Anda di halaman 1dari 53

INTEGRAL TENTU

Definisi :
Misal f fungsi yang didefinisikan pada [a,b], f dikatakan terintegralkan p `1`121`1`
n b
` `1 ada [a,b] jika lim  f ( xi )xi ada, selanjutnya  f ( x)dx disebut
P 0 i 1 a
Integral Tentu (Integral Riemann) f dari a ke b, dan didefinisikan
b n
 f ( x)dx = lim  f ( xi )xi
a P 0 i 1

Teorema :
Jika fungsi f kontinu pada selang [𝑎, 𝑏] dan F suatu anti turunan dari fungsi f pada
selang itu,maka :
𝒃
∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 =F(b)-F(a)

Bukti : Jika P = {𝑎 = 𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 = 𝑏} adalah partisi sebarang dari selang[𝑎, 𝑏],


maka :
F(b)-F(a) = F(𝒙𝒏 )-F(𝒙𝒏−𝟏 )+F(𝒙𝒏−𝟏 )- F(𝒙𝒏−𝟐 )+. . .+F(𝒙𝟏 )-F(𝒙𝟎 )=∑𝒏𝒊=𝟏[𝑭(𝒙𝟏 ) − 𝑭(𝒙𝒊−𝟏 )]

Menurut teorema nilai rata-rata yang diterapkan pada fungsi F pada selang [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ] kita
peroleh
F(𝒙𝒊 ) − 𝑭(𝒙𝒊−𝟏 )=F(𝒘𝒊 ) . (𝒙𝒊 − 𝒙𝒊−𝟏 )=f(𝒘𝒊 ) . ∆𝒙𝒊 dengan 𝒙𝒊−𝟏 < 𝒘𝒊 < 𝒙𝒊 .
Jadi F(b) –F(a) = ∑𝒏𝒊=𝟏 𝒇(𝒘𝒊 )∆𝒙𝒊

Ruas kiri adalah suatu konstanta,sedangkan ruas kanan adalah jumlah Riemann fungsi f pada
selang [𝑎, 𝑏]. Jika kedua ruas kita ambil limitnya untuk |𝑃| ⇢ 0,kita peroleh

𝐛
F(b) – F(a) = 𝐥𝐢𝐦 ∑𝒏𝒊=𝟏 𝒇(𝒘𝒊 )∆𝒙𝒊 = ∫𝐚 𝐟(𝐱)𝐝𝐱
|𝒑|→𝟎
SIFAT-SIFAT INTEGRAL TENTU

1. Sifat Penambahan Selang


Teorema :
Jika f terintegralkan pada suatu selang yang mengandung tiga titik a, b dan c, maka

c b c
 f ( x)dx =  f ( x)dx +  f ( x)dx bagaimanapun urutan a, b dan c.
a a b

Contoh :
2 1 2 2 3 2
2 2 2
1.  x dx   x dx   x dx 2.  x dx   x dx   x 2 dx
2 2
0 0 1 0 0 3
2 1 2
2 2 2
3.  x dx   x dx   x dx
0 0 1

2. Sifat Simetri
Teorema :
a a
Jika f fungsi genap [f(-x) = f(x)] , maka  f ( x)dx = 2  f ( x)dx dan
a 0
a
Jika f fungsi ganjil [f(-x) = - f(x)], maka  f ( x)dx = 0.
a
Contoh:
2 2 8
1. ∫−2 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 ∫0 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2. 𝐹(2) − 0 = 2. = 16⁄3
3
2 1 1
2. ∫−2 𝑥 3 𝑑𝑥 = . 24 − . (−2)4 = 0
4 4

Sifat yang lainnya :

Jika fungsi f dan g kontinyu pada selang [𝑎, 𝑏] dan k suatu konstanta, maka

𝒂
1. ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = 𝟎
𝒃 𝒂
2. ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = − ∫𝒃 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
𝒃 𝒃
3. ∫𝒂 𝒌𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = 𝒌 ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 , untuk k konstanta sebarang
𝒃 𝒃 𝒃
4. ∫𝒂 [𝒇(𝒙) + 𝒈(𝒙)]𝒅𝒙 = ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 + ∫𝒂 𝒈(𝒙)𝒅𝒙
𝒃 𝒃 𝒃
5. ∫𝒂 [𝒇(𝒙) − 𝒈(𝒙)]𝒅𝒙 = ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 − ∫𝒂 𝒈(𝒙)𝒅𝒙
𝒃
6. ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙≥0 jika f(x)≥0 pada [𝒂, 𝒃]
𝒃 𝒃
7. ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙≤∫𝒂 𝒈(𝒙)𝒅𝒙 jika f(x)≤g(x) pada [𝒂, 𝒃]
𝒄 𝒃 𝒃
8. ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙+∫𝒄 𝒇(𝒙)𝒅𝒙=∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙

Bukti : kita buktikan sifat sebagai berikut


𝑎
1. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑎) − 𝐹(𝑎) = 0
𝑏 𝑎
2. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) = −𝐹(𝑎) + 𝐹(𝑏) = − ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
Bukti no. 4 :
𝑏

∫[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥
𝑎
𝑛

= lim ∑[𝑓(𝑤𝑖) + 𝑔(𝑤𝑖)]∆𝑥𝑖


|𝑝|→0
𝑖=1
𝑛 𝑛

= lim ∑ 𝑓(𝑤𝑖) ∆𝑥𝑖 + lim ∑ 𝑔(𝑤𝑖)∆𝑥𝑖


|𝑝|→0 |𝑝|→0
𝑖=1 𝑖=1
𝑏 𝑏

= ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

Contoh soal :
2
1. ∫2 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(2) − 𝐹(2) = 0
3 2
2. ∫2 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(3) − 𝐹(2) = −𝐹(2) + 𝐹(3) = − ∫3 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
2 2 2 7 31 128
3. ∫1 [𝑥 2 + 𝑥 4 ]𝑑𝑥 = ∫1 𝑥 2 𝑑𝑥 + ∫1 𝑥 4 𝑑𝑥 = + =
3 5 15
2
2
4. Hitung  (4 x  6 x )dx
1

Jawab :
2 2
2
2
2 2
2
 x2   x3 
 ( 4 x  6 x ) dx  4  xdx  6  x dx = 4    6  
1 1 1  2 
  1  3  1
 4 1 8 1
= 4     6  
 2 2  3 3
=  12

MENCARI LUAS DAERAH DENGAN TEKNIK INTEGRASI

Perhatikan grafik fungsi dibawah ini!

 Fungsi f(x) pada selang [a,b], bagi selang [a,b] menjadi n partisi
 Panjang a = x 0 < x 1 < x 2 < …< x n-1 < x n
 Panjang partisi ∆xi = xi - xi-1
 𝐑𝐩 = 𝐥𝐢𝐦 ∑𝒏𝒊=𝟏 𝒇(𝒙𝐢 ) . ∆𝒙
𝒏→∞
CONTOH 1

Hitunglah luas daerah dibawah kurva f(x) = x+3 yang dibatasi oleh x = -1 dan x = 4!
JAWAB :
8
7
f(x) = x+3

6
5
4
3
2
1
0
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Luas daerah dibawah kurva f(x) dapat dicari melalui limit jumlah Riemann sebagai berikut.
Partisikan selang [-1,4] menjadi n bagian!
P = { x0, x1, x2, …, xi-1, xi, …, xn-1, xn }
b−a 4−(−1) 5
Panjang selang dapat ditentukan : ∆𝑥 = = =
𝑛 𝑛 𝑛

Ambil titik sampel xi di selang [xi-1, xi]


Nilai titik untuk i = 0, 1, 2, …, n adalah :
x0 = -1
5
𝑥1 = −1 + ∆𝑥 = −1 +
𝑛
5
𝑥2 = −1 + 2∆𝑥 = −1 + 2 ( )
𝑛

5
𝑥 i = −1 + 𝑖 . ∆ 𝑥 = −1 + 𝑖 ( )
𝑛
5
𝑥 n = −1 + 𝑛 . ∆𝑥 = −1 + 𝑛 ( ) = 4
𝑛
Jadi : f (xi) = xi + 3
5 5
= [−1 + i ( )] + 3 = 2 + i ( )
𝑛 𝑛

Sehingga :
4
∫−1(𝑥 + 3)𝑑𝑥 = lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓 (𝑥i). ∆ x
𝑛→~
5 5
= lim ∑𝑛𝑖=1 (2 + 𝑖. )
𝑛→~ 𝑛 𝑛
𝑛
10 5 2
= lim ( ) . 𝑛 + ( ) ∑ 𝑖
𝑛→~ 𝑛 𝑛
𝑖=1
25 𝑛.(𝑛+1)
= lim (10 + . )
𝑛→~ 𝑛2 2
1
= lim (10 + 12,5. (1 + ))
𝑛→~ 𝑛
12,5
= (10 + 12,5 + ))
~

= 10 + 12,5 + 0
= 22,5

CONTOH 2
Cari luas yang dibatasi oleh kurva f(x)=x2 - 2x dan g(x)=6x - x2 dengan selang [0,4]
JAWAB :
10
y g(x)=6x - x2
9
8
7
6
5
4 f(x)=x2 - 2x
3
2
1
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7
-2
x
P = { x0, x1, x2, …, xi-1, xi, …, xn-1, xn }
4−0 4
∆x = =
𝑛 𝑛

x0 = 0
4
x1 = 0 + ∆xi = 0 +
𝑛
4
x2 = 0 + 2∆x = 0 + 2 ( )
𝑛


4
xi= 0 + i . ∆ x = 0 + i ( )
𝑛
4
x n = 0 + n . ∆x = 0 + n ( ) = 4
𝑛

Jadi : f (xi) = x2 - 2x g(xi ) = 6x-x2


4𝑖 4𝑖 4𝑖 4𝑖 4𝑖 4𝑖
= ( ) ( )- 2( ) = 6 ( )- ( ) ( )
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
16𝑖 2 8𝑖 24𝑖 16𝑖 2
= − =( )−( )
𝑛2 𝑛 𝑛 𝑛2

Rp = lim ∑𝑛𝑖=1[𝑓(xi ) – g(xi )] . ∆ x


𝑛→∞
16𝑖 2 8𝑖 24𝑖 16𝑖 2 4
= lim ∑𝑛𝑖=1[( − )−( − )] .
𝑛→∞ 𝑛2 𝑛 𝑛 𝑛2 𝑛

32𝑖 2 32𝑖 4
= lim ∑𝑛𝑖=1( − ).
𝑛→∞ 𝑛2 𝑛 𝑛
128 128
= lim ∑𝑛𝑖=1 𝑖 2 − lim ∑𝑛𝑖=1 𝑖
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛→∞ 𝑛2
128 𝑛.(𝑛+1)(2𝑛+1) 128 𝑛.(𝑛+1)
= lim ( )− .
𝑛→~ 𝑛3 6 𝑛3 2

128 2𝑛2 +3𝑛+1) 128𝑛+128


= lim ( )−
𝑛→~ 𝑛2 6 2𝑛
128 64 128 64
= lim + − − 64 +
𝑛→~ 3 𝑛 𝑛2 𝑛
128 64 128 64
= + − − 64 +
3 ~ ~2 ~
128 192
= +0−0− +0
3 3
64
=−
3

VOLUME BENDA PUTAR

Suatu bidang datar jika diputar mengelilingi suatu garis tertentu akan menghasilkan
benda yang dapat dihitung volumenya. Ada dua metode untuk menghitungnya, yaitu metode
cakram dan metode kulit silinder.

A. Metode cakram
Diketahui suatu bidang datar yang dibatasi oleh grafik fungsi f(x), sumbu x, garis x =
a, dan x = b, seperti tampak pada gambar 1. Jika luasan tersebut diputar mengelilingi sumbu x
maka akan didapatkan suatu benda yang dapat dihitung volumenya (gambar 1 (b)). Jika suatu
pias dengan panjang f(ξ) dan lebar Δx diputar mengelilingi sumbu x, maka akan terbentuk suatu
silinder dengan jari-jari alasnya f(ξ) dan tinginya Δx.

Gambar 1. Volume benda Putar dengan Menggunakan Metode Cakram

(a) gambar daerah yang hendak diputar (b) hasil putaran daerah terhadap sumbu x

y
f(ξ) Y=f(x
y=f(x)
)

x x
X=a x=b

X=𝑥𝑖−1 Δx x=𝑥1
X=𝑥𝑖−1 Δx x=𝑥1
Δx = 𝒙𝟏 − 𝒙𝒊−𝟏
(c) hasil putaran pias terhadap sumbu x

f(𝜉1 )

Δx

Volume silinder (hasil putaran pias terhadap sumbu x) tersebut adalah


𝟐
𝐕𝐢 = 𝛑 (𝐟(𝛏𝐢 )) ∆𝐱

Selanjutnya, volume benda secara keseluruhan dapat didekati dengan menjumlahkan


volume silinder yang diperoleh dari seluruh interval, yaitu,
𝐧
𝟐
𝐕 = ∑ 𝛑 (𝐟(𝛏𝐢 )) ∆𝐱
𝐢=𝟏

Jumlahan ini akan semakin mendekati volume benda sesungguhnya jika diambil nilai
limitnya seperti pada saat mencari luas datar.
𝒏
𝟐
𝑽 = 𝐥𝐢𝐦 ∑ 𝝅 (𝒇(𝝃𝒊 )) ∆𝒙
𝒏→∞
𝒊=𝟏
Dari definisi jumlahan Riemann diperoleh rumus untuk mencari volume benda putar
dari daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi f(x), sumbu x, garis x = a, x = b, dan diputar
mengelilingi sumbu x sebagai berikut.

𝐛
𝟐
𝐕 = ∫ 𝛑 (𝐟(𝐱)) 𝐝𝐱
𝐚

Contoh 1
Hitung volume benda yang terjadi jika daerah pada kuadran 1 yang dibatasi oleh kurva
y = 𝑥 2 dan garis x = 2 diputar mengelilingi sumbu x.
Jawab:
y

Y = 𝑥2

x
X=2

Daerah pada kuadran 1 yang dibatasi oleh kurva y = 𝒙𝟐 , sumbu x dan garis x = 2

Hitung volume dengan menggunakan persamaan:


𝑏
2
𝑉 = ∫ 𝜋 (𝑓(𝑥)) 𝑑𝑥
𝑎
2
= ∫0 𝜋(𝑥 2 )2 𝑑𝑥
2
= π∫0 𝑥 4 𝑑𝑥
1
= 5 𝜋 (25 − 0)
32
= 𝜋
5
Rumus Volume Benda Putar Menggunakan Metode Cakram:
Daerah
Sumbu
Gambar daerah Rumus
dibatasi oleh putar

y
f(ξ) Y=f(x
Y = f(x) )
Sumbu x 𝑏 2
Sumbu x V = ∫𝑎 𝜋(𝑓(𝑥)) 𝑑𝑥
Garis x = a x
Garis x = b X=a x=b
X=𝑥𝑖−1 Δx x=𝑥1

f(ξ) y=f(x)

Y=f(x) y=g(x)
Y=g(x) 𝑏 2 2
Sumbu x V = ∫𝑎 𝜋 [(𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥)) ] 𝑑𝑥
Garis x=a g(ξ)
Garis x=b x
x=a x=b
X=𝑥𝑖−1 x=𝑥1

y
Sumbu y
y=d x=g(y)
x=g(y)
sumbu x y=𝒚𝒊 𝑑 2
garis y=c V = ∫𝑐 𝜋 (𝑔(𝑦)) 𝑑𝑦
g(ξ)
garis y=d y = 𝑦1
y=c x
y = 𝑦𝑖−1

y x=h(y) x=g(y)
y=d
x=g(y) y=𝑦𝑖
x=h(y) 𝑑 2 2
Sumbu y y=𝑦𝑖−1 V = ∫𝑐 𝜋 [(𝑔(𝑦)) − (ℎ(𝑦)) ] 𝑑𝑦
garis y=c g(𝜉𝑖 )
garis y=d f(ξ)
y=c

Contoh 2
Hitung volume benda putar dari daerah yang dibatasi y = 𝑥 2 dan y = x jika diputar pada
sumbu y.

13
Jawab:
Tentukan titik potong kedua kurva tersebut:
𝑦 = 𝑥2
𝑥2 = 𝑥
2
y 𝑥 − 𝑥=0 𝑦=𝑥
𝑥(𝑥 − 1) = 0
𝑥=0y=𝑥V 2x = 1
𝑦=0 𝑦=1
y=x

Jadi titik potongnya adalah (0,0) dan (1,1)


x Hitung volume dengan persamaan:
o
1 2
V = π∫0 ((√𝑦) − (𝑦)2 ) 𝑑𝑦
Daerah yang dibatasi y = 𝒙𝟐 dan y 1
= π ∫0 (𝑦 − 𝑦 2 ) 𝑑𝑦
=x 1
1 1
= π ( 𝑦2 − 𝑦3)
2 3 0

1 1
= π (( − ) − 0)
2 3
1
= 𝜋 satuan volume
6

B. Metode Kulit Silinder


Metode cakram dapat dipakai jika sumbu putarnya tegak lurus dengan piasnya. Jika
pengambilan piasnya sejajar dengan sumbu putar, maka dipergunakan metode kulit silinder.
Jika luasan diputar terhadap sumbu y, maka akan tersebut suatu benda yang berlubang
di tengahnya. Jika pias pada interval ke-i diputar mengelilingi sumbu y, maka akan terbentuk
suatu silinder yang tingginya f(𝜉𝑖 ) dan berlubang di tengahnya.

14
Akan dihitung adalah volume silinder yang diarsir (gambar 2 (c)) dan itu sama artinya
dengan menghitung volume silinder yang berjari-jari 𝑥1 dikurangi dengan volume silinder yang
berjari-jari 𝑥𝑖−1 atau
. V = π (x1 )2 f(ξi ) − (xi−1 )2 f(ξi )
= π f(𝜉𝑖 )((𝑥𝑖 )2 − (𝑥𝑖−1 )2 )
= π f(𝜉𝑖 ) ((𝑥𝑖 ) + (𝑥𝑖−1 )) ((𝑥𝑖 ) − (𝑥𝑖−1 ))
Jika 𝜉1 adalah titik tengah dari 𝑥𝑖−1 dan 𝑥1 , maka
xi−1 + xi
ξ1 =
2

Sehingga Vi = π f(ξi )2ξi Δxi , maka

b
V = ∫ 2π x f(x)dx
a

Contoh 1
Hitung volume benda jika daerahnya dibatasi dengan y=𝑥 2 dan x=2 dan diputar
mengelilingi sumbu y.
Jawab:
Daerah yang dibatasi y = 𝒙𝟐 , sumbu x dan garis x = 2 Hitung volume dengan
menggunakan persamaan:
y 2
y=𝑥 2 . V = ∫0 2π x x 2 dx
2
= 2π ∫0 𝑥 3 𝑑𝑥
1
= 2𝜋 𝑥 4 [20
4
1
= 2 𝜋 (24 − 0)
x
= 8π satuan volume
x=2

15
Rumus Volume Benda Putar dengan Metode Kulit Silinder

Daerah
Sumbu
dibatasi putar
Gambar daerah rumus
oleh
y
f(ξ) Y=f(x
y = f(x) )
Sumbu x 𝒃
Sumbu y V = ∫𝒂 𝟐𝝅 𝒙 𝒇(𝒙) 𝒅𝒙
Garis x = a
x
Garis x = b X=a x=b
X=𝑥𝑖−1 x=𝑥𝑖

y y
f(ξ) y=f(x)
y=f(x) y=g(x)
y=g(x) 𝒃
Sumbu y y=g(x) V = ∫𝒂 𝟐𝝅 𝒙 (𝒇(𝒙) − 𝒈(𝒙)) 𝒅𝒙
Garis x=a g(ξ)
Garis x=b x
x=a x=b

X=𝑥𝑖−1 x=𝑥1

Sumbu x y

y=d x=g(y)
x=g(y)
sumbu y y=𝒚𝒊 𝒅
V = ∫𝒄 𝟐𝝅 𝒚 𝒈(𝒚) 𝒅𝒚
garis y=c g(ξ)
garis y=d y = 𝑦1
y=c x
y = 𝑦𝑖−1

y
x=h(y) x=g(y)
y=d
x=g(y) y=𝑦𝑖
x=h(y) 𝒅
Sumbu x V = ∫𝒄 𝟐𝝅 𝒚 (𝒈(𝒚) − 𝒉(𝒚)) 𝒅𝒚
garis y=c y=𝑦𝑖−1
g(𝜉𝑖 )
garis y=d h(𝜉𝑖 )
y=c
x

Contoh 2
Hitunglah volume benda putar pada gambar dibawah ini jika diputar mengelilingi
sumbu x.

16
Hitung volume dengan menggunakan persamaan:
1
. V = 2π ∫0 y(√y − y) dy
y 1
= 2π ∫0 (𝑦 3⁄2 − 𝑦 2 ) 𝑑𝑦
y=𝑥 2
2 1 1
= 2π (5 𝑦 5⁄2 − 3 𝑦 3 )
A y=x 0
2 1
= 2π ((3 − 3) − 0)
x 2
O = 15 π satuan volume

Daerah yang dibatasi y = 𝒙𝟐 dan y = x

C. Menghitung Volume Benda dengan Metode Penampang Melintang


Selain untuk menghitung volume benda putar, integral juga dapat dipakai untuk
menghitung volume yang sudah diketahui bentuk penampang melintangnya. Mula-mula
ditentukan letak sumbu-sumbu koordinat pada benda tersebut sedemikian hingga luas
penampangnya dapat dicari. Kemudian benda tersebut dibagi dalam n subinterval yang sama
besar. Volume benda dalam satu subinterval dapat dipandang sama dengan volume silinder
yang luas alasnya A(x) (luas penampang benda tersebut) dan tingginya Δx, yaitu 𝑉1 =
A(𝑥1 )∆𝑥.

Volume benda secara keseluruhan adalah limit dari


jumlahan volume seluruh subinterval, yaitu

𝑏
V = ∫𝑎 A (x) dx

Contoh 1
Tentukan berapa volume gelas yang terlukis di bawah ini, jika tinggi bagian yang dapat
menampung air 16 cm. Bentuk luar gelas tersebut dianggap parabola dengan persamaan x =
𝑦2.

17
Jawab:
Mula-mula ditentukan terlebih
dahulu luas penampang benda tersebut.
Oleh karena penampangnya berupa
lingkaran, maka luasnya sama dengan π
kali kuadrat dari jari-jari lingkaran dari
gambar di bawah terlihat bahwa
panjang jari-jari lingkaran tersebut
adalah y

sehingga A(x) = π (y)2 = π x dan


𝑦2 = 𝑥 16
y V = ∫0 π x dx
1 16
y = 𝜋 (2 𝑥 2 )
0
1
O =𝜋 ((16)2 − 0)
2
x
= 128 π satuan volume

MENENTUKAN PANJANG KURVA TEKNIK INTEGRASI

Jika diketahui suatu fungsi f(x) maka akan dihitung panjang grafik fungsi tersebut dari
x = a sampai x = b. Interval a ≤ x ≤ b dibagi menjadi n subinterval. Karena subinterval sangat
kecil maka potongan – potongan kurva (ΔS) dapat dianggap sebagai suatu garis lurus (ΔW)
sedemikian sehingga ΔS ≈ ΔW .
Sehingga dapat diterapkan Teorema Phytagoras, yaitu

(𝛥𝑆)2 = (𝛥𝑥)2 + (𝛥𝑦)2

Atau

ΔS = √(Δx)2 + (Δy)2

Δx
Jika ruas kanan persamaan tersebut dikalikan dengan bentuk Δx diperoleh

𝚫𝒙
ΔS = 𝚫𝒙 √(𝚫𝐱)𝟐 + (𝚫𝐲)𝟐

18
(𝜟𝒙)𝟐 + (𝜟𝒚)𝟐
=√ . Δx
(𝜟𝒙)𝟐

𝚫𝐲
= √𝟏 + (𝚫𝐱)𝟐 . Δx

Untuk menghitung panjang seluruh kurva, sama artinya dengan menjumlahkan potongan –
potongan kurva tersebut. Jadi, panjang kurva y = f(x) dari x = a sampai x = b adalah

𝒃 𝚫𝐲 𝒃
S = ∫𝒂 √𝟏 + ( )𝟐 dx atau S = ∫𝒂 √𝟏 + (𝒇′(𝒙))𝟐 dx
𝚫𝐱

Rumus Panjang Kurva

Kurva Rumus

y = f(x) dari x = a sampai x = b 𝑏 dy 𝑏


S = ∫𝑎 √1 + (dx)2 dx atau S = ∫𝑎 √1 + (𝑓′(𝑥))2 dx

x = 𝑔(y) dari y = c sampai y = d 𝑑 dx 𝑏


S = ∫𝑐 √1 + (dy)2 dy atau S = ∫𝑎 √1 + (g′(𝑥))2 dy

y = f(t)
{
x = g(t) 𝑏 𝑑𝑥 𝑑𝑦
Dari t = a sampai t = b S =∫𝑎 √( 𝑑𝑡 )2 + ( 𝑑𝑡 )2 dt

Contoh 1
12
Carilah panjang ruas garis dari A(0, 1) ke B(13) dengan persamaan garis y = 5 x + 1 ?
Penyelesaian:
12 𝑑𝑦 12
persamaan garisnya y = 5 x + 1, sehingga 𝑑𝑥 = 5 dan mengerjakan berdasar rumus nomer
satu pada tabel,
𝑏 dy 5 12
S = ∫𝑎 √1 + (dx)2 dx = ∫0 √1 + ( 5 )2 dx

5 52 + 122 5 25 + 144 5 169


= ∫0 √ dx = ∫0 √ dx =∫0 √ 52 dx
52 52

13 5 13 5
= 5
∫0 1 𝑑𝑥 = ⟦ 5 𝑥⟧ = 13
0

Contoh 2
Hitung panjang kurva x = 𝑡 3 , y = 𝑡 2 , untuk 0 ≤ x ≥ 1!
Penyelesaian:
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦
= 3𝑡 2 dan 𝑑𝑡 = 2t sehingga( 𝑑𝑡 )2 = 9𝑡 4 dan ( 𝑑𝑡 )2 = 4𝑡 2
𝑑𝑡

19
𝑏 𝑑𝑥 𝑑𝑦
S =∫𝑎 √( 𝑑𝑡 )2 + ( 𝑑𝑡 )2 dt
1
= ∫0 √9𝑡 4 + 4𝑡 2 dt
1
= ∫0 𝑡 √9𝑡 2 + 4 dt
1 3 1
= 27 (9𝑡 2 + 4)2 ]10 = 27 (13√13 − 8)𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔.

INTEGRAL PARSIAL
Ialah metode untuk memecahkan permasalahan integral dengan menggunakan subtitusi
ganda.Metode ini di dasar pada pengintegralan rumus untuk turunan hasil kali 2 fungsi.
Secara umum: Y = U.V
Y' = U'V +V'U
𝒅𝒚 𝒅𝒖 𝒅𝒗
= 𝒅𝒙 .V +𝒅𝒙 .U
𝒅𝒙

Dy = du.V +dv.U
∫ 𝒅𝒚 = ∫(𝒅𝒖. 𝒗 + 𝒅𝒗. 𝒖)
y =∫ 𝒗. 𝒅𝒖 + 𝒖. 𝒅𝒗
∫ 𝒖. 𝒅𝒗 =y-∫ 𝒗. 𝒅𝒖
=u.v-∫ 𝒗. 𝒅𝒖
Dengan x adalah variabel di setiap fungsi y.u dan v

A. Integral Parsial Sederhana


 Integral Parsial Sederhana Tak Tentu
1) ∫ 𝒙𝒄𝒐𝒔 𝒙 𝒅𝒙 =………

Misal = u =v ∫ 𝑥𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 = uv –∫ 𝑣. 𝑑𝑢
du =dx =x sinx –∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥
dv =cosx dx =x sinx + cosx + c
v=∫ 𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 =sinx

2) ∫ 𝒍𝒏𝒙 𝒅𝒙 =…………

Misal : u =lnx dv=dx


1
du= 𝑥 dx v=x

lnx dx = uv – ∫ 𝑣 𝑑𝑢

20
𝑥
= x lnx - ∫ 𝑥 dx

= x lnx - ∫ 𝑑𝑥
= x lnx – x + C

3) ∫ 𝒂𝒓𝒄 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝒅𝒙 = ………..

U = arc sinx dv = dx
𝑑𝑥
du = √1−𝑥 2

∫ 𝑎𝑟𝑐 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣𝑑𝑢


𝑑𝑥
= x arc sinx – ∫ 𝑥 √1−𝑥 2
2𝑥 𝑑𝑥
= x arc sinx - ∫
2√1−𝑥 2

=x arc sinx – √1 − 𝑥 2 + C

 Integral Parsial Sederhana dengan Batas (Tentu)

𝑏 𝑏 𝑏
∫𝑎 𝑢𝑑𝑣 = (uv)Ι - ∫𝑎 𝑣 𝑑𝑢
𝑎
Contoh :
𝜋
1) ∫𝜊 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥 =…….

Misal : u = x dv=cosx dx
du = dx v =sin x
𝜋 𝑏 𝑏
∫𝜊 𝑥𝑐𝑜𝑠 𝑥 𝑑𝑥 π = (uv)Ι -∫𝑎 𝑣 𝑑𝑢
𝑎
𝑛 𝜋
=(x sinx )Ι - ∫𝜊 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝑜
𝜋
= 𝜋 𝑠𝑖𝑛𝜋 − 𝜊 𝑠𝑖𝑛𝜊 + 𝑐𝑜𝑠𝑥Ι
𝜊
=𝜋 sin 𝜋 + cos𝜋 - cos 𝜊
=0-1-1
=-2
𝑒 𝑒 𝑒
2) ∫1 ln 𝑥 𝑑𝑥 = x ln x Ι - x Ι
1 1

= e ln e – 1 ln 1 – (e-1)
=e-o-e+1 =1

21
1⁄ 1 1
3) ∫𝜊 2 𝑎𝑟𝑐 sin 𝑥 𝑑𝑥 = x arc sin xΙ ⁄2 – √1 − 𝑥 2 Ι ⁄2
𝜊 𝜊

1 1 1
= arc sin 2 – 𝜊 (√1 − (2)2 - √1 − 𝑜 )
2

1 𝜋 1
= 2 ( 6 ) – √1 − 4 + 1

𝜋 √3
= - +1
12 2

B. Integral Parsial Berulang


 Integral Parsial Berulang Tak Tentu
1) ∫ 𝒙𝟐 sinx dx =….
Misal :u=𝑥 2 dv=sinx dx

du=2x dx v=-cosx
∫ 𝑥 2 sinx dx = u.v - ∫ 𝑣𝑑𝑢
=-𝑥 2 cosx +∫ 𝑐𝑜𝑠𝑥 (2𝑥)𝑑𝑥
=-𝑥 2 cosx +2∫ 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥
=-𝑥 2 cosx +2(x sinx –∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥)
=-𝑥 2 cosx +2x sinx +2 cosx +C

2) ∫ 𝒆𝒙 sinx dx =….

Misal: u = 𝑒 𝑥 dv = sinx dx
du =𝑒 𝑥 v = -cosx
∫ 𝑒 𝑥 sinx dx = uv – ∫ 𝑣 𝑑𝑢
= -𝑒 𝑥 cosx -∫ −(−𝑐𝑜𝑠𝑥)𝑒 𝑥 dx
= -𝑒 𝑥 cosx +∫ 𝑒 𝑥 cosx dx

 ∫ 𝒆𝒙 cosx dx = …

Misal :u = 𝑒 𝑥 dv = cosx
du = 𝑒 𝑥 dx v = sinx
∫ 𝑒 𝑥 cosx dx = uv –∫ 𝑣 𝑑𝑢
=𝑒 𝑥 sinx –∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥. 𝑒 𝑥 dx
Jadi : ∫ 𝑒 𝑥 sinx dx = -𝑒 𝑥 cosx +∫ 𝑒 𝑥 cosx dx

22
= -𝑒 𝑥 cosx +𝑒 𝑥 sinx –∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥. 𝑒 𝑥 dx
2∫ 𝑒 𝑥 sinx dx = 𝑒 𝑥 sinx - 𝑒 𝑥 cosx
1 1
∫ 𝑒 𝑥 sinx dx = 2 𝑒 𝑥 sinx - 2 𝑒 𝑥 cosx +C

3) ∫ 𝒔𝒆𝒄𝟑 x dx =……

Misal : u = sec x dv = 𝑠𝑒𝑐 2 x dx


du = sec x tg x dx v = tg x
∫ 𝑠𝑒𝑐 3 x dx = uv – ∫ 𝑣 𝑑𝑢
= sec x tg x –∫ 𝑡𝑔 𝑥 (sec 𝑥 𝑡𝑔 𝑥) dx
=sec x tg x - ∫ 𝑡𝑔2 x sec x
= sec x tg x – ∫(𝑠𝑒𝑐 2x-1) sec x dx
= sec x tg x - ∫ 𝑠𝑒𝑐 3 x + ∫ sec 𝑥 𝑑𝑥
2∫ 𝑠𝑒𝑐 3 x dx = sec x tg x + ∫ sec 𝑥 dx
1 1
∫ 𝑠𝑒𝑐 3 x dx = 2 sec x tg x + 2 in I sec x – tg x I +C

 Integral Parsial Berulang Dengan Batas(Tentu)

Contoh :
𝝅⁄
1) ∫𝟎 𝟐 𝒙𝟐 sinx dx = …

Misal : u = 𝑥 2 dv = sin x dx
du = 2x dx v = -cosx
𝜋⁄ 𝑏 𝑏
2 𝑥2 sinx dx = (uv )I - ∫𝑎 𝑣 𝑑𝑢
∫0
𝑎
𝜋⁄ 𝜋⁄ 𝜋⁄
= -𝑥 2 𝑐𝑜𝑠𝑥 I 2 + 2 x sin x I 2 + 2 cos I 2
0 0 0
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋
= -(2))2 cos( 2 ) +02 cos0 + 2( 2 ) sin (2 ) - 2 (0) sin o + 2 cos ( 2 )-2 cos 0

=0+0+o+𝜋-0+0-2
=𝜋-2
𝝅
2) ∫𝟎 𝒆𝒙 sinx dx = …

1 𝜋 1 𝜋
= 2 𝑒 𝑥 sinxI - 2 𝑒 𝑥 cosxI
0 0
1 1 1 1
= 2 𝑒 𝜋 sin𝜋 2 𝑒 0 sin0 2 𝑒 𝑥 cos𝜋 + 2 𝑒 0 cos0

23
1 1
=0 - 0 + 2 𝑒 𝜋 + 2
1
=2 (𝑒 𝜋 + 1 )

INTEGRAL FUNGSI TRIGONOMETRI


Trigonometri Aturan Integral

∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 + 𝑐

∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠𝑥 + 𝑐

∫ 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑 = 𝑡𝑎𝑛𝑥 + 𝑐

∫ 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑡𝑥 + 𝑐

∫ 𝑠𝑒𝑐𝑥 𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑒𝑐𝑥 + 𝑐

∫ 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐𝑥 𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐𝑥 + 𝑐

Identitas Trigonometri Untuk Sudut Rangkap


𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 = 1 sin 2𝑥 = 2 𝑠𝑖𝑛𝑥 . 𝑐𝑜𝑠𝑥
𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 − 𝑡𝑎𝑛2 𝑥 = 1 𝑐𝑜𝑠2𝑥 = 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 − 1
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 − 𝑐𝑜𝑡 2 𝑥 = 1 = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑥
= 1 − 2 𝑠𝑖𝑛2 𝑥
1
𝑠𝑖𝑛2 𝑥 = (1 − cos 2𝑥)
2
1
𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 = (1 + cos 2𝑥)
2

Pengubahan dari bentuk perkalian menjadi bentuk penjumlahan

1. 2 sin 𝐴 cos 𝐵 = sin( 𝐴 + 𝐵 ) + 𝑠𝑖𝑛( 𝐴 − 𝐵 )


2. 2 cos 𝐴 sin 𝐵 = sin( 𝐴 + 𝐵) − sin(𝐴 − 𝐵)
3. 2 cos 𝐴 𝑐𝑜𝑠𝐵 = cos(𝐴 = 𝐵) + cos(𝐴 − 𝐵)
4. 2𝑠𝑖𝑛𝐴 𝑠𝑖𝑛𝐵 = − cos(𝐴 + 𝐵) + cos(𝐴 − 𝐵)

Contoh Soal

1. ∫(𝑥 − 𝑠𝑖𝑛𝑥) 𝑑𝑥

2. ∫(𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑠𝑒𝑐𝑥 − 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥) 𝑑𝑥

24
3. ∫ sec 5𝑥 tan 5𝑥 𝑑𝑥

4. ∫(𝑠𝑖𝑛𝑥 + 𝑐𝑜𝑠𝑥)2 𝑑𝑥

Pembahasan

1. ∫(𝑥 − 𝑠𝑖𝑛𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥

1 2
= 𝑥 + cos 𝑥 + 𝐶
2

2. ∫(𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑠𝑒𝑐𝑥 − 𝑠𝑒𝑐 2 ) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑠𝑒𝑐𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑𝑥

= sec 𝑥 − tan 𝑥 + 𝐶
1
3. ∫ sec 5𝑥 tan 5𝑥 𝑑𝑥 = sec 5𝑥 + 𝐶
5

4. ∫(sin 𝑥 + cos 𝑥)2 𝑑𝑥 = ∫(𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 + 2 sin 𝑥 cos 𝑥 ) 𝑑𝑥

= ∫ 1 + sin 2𝑥 𝑑𝑥

1
=𝑥− cos 2𝑥 + 𝐶
2

1
∫ cos 4𝑥 𝑠𝑖𝑛2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ (sin(4𝑥 + 2𝑥) − sin(4𝑥 − 2𝑥)) 𝑑𝑥
2
1
=
2
∫(𝑠𝑖𝑛6𝑥 − 𝑠𝑖𝑛2𝑥)𝑑𝑥
1 1 1
= (− cos 6𝑥 − (− cos 2𝑥)) + 𝐶
2 6 2
1 1 1
= (− 𝑐𝑜𝑠6𝑥 + cos 2𝑥 ) + 𝐶
2 6 2
1 1
= − 𝑐𝑜𝑠6𝑥 + 𝑐𝑜𝑠2𝑥 + 𝐶
12 4

∫ 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 cos 2𝑥 = 1 − 2𝑠𝑖𝑛2 𝑥
2 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 = 1 − cos 𝑑𝑥
1−cos 2𝑥
𝑠𝑖𝑛2 𝑥 =
2
1−cos 2𝑥 1
sin 𝑥 = ± √ 2
, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥= 2
𝜃 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢,
1 1−𝑐𝑜𝑠𝜃
in 2 𝜃 = ±√ 2

1
∫ ( 1 − cos 2𝑥 ) 𝑑𝑥
2
1 1 1
∫(1 − 𝑐𝑜𝑠𝑥)𝑑𝑥 = ( 𝑥 − . sin 2𝑥 ) + 𝑐
2 2 2

25
1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + 𝑐
2 4

INTEGRAL SUBSTITUSI TRIGONOMETRI

A. Substitusi Fungsi Trigonometri


Metode Substitusi Trigonometri dapat digunakan untuk mengitung integral dengan
bentuk integran adalah : √𝑎2 − 𝑏 2 𝑥 2 , √𝑎2 + 𝑏 2 𝑥 2 , √𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 dengan a,b adalah
konstanta,maka gunakan substitusi Trigonometri yang merujuk kepada Rumus
Trigonometri/Identitas Phytagoras:

𝒄𝒐𝒔𝟐 ∝ + 𝒔𝒊𝒏𝟐 ∝ = 𝟏
𝟏 + 𝒕𝒈𝟐 ∝ = 𝒔𝒆𝒄𝟐 ∝
𝑎 𝑎
a) √𝑎2 − 𝑏 2 𝑥 2 gunakan substitusi 𝑥 = sin ∝ atau 𝑥 = cos ∝
𝑏 𝑏
Maka :
𝑎2
√𝑎2 − 𝑏 2 𝑥 2 = √𝑎2 − 𝑏 2 . 𝑏2 . 𝑠𝑖𝑛2 ∝
= √𝑎2 − 𝑎2 𝑠𝑖𝑛2 ∝
= √𝑎2 𝑐𝑜𝑠 2 ∝
= a cos ∝
Atau
𝑎2
√𝑎2 − 𝑏 2 𝑥 2 = √𝑎2 − 𝑏 2 . 𝑏2 . 𝑐𝑜𝑠 2 ∝
= √𝑎2 − 𝑎2 𝑐𝑜𝑠 2 ∝
= √𝑎2 𝑠𝑖𝑛2 ∝
= a sin ∝
𝑎 𝑎
b) √𝑎2 + 𝑏 2 𝑥 2 gunakan substitusi 𝑥 = 𝑏 tg ∝ atau 𝑥 = cotg ∝
𝑏
Maka :
𝑎2
√𝑎2 + 𝑏 2 𝑥 2 = √𝑎2 + 𝑏 2 . 𝑏2 . 𝑡𝑔2 ∝
= √𝑎2 + 𝑎2 𝑡𝑔2 ∝
= √𝑎2 𝑠𝑒𝑐 2 ∝
= a sec ∝
Atau
𝑎2
√𝑎2 + 𝑏 2 𝑥 2 = √𝑎2 + 𝑏 2 . 𝑏2 . 𝑐𝑜𝑡𝑔2 ∝
= √𝑎2 + 𝑎2 𝑐𝑜𝑡𝑔2 ∝
= √𝑎2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 ∝
= a cosec ∝
𝑎 𝑎
c) √𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 gunakan substitusi 𝑥 = 𝑏 sec ∝ atau 𝑥 = 𝑏 cosec ∝
Maka :

26
𝑎2
√𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 = √𝑏 2 . 𝑏2 𝑠𝑒𝑐 2 ∝ −𝑎2
= √𝑎2 𝑠𝑒𝑐 2 ∝ −𝑎2
= √𝑎2 𝑡𝑔2 ∝
= a tg ∝

Atau
𝑎2
√𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 = √𝑏 2 . 𝑏2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 ∝ −𝑎2
= √𝑎2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 ∝ −𝑎2
= √𝑎2 𝑐𝑜𝑡𝑔2 ∝
= a cotg ∝
Sehingga didapatkan differensialnya berturut-turut sebagai berikut :
𝒂 𝒂
a) 𝒅𝒙 = 𝒃 𝐜𝐨𝐬 ∝ 𝒅 ∝ atau 𝒅𝒙 = − 𝒃 𝐬𝐢𝐧 ∝ 𝒅 ∝ ,
𝒂 𝒂
b) 𝒅𝒙 = 𝐬𝐞𝐜 𝟐 ∝ 𝒅 ∝ atau 𝒅𝒙 = − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 𝟐 ∝ 𝒅 ∝ ,
𝒃
𝒂 𝒂
c) 𝒅𝒙 = 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒕𝒈 ∝ 𝒅 ∝ atau = − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒄𝒐𝒕𝒈 ∝ 𝒅 ∝ .
𝒃

Oleh karena itu diperoleh :


𝒂 𝒂
√𝒂𝟐 − 𝒃𝟐 𝒙𝟐 = 𝐜𝐨𝐬 ∝ 𝒂𝒕𝒂𝒖 − 𝐬𝐢𝐧 ∝ dengan -𝝅/2 ≤ ∝ ≤ 𝝅/2
𝒃 𝒃
𝒂 𝒂
√𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 𝒙𝟐 = 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒂𝒕𝒂𝒖 − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 𝟐 ∝ dengan -𝝅/ 2 < ∝ < 𝝅 / 2
𝟐
𝒃
𝒂 𝒂
√𝒃𝟐 𝒙𝟐 − 𝒂𝟐 = 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒕𝒈 ∝ 𝒂𝒕𝒂𝒖 − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒄𝒐𝒕𝒈 ∝ dengan 0 ≤∝< 𝝅 / 2 atau 𝝅 ≤∝
𝒃
<3 𝝅 / 2

Agar lebih mudah maka gunakan tabel berikut :


Bentuk Integran Gunakan Substitusi Integran Rasional Differensialnya
𝒂 𝒂
𝒙 = 𝒃 𝐬𝐢𝐧 ∝ 𝐚 𝐜𝐨𝐬 ∝ 𝒅𝒙 = 𝒃 𝐜𝐨𝐬 ∝ 𝒅 ∝
Atau Atau Atau
√𝒂𝟐 − 𝒃𝟐 𝒙𝟐
𝒂 𝐚 𝐬𝐢𝐧 ∝ 𝒂
𝒙 = 𝒃 𝐜𝐨𝐬 ∝ 𝒅𝒙 = − 𝒃 𝐬𝐢𝐧 ∝ 𝒅 ∝
𝒂 𝒂
𝒙= 𝐭𝐠 ∝ 𝐚 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒅𝒙 = 𝒃 𝐬𝐞𝐜 𝟐 ∝ 𝒅 ∝
𝒃
Atau Atau Atau
√𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 𝒙𝟐
𝒂 𝐚 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒂
𝒙= 𝐜𝐨𝐭𝐠 ∝ 𝒅𝒙 = − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 𝟐 ∝ 𝒅 ∝
𝒃
𝒂 𝒂
𝒙 = 𝒃 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝐚 𝐭𝐠 ∝ 𝒅𝒙 = 𝒃 𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒕𝒈 ∝ 𝒅 ∝
Atau Atau Atau
√𝒃𝟐 𝒙𝟐 − 𝒂𝟐 𝒂 𝐚 𝐜𝐨𝐭𝐠 ∝ 𝒂
𝒙 = 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒙 = − 𝒃 𝐜𝐨𝐬𝐞𝐜 ∝ 𝒄𝒐𝒕𝒈 ∝
𝒅∝

27
Contoh Soal:

𝑑𝑥 𝑑𝑥
1. ∫ 2 2 = 2. ∫ 3 =
√𝑎 −𝑥 (𝑎2 + 𝑥 2 ) ⁄2

Misal : 𝑥 = 𝑎 sin ∝ Misal : 𝑥 = 𝑎 𝑡𝑔 ∝


𝑑𝑥 = 𝑎 cos ∝ 𝑑 ∝ 𝑑𝑥 = 𝑎 𝑠𝑒𝑐 2 ∝
𝑑𝑥 𝑎 cos∝ 𝑑∝
∫ √𝑎2−𝑥 2 = ∫ √𝑎2−𝑎2𝑠𝑖𝑛2 ∝ 𝑑𝑥 𝑎 𝑠𝑒𝑐 2 ∝𝑑∝
∫ 3 =∫ 3
𝑎 cos∝𝑑∝ (𝑎2 + 𝑥 2 ) ⁄2 (𝑎2 + 𝑎2 𝑡𝑔2 ∝) ⁄2
=∫ 2
𝑎 𝑠𝑒𝑐 ∝𝑑∝
𝑎√1− 𝑠𝑖𝑛2 ∝ = ∫ 3 3 3
𝑐𝑜𝑠∝ 𝑑∝ (𝑎 + 𝑎 𝑡𝑔 ∝)
=∫ 𝑎 𝑠𝑒𝑐 2 ∝𝑑∝
cos∝
= ∫𝑑 ∝ =∫
𝑎3 (1 + 𝑡𝑔3 ∝)
=∝+c 𝑠𝑒𝑐 2 ∝𝑑∝
= ∫ 2
𝑎 (1 + 𝑡𝑔2 ∝ .𝑡𝑔∝)
𝑑∝
=∫
𝑎2 𝑡𝑔∝
1
=
𝑎2
∫ 𝑐𝑜𝑡𝑔 ∝ 𝑑 ∝
1
= ln|𝑠𝑖𝑛 ∝| + 𝑐
𝑎2
1 𝑥
= ln | |+𝑐
𝑎2 √𝑥 2 +𝑎2

Ingat :

√𝑥 2 + 𝑎2
𝑥

𝑎

𝒙
Substitusi Dengan 𝒛 = 𝒕𝒈
𝟐
Bila suatu integral, integrannya merupakan fungsi dari sin 𝑥 atau cos 𝑥 maka
𝑥
integral tersebut diselesaikan dengan substitusi 𝑧 = 𝑡𝑔 2
𝑥 𝑥
Perhatikan : 𝑧 = 𝑡𝑔 2 → = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧 → 𝑥 = 2 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧
2
2
𝑑𝑥 = 𝑑𝑧
1+𝑧 2

𝑥 𝑧
sin =
2 √1+𝑧 2
𝑥 𝑧
cos =
2 √1+𝑧 2
√1 + 𝑧 2

z
½x

28
1
Sehingga :

𝒙 𝒙 𝟐𝒛
1. Sin x = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝟐 = 𝟏+𝒛𝟐
𝒙 𝒙 𝟏−𝒛𝟐
2. Cos x = cos2 𝟐 − 𝒔𝒊𝒏𝟐 𝟐 = 𝟏+𝒛𝟐

Contoh soal :
1
1. Diselesaikan ∫ 1+sin 𝑥 𝑑𝑥
𝑥 𝑥
Substitusi 𝑧 = 𝑡𝑔 2 → = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧
2

𝑥 = 2 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧
2
𝑑𝑥 = 𝑑𝑧
1+𝑧 2
2𝑧
Ingat sin x = 1+𝑧 2
Sehingga :
1 1 2
∫ 1+sin 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 2𝑧 . 1+𝑧 2
𝑑𝑧
1+
1+𝑧2
1 2
= ∫ 1+𝑧2+2𝑧 . 1+𝑧 2 𝑑𝑧
1+𝑧2
1+𝑧 2 2
= ∫ (𝑧+1)2 . 𝑑𝑧
1+𝑧 2
𝑑𝑧
= 2 ∫ (𝑧+1)2
1 2
= 2 |− 𝑧+1| + 𝐶 = − 𝑥 +𝐶
1+𝑡𝑔
2

1
2. Diselesaikan ∫ 2+cos 𝑥 𝑑𝑥
𝑥 𝑥
Substitusi 𝑧 = 𝑡𝑔 2 → = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧
2

𝑥 = 2 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑧
2
𝑑𝑥 = 𝑑𝑧
1+𝑧 2
1−𝑧 2
Ingat : cos x = 1+𝑧 2
Sehingga :
1 1 2
∫ 2+cos 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 1−𝑧2 . 1+𝑧 2
𝑑𝑧
2+
1+𝑧2
1+𝑧 2 2
= ∫ 2+2𝑧 2 +1−𝑧 2 . 1+𝑧 2 𝑑𝑧
2
= ∫ 𝑧 2 +3 𝑑𝑧
1
= 2 ∫ 𝑧 2 +(√3)2 dz
1 𝑧
=2 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 +𝐶
√3 √3

29
𝑥
2 𝑡𝑔
2
= 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 +𝐶
√3 √3

INTEGRAL SUBSTITUSI BENTUK KUADRAT

 Bila diketahui f(x) = (2x-5)4 maka:


(2x-5) disebut bilangan pokok / bilangan dasar
4 disebut pangkat / eksponen
Tampak diatas bahwa pangkatnya lebih dari 1 dan bilangan pokoknya terdiri dari 2 buah
suku yang merupakan persamaan linier maka untuk menentukan integral fungsi aljabar
bentuk diatas, menggunakan rumus sebagai berikut :

 ax  b ax  b n1  c


1
dx 
n

a n  1

Contoh Soal :
Selesaikanlah !

 3x  2 dx
5
3 dx 3 dx
 4 x  3 
a. b.
4 x  3 3
2 2
3


1
3x  251  c
35  1
  34 x  3
2

3 dx

1
3x  26  c
36 4 x  3
3 2 3
 c
 
3 3
42 3
 3x  2  c
1 6 3 3
3
4 x  33  c
1
18

1
4 
3
3
4 x  33  c
1

4
3
9
4 x  33  c
1

4

93
4 x  3  c
4

Kadang-kadang suatu integral dapat dicari dengan melakukan substitusi sederhana


menggunakan rumus sebagai berikut:
a 1
 ax du  x n 1  c u du  u n 1  c
n n

n 1 n 1

30
Contoh Soal :

a.  4 x
2
 6x  16 x  12 dx
10

→ misalkan u  4 x 2  6 x 
4  
du  d 4 x 2  6 dx
du  8 x  6 dx

  u 10 . du
1 11
 u c
11

1
11
 11
4x 2  6x  c 
 Interagran berbentuk p
ax  bq dengan p dan q bilangan bulat

Akar dapat dihilangkan dengan substitusi z  ax  b atau ax + b = zp.


p

Jadi a dx = p . z p-1 dz
Contoh :
1.  x.3 1  x dx

Jawab
Subsitusi

z  3 1 x
z3  1 x
x  1 z3

1 x  z3
d 1  x   d z 3  
 dx  3 z dz 2

dx  3 z 2 dz
Maka :

 x. 3  
1  x dx   1  z 3 z  3z 2 dz 

31
 
   3 1  z 3 z 3 dz
   3 z 3

 z 6 dz
1 1 
   3 z 4  z 7   c
4 7 
3 4 3 7
 z  z c
4 7
3 3
. 1  x   . 3 1  x   c
3

4 7

4 7

Jadi :
3 3
. 1  x   . 3 1  x   c
3
 x. 1  x dx 
3 4 7

4 7
x
2.  1 x
dx

Jawab:
Subsitusi : Maka :

z  1 x x 1 z2
z2  1 x
 1 x
dx 
z
. 2 z dx

x  z2 1   z 2  12 dx
1 x  z2
  2 z 2  2 dx
d 1  x   d z 2  
2 
dx  2 z dz   z 3  2z   c
3 

2
1  x 3  2 1  x  c
3
Maka :


x
dx 
2
1  x 3  2 1 x  c
1 x 3

 ax  b 
q

 .Integran berbentuk p
  dengan p dan q bilangan bulat.
 cx  a 
Akar dapat dihilangkan dengan substitusi :

 ax  b 
q
 ax  b 
q

z= p
  1) Substitusi. p
  ke dalam 2
 cx  a   cx  a 
2) Cari x dalam notasi 2
3) Cari dx dalam notasi 2
4) Kembalikan lagi dari 2 ke variabel x
Contoh :

32
2 2 x
1.  2  x 
2
3
2 x
dx

Jawab:

33
Subsitusi
2 x
z3
2 x
2 x
z3 
2 x
z 2  x   2  x
3

2z 3  z 3 x  2  x
z 3 x  x  2  2z 3
2  2z 3
x 3
z 1

u = 2 – 2 2z3 → u1 = -6z2
 2  2z 3 
dx  d  3  v = z3 + 1 → v1 = 3z2
 z 1 
2  2z 3
2 x  2 3
z 1

2 z 3  1 2  2z 3
 3  3

z 1 z 1
2z  2  2  2z 3
3

z3 1  
4z 3

z3 1

u 1v  v1u
dx 
v2


 6 z z2 3
  
 1  3z 3 2  2 z 3  dz
z  1
3 2

 6z 5  6z 2  6z 2  6z 5
 dz
z 3
1 
2

 12 x 2
 dz
z 3
1 
2

34
Maka :
2 2 x
 2  x  2
3
2 x
dx

2  12 z 2
 .z. dz
 4z 3 
 3 
2
z 3
1 
2

 z 

 24 
z 3

1 z3
2

dz
4 z  z 3 2 3
1 2

z3
 24  dz
16 z 6
 24 1
16  z 3
 dz

3 1
2  z3
 dz

 3 3
2 
 z dz

 3  1 13 
  z c
2 1 3 
3 1 2 
  z c
2 2 
3
 2 c
4z
3
 c
2 x
2

43  
2 x

2 2 x 3
Jadi :  2  x  2
3
2 x
dx  c
2 x
2

43  
2 x
 Integran memuat akar-akar yang tidak sempurna senama, misalnya :
dx
x 
3
x 1 
Akar-akar menjadi senama, substitusi z  6 x
Angka 6 pada pangkat diperoleh dengan cara mencari KPK dari akar pangkat yang ada,
yaitu 3 dan 2.
 Dari z  6 x , z 6  x

 
 d z 6  dx

35
 6 z 5 dz  dx
6
 x  z  z  z3
6 2

6
 3
x  3 z6  z 3  z2

Maka :
dx 6 z 5 dz
 x 
3
x 1 
z 3 z 2  1

z2
 6 dz
z2 1
z2 11
 6 2 dz
z 1
 z2 1 1 
 6   2  2 dz
 z  1 z  1 
 1 
 6  1  2 dz
 z 1
 6  z  arc. tg  z   c
 6 z  6 arc. tg  z   c
 
 6 6 x  6 arc. tag  x  c
6

Jadi :

 x 3
dx
x  1
 
 6 6 x  6 arc. tag  x  c
6

Kesimpulan :

1. p
ax  bq Z  p
ax  b

 ax  b  ax  b
2. p
 q  Z  p
 cx  d  cx  d

3. p
f x, q f x  Z r f x 

36
INTEGRAL FUNGSI RASIONAL
𝑀(𝑥)
Bentuk ∫ 𝑑𝑥 dikatakan integral fungsi pecah rasional bila M(x) dan N(x)
𝑁(𝑥)

merupakan bentuk polinomial (suku banyak). Yang dimaksud dengan derajat dari M(x) dan
N(x) adalah pangkat tertinggi untuk x yang koefisiennya bukan bilangan nol, sehingga dapat
ditulis ditulis :
M ( x)
F ( x)  , M(x) dan N(x) fungsi –fungsi Polinom dengan N(x) ≠ 0 atau dapat dituliskan
N ( x)
𝑎0 𝑥 𝑛 + 𝑎1 𝑥 𝑛−1 + … + 𝑎𝑛
menjadi : 𝐹(𝑥) =
𝑏0 𝑥 𝑚 + 𝑏1 𝑥 𝑚−1 + … + 𝑎𝑚

Yang perlu diperhatikan dalam integral fungsi rasional adalah :


𝑀(𝑥)
1. Jika M(x) dx = dN(x), maka untuk ∫ 𝑑𝑥adalah
𝑁(𝑥)

𝑴(𝒙) 𝒅𝑵(𝒙)
∫ 𝑵(𝒙) 𝒅𝒙 = ∫ = 𝐥𝐧|𝑵(𝒙)| + 𝒄,
𝑵(𝒙)
2𝑥
Contoh : ∫ 𝑥2 +3 𝑑𝑥
Perhatikan d(𝑥 2 + 3) = 2x dx
2𝑥 𝑑(𝑥 2 +3)
Sehingga ∫ 𝑑𝑥 = ∫ = ln|𝑥 2 + 3| + 𝑐
𝑥 2 +3 𝑥 2 +3

2. Jika pangkat M(x) ≥ pangkat N(x) atau n ≥ m, maka dilakukan pembagian terlebih
𝑀(𝑥) 𝑄(𝑥)
dahulu, sehingga didapatkan bentuk : = 𝑃(𝑥) +
𝑁(𝑥) 𝑁(𝑥)

Dengan P(x) merupakan hasil bagi M(x) oleh N(x) dan 𝑄(𝑥) adalah sisa pembagian
dengan pangkat Q(x) < pangkat N(x), sehingga :
𝑴(𝒙) 𝑸(𝒙)
∫ 𝒅𝒙 = ∫ [𝑷(𝒙) + ] 𝒅𝒙
𝑵(𝒙) 𝑵(𝒙)
𝑸(𝒙)
= ∫ 𝑷(𝒙)𝒅𝒙 + ∫
𝑵(𝒙)

3. Jika pangkat M(x) < pangkat N(x) atau n < m, maka penyelesaian integral tersebut
bergantung pada faktor-faktor dari N(x).
Setiap suku banyak dengan koefisien real dapat dinyatakan sebagai perkalian dari
faktor-faktor linear dan kuadrat sedemikian sehingga tiap-tiap faktor mempunyai koefisien
real.

37
Fungsi Rasional dibedakan atas :
a. Jika derajat dari M(x) lebih kecil daripada derajat N(x), maka F(x) disebut fungsi
rasional sebenarnya (properrational function)
b. Jika derajat dari M(x) lebih besar daripada derajat N(x), maka F(x) disebut fungsi
rasional tak sebenarnya (improper rational function).
Suatu fungsi rasional tak sebenarnya selalu dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari
Suatu polinom dan suatu fungsi yang sebenarnya dengan melakukan operasi pembagian
biasa.
𝑥3 𝑥 (𝑥 2 +1)−𝑥 𝑥(𝑥 2 +1) 𝑥 𝑥
Misalnya : = = − =𝑥−
𝑥 2+ 1 𝑥 2 +1 𝑥 2 +1 𝑥 2 +1 𝑥 2+ 1
Permasalahan mengintegralkan fungsi rasional terletak pada bagaimana
mengintegralkan fungsi rasional sebenarnya. Suatu fakta, bahwa fungsi rasional sebenarnya
dapat ditulis sebagai jumlah dari fungsi rasional sebenarnya yang lebih sederhana (partial
fraction), dimana penyebutnya berbentuk (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐)𝑛 , dengan n bilangan bulat positif.
Bentuk dari pecahan sederhana tersebut tergantung pada faktor N(x), penyebut fungsi
tersebut.
Contoh :
5x  1 2 3
 
x2 1 x 1 x 1

Ada 4 kasus dari pemfaktoran penyebut N(x) yaitu :


1. Faktor linear tidak berulang
Bentuk N(x) adalah :
N(x) = (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )(𝑎2 𝑥 + 𝑏2 ) … (𝑎𝑛 𝑥 + 𝑏𝑛 )
Dengan bentuk N(x) tersebut, maka F(x) dapat dibentuk seperti berikut :
𝑀(𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛
F(x) = = + + ⋯+
𝑁(𝑥) 𝑎1 𝑥+𝑏1 𝑎2 𝑥+𝑏2 𝑎𝑛 𝑥+𝑏𝑛

Contoh :
x 1
Tentukan x 2
9
dx

Jawab :
faktorkan penyebut : x 2  9  ( x  3)( x  3)
maka x  1 A B A( x  3)  B( x  3)
  
x 9  x3  x3
2
( x  3)( x  3)

38
 x  1 A x3 B x 3
  A Bx   3A3B

samakan koefisien ruas kiri dan ruas kanan


A + B =1 𝑥3 3A +3B=3
-3A + 3B =1 𝑥1 -3A+3B=1 +
6B=4
2
B =3 substitusi B ke persamaan
A+B =1
2
A+3 =1
2
A =1-3
1
A =3

Sehingga :
1 2
𝑥+1 3 3
∫ 2 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 + ∫ 𝑑𝑥
𝑥 −9 (𝑥 + 3) (𝑥 − 3)
1 1 2 1
= ∫ (𝑥+3) 𝑑𝑥 + 3 ∫ (𝑥−3) 𝑑𝑥
3
1 2
= ln|𝑥 + 3| + 3 ln|𝑥 − 3| + 𝑐
3

2. Faktor Linear yang Berulang


Jika pada N(x) terdapat (ax + b) berulang sebanyak m kali, misalnya N(x) = (𝑎𝑥 + 𝑏)𝑚
Maka :
𝐴1 𝐴2 𝐴𝑚
F(x) = + 2 + ⋯+
𝑎𝑥+𝑏 (𝑎𝑥+𝑏) (𝑎𝑥+𝑏)𝑚
Contoh :
Tentukan  1
dx
 x  2   x  1
2

Jawab :
1 A B C
  
 x2  x1
2
x2 x 22  x1
Samakan penyebut :
1 A( x  2)( x  1)  B( x  1)  C ( x  2) 2

 x22  x1 x 22  x1
Maka
1 A( x  2)( x  1)  B( x  1)  C ( x  2) 2

1 ( A  C ) x 2  ( A  B  4C ) x  (4C 392 A  B)
dieliminasi
A+C=0 A+C=0
A+B+4C=0 A+B+4C=0 -A+8C=1
-2A-B+4C=1 -2A-B+4C=1 +
+ 9C=1
-A+8C=1 1
Substitusi C ke persamaan A + C = 0, maka diperoleh C=91
Kemudian substitusi A dan C ke persamaan A + B + 4CA== −
0, 9maka diperoleh 1
sehingga diperoleh hasil : B=−
3
1 1 1 1 1 1 1
  x2  x1 dx 
2 
9  x 2 
dx 
3  x  22
dx  
9  x 1
dx

1 1 1
  ln | x  2 |   ln | x  1 | C
9 3( x  2) 9

3. Faktor kuadrat tidak berulang

Dalam kasus ini N(x) berbentuk :


N(x) = (𝑎1 𝑥 2 + 𝑏1 + 𝑐1 )(𝑎2 𝑥 2 + 𝑏2 + 𝑐2 ) … (𝑎𝑛 𝑥 2 + 𝑏𝑛 + 𝑐𝑛 )
Maka :
𝐴1 𝑥+𝐵1 𝐴2 𝑥+𝐵2 𝐴𝑛 𝑥+𝐵𝑛
F(x) = + + ⋯+
𝑎1 𝑥 2 +𝑏1 +𝑐1 𝑎1 𝑥 2 +𝑏2 +𝑐2 𝑎1 𝑥 2 +𝑏𝑛 +𝑐𝑛
Contoh :
𝑥2 + 𝑥 + 6
∫ 𝑑𝑥
(𝑥 + 2)(𝑥 2 + 4)
Jawab :
𝑥2 + 𝑥 + 6 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶 𝐴(𝑥 2 + 4) + (𝐵𝑥 + 𝐶)(𝑥 + 2)
= + =
(𝑥 + 2)(𝑥 2 + 4) (𝑥 + 2) (𝑥 2 + 4) (𝑥 + 2)(𝑥 2 + 4)
Jadi :
x2+ x + 6 = A(x2 + 4) + (Bx + C)(x + 2)
= Ax2 + 4A + Bx2 + Cx + 2Bx + 2C
= (A + B)x2 + (2B + C)x + 4A + 2C
Maka :
A+B =1
2B + C =1
4A + 2C = 6

40
Samakan koefisien ruas kiri dan ruas kanan dengan eliminasi
𝐴 + 𝐵 = 1 𝑥4 4𝐴 + 4𝐵 = 4
| |
4𝐴 + 2𝐶 = 6 𝑥1 4𝐴 + 2𝐶 = 6
4𝐵 − 2𝐶 = −2
4𝐵 − 2𝐶 = −2 𝑥1 4𝐵 − 2𝐶 = −2
| |
2𝐵 + 𝐶 = 1 𝑥2 4𝐵 + 2𝐶 = 2
−4𝐶 = −4
𝐶=1
Substitusi :
2B + C = 1 A+B =1
2B + 1 = 1 A+0 =1
2B = 0 A =1
B = 0
Maka didapat
𝑥2 + 𝑥 + 6 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶
∫ =∫ 𝑑𝑥 + ∫ 2 𝑑𝑥
(𝑥 + 2)(𝑥 2 + 4) (𝑥 + 2) (𝑥 + 4)
1 1
=∫ 𝑑𝑥 + ∫ 𝑑𝑥
(𝑥+2) (𝑥 2 +4)
1 𝑥
= ln|𝑥 + 2| + 2 tan−1 (2) + 𝐶

4. Faktor kuadrat berulang


Dalam kasus ini N(x) berbentuk :
N(x) = ai x  bi x  ci 
2 p

Maka :
A1 x  B1 A2 x  B2 A p 1 x  B p 1 Ap x  B p
F ( x)   ... 

ai x  bi xci
2
 
ai x 2 bi x ci 
2
a x
i
2
 bi xci  p 1
a x
i
2
bi x ci  p

6 x 2  15x  22
Contoh :  dx
 x  3 x  2
2 2
 
Jawab :
6x 2 15x 22 A BxC Dx E
  2 
 x3x 2
2 
2

 x3 x 2 x 2 2 2  
Ax 2   
 ( B xC ) x 2 2  x3  ( Dx E )( x  3)
2 2


 x3x 2 22
Maka :

6 x 2  15x  22  Ax 2 2  ( BxC )x 2 2 x3  ( Dx E )( x  3)


2

41
6 x 2  15x  22  ( A  B) x 4  (3B  C ) x3  (4 A  2B  3C  D) x 2  (6 B  2C  3D  E ) x  (4 A  6C  3E )

Dengan menyamakan koefisien ruas kiri dan ruas kanan maka diperoleh :
A+B=0 → 𝐴 = −𝐵 ………(1)

3B+C=0→ 𝐶 = −3𝐵 ………(2)

4A+2B+3C+D=6 ………(3)

6B+2C+3D+E=-15 ………(4)

4A+6C+3E=22 ………(5)

1. Substitusi persamaan 1 ke persamaan 3 dan 5


 4A+2B+3C+D=6 ………(3)

−4𝐵 + 2𝐵 + 3𝐶 + 𝐷 = 6
−2𝐵 + 3𝐶 + 𝐷 = 6 ………(6)

 4A+6C+3E=22 ………(5)

−4𝐵 + 6𝐶 + 3𝐸 = 22 ………(7)

2. Substitusi persamaan 2 ke persamaan 4 dan 6


 6B+2C+3D+E=-15 ………(4)
6𝐵 + 6𝐶 + 3𝐷 + 𝐸 = −15
3𝐷 + 𝐸 = −15 → 𝐸 = −3𝐷 − 15 ………(8)

 −2𝐵 + 3𝐶 + 𝐷 = 6 ………(6)

−2𝐵 − 9𝐵 + 𝐷 = 6
−11𝐵 + 𝐷 = 6 → 𝐷 = 6 + 11𝐵 ………(9)

3. Substitusi persamaan 2 dan 8 ke persamaan 7


−4𝐵 + 6𝐶 + 3𝐸 = 22 ………(7)

−4𝐵 − 18𝐵 − 9𝐷 − 45 = 22
−22𝐵 − 9𝐷 − 45 = 22 ………(10)

4. Substitusi persamaan 9 kepersamaan 10


−22𝐵 − 9𝐷 − 45 = 22 ………(10)

−22𝐵 − 54 − 99𝐵 = 67
−121𝐵 = 121
𝐵 = −1

42
5. Substitusi B ke persamaan 1, 2, dan 9
𝐴 = −𝐵 → 𝐴 = 1
𝐶 = −3𝐵 → 𝐶 = 3
𝐷 = 6 + 11𝐵 → 𝐷 = 6 − 11
𝐷 = −5
6. Substitusi D ke persamaan 8
𝐸 = −3𝐷 − 15 → 𝐸 = 15 − 15
𝐸=0
Maka didapat :

6 x 2 15 x  22 A Bx C Dx  E
  x3 x 2
2  2
dx  
 x  3
dx   2
x 2
dx 
 x2 2
2
 
6x 2 15 x22 1 x3 x
 x3x 2
2  2
dx  
x3
dx  2

x 2
dx 5
x 2
2 2
dx
 
dx 1 2x dx 5 2x
   2 dx  3 2   2 dx
x3 2 x 2 x  2 2 ( x  2) 2
1 3  x  5
 ln | x  3 |  ln( x 2  2)  tan 1    C.
 2  2( x  2)
2
2 2

INTEGRAL FUNGSI RASIONAL BENTUK SINUS DAN


COSINUS
Bila integran merupakan fungsi rasional yang memuat suku-suku dari sin dan cos maka
akan lebih mudah bila dikerjakan menggunakan substitusi, yaitu z = tan ( x/2) ,-𝜋 < x < 𝜋.
Integral fungsi rasional dalam sin x dan cos x atau keduanya penyelesaiannya dapat
melakukan perubahan bentuk berikut:
𝑦 𝑥
𝑡𝑎𝑛 =𝑧
2
𝑥 𝑧
𝑠𝑖𝑛 =
√1 + 𝑧2 2 √1 + 𝑧 2

𝑧 𝑥 1
𝑐𝑜𝑠 =
2 √1 + 𝑧 2
𝑥
2 𝑥
1

43
Jika ketiga harga diatas digantikan dalam rumus sudut ganda didapat:

𝑥 𝑥 𝑥
𝒔𝒊𝒏 𝒙 = 2 𝑠𝑖𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝒙 2𝑡𝑎𝑛 2
2 2 𝒕𝒂𝒏 =
𝟐 1 − 𝑡𝑎𝑛 𝑥
𝑧 1 2
=2 .
√1 + 𝑧 2 √1 + 𝑧 2 2𝑧
=
1 − 𝑧2
2𝑧
= 𝑥
1 + 𝑧2 Bila 𝑡𝑎𝑛 2 = 𝑧 maka 𝑑𝑥 adalah:
𝑥 𝑥
𝒄𝒐𝒔 𝒙 = 𝑐𝑜𝑠 2 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑥
2 2 𝑡𝑎𝑛 =𝑧
2
2 2
1 𝑧 1 1
=( ) −( ) 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑑𝑧
√1 + 𝑧 2 √1 + 𝑧 2 2 2
1 − 𝑧2 1 1 1
= 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑑𝑧
1 + 𝑧2 2 𝑐𝑜𝑠 2 2
1
𝑑𝑥 = 2𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 𝑑𝑧
2
2
1
𝑑𝑥 = 2 ( ) 𝑑𝑧
√1 + 𝑧 2

2𝑑𝑧
𝑑𝑥 =
1 + 𝑧2
Contoh soal:

𝒅𝒙
1. ∫ =⋯
𝟏−𝒔𝒊𝒏 𝒙

2𝑧 2𝑑𝑧
Dengan mengganti 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = dan = , didapat:
1+𝑧 2 1+𝑧 2

2𝑑𝑧 2𝑑𝑧
1 + 𝑧 2 1 + 𝑧2
∫ =∫
2𝑧 1 + 𝑧 2 − 2𝑧
1− 2
1+𝑧 1 + 𝑧2

2𝑑𝑧
=∫
𝑧2 − 2𝑧 + 1

2𝑑𝑧
=∫
(𝑧 − 1)2

Dimisalkan: 𝑑𝑢 = 𝑑𝑧

𝑢 =𝑧−1

44
Jadi: = −2(𝑧 − 1)−1 + 𝑐

𝑥 −1
2 ∫ 𝑢−2 𝑑𝑢 = −2𝑢−1 + 𝑐 = −2 (𝑡𝑎𝑛 − 1) + 𝑐
2

𝒅𝒙
2. Hitunglah ∫
𝟐𝒔𝒊𝒏𝒙+𝒄𝒐𝒔𝒙+𝟐

Jawab:

2𝑧 2𝑧 2𝑑𝑧
Dengan substitusi 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = , 𝑐𝑜𝑠𝑥 = , dan 𝑑𝑥 = kita peroleh:
1+𝑧 2 1+𝑧 2 1+𝑧2

2𝑑𝑧 2𝑑𝑧
1+𝑧 2 1 + 𝑧2
∫ =∫
2𝑧 1−𝑧 2 4𝑧 + 1 − 𝑧 2 + 2 + 2𝑧 2
2 + + 2 1 + 𝑧2
1 + 𝑧2 1 + 𝑧 2
𝑑𝑧
= 2∫
𝑧 2 + 4𝑧 + 3

𝑑𝑧
= 2∫
(𝑧 + 1)(𝑧 + 3)

𝑑𝑧 𝐴 𝐵
2∫ =∫ +
(𝑧 + 1)(𝑧 + 1) (𝑧 + 1) (𝑧 + 3)

Jadi 2 = 𝐴(𝑧 + 3) + 𝐵(𝑧 + 1)

= 𝐴𝑧 + 3𝐴 + 𝐵𝑧 + 𝐵

= (𝐴 + 𝐵)𝑧 + 3𝐴 + 𝐵

 A+B = 0 → 𝐵 = −𝐴
 3A+B = 2
3A-A = 2
2A = 2
A =1
 B = -A
B = -1
𝑑𝑧 −𝑑𝑧
∫ +∫
(𝑧 + 1) (𝑧 + 3)
𝑑𝑧 𝑑𝑧
=∫ −∫
(𝑧 + 1) (𝑧 + 3)
𝑧+1
= ln ( )+𝑐
𝑧+3

45
𝑥
𝑡𝑎𝑛 2 + 1
= 𝑙𝑛 ( 𝑥 )+𝑐
𝑡𝑎𝑛 2 + 3

INTEGRAL TAK WAJAR

Untuk fungdi F yang terintegralkn Riemann pada selang [a,b] definisi integral tentu :
b
a
f ( x)dx

Disebut integral tak wajar jika :


a. Salah atau kedua batas integralnya tak hingga
b. Integral f(x) mempunyai satu atau lebih titik ketidakkontinuan dalam interval a ≤ x ≤ b
atau batas integralnya berhingga.
Integral tak wajar mempuyai 2 bentuk :
1. Integral tak wajar pada selang hingga
Integral tak wajar jika integran f(x) memiliki satu atau lebih titik ketidak kontinuan dalam
b
interval a ≤ x ≤ b yang merupakan daerah integrasinya. Integral tak wajar a
f ( x)dx dapat

memiliki integran f(x) diskontinu pada x = a, atau f(x) diskontinu dibatas atau x = b atau
f(x) diskontinu disembarang titik x = c, dimana c terletak dalam interval [a,b].
Untuk integral tak wajar pada selang hingga, terdapat tiga definisi yaitu :
a. Integral tak wajar dari fungsi f pada [a,b] dengan x = a maka :
b b

 f ( x)dx  lim  f ( x)dx ........................ Rumus 1


a
t 0 
a t

Contoh :
5
1
Hitung 
2 x2
dx

Jawab :
5 5
1 1

2 x2
dx  lim 
t 2
2 x2
dx

 lim 2 x  2
t 2
 5
2 t

 lim 2 x  2
t 2
 5
2 t

46

 lim 2 3  t  2
t 2

2 3
5
Jadi nilai dari 
1
dx adalah  2 3 dan konvergen
2 x2
b. Integral tak wajar dari fungsi f pada [a,b] dengan x = b, maka
b b t

a
f ( x)dx  lim
t 0  f ( x)dx ........................ Rumus 2
a

3
1
Selesaikan 
0 3 x
dx

Jawab :
1
3 3 t 

 3  x  d 3  x 
1 2

0 3 x
dx  lim 0 
t 0
0

3 t
 
3 t
 1 
 
1
 lim 0    3 x 2 . 1

t 0
0 
1 
1
 2  0
3 t
 
 lim 0  23  t  2 
1

t 0  0
   1 

 lim 0  2 3  3  t  2   3  0 2 
1

t 0
   

  1 
 lim 0  2(t ) 2  3
t 0
  

 1 
 20 2  3 
 

2 3
3
Jadi nilai dari 
1
dx adalah  2 3 dan konvergen
0 3 x

47
c. Integral tak wajar dari fungsi f pada [a,b] dengan x = c, maka
b c t b c t


a
f ( x)dx  lim
t 0 
a
f ( x)dx  
c t
lim
t 0  f ( x)dx ........................ Rumus 3
a

Dengan catatan a < c < b


Contoh :
5
dx
Selidiki kekonvergenan integral tak wajar 
3 x 1
Jawab :
1
Bentuk ini merupakan bentuk integral tak wajar karen fungsi f ( x) kontinu pada
x 1

1
himpunan (-3,1)  (1,5) dengan lim   . Integral tak wajar ari fungsi f pada
x 1
x 1

selang [-3,5] adalah :


5 1 5
dx dx dx

3 x 1
 
3 x 1

1 x 1
1t 5
dx dx
 
3 x 1
 
1t x 1

   2 1 x 
1t 1t 5 5
  2 1 x
3
3

1t
1t

  2   4  2 t 
1t 5
 t 4 
3 1t

 44
8
Jadi integral tak wajar dari fungsi selang [-3,5] konvergen ke 8
Integral tak wajar tersebut disebut konvergen atau divergen sesuai integral tersebut ada
atau tidak setelah digunakan proses limit.

2. Integral tak wajar pada selang tak hingga


Integral tak wajar pada selang tak hingga ada 3 definisi yaitu :
a. Integral tak wajar dari fungsi f pada [a,∞] didefinisikan sebagai
 t


a
f ( x)dx  lim
t   f ( x)dx ....................... Rumus 4
a

48
Contoh

dx
Tentukan apakah integral 
1
x
konvergen atau divergen

Jawab
 t
dx dx
1 x  tlim
0  
1
x
t
dx
 lim
t  
1
x

 lim In x 1
t

t 

 lim Int  In1


t 

 lim Int
t 



dx
Jadi 
1
x
adalah divergen

b. Integral tak wajar dari fungsi f pada [a,∞] didefinisikan sebagai


b b


 f ( x)dx  lim  f ( x)dx ....................... Rumus 5
t 
t

Contoh :
1
Diketahui f ( x)  3
kontinu pada selang [-∞,-1]
x
Tentukan integral tak wajar dari fungsi F
Jawab :
1 1
1 dx
3 x  tlim
 
t
3
x
1
 3 1 
1
 lim   x 2 
t 
t 
 2  t

 1

 lim   1  t 2 
t  
 


Jadi integral tak wajar dari fungsi f dapa selang [-∞,-1]divergen

49
c. Integral tak wajar dari fungsi f pada [-∞,∞] di definisikan sebagai
 c 


 f ( x)dx 

 f ( x)dx   f ( x)dx
c

c t
 lim
t   f ( x)dx  lim  f ( x)dx ....................... Rumus 6

t 
c

Contoh

1
Tentukan  1 x

2
dx

Jawab
 t
1 dx
0 1  x 2 dx  lim
t   1  x 2
0

 lim tan 1 x 0
t 
 
t


 lim tan 1 t  tan 1 0
t 

 lim tan 1 t
t 



2
0 0
1 dx
1  x 2 dx  lim 
t  1  x 2
t

 lim tan 1 x t
t 
 
0


 lim tan 1 0  tan 1 t
t 

 
 0  
 2


2

1  
Jadi  1 x

2
dx 
2

2

  konvergen

50
INTEGRAL TAK WAJAR UNTUK INTEGRAN TAK
TERDEFINISI

Dalam makalah ini kami akan membahas integral tak wajar jika integran f(x) memiliki
satu atau lebih titik ketidakkontinuan dalam interval a ≤ x ≤ b yang merupakan daerah
integrasinya.
b
Integral tak wajar 
a
f ( x)dx dapat memiliki integran f(x) diskontinu pada x = a, atau

f(x) diskontinu dibatas atau x = b atau f(x) diskontinu disembarang titik x = c, dimana c terletak
dalam interval [a,b].
Untuk integral tak wajar pada selang hingga, terdapat tiga definisi yaitu :
b b
1. x = a, maka 
a
f ( x)dx  lim
t 0  f ( x)dx
a t

b b t
2. x = b, maka 
a
f ( x)dx  lim
t 0  f ( x)dx
a

b c t b c t
3. x = c, maka 
a
f ( x)dx  lim
t 0 
a
f ( x)dx  
c t
lim
t 0  f ( x)dx
a

dengan catatan a < c < b.


Jika f(x) memiliki beberapa titik diskontinu misalnya di x = c dan x = d dalam interval
(a,b), maka integral dapat dihitung sebagai berikut:
𝑐−𝜖 𝑑−𝜖 𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + lim ∫𝑐+𝜖 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + lim ∫𝑑+𝜖 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝜖→0 𝜖→0 𝜖→0
Integral tak wajar tersebut konvergen atau divergen sesuai integral tersebut ada atau
tidak setelah digunakan proses limit.
Contoh soal:
5
1
1. Hitung 
2 x2
dx

Jawab :
5 5
1 1

2 x2
dx  lim 
t 2
2 x2
dx


 lim 2 x  2
t 2
5
2 t


 lim 2 x  2
t 2
5
2 t

51

 lim 2 3  t  2
t 2

2 3
5
Jadi nilai dari  1
dx adalah  2 3 dan konvergen.
2 x2

3
1
2. Selesaikan 
0 3 x
dx

Jawab :
1
3 3 t 

 3  x  d 3  x 
1 2


0 3 x
dx  lim 0 
t 0
0

3 t
 
3 t
 1 
 
1
 lim 0    3 x 2 . 1

t 0
0 
1 
1
 2  0
3 t
 
 lim 0  23  t  2 
1

t 0  0

   1 

 lim 0  2 3  3  t  2   3  0 2 
1

t 0
   

  1 
 lim 0  2(t ) 2  3
t 0
  

 1 
 20 2  3 
 

2 3
3
Jadi nilai dari  1
dx adalah  2 3 dan konvergen.
0 3 x
11
3. Hitung ∫0 𝑑𝑥
𝑥

52
Jawab :
1
Integral ini tak wajar karena integran f(x) = diskontinu di x = 0, batas bawah.
𝑥

Maka:
1 1
∫0 𝑥1 𝑑𝑥 = lim ∫0 𝑥1 𝑑𝑥
𝜖→0
1
= lim[ln 𝑥]
𝜖→0 𝜖
= lim(ln 1 . ln 𝜖)
𝜖→0

= lim (0 . (∞))
= + ∞ ( integral divergen)

53

Anda mungkin juga menyukai