Anda di halaman 1dari 3

KHOLISMAR

2130013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


(PBL) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 7 RAMBAH SAMO

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan agar siswa dapat menyesuaikan diri
secara optimal terhadap lingkungan sekitar. Dengan demikian, proses pendidikan dapat
menghasilkan perubahan positif dalam diri siswa, memungkinkannya untuk berfungsi secara
efektif dalam kehidupan masyarakat (Nuraini, 2017). Pendidikan memiliki peran sentral
dalam kehidupan manusia, memungkinkan pengembangan potensi dan perolehan
pengetahuan baru. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan individu
berkualitas yang mampu membantu membangun masyarakat ke arah yang lebih baik. Oleh
karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Pemdiknas Nomor 22 Tahun 2006 (Hodiyanto, 2017), menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, berkomunikasi gagasan melalui
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan situasi atau masalah, serta
menunjukkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran matematika tersebut, siswa perlu menguasai kemampuan komunikasi
matematis.
Kemampuan komunikasi merupakan kemampuan menggunakan bahasa matematika baik
secara lisan maupun tulisan untuk mengekspresikan ide – ide matematis dan argumen dengan
tepat, singkat, dan logis. Kemampuan ini dapat melatih ketajaman berpikir siswa agar
mampu mengembangkan pemahamannya terhadap matematika. Namun kenyataannya
dilapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran metamatika di Indonesia dalam aspek
komunikasi matematis masih rendah, menurut Fahrurozi menyebutkan bahwa “rendahnya
kemampuan komunikasi matematis di tunjukkan dalam studi Roheiti bahwa rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa berada dalam kualifikasi kurang”. Menurut Van de
Walle menyatakan bahwa “komunikasi merupakan suatu cara untuk berhubungan dengan
suatu ide-ide matematis dengan mencoba menyampaikan ide tersebut kepada orang lain”.
Kemampuan komunikasi matematis yang masih rendah diperlihatkan pada hasil survey
Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2012, skor untuk kemampuan
matematika adalah 375, peringkat ke 64 dengan skor rata-rata matematika dunia 494 (OECD,
2013: 19). PISA fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisa, memberi alasan, dan
menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasikan
masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi yang berkaitan dengan
kemampuan komunikasi matematis.
Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari adalah
model pembelajaran berbasis malasah (Problem Based Learning). Menurut Depdikbud dalam
Gunawan, “model pembelajaran Problem Based Learning bermaksud untuk memberikan
ruang gerak berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan penyelesaian
masalah yang terkait dengan materi yang diajarkan oleh guru di sekolah karena pada
dasarnya ilmu matematika bertujuan agar siswa memahami konsep matematika dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam sekitar
untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam sekitar, mampu menerapkan
berbagai konsep matematika untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan
teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam Trianto proses pembelajaran PBL terdiri dari beberapa langkah yaitu: 1)
menemukan masalah; 2) menganalisis masalah; 3) menemukan dan melaporkan; 4)
mempresentasikan solusi dan merefleksi; 5) melihat kembali, mengevaluasi dan belajar
secara mandiri. Seperti yang dinyatakan oleh Trianto bahwa Problem Based Learning adalah
model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah.
(Nurbaiti et al., 2016) berpendapat bahwa model PBL dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis, menumbuhkan inisiatif dalam belajar atau bekerja, menumbuhkan
motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok. (Sugiyanto, 2010) mengatakan bahwa pembelajaran dengan model PBL
adalah pendekatan pengajaran yang memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata secara individu maupun kelompok. (Rahayu & Jaya, n.d.)
menyatakan bahwa PBL dapat membuat siswa belajar melalui upaya penyelesaian
permasalahan dunia nyata (real word problem) secara terstruktur untuk mengonstruksikan
pengetahuan siswa. (Nurbaiti et al., 2016) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa
proses matematisasi siswa dengan pembelajaran PBL yang menggunakan kartu lebih baik
daripada proses matematisasi siswa dengan pembelajaran saintifik. Dari pendapat beberapa
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang di awali
dengan masalah nyata melalui stimulus dalam belajar. Sehubungan dengan itu untuk
mengatasi permasalahan rendahnya KKM maka peneliti menerapkan model pembelajaran
PBL.
Berdasarkan uraian di atas, yang diperlukan adalah peningkatan kemampuan komunikasi
matematis dalam pembelajaran matematika dan model pembelajaran PBL merupakan salah
satu alternatifnya .

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah model PBL berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Rambah Samo?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan model PBL terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis
siswa.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau konstribusi nyata bagi
kemajuan pembelajaran matematika di masa yang akan datang, utamanya pada
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.

b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Dapat dijadikan alternatif model pembelajaran matematika dalam menigkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai