pentana
Pembahasan:
Tata nama berdasar IUPAC harus dimulai dari sisi di mana ikatan rangkap berada pada nomor urut C yang terkecil.
Jawaban D.

Anda mungkin juga menyukai