Fungsi Eksponensial
Agung Anggoro
Sifat-sifat Dasar Eksponen
[1] 𝑎 = 1
[2] 𝑎 𝑎 = 𝑎 +
[3] =𝑎 −
[4] (𝑎 ) = 𝑎
[5] (𝑎𝑏) = 𝑎 𝑏
[6] ( ) =
Fungsi eksponensial yang paling sederhana berbentuk 𝑓(𝑥) = 𝑎 , dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1.
Perhatikan bahwa variabel 𝑥 terletak pada bagian pangkatnya. Selanjutnya, fungsi berbentuk
𝑓(𝑥) = 𝑎 ini dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan bilangan pokok 𝑎, yaitu untuk 0 <
𝑎 < 1 dan untuk 𝑎 > 1.
Untuk 0 < 𝑎 < 1, maka fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 akan menurun seiring bertambahnya nilai 𝑥. Sebagai
contoh, kita gunakan 𝑎 = .
Contoh : 𝑓(𝑥) =
𝑥 = 0 maka 𝑓(𝑥) = =1
𝑥 = 1 maka 𝑓(𝑥) = =
𝑥 = 2 maka 𝑓(𝑥) = =
𝑥 = 3 maka 𝑓(𝑥) = =
dan seterusnya.
Untuk 𝑎 > 1, maka fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 akan naik seiring bertambahnya nilai 𝑥. Sebagai contoh,
kita gunakan 𝑎 = 3.
Contoh : 𝑓(𝑥) = 3
dan seterusnya.
Diskusi 1
Untuk menggambar grafik dari sebuah fungsi eksponensial, dapat diawali dengan menggambar
titik-titik dengan koordinat (𝑥, 𝑓 (𝑥)), lalu menyambungkannya dengan halus (tanpa ada
patahan).
Contoh :
𝑥 −2 −1 0 1 2 3
1 1
𝑓(𝑥) 2− = 2− = 2 =1 2 =2 2 =4 2 =8
4 2
1 1
(𝑥, 𝑓(𝑥)) −2, −2, (0,1) (1, 2) (2, 4) (3, 8)
4 2
Asimtot adalah garis lurus yang didekati oleh grafik namun tidak pernah tersentuh ataupun
terpotong. Sedangkan intersep adalah titik potong grafik dengan sumbu-sumbu koordinat. Pada
grafik 𝑓(𝑥) = 2 , titik (0, 1) merupakan intersep dan garis 𝑦 = 0 atau sumbu 𝑋 merupakan
asimtotnya.
Latihan 1
Dalam masalah persamaan eksponensial, terdapat berbagai tipe persamaan eksponensial yang
menyebabkan ada perbedaan cara penyelesaian dari tiap tipenya. Beberapa tipe persamaan
eksponensial yang akan kita bahas antara lain sebagai berikut :
- 𝑎 ( )
=𝑎
- 𝑎 ( )
=𝑎 ( )
- 𝑎 ( )
=𝑏 ( )
- 𝑝(𝑥) ( )
= 𝑝(𝑥) ( )
- 𝑓(𝑥) ( )
= 𝑔(𝑥) ( )
- 𝑃 ⋅𝑎 ( )
+𝑄⋅𝑎 ( )
+𝐶 =0
Pertama : 𝑎 ( )
=𝑎
Untuk menyelesaikan persamaan eksponensial tipe ini kita hanya tinggal menyelesaikan
persamaan
𝑓(𝑥) = 𝑝.
Hal ini karena masing-masing ruas adalah suku tunggal dengan bilangan pokok yang sama.
Contoh :
Jawab :
2 − = (2 )
⇔2− =2
⇔𝑡−1=6
⇔𝒕=𝟕
Kedua : 𝑎 ( )
=𝑎 ( )
Andaikan 𝑎 = 1 maka jelas persamaan dapat dipenuhi oleh berapapun bilangan real 𝑥.
(Kenapa ?) Kita tidak membahas pengandaian ini.
Untuk menyelesaikan persamaan tipe ini, lagi-lagi kita cukup menyelesaikan persamaan 𝑓(𝑥) =
𝑔(𝑥). Sebagaimana pada bentuk pertama.
Contoh :
2 − = (2 ) −
⇔2− =2 −
⇔ 𝑡 − 1 = 6 − 2𝑡
⇔ 3𝑡 = 7
7
⇔𝑡=
3
Ketiga : 𝑎 ( )
=𝑏 ( )
, 𝑎 ≠ 𝑏.
Persamaan bentuk ini hanya diselesaikan oleh 𝑥 yang memenuhi 𝑓(𝑥) = 0. (Kenapa ?)
Latihan 2
a. 3 =9 −
√
b. 49 = 7 7
c. 3 = 27 +
d. 4 −
=8
e. 3 − 1 = 2
f. 5 −
= (0,2)
g. 125 −
= 625
√ −
h. 2 + = √
i. 2 + 2 +
= 72
j. 5 +
− 25 =0
k. 3 + 3 +
= 90
l. (2 −
)+ =1
m. 3 −
−9 −
=0
i. Untuk soal semacam ini, digunakan sedikit trik yang mengharuskan kamu jeli dan tanggap.
+
2 +2 = 72.
Lagi-lagi, manfaatkan sifat dasar eksponen, kamu akan peroleh persamaan di atas menjadi :
2 + 2 ⋅ 8 = 72
72
⇔ 2 ⋅ 9 = 72 ⇔ 2 = =8 ⇔𝑥=3
9
2. [Sistem Persamaan] Dapat juga diberikan sebuah sistem persamaan, yaitu dimana variabel
yang dicari lebih dari satu dan persamaan yang diberikan pun lebih dari satu. Berikut contoh
penyelesaian sistem persamaan dua variabel :
c. 4 − + = 32 − +
5 − + = 25 −
+
5 = 625
d. −
2 =
e. 8 =2 +
5 = 25 +
f. 4 + + 2 = 20
2 − − 2 = −3