Misalkan 𝐴 adalah matriks berukuran 2 × 3 dengan entri-entri bilangan real. Maka untuk
setiap vector 𝑣 di ℝ3 , hasil perkalian matriks 𝐴 dengan vector 𝑣 merupakan vector di ℝ2 ,
namakan 𝑏. Untuk setiap 𝑣 ∈ ℝ3 , terdapat dengan tunggal 𝑏 ∈ ℝ2 , sehingga 𝑏 = 𝐴𝑣. Oleh
karena itu, dari matriks 𝐴 berukuran 2 × 3 dapat didefinisikan suatu fungsi atau pemetaan
𝑇: ℝ3 → ℝ2
dengan definisi 𝑇(𝑣 ) = 𝐴𝑣, untuk setiap 𝑣 ∈ ℝ3 .
Dengan fungsi 𝑇 sebelumnya, kedua sifat di atas dapat dinyatakan sebagai berikut
Untuk setiap 𝑣, 𝑤 ∈ ℝ3 dan untuk setiap bilangan real 𝛼, berlaku
𝑇 ( 𝑣 + 𝑤 ) = 𝑇 ( 𝑣 ) + 𝑇 (𝑤 )
𝑇(𝛼𝑣 ) = 𝛼𝑇(𝑣 )
Sehingga dapat disimpulkan
1. Peta jumlah dua buah vector di ℝ3 sama dengan jumlah dari peta masing-masing
vektornya
2. Peta hasil kali sebarang bilangan real dengan sebarang vector di ℝ3 sama dengan
bilangan real kali peta vector tersebut.
Fungsi 𝑇 adalah salah satu contoh transformasi linear.
Definisi
Fungsi 𝑇: ℝ𝑛 → ℝ𝑚 disebut transformasi linear jika untuk setiap vector 𝑣, 𝑤 ∈ ℝ𝑛 dan
untuk setiap bilangan real 𝛼 berlaku
1. 𝑇(𝑣 + 𝑤) = 𝑇(𝑣 ) + 𝑇(𝑤)
2. 𝑇(𝛼𝑣 ) = 𝛼𝑇(𝑣 )
Contoh
Diberikan matriks berukuran 3 × 2
1 −3
𝐴=[3 5]
−1 7
Didefinisikan transformasi linear
𝑇𝐴: ℝ2 → ℝ3
𝑇𝐴 (𝑣 ) = 𝐴𝑣
𝑣1
Untuk sebarang 𝑣 = [𝑣 ] di ℝ2 , diperoleh
2
1 −3 𝑣 𝑣1 − 3𝑣2
1
𝑇𝐴(𝑣 ) = [ 3 5 ] [𝑣 ] = [ 3𝑣1 + 5𝑣2 ]
2
−1 7 −𝑣1 + 7𝑣2
2
a. Jika diambil vector 𝑣 = [ ], maka
−1
5
𝑇𝐴 (𝑣 ) = [ 1 ]
−9
3
b. Jika 𝑏 = [ 2 ], akan ditentukan 𝑣 ∈ ℝ2 yang petanya oleh 𝑇𝐴 sama dengan vector 𝑏.
−5
𝑣1
Misalnya vector yang dicari 𝑣 = [𝑣 ]. Syarat yang harus dipenuhi adalah
2
1 −3 𝑣
1
𝑇𝐴(𝑣 ) = [ 3 5 ] [𝑣 ]
2
−1 7
𝑣1 − 3𝑣2 3
= [ 3𝑣1 + 5𝑣2 ] = [ 2 ]
−𝑣1 + 7𝑣2 −5
Cari solusinya dengan menggunakan matriks yang diperluas
1 −3 | 3
1 −3 | 3 1
[3 5 | 2] → [0 1 | − 14]
−1 7 | 5 12
0 0 | −
7
Terlihat sistem persamaan tidak konsisten. Jika dikembalikan dengan permasalahan vector di
ℝ2 yang dicari, maka vector tersebut tidak ada.
Dengan kata lain, tidak ada vector di ℝ2 yang dipetakan ke vector 𝑏 di ℝ3 .
(𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥3 ) + (𝑦1 + 𝑦2 − 𝑦3 )
=[ ]
(𝑥1 − 𝑥2 + 𝑥4 ) + (𝑦1 − 𝑦2 + 𝑦4 )
𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥3 𝑦 + 𝑦2 − 𝑦3
=[ ]+[ 1 ]
𝑥1 − 𝑥2 + 𝑥4 𝑦1 − 𝑦2 + 𝑦4
= 𝑇 (𝑥 ) + 𝑇 (𝑦 )
Kemudian, ambil sebarang bilangan 𝛼 ∈ ℝ. Diperoleh
𝛼𝑥1
𝛼𝑥2
𝑇(𝛼𝑥 ) = 𝑇 ([𝛼𝑥 ])
3
𝛼𝑥4
𝛼𝑥 + 𝛼𝑥 − 𝛼𝑥
= [𝛼𝑥1 − 𝛼𝑥2 + 𝛼𝑥3 ]
1 2 4
𝛼 (𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥3 )
=[ ]
𝛼 (𝑥1 − 𝑥2 + 𝑥4 )
𝑥 +𝑥 −𝑥
= 𝛼 [𝑥1 − 𝑥2 + 𝑥3 ]
1 2 4
= 𝛼𝑇(𝑥 )
Jadi terbukti 𝑇 merupakan transformasi linear.
Definisi
Misalkan 𝑇: ℝ𝑛 → ℝ𝑚 pemetaan linear. Peta (image/range) dari 𝑇, ditulis 𝐼𝑚(𝑇), adalah
himpunan semua elemen 𝑢 ∈ ℝ𝑚 yang mempunyai kawan di ℝ𝑛 , yaitu
𝐼𝑚(𝑇) = {𝑢 ∈ ℝ𝑚 |(∃𝑣 ∈ ℝ𝑛 )𝑇(𝑣 ) = 𝑢}
Teorema
Misalkan 𝑇: ℝ𝑛 → ℝ𝑚 adalah pemetaan linear, maka
i. Kernel dari 𝑇 adalah subruang dari ℝ𝑛 dan
ii. Peta dari 𝑇 adalah subruang dari ℝ𝑚 .
Bukti.
i. Karena 𝑇(0) = 0, diperoleh 0 ∈ 𝐾𝑒𝑟(𝑇). Misalkan 𝑣1 , 𝑣2 ∈ 𝐾𝑒𝑟(𝑇) dan 𝛼1 , 𝛼2 ∈ ℝ.
Karena 𝑣1 , 𝑣2 ∈ 𝐾𝑒𝑟(𝑇), maka 𝑇(𝑣1 ) = 0 dan 𝑇(𝑣2 ) = 0. Diperoleh
𝑇(𝛼1 𝑣1 + 𝛼2 𝑣2 ) = 𝛼1 𝑇(𝑣1 ) + 𝛼2 𝑇(𝑣2 ) = 𝛼1 0 + 𝛼2 0 = 0, maka 𝛼1 𝑣1 + 𝛼2 𝑣2 ∈
𝐾𝑒𝑟(𝑇)
Jadi, kernel 𝑇 adalah subruang dari ℝ𝑛 .
Proposisi 1
Misalkan 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑘 membangun ruang vector ℝ𝑛 dan 𝑇: ℝ𝑛 → ℝ𝑚 adalah pemetaan
linear. Maka 𝑇(𝑣1 ), 𝑇(𝑣2 ), … , 𝑇(𝑣𝑘 ) membangun 𝐼𝑚(𝑇).
Contoh 1
Misalkan 𝐹: ℝ3 → ℝ3 adalah proyeksi vector 𝑣 ke bidang 𝑥𝑦, dimana
𝐹 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥, 𝑦, 0)
Jelas bahwa peta dari 𝐹 adalah seluruh bidang 𝑥𝑦, yaitu titik-titik berbentuk (𝑥, 𝑦, 0). Lebih
lanjut, kernel dari 𝐹 adalah sumbu 𝑧, yaitu titik-titik berbentuk (0,0, 𝑐 ).
𝐼𝑚(𝐹 ) = {(𝑎, 𝑏, 𝑐 )|𝑐 = 0} = bidang 𝑥𝑦
𝐾𝑒𝑟(𝐹 ) = {(0,0, 𝑐 )|𝑎 = 0, 𝑏 = 0} = sumbu 𝑧