tersebut (Almeida, 1995). Belajar berargumentasi tentang ide-ide matematika adalah hal yang paling
mendasar dalam memahami matematika dan belajar berpikir matematis. Hal ini hampir tidak dapat
disangkal bahwa pembenaran dan penalaran tentang solusi merupakan tujuan penting bagi
siswa yang memecahkan masalah matematika. Kemampuan untuk membenarkan sebuah
langkah masuk, misalnya, sebuah bukti dapat dianggap sebagai keterampilan yang perlu
dikuasai, setidaknya sampai batas tertentu, sebelum bukti diperkenalkan. Dalam pengertian
yang lebih luas, bukti bahkan bisa dianggap sebagai pembenaran (Ball and Bass, 2003).
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap pemikiran siswa telah menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang kaya dan kreatif dalam pendekatan siswa terhadap pemecahan
masalah dan pada siswa mendukung solusi yang mereka ajukan.
Untuk membekali siswa dengan kemampuan yang demikian, pembelajaran matematika hari ini
harus difokuskan pada upaya melatih siswa untuk menggunakan potensi berpikir mereka. Dengan
mengajak siswa menjawab pertanyaan "Mengapa benar begitu?" Atau "Mengapa mungkin untuk
memecahkan masalah?" Dapat memberi wawasan kepada siswa bahwa pernyataan atau aktivitas
dalam pemecahan masalah perlu diberi argumen atau alasan logis (Lithner, 2008). Dengan demikian
siswa belajar bagaimana membenarkan hasil mereka, menjelaskan mengapa mereka berpikir begitu
dan untuk meyakinkan guru dan sesama siswa. Studi yang dilakukan (Back, Mannila, & Wallin, 2010)
juga menunjukkan bahwa siswa SMA dapat mengembangkan kemampuan pembenaran mereka
dalam memecahkan masalah matematika.
Dalam penelitian ini, permasalahan yang dipecahkan siswa terkait dengan materi trigonometri.
Trigonometri adalah salah satu matematika yang harus dipahami siswa untuk mengembangkan
pemahaman matematisnya (Gur, 2009). Sejalan dengan pendapat (Orhun, 2001) bahwa bagi
sebagian besar siswa di bidang pendidikan tinggi, trigonometri adalah bagian analisis yang penting
dalam pemecahan masalah. Hal yang sama dikatakan oleh (Midgett & Eddins, 2001) bahwa jika siswa
terlibat secara ekstensif dalam manipulasi simbol matematika sebelum mereka mengembangkan
basis konseptual yang benar maka mereka tidak akan dapat melakukan manipulasi lebih banyak
(Matematika, 2014). Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi trigonometri begitu
penting sehingga siswa dapat mengatasi masalah trigonometri.
Berdasarkan uraian di atas kita telah mengajukan beberapa pertanyaan: Apa kemampuan siswa
sekolah menengah justifkasi pada topik trigonometri? Strategi apa yang digunakan siswa untuk
memecahkan masalah dengan trigonometri?