Skripsi
Agung Anggoro
1200053
Abstrak
Misalkan adalah subhimpunan tak kosong yang tutup, konveks, dan terbatas dari
sebuah ruang Banach yang konveks seragam. Selanjutnya, sebuah pemetaan
asimtotik non-ekspansif ∶ → memiliki sebuah titik tetap. Dapat dikonstruksi
sebuah barisan { } dari sebuah iterasi sedemikian sehingga { } konvergen
menuju suatu titik tetap dari .
Teori titik tetap merupakan salah satu topik yang populer dalam bidang
Analisis Fungsional. Kirk dan Gobel (1972), dalam sebuah paper berjudul “A Fixed
Point Theorem for Asymptotically Nonexpansive Mappings” menunjukkan
eksistensi titik tetap untuk pemetaan asimtotik non-ekspansif : → , dengan
adalah subhimpunan tak kosong yang tutup, konveks, dan terbatas dari sebuah
ruang Banach yang konveks seragam.
Publikasi selanjutnya bertopik tentang iterasi yang konvergen menuju titik
tetap pada pemetaan asimtotik non-ekspansif, diantaranya oleh Schu (1991), Tan
dan Xu (1994), dan Xu dan Noor (2002). Dalam tugas akhir ini, penulis tertarik
untuk mengkaji tentang iterasi tiga langkah yang mengkontruksi barisan { } yang
konvergen menuju suatu titik tetap dari pemetaan asimtotik non-ekspansif .
Masalah yang dikaji dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut.
Pada tugas akhir ini, BAB 1 menjelaskan latar belakang dan permasalahan
yang akan dikaji sebagaimana telah tertera diatas. Pada BAB 2, diberikan konsep-
konsep dasar seperti ruang metrik, ruang Banach, hingga konsep titik tetap sebagai
materi penunjang dalam pengkajian permasalahan pada tugas akhir ini. Kemudian,
pada BAB 3 akan dijelaskan tentang pemetaan asimtotik non-ekspansif serta
eksistensi titik tetap padanya. BAB 4 berisi bahasan utama pada tugas akhir ini,
kekonvergenan dari iterasi tiga langkah. Terakhir, BAB 5 berisi kesimpulan dari
hasil kajian dan rekomendasi untuk kajian selanjutnya yang berksinambungan
dengan topik pada tugas akhir ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
(1) ( , )≥0;
(2) ( , )=0 ⇔ = ;
(3) ( , )= ( , );
(4) ( , ) ≤ ( , ) + ( , ).
dari barisan { }.
Sebuah barisan { } dari ruang metrik dikatakan sebuah Barisan Cauchy jika
untuk setiap > 0, terdapat ∈ ℕ sedemikian sehingga untuk setiap , ∈ℕ
yang lebih besar dari berlaku ( , )< .
Misalkan ∈ dan > 0. Bola buka dengan pusat dan jari-jari adalah
himpunan ( )={ ∈ ∶ ( , ) < }. Suatu himpunan ⊂ disebut buka
jika untuk setiap ∈ terdapat > 0 sehingga bola buka ( ) termuat di .
Jika sebuah ruang metrik memiliki sifat dimana untuk setiap barisan Cauchy pada
ruang tersebut konvergen ke suatu titik pada ruang tersebut maka dikatakan bahwa
ruang tersebut adalah lengkap.
( , )≤ ; , ∈
= { ( , )| , ∈ }.
(1) + = +
(2) ( + )+ = +( + )
(3) ∃ ∈ , dikatakan sebagai vektor nol, yang memenuhi + =
(4) ∃− ∈ ∋ + (− ) =
(5) ( )=( )
(6) 1 =
(7) ( + )= +
(8) ( + ) = +
(9) 0 =
(10) (−1) = −
Ruang bernorm ( , ‖⋅‖) disebut ruang Banach jika dan hanya jika lengkap. (lihat
definisi 2.1.6)
Contoh 2.3.5
Definisi 2.3.6 : Himpunan Konveks (Royden, 1967)
+ (1 − ) ∈ , 0≤ ≤ 1.
Contoh 2.3.7
‖ + (1 − )‖ ≤ ‖ ‖ + ‖(1 − ) ‖ ≤ ‖ ‖ + ‖(1 − ) ‖
= ‖ ‖ + (1 − )‖ ‖
≤ + (1 − ) =
Jadi, + (1 − )∈ . Dengan demikian, konveks.
Suatu ruang Banach dikatakan konveks seragam jika untuk setiap > 0 terdapat
( ) > 0 sedemikian sehingga untuk setiap , ∈ dengan kondisi-kondisi
berikut ini :
‖ ‖ = ‖ ‖ = 1 dan ‖ − ‖ ≥
mengakibatkan
+
≤ 1− ( ).
2
Berikut ini diberikan gambaran mengenai contoh ruang yang konveks seragam.
Contoh 2.3.10 :
(ℝ , ‖. ‖)
Proposisi 2.3.11
Jika ruang Banach yang konveks seragam maka untuk sebarang , ∈ , >
0, dan > 0, kondisi ‖ ‖ ≤ , ‖ ‖ ≤ , dan ‖ − ‖ ≥ mengakibatkan
+ ϵ
≤ 1−δ .
2 d
Bukti :
Diketahui ruang Banach yang konveks. Diberikan sebarang > 0 dan > 0.
Kemudian diberikan sebarang , ∈ yang memenuhi ‖ ‖ ≤ , ‖ ‖ ≤ , dan
‖ − ‖≥ .
Diperoleh
‖ − ‖≥‖ − ‖=‖ − ‖≥ ,
‖ − ‖≥ .
+ + +
= ≤ .
2 2 2
( + )
<1−
2
( + )
< 1− .
2
Akhirnya, diperoleh
+ ( + )
≤ < 1−
2 2
( + (1 − ) ) ≤ ( ) + (1 − ) ( )
Contoh 2.3.13 :
Misalkan > 1, > 0 sebarang bilangan real yang tetap. sebuah ruang Banach
yang konveks seragam jika dan hanya jika terdapat sebuah fungsi yang kontinu,
naik keras, dan konveks ∶ [0, ∞) → [0, ∞), (0) = 0 sedemikian sehingga
‖ + (1 − ) ‖ ≤ ‖ ‖ + (1 − )‖ ‖ − ( ) (‖ − ‖)
Sebuah subhimpunan yang kompak dari sebuah ruang metrik adalah himpunan
tertutup dan terbatas.
Definisi 2.3.18 : Ruang Vektor Berdimensi Hingga (Kreyzig, 1978, hal. 54)
Ruang vektor disebut berdimensi hingga jika terdapat sebuah bilangan bulat
positif sedemikian sehingga memuat sebuah himpunan yang bebas linier dari
buah vektor dimana untuk setiap himpunan dari + 1 atau lebih vektor dari
adalah himpunan yang tidak bebas linier. disebut sebagai dimensi dari . Ditulis,
= .
Misalkan dan adalah dua buah himpunan dan ⊂ . Sebuah pemetaan dari
ke diperoleh dengan mengasosiasikan setiap ∈ dengan tepat sebuah
elemen ∈ , ditulis = . disebut bayangan dari oleh . disebut domain
dari , ditulis ( ). Range dari adalah himpunan semua bayangan dari semua
∈ , ditulis ℛ( ).
→ mengakibatkan → .
Bukti :
( + )= ( )+ ( ).
( )
‖ ‖= , ∈ ,‖ ‖ = 1
‖ ‖
Jika adalah sebuah ruang Banach yang konveks seragam maka refleksif.
Misalkan ruang Banach yang refleksif, maka setiap rantai dari subhimpunan
yang tak kosong, tutup, dan konveks memiliki irisan yang tidak kosong.
= .
Misal ,…, seluruhnya adalah fungsi bernilai real yang kontinu. Misalkan
lagi, ℎ ( , … , )= ( ,…, )+ dan untuk setiap titik = ( ,…, )
didefinisikan ℎ( ) = ℎ(ℎ ( ), … , ℎ ( )).
Asumsikan ℎ memiliki titik tetap ̅ ∈ ℝ , maka ̅ = ( ̅ , … , ̅ ) adalah solusi dari
sistem persamaan
( ,…, ) = 0, = 1, … ,
BAB III
PEMETAAN ASIMTOTIK NON-EKSPANSIF
Pada bagian ini, akan diperkenalkan apa yang disebut dengan pemetaan
asimtotik non-ekspansif. Selanjutnya, akan dibahas juga teorema titik tetap yang
berlaku pada pemetaan asimtotik non-ekspansif.
− ≤ ‖ − ‖, ∀ , ∈ .
Contoh 3.1.2 :
Teorema 3.2.1
Jika adalah subhimpunan tak kosong yang tutup, konveks, dan terbatas dari
sebuah ruang Banach yang konveks seragam dan refleksif, dan : → adalah
pemetaan asimtotik non-ekspansif, maka memiliki titik tetap di .
Bukti :
Misalkan untuk setiap ∈ dan bilangan real positif didefinisikan ( , )=
{ ∈ ,| − | ≤ }. Diberikan sebarang ∈ yang tetap. Didefinisikan
adalah himpunan yang memuat bilangan-bilangan ≥ 0 sedemikian sehingga
terdapat bilangan bulat dengan
∩ ( , ) ≠∅.
≠ ∅ karena ∈ .
= , + .
= ( ∩ )≠∅.
1− ( + )≤
+
− ≤ + , ≥ .
2
‖ − ‖=‖ − ‖≤ ‖ − ‖
‖ − ‖≤ + .
2
Diperoleh juga
‖ − ‖≤ ‖ − ‖≤ + ≤ + , ( )
2
‖ − ‖≤ + ≤ + . ( )
2
Kemudian
‖( − )−( − )‖ = ‖ − ‖≥
( − )+( − ) +
= −
2 2
< 1− ( + )
+
< ,
‖ − ‖≤‖ − ‖+‖ − ‖≤ + =
2 2
Kasus 1 : { } konvergen ke ∈
Perhatikan bahwa
= ( )
Kasus 2 : { } konvergen ke ∈
Perhatikan bahwa
= ( )
■
BAB IV
ITERASI TIGA LANGKAH
Misalkan adalah subhimpunan tak kosong dari sebuah ruang bernorm dan
: → adalah sebuah pemetaan. Untuk setiap ∈ , dapat dikonstruksi
barisan { }, { }, dan { } sedemikian sehingga
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥0
Catatan :
Misalkan adalah subhimpunan tak kosong dari sebuah ruang bernorm dan
: → adalah sebuah pemetaan. Untuk setiap ∈ , dapat dikonstruksi barisan
{ }, { }, dan { } sedemikian sehingga
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1
Teorema 4.1.3
Jika ruang Banach yang konveks seragam, ⊂ tutup, terbatas, dan konveks,
: → asimtotik non-ekspansif, dan { }, { }, { } adalah barisan
didefinisikan oleh
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
dengan { }, { }, dan { } adalah barisan di [0, 1], maka terdapat > 0 dan
fungsi ∶ [0, ∞) → [0, ∞) yang kontinu, naik tegas, dan konveks, dengan (0) =
0 sedemikian sehingga untuk setiap ∈ ℕ berlaku
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1)
dan
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1),
Bukti :
Berdasarkan teorema , memiliki titik tetap di . Misalkan ∈ adalah titik tetap
dari . Kemudian dapat dipilih > 0 sedemikian sehingga ⊂ dan − =
{ = − ; , ∈ }⊂ .
‖ − ‖ =‖ + (1 − ) − ‖
=‖ + (1 − ) − + − ‖
=‖ ( − ) + (1 − )( − )‖ ,
‖ − ‖ =‖ ( − ) + (1 − )( − )‖
dan
‖ − ‖ =‖ ( − ) + (1 − )( − )‖ .
‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)
≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
dan
‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖) ,
dimana ∶ [0, ∞) → [0, ∞) kontinu, naik tegas, dan konveks, dengan (0) = 0.
Karena = dan : → asimtotik non-ekspansif maka terdapat barisan { }
dengan lim( ) = 1 dan ≥ sehingga berlaku
‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
= (1 + − )‖ − ‖
dan
‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖) .
Kemudian diperoleh
‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)
≤ ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)
≤ ( ‖ − ‖ + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)) + (1 − )‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)
≤ ( (1 + − )‖ − ‖
+(1 − )‖ − ‖ − (1 − ) (‖ − ‖))
+(1 − )‖ − ‖ − (1 − ) (‖ − ‖)
= ‖ − ‖ +( + + )( − 1)
‖ − ‖ − (1 − ) (‖ − ‖)
− (1 − ) ( − )
≤ ‖ − ‖ +( + + 1)( − 1)‖ − ‖
− (1 − ) (‖ − ‖)
− (1 − ) ( − ).
dan
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1).
untuk setiap ∈ ℕ.
Lemma 4.1.4
Misalkan ruang Banach yang konveks seragam, ⊂ tutup, terbatas, dan konveks,
: → asimtotik non-ekspansif dengan barisan { } dimana ( ) = 1, ≥ ,
dan ∑ ( − 1) < ∞, dan { }, { }, { } adalah barisan yang didefinisikan oleh
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1) .
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1)
≤ − −‖ − ‖ + ( − 1)
≤ − + ( − 1) .
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ − + ( − 1) < ∞ .
Lemma 4.1.5
Misalkan ruang Banach yang konveks seragam, ⊂ tutup, terbatas, dan konveks,
: → asimtotik non-ekspansif dengan barisan { } dimana ( ) = 1, ≥ ,
dan ∑ ( − 1) < ∞, dan { }, { }, { } adalah barisan didefinisikan oleh
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1)
≤ − −‖ − ‖ + ( − 1)
≤ − + ( − 1) .
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ − + ( − 1) < ∞ .
Lemma 4.1.6
Jika ruang Banach yang konveks seragam, ⊂ tutup, terbatas, dan konveks,
: → asimtotik non-ekspansif dengan barisan { } dimana ( ) = 1, ≥
, dan ∑ ( − 1) < ∞, dan { }, { }, { } adalah barisan yang
didefinisikan oleh
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
(1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ −‖ − ‖ + ( − 1)
⇔‖ − ‖ + (1 − ) (‖ − ‖) ≤ ‖ − ‖ + ( − 1)
Karena (1 − ) (‖ − ‖) ≥ 0 maka
‖ − ‖ ≤‖ − ‖ + ( − 1)
Teorema 4.1.7
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
lim (‖ − ‖) = 0, dan
lim (‖ − ‖) = 0
‖ − ‖ = ‖ − + − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ −( + (1 − ) ‖+‖ − ‖
= ‖ − ‖+‖ − ‖
= ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
< (1 + ) .
‖ − ‖ = ‖ − + − + − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ + (1 − ) − ‖+ ‖ − ‖
+‖ − ‖
= ‖ − ‖+ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ (1 + )‖ − ‖+‖ − ‖
< (2 + ) .
Jadi, lim (‖ − ‖) = 0.
‖ − ‖ ≤ ‖ + − + ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ − ‖+ ‖ − ‖
< (1 + ) .
∗ ‖)
Selanjutnya, berdasarkan lemma , diketahui bahwa lim (‖ − ada.
∗ ∗
Sedangkan lim − = 0 dimana − dapat dipandang sebagai
∗ ‖}. ∗ ‖)
subbarisan dari {‖ − Oleh karena itu, haruslah lim (‖ − = 0.
∗
Artinya, { } konvergen ke suatu titik tetap dari .
Kemudian, karena
‖ − ‖≤ ‖ − ‖ → 0, dan
‖ − ‖≤ ‖ − ‖ → 0,
∗
maka { } dan { } juga konvergen ke .
∎
4.2 Mereduksi Iterasi Tiga Langkah
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Teorema 4.2.1
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
Karena terdapat , ∈ (0,1) dan ∈ ℕ sedemikian sehingga ≤ ≤
untuk setiap ≥ , maka berdasarkan teorema, dengan { } = {0} dan { }=
{0}, berlaku
lim(‖ − ‖) = 0 .
‖ − ‖ = ‖ − ‖
≤ (‖ − ‖+‖ − ‖)
≤ (‖ − ‖+ ‖ − ‖)
= ‖ − ‖+ ‖ − ‖
⇔ ‖ − ‖− ‖ − ‖ ≤ ‖ − ‖<‖ − ‖<
⇔ (1 − )‖ − ‖ <
dan
1− >0.
‖ − ‖ = ‖ − + − + − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ + (1 − ) − ‖+ ‖ − ‖
+‖ − ‖
= ‖ − ‖+ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ (1 + )‖ − ‖+‖ − ‖
< (2 + ) .
Jadi, lim (‖ − ‖) = 0.
Akhirnya, diperoleh bahwa untuk semua ≥ max{ , } berlaku
‖ − ‖ ≤ ‖ + − + ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ − ‖+ ‖ − ‖
< (1 + ) .
∗ ‖)
Selanjutnya, berdasarkan lemma , diketahui bahwa lim (‖ − ada.
∗ ∗
Sedangkan lim − = 0 dimana − dapat dipandang sebagai
∗ ‖}. ∗ ‖)
subbarisan dari {‖ − Oleh karena itu, haruslah lim (‖ − = 0.
∗
Artinya, { } konvergen ke suatu titik tetap dari .
Kemudian, karena
‖ − ‖≤ ‖ − ‖,
∗
maka { } juga konvergen ke .
Teorema 4.2.2
∈ sebarang
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
lim(‖ − ‖) = lim(‖ − ‖) = 0 .
‖ − ‖ = ‖ − + − + − ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ + (1 − ) − ‖+ ‖ − ‖
+‖ − ‖
= ‖ − ‖+ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ (1 + )‖ − ‖+‖ − ‖
< (2 + ) .
Jadi, lim (‖ − ‖) = 0.
‖ − ‖ ≤ ‖ + − + ‖
≤ ‖ − ‖+‖ − ‖
≤ ‖ − ‖+ ‖ − ‖
< (1 + ) .
Dengan demikian, lim (‖ − ‖) = lim (‖ − ‖) = 0 .
∗ ‖)
Selanjutnya, berdasarkan lemma , diketahui bahwa lim (‖ − ada.
∗ ∗
Sedangkan lim − = 0 dimana − dapat dipandang sebagai
∗ ‖}. ∗ ‖)
subbarisan dari {‖ − Oleh karena itu, haruslah lim (‖ − = 0.
∗
Artinya, { } konvergen ke suatu titik tetap dari .
Teorema 4.3.1
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
Bukti :
Dengan argumen yang serupa, kekonvergenan menuju titik tetap dari juga
terjadi pada iterasi tiga langkah yang direduksi, yaitu iterasi sebagaimana pada
subbab 4.2. Dengan demikian, teorema-teorema berikut ini berlaku.
Teorema 4.3.2
∈ sebarang
= + (1 − )
= + (1 − ) ,
≥1,
dengan { } { } adalah barisan di [0, 1]. Jika terdapat , ∈ (0,1) dan
∈ ℕ sedemikian sehingga ≤ ≤ dan < 1 untuk setiap ≥ maka
{ } { } konvergen ke suatu titik tetap dari .
Teorema 4.3.3
∈ sebarang
= + (1 − ) ,
≥1,