Anda di halaman 1dari 8

TRANSFORMASI LINEAR

TUGAS MATA KULIAH


ANALISI KOMPLEKS

Oleh Kelompok 3:
1. Dina Noviandri A23120131
2. Siti Fatima A23121075
3. Salwa A23121080
4. Asyifah A23121081
5. Aprilidya A23121083
6. Putri A23121088
7. Brigita Sundu Kalapu’ A23121089
8. Moh. Wali A23121100
9. Ni Made Vemi A23121110
Greskensia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023/2024
Fungsi Linear
A. Definisi
Fungsi Linear pada himpunan bilangan kompleks C memiliki bentuk umum
𝑤 = 𝑓 (𝑧) = 𝑎𝑧 + 𝑏, 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐶. Dengan kata lain, suatu fungsi berbentuk 𝑓 (𝑧) = 𝑎𝑧 +
𝑏 dimana a dan b adalah konstanta kompleks, dinamakan Fungsi Linear.
Berdasarkan definisi tersebut, 𝑓 (𝑧) = 4𝑧 − 1 merupakan contoh dari fungsi linear dan
𝑓 (𝑧) = 2𝑧 2 − 1 bukan merupakan contoh dari fungsi linear.
B. Sifat-sifat Fungsi Linear
• Untuk a = 0 maka fungsi linear tersebut menjadi fungsi konstan 𝑓 (𝑧) = 𝑏
• Untuk 𝑎 ≠ 0 maka fungsi linear tersebut menjadi fungsi satu-satu. Hal tersebut
karena 𝑧1 ≠ 𝑧2 berakibat 𝑎𝑧1 + 𝑏 ≠ 𝑎𝑧2 + 𝑏 sehingga f(𝑧1) ≠ f(𝑧2 ).
• Untuk 𝑎 = 1 dan b = 0 maka fungsi linear tersebut menjadi fungsi identitas
𝑓(𝑧) = 𝑧
1 𝑏
• Untuk 𝑎 ≠ 0, invers dari z adalah z = 𝑎 𝑤 – 𝑎 juga merupakan fungsi linear, yang

dapat dipikirkan sebagai pemetaan dari bidang w "kembali" kebidang z.


• Akhirnya jika a = 1 dan b = 0, maka fungsi linier berubah menjadi fungsi identitas
• Turunannya, 𝑓 ′(z) = a terdefinisi pada setiap z sehingga f adalah fungsi
menyeluruh.
• Fungsi linear f(z) = az + b dapat dinyatakan sebagai komposisi (f o g) (x) dengan
g(z) = az dan f(z) = z + b. Oleh karena itu w dapat dinyatakan sebagai bentuk w =
az + b = f((g)x)). Komposisi ini akan mempermudah kita dalam menentukan daerah
hasil pemetaan dan membuat sketsa grafik daerah hasil pemetaan di bidang w.
C. Transformasi Fungsi Linear
Fungsi linear peubah kompleks dapat dipelajari dengan mentransformasikan
suatu titik z di bidang-z menjadi w di bidang-w. Fungsi linear dapat dipandang sebagai
komposisi dua transformasi, yaitu:
w = az dan w =z , w + b = az + b.

Misalkan dalam bentuk kutub z = r cis t = |z| cis arg z dan 𝑎 = 𝜌 𝑐𝑖𝑠 𝜃 =
|𝑎| 𝑐𝑖𝑠 arg 𝑎 , maka 𝑤 = 𝑎𝑧 = 𝑟𝜌 𝑐𝑖𝑠 (𝑡 + 𝜃 ) = |𝑎||𝑏|𝑐𝑖𝑠 (arg 𝑎 + arg 𝑧). Oleh
karena itu, transformasi w = az Menghasilkan
|w| = |az| dan arg w = arg a + arg z.
Hal tersebut bermakna bahwa oleh transformasi 𝑤 mengakibatkan setiap titik z
mengalami perbesaran atau pengecilan (pengerutan) dengan faktor a (modulus z) dan
mengalai rotasi sejauh arg a.
Secara lebih khusus jika |𝑎| < 1 maka modulus Z bermakna pengecilan
(pengerutan) dan jika |𝑎| > 1 maka modulus z mengalami perbesaran (dilatasi), dan
modulus z tetap jika |𝑎| = 1.
Selanjutnya, jika dimisalkan 𝑏 = 𝑏1 + 𝑖2 maka 𝑤1 , mengalami pergeseran
horisontal sejauh 𝑏1 dilanjutkan pergeseran vertikal sejauh 𝑏2 , untuk menghasilkan
𝑤 = 𝑤1 + 𝑏.
Jadi oleh transformasi linear 𝑤 = 𝑎𝑧 + 𝑏. titik 𝑧 mengalami penskalaan
sebesar |𝑎|, rotasi sejauh arg 𝑎 dan pergeseran sejauh 𝑏.

Contoh 1:

Tentukan peta kurva 𝑦 = 2𝑥 2 oleh transformasi 𝑤 = 3𝑧𝑖 + (1 − 2𝑖 ).


Jawaban
Untuk menentukan peta kurva ini, kita harus menentukan:
1. Merotasikan 𝑧 sebesar (0, arg 𝑎)
2. Dilatasi oleh Faktor |𝑎|
3. Translasi sejauh 𝑏 = (𝑥, 𝑦)
Kita ketahui bahwa bentuk umum fungsi linear 𝑓(𝑧) = 𝑎𝑧 + 𝑏, maka :
𝑤 = 3𝑧𝑖 + (1 − 2𝑖 ) ; 𝑎 = 3𝑖 dan 𝑏 = 1 − 2𝑖
• Sebelum di Rotasi terlebih dahulu mencari nilai arg(𝑎)
arg(𝑎) = arg (3𝑖 ) y

𝜋
3 𝜃 = 90° =
2

𝜋
Maka arg(𝑎) = arg (3𝑖 ) = 2

• Sebelum di dilatasi terlebih dahulu mencari nilai |𝑎|


|𝑎| = √𝑥 2 + 𝑦 2
|𝑎| = √02 + 32
|𝑎| = √9
|𝑎 | = 3
Kita dilatasikan sejauh faktor 3.

• Mencari translasi sejauh 𝑏 = (𝑥, 𝑦)


Diketahui 𝑏 = (1 − 2𝑖), berarti oleh titik (1,-2)

Kurva 𝑦 = 2𝑥 2 dalam bidang kompleks dituliskan sebagai


𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
𝑧 = 𝑥 + 2𝑥 2 𝑖

Penyelesaian:

1. Rotasi: 𝑧 = 𝑥 + 2𝑥 2 𝑖 → 𝑤 = 𝑥 ′ + 𝑦′𝑖
𝜋
𝑧 = 𝑥 + 2𝑥 2 𝑖 dirotasikan dengan 2
Untuk menentukan 𝑥 ′ dan 𝑦 ′, kita menggunakan matriks
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
[ ′] = [ ][ ]
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦
𝜋 𝜋
cos − sin
=[ 2 2 ][ 𝑥 ]
𝜋 𝜋 2𝑥 2
sin cos
2 2
0 −1 𝑥
=[ ][ ]
1 0 2𝑥 2
2
= [0 − 2𝑥 ]
𝑥 + 0
𝑥′ −2𝑥 2
[ ′] = [ ]
𝑦 𝑥
Selanjutnya, subtitusikan ke 𝑤 = 𝑥 ′ + 𝑦′𝑖
𝑤 = −2𝑥 2 + 𝑥𝑖
Misal 𝑥 = 𝑦
𝑤 = −2𝑦 2 + 𝑦𝑖, maka 𝑥 = −2𝑦 2
𝜋
Jadi, kurva 𝑥 = 2𝑦 2 dirotasi sejauh (0, 2) memiliki peta 𝑥 = −2𝑦 2 .

2. Dilatasi: 𝑥 = −2𝑦 2 oleh faktor 3


𝑤 = −2𝑥 2 + 𝑥𝑖
𝑤 = 3(−2𝑥 2 + 𝑥𝑖)
𝑤 = −6𝑥 2 + 3𝑥𝑖
Untuk menentukan nilsi 𝑥 kita ambil
𝑦
𝑦 = 3𝑥 → 𝑥 = 3
Subtitusi nilai 𝑥 ke 𝑤 = −6𝑥 2 + 3𝑥𝑖
𝑦 2 𝑦
𝑤 = −6 ( ) + 3( )𝑖
3 3
𝑦2
= −6 ( 9 ) + 𝑦𝑖
6
= − 9 𝑦 2 + 𝑦𝑖
2
𝑤 = − 3 𝑦 2 + 𝑦𝑖
2
Maka, 𝑥 = − 3 𝑦 2
2
Jadi kurva 𝑥 = −2𝑦 2 dilatasi oleh vaktor 3 memiliki peta 𝑥 = − 3 𝑦 2

2
3. Translasi 𝑥 = − 3 𝑦 2 Oleh Vektor (1, −2)
𝑤 = −6𝑥 2 + 3𝑥𝑖
𝑤 = (−6𝑥 2 + 1) + (3𝑥 − 2)𝑖
Maka diperoleh:
𝑦 = 3𝑥 − 2
𝑦+2
𝑥= 3
Subtitusi nilai 𝑥 ke 𝑤 = (−6𝑥 2 + 1) + (3𝑥 − 2)𝑖
𝑦+2 2 𝑦+2
𝑤 = (−6 ( ) + 1) + (3( ) − 2)𝑖
3 3
𝑦 2 +4𝑦+4
𝑤 = (−6 ( ) + 1) + (𝑦 + 2 − 2)𝑖
9
𝑦 2 +4𝑦+4
𝑤 = (−6 ( ) + 1) + 𝑖𝑦
9
6
𝑤 = − 9 (𝑦 2 + 4𝑦 + 4) + 1 + 𝑖𝑦
2
𝑤 = − (𝑦 2 + 4𝑦 + 4) + 1 + 𝑖𝑦
3
2 8
𝑤 = − 3 𝑦 2 − 3 + 1 + 𝑖𝑦
2 8 5
𝑤 = (− 3 𝑦 2 − 3 𝑦 − 3) + 𝑖𝑦
2 2
Jadi, kurva 𝑥 = − 3 𝑦 2 ditranslasi melalui vector (1,-2) memiliki peta 𝑥 = − 3 𝑦 2 −
8 5 2
𝑦 − 3 atau 𝑥 = − 3 (𝑦 + 2)2 + 1
3

Sehingga, berdasarkan percobaan 1,2 dan 3 diperoleh peta kurva 𝑦 = 2𝑥 2 oleh


2
transformasi 𝑤 = 3𝑧𝑖 + (1 − 2𝑖 ) ke bidang 𝑤 adalah 𝑣 = − 3 (𝑦 + 2)2 + 1

Contoh 2:
Tentukan bayangan dari titik 𝑃 = (−1,2) dibawah transformasi linear 𝑤 = −2𝑖𝑧 + 1 − 3𝑖
Penyelesaian:
Dari bentuk 𝑤 = −2𝑖𝑧 + 1 − 3𝑖, misal 𝑔(𝑧) = −2𝑖𝑧
Titik 𝑃 = (−1,2) dapat Digambar sebagai berikut:
y

𝑃(−1,2)
2

x
-1
Karena 𝑔(𝑧) = −2𝑖𝑧, maka diperoleh :
𝜋
|𝑧| = |2𝑖 | = 2 dan arg(𝑧) = arg(−2𝑖) = −
2

1. Dilatasi
Kita ketahui bahwa |𝑧| = |2𝑖 | = 2 maka titik 𝑃 = (−1,2) diperbesar dengan Faktor
2, berarti terjadi pembesaran 2 kali sehingga 𝑃′ = (−2,4)
y

𝑃′ = (−2,4)
4

x
-2 y

2. Rotasi
𝜋
Dan kita ketuhi juga bahwa arg(𝑧) = − 2 maka 𝑃′ = (−2,4) diputar dengan rotasi
𝜋
(0, − 2 ) diperoleh:
𝑥′ cos 𝜃 − sin 𝜃 𝑥
[ ′] = [ ][ ]
𝑦 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦
𝜋 𝜋
cos − − sin −
=[ 2 2 ] [−2]
𝜋 𝜋 4
sin − cos −
2 2
0 1 −2
=[ ][ ]
−1 0 4
0+4
=[ ]
2+0
𝑥′ 4 y
[ ′] = [ ]
𝑦 2
Maka diperoleh 𝑃" = (4,2)

𝑃" = (4,2)
2

x
4
3. Translasi
Kemudian 𝑃" = (4,2) o;eh vector (1,-3), artinya digeser 1 satuan ke kanan dan 3
satuan ke bawah, diperoleh:
𝑎
𝑇=(𝑏)
𝐴 = (𝑥, 𝑦) → 𝐴′ = (𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏)
1)
𝑇=(−3
𝑃" = (4,2) → 𝑃′′′ = (4 + 1, 2 + (−3))
𝑃′′′ = (5, −1)

Sehingg, berdasarkan percobaan 1,2 dan 3 diperoleh bayangan dari titik 𝑃 = (−1,2)
dibawah transformasi linear 𝑤 = −2𝑖𝑧 + 1 − 3𝑖 adalah 𝑃′′′ = (5, −1).
y

x
5
-1 𝑃 ′′′ = (5, −1).

Contohh 3:
Carilah transformasi dari daerah persegipada gambar dibawah ini di bidang-z oleh 𝑤 =
(1 + 𝑖 )𝑧 + 3 − 1 di bidang-w
y

B
2i

A x
1

Penyelesaian:
Daerah persegi Panjang dengan titik sudut A dan B Ttransformasi itu dapat ditulis dalam dua
transformasi, yaitu dengan (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑧) = 𝑤 dengan 𝑔(𝑧) = (1 + 𝑖)𝑧 dan 𝑓 (𝑧) =
𝑔(𝑧 + 3 − 1).

a. Berdasarkan (𝑧) = (1 + 𝑖)𝑧, berarti


|1 + 𝑖 | = √12 + 12
= √2
Dan
arg(1 + 𝑖)
𝑦
tan 𝜃 = 𝑥
1
=1= 1
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan 1
𝜃 = 45°
𝜋
𝜃=4
𝜋
Jadi, diperoleh arg(1 + 𝑖 ) = 4
Hal tersebut berarti bahwa setiap titik 𝑧 mengalami pembesaran √2 kali dan
𝜋
selanjutnya mengalami rotasi sejauh 4 .
y
y

B
2√2𝑖 B’

A’

𝜋/4

0
x
A
0
√2

b. Berdasarkan 𝑓 (𝑧) = 𝑔(𝑧 + 3 − 1) berarti bahwa hasil dari point (a), 𝑔(𝑧) mengalami
pergeseran sejauh 3 satuan ke kanan searah sumbu real. Positif sejauh tiga satuan dan
diikuti pergesaran kebawah searah sumbu imaginer negative sejauh satuan. Hasilnya
seperti pada gsmbsr berikut.
Hasil rotasi seperti gambang berikut.
y

B”

A”
0
x
𝜋/4

Anda mungkin juga menyukai