MATA KULIAH
Kalkulus
DISUSUN OLEH
i
KATA iPENGANTAR
Tak ilupa, Kami ijuga imengucapkan iterima ikasih ikepada iIbu selaku iDosen iMata iKuliah
Kalkulus, iyang isudah imemberikan ibanyak ibantuan iuntuk imenyusun imakalah iini. Kami ijuga
iingin imengucapkan iterima ikasih ikepada isemua ipihak iyang isudah imembantu penyusunan
imakalah iini.
Makalah iberjudul “Turunan Tingkat Tinggi” idisusun iuntuk imemenuhi itugas imata iKuliah
Kalkulus. Melalui itugas iini, iKami iMendapatkan ibanyak iilmu ibaru.
Tentu ipenyusunan imakalah iini imasih ijauh idari ikata isempurna. iMeskipun ibegitu, iKami
iberharap ibahwa imakalah iini ibisa ibermanfaat iuntuk iorang ilain. Apabila iada ikritik idan isaran
iyang iingin idisampaikan, iKami isangat iterbuka idan idengan senang ihati imenerimanya.
ii
DAFTAR ISI
3
BAB iI
PENDAHULUAN
Turunan Tingkat Tinggi Turunan tingkat tinggi adalah turunan fungsi yang tidak hanya sampai
turunan pertama, bisa turunan kedua, ketiga, bahkan sampai turunan ke n. Jika f’ adalah turunan suatu
fungsi f, maka f’ juga merupakan suatu fungsi, f’ adalah turunan pertama dari f. Jika turunan dari f’
ada, turunan ini dinamakan turunan kedua dan ditulis f’’. Dengan cara yang sama turunan ketiga dari f
didefinisikan sebagai turunan pertama dari f’’, jika turunan ini ada. Turunan ketiga, ditulis f’’’.
Turunan ke-n dari fungsi f, di mana n bilangan positif yang lebih besar dari 1, adalah turunan pertama
dari turunan ke (n-1) dari f. Turunan ke n dinyatakan dengan f(n).
Kita telah mengetahui bahwa matematika sangat banyak ditemui dalam kehidupan kita dan salah
satu yang dibahas dalam metematika adalah turunan tingkat tinggi dan fungsi implisit. Penulis
mengangkat makalah tentang “Turunan Tingkat Tinggi dan turunan fungsi impisit” karena penulis
mengetahui dalam matematika khususnya pada mata kuliah kalkulus materi ini sangat sulit dan
membutuhkan pemahaman yang lebih untuk memahami Turunan Tingkat Tinggi dan fungsi implisit
ini.
4
BAB iII
PEMBAHASAN
Turunan dari fungsi f adalah suatu fungsi yang dinamakan turunan pertama dari f, yaitu f′
jika fungsi f′ ini dihitung lagi turunannya dengan aturan atau definisi turunan, maka diperoleh fungsi
baru yang dinamakan turunan kedua dari fungsi f, dan ditulis dengan lambang f″. Secara umum
turunan ke-n dari fungsi f , ditulis f(n), adalah suatu fungsi yang diperoleh dengan cara menghitung
turunan dari fungsi f(n-1), n = 1, 2, 3, … , dengan f(0)(x) = f(x). Sebagai contoh,
f(x) = 2x3 – 4x2 + 7x – 8
Maka
f′(x) = 6x2 – 8x + 7
f″(x) = 12x – 8
f‴(x) = 12
f″″(x) = 0
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih tinggi akan nol.
Lambang Turunan
Lambang turunan ke -n dari fungsi f dapat ditulis dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut.
dn y n
Ke-n y (n)
f (x)
(n)
n Dx y
d
5
Catatan : Aturan fungsi f sendiri, yaitu y = f(x) adalah turunan ke-0 dari f.
Contoh :
1. y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2 d3y/dx3 = ……?
dy/dx = 18 x2 + 24 x + 5
d2y/dx2 = 36x + 24.
d3y/dx3 = 36
Contoh 1.
Hitunglah turunan ke-n dari fungsi f(x) = xm, m bilangan asli.
Jawab: Turunan pertama, kedua, dan ketiga dari fungsi f adalah
f′(x) = m xm-1
f″(x) = m (m-1 ) xm-2
f‴(x) = m(m-1) (m-2) xm-3
Dari tiga bentuk aturan ini, bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f adalah
f(n)(x) = m(m - 1) ( m- 2) … (m – (n - 1)) xm-n
= m(m – 1)(m – 2) ... (m – n + 1) xm-n
Contoh
y = x6 y(4)..?
y(4) = 6.5.4.3.x2 = 360 x2
6
Contoh 2.
Tentukan bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f(x) = sin x.
Jawab: Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga dan keempat dari fungsi f, kemudian nyatakan
hasilnya sebagai fungsi dari sinus lagi, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
1
f′(x) = cos x = sin (x + π)
2
f″(x) = -sin x =sin (x + π)
1
f‴(x) = -cos x = sin (x + 1 π)
2
f″′′(x) = sin x = sin (x + 2π)
Dari hasil ini, maka bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f adalah
1 1
f(n)(x) = sin (x + n π) = sin (x + nπ).
2 2
Contoh 3.
1
Tentukan bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f(x) =
1+ 2 x
Jawab: Tentukan turunan pertama, kedua, dan ketiga dari fungsi f, kemudian cermatilah ciri dari
setiap bentuk yang muncul untuk memperoleh bentuk umumnya.
f(x) = (1 + 2x)-1
f′(x) = -(1 + 2x)-2 (2) = -2(1 + 2x)-2 = (-1)-1.1!.2!.(1 +2x)-2
f″(x) = 4(1 + 2x)-3(2) = 8(1 + 2x)-3 = (-1)2.2!.22.(1 + 2x)-3
f‴(x) = -24(1 + 2x)-4(2) = -48(1 + 2x)-4 = (-1)3.3!.23.(1 + 2x)-4
Dari hasil ini, maka bentuk umum turunan ke- n dari fungsi f adalah
f(n)(x) = (-1)n.n!.2n.(1 + 2x)-(n+1), n = 1, 2, 3, …
Catatan bila didefenisikan 0! = 1, maka bentuk umum turunan ke- n ini berlaku juga untuk n = 0,
karena
1
f(0)(x) = (-1)0.0!.20.(1 + 2x) -(0+1) = (1 + 2x) -1 =
1+ 2 x
7
Contoh 4.
1
Tentukan bentuk umum turunan ke- n dari fungsi f(x) =
√1−x
Jawab: Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f, kemudian cermatilah ciri
spesifik setiap bentuk yang muncul untuk memperoleh bentuk umumnya.
f(x) = (1 – x) -1/2
1 1
f′(x) = - (1 – x) -3/2 (-1) = (1 – x) -3/2
2 2
1 3 3
f″(x) = - . (1 – x) -5/2 (-1) = (1 – x) -5/2
2 2 4
3 5 15 1.3.5 .
f‴(x) = - . (1 – x) -7/2 (-1) = (1 – x) -7/2 = 3 (1 – x) -7/2
4 2 8 2
1.3.5 .7 1.3.5 .7
f″″(x) = 4 (1 – x) -9/2(-1) = 4 (1 – x) -9/2
2 2
Dari hasil ini, maka bentuk umum turunan ke- n dari fungsi f adalah
1.3.5 .7 …(2n−1)
f(n)(x) = n (1 – x)- (2n + 1)/2
2
( 2n−1 ) !
= (1 – x)-(2n+1)/2, n = 1, 2, 3, …
2n
Aturan leibinz
Jika Y = u.v y(n) = …
Y(1) = u’v + uv’
Y(2) = u’’v + u’v’ + u’v’ + uv’’
= u’’v + 2u’v’+uv’’
[nk ] u
n
∑ (n−k) (k)
v ; n = 1,2,3 ,. .. ... .. .. . .
y(n) = k=o
u(0) = u dan v(0) = v aturan LEIBNIZ
aturan LEIBNIZ
8
Contoh :
1. Y = X4 (3x + 5)3 Y(4) (pakai aturan LEIBNIZ)
Penyelesaian :
Misalkan : u = x4 dan v = (3x + 5)3
4 4 4 4
( ) =4 ( )= 4 ( )=6 ( ) = 1
1 3 2 4
Y(4) = 1.24. (3x5)p + 4 (24x) {9(3x+5)}+
6.12x2 {54(3x+5)} + 4.4x3 . 162 + 1.x4
= 27216 x3 + 28600 x x2 + 27000 x + 3000
9
BAB iIII
PENUTUP
Kesimpulan
Alasan turunan tingkat tinggi hasilnya nol, Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka
semua turunan tingkat yang lebih tinggi akan nol. Lambang turunan ke -n dari fungsi f dapat ditulis
dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut. Catatan : Aturan fungsi f sendiri, yaitu y = f(x) adalah
turunan ke-0 dari f.
Operasi diferensiasi mengambil sebuah fungsi ff dan menghasilkan sebuah fungsi baru f′f′. Jika f
′f′ sekarang kita diferensiasikan, kita masih tetap menghasilkan fungsi lain, dinyatakan
oleh f"f" (dibaca "f dua aksen") dan disebut turunan kedua dari ff. Pada gilirannya dia boleh
dideferensiasikan lagi, dengan demikian menghasilkan f′′′f‴, yang disebut turunan
ketiga dari ff. Turunan keempat dinyatakan f(4)f(4), turunan kelima dinyatakan f(5)f(5), dan
seterusnya.
DAFTAR iPUSTAKA
https://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=263646529&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D
https://tingkattinggikiya.blogspot.com/2019/05/turunaan-tingkat-tinggi.html
https://www.kumatho.com/2022/10/turunan-tingkat-tinggi.html
10