Anda di halaman 1dari 7

A.

JUDUL
Implementasi Model Pembelajaran Bamboo Dancing pada Pembelajaran
Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana penting bagi peserta didik dalam menggali
dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Potensi yang dimaksud
adalah keseluruhan kemampuan individu dalam mengembangkan dan
mewujudkan kemampuan-kemampuan didalam dirinya kearah yang lebih baik
(Amaliyah & Rahmat, 2021). Pada proses mengembangkan potensi yang
terdapat pada peserta didik dapat melalui proses pembelajaran sebagai esensi
dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam proses menggali potensi
yang terdapat pada peserta didik dapat dibantu dengan mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik di sekolah.
Pendidikan sebagai esensi dalam mengembangkan potensi diri terus
mengalami perkembangan menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada.
Perkembangan pendidikan ini dikenal sebagai pendidikan abad 21 yang
merupakan istilah perkembangan individu dari masa ke masa dalam mengakses
informasi sebagai upaya proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat
(Septikasari & Frasandy, 2018) setidaknya terdapat empat kemampuan yang
dituntut dalam pembelajaran di abad 21 diantaranya adalah berpikir kreatif
(creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah ( critical thinking
and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi
(collaboration).
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang mendasari banyak
aspek kehidupan serta cabang ilmu lainnya, dapat dikatakan bahwa matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari cabang ilmu lain. Tujuan
pembelajaran matematika berdasarkan Kurikulum 2013 adalah menekankan
pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, dengan menggunakan
pendekatan scientific (ilmiah) (Kemendikbud, 2018). Selain itu, menurut
(National Council of Teachers of Mathematics, 2000) (NCTM) standar utama
dalam pembelajaran matematika meliputi kemampuan penalaran dan
pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi
(connection), representasi (representation), dan pemecahan masalah (problem
solving) . Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran matematika terus mengikuti
perkembangan zaman dengan standar kemampuan yang juga dibutuhkan pada
pembelajaran abad ke-21.
Salah satu kemampuan yang dibutuhkan pada pembelajaran dan standar
minimal pada pembelajaran matematika adalah kemampuan peserta didik
dalam memecahkan masalah (problem solving). Menurut (Sumartini, 2016)
kemampuan pemecahan masalah penting diberikan kepada peserta didik
dikarenakan kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang tidak hanya sebagai solusi peserta didik dalam
menyelesaikan soal, namun dalam konteks luas kemampuan pemecahan
masalah dibutuhkan sebagai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya di SMP/SMA… kemampuan
pemecahan masalah siswa masih tergolong rendah. Hal ini merujuk kepada
hasil belajar siswa Kelas … pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022
sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022
No Materi Jumlah Peserta Nilai
Didik ¿ 75 ≥ 75

Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas… SMP/SMA…


Berdasarkan hasil pada Tabel 1. Dapat dilihat bahwa persentase siswa
yang mencapai KKM pada setiap materi pembelajaran masih dibawah 50 % .
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik di
SMP/SMA… masih tergolong rendah. Pada proses untuk mendukung hasil
pembelajaran pada Tabel 1. Peneliti melakukan observasi lebih lanjut dengan
memberikan satu soal sebagai berikut kepada siswa dikelas … . Adapun dari
hasil pengerjaan yang telah dilakukan, didapat hasil pada Gambar 1. Sebagai
berikut.
Gambar 1. Jawaban Siswa
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 1 dilakukan wawancara lebih lanjut
kepada peserta didik untuk menggali informasi lebih dalam dari jawaban siswa
pada Gambar 1.
[Tuliskan temuan masalah kemampuan pemecahan masalah setelah
diketahui materi apa yang diambil untuk penelitian, tahap pemecahan masalah
mana yang tidak dikuasai oleh siswa, serta penyebab masalah tersebut
(berdasarkan hasil wawancara)]
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan hasil
belajar, observasi, dan wawancara yang telah dilakukan diduga diakibatkan
oleh kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pemecahan
masalah saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas pembelajaran dikelas
cenderung menitikberatkan terhadap perilaku mengerjakan daripada ativitas
berpikir peserta didik. Menyadari pentingnya pemilihan metode mengajar
sebagai esensi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta
didik, maka pemilihan metode pembelajaran sebaiknya lebih mengaktifkan
kegiatan peserta didik dalam prosesnya. Hal ini diharapkan dalam proses
pembelajaran yang berlangsung akan menstimulus kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa kearah yang lebih baik. Menurut (Suwanto, 2017)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan aktif siswa pada
proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
model kooperatif. Model kooperatif ini memiliki banyak jenis model
pembelajaran pada penerapannya di sekolah. Salah satu jenis dari pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif Bamboo Dancing. Model
pembelajaran Bamboo Dancing dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa karena model pembelajaran ini membutuhkan kerjasama antar peserta
didik untuk mendapatkan dan mengolah informasi materi pembelajaran.
Menurut (Pratiwi, Ardianti, & Kanzunnudin, 2018) proses pembelajaran
dengan menitikberatkan kerjasama pada model pembelajaran kooperatif pada
peserta didik akan lebih efektif dalam membangun dan melaksanakan
pertukaran informasi untuk menyelesaikan suatu masalah. Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada penelitian ini
akan mengambil judul Implementasi Model Pembelajaran Bamboo Dancing
Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa.

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan
ditemukan pada penelitian ini, maka ditemukan masalah sebagai berikut.
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan
hasil belajar, jawaban siswa, dan wawancara kepada siswa. Hal ini
disebabkan kurang aktifnya siswa pada proses pembelajaran. Pembelajaran
masih menitikberatkan pembelajaran satu arah yang hanya bersumber pada
guru mata pelajaran dan tidak ada variasi pembelajaran yang menekankan
kerja sama antar siswa dalam melakukan pertukaran informasi materi
pembelajaran.
2. Kurang variatifnya model pembelajaran yang digunakan pada proses
pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini menyebabkan seluruh materi
pembelajaran matematika disekolah disajikan dengan model pembelajaran
yang monoton dan selalu disamakan untuk setiap materinya.

D. Pembatasan Masalah
Tidak semua masalah diuraikan dalam penelitian ini sehingga dibutuhkan
pembatasan masalah dalam merincikan penelitian yang dilaksanakan,
diantaranya sebagai berikut.
1. Tingkat kemampuan pemecahan masalah yang diukur pada penelitian ini
berbentuk angka dan bersumber dari nilai pretest dan posttest.
2. Penelitian dilaksanakan di SMP/SMA …. Semester Genap Tahun Ajaran
2020/2021.
3. Materi yang digunakan pada penelitian ini terfokus pada materi…
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan
masalah pada penelitian adalah “Apakah implementasi model pembelajaran
Bamboo Dancing pada pembelajaran matematika akan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ?” .

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang pada penelitian ini,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi model
pembelajaran Bamboo Dancing pada pembelajaran matematika terhadap
peningkatakan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangsih
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai karya tulis ilmiah terkait penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Bamboo Dancing.
b. Sebagai karya tulis ilmiah terkait kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Menambah wawasan terhadap pengaplikasian teoritis selama kuliah yang
diimplementasikan kedalam sebuah penelitian sebagai penyelesaian tugas
akhir pada jenjang sarjana.
b. Guru
Menjadi sarana alternatif referensi model pembelajaran yang dapat
digunakan pada proses pembelajaran di kelas, selain itu dapat menjadi
referensi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matemtatis siswa.
c. Siswa
Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui variasi
model pembelajaran yang belum pernah dilakukan oleh siswa, serta
meningkatkan rasa kerja sama terhadap teman sejawat dalam melakukan
pertukaran informasi materi pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, A., & Rahmat, A. (2021). Pengembangan Potensi Diri Peserta Didik
Melalui Proses Pendidikan. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(1),
28–45. Retrieved from
https://jurnalfai-uikabogor.org/index.php/attadib/article/view/926

Kemendikbud. Permendikbud Nomor 35 Tahun 2018 Perubahan atas Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah. ,
(2018).

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards


for School Mathematics. United States of America.

Pratiwi, I. A., Ardianti, S. D., & Kanzunnudin, M. (2018). Peningkatan


Kemampuan Kerjasama Melalui Model Project Based Learning (PjBL)
Berbantuan Metode Edutainment pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2), 177–182.
https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2357

Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). Keterampilan 4C Abad 21 dalam


Pembelajaran Pendidikan Dasar. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, VIII(2), 112–
122.

Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP Garut, 5(2), 148–158.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5i2.270

Suwanto. (2017). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa


Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligence di Kelas
VIII SMP Budisatrya Medan. MES: Journal of Mathematics Education and
Science, 3(1), 73–81.

Anda mungkin juga menyukai