Anda di halaman 1dari 4

1.

NUMBERED-HEAD-TOGETHER (NHT)

Numbered Head Together atau penomoran merupakan “jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional.Numbered Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together merupakan model pembelajaran dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.Jumlah kelompok sebaiknya
mempertimbangkan sebuah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri
dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan konsep yang di pelajari, maka tiap kelompok
terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor 1-8.
Teknik dalam pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja samamereka. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua usia tingkatan anak didik.

Kelebihan :

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yaitu; Setiap siswa menjadi
siap semua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguhsungguh, siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai.

Kekurangan :

kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yaitu; Kemungkinan
nomor yang sudah dipanggil pendidik akan dipanggil lagi dan tidak semua kelompok dipanggil oleh
pendidik.

Langkah - langkah :

a) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor,


b) Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya atau mengetahui jawabannya,
d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka,
e) Tanggapan dari teman yang lain,
f) kemudian guru menunjuk nomor yanglain dan Menyimpulkan pembelajaran.

sumber : Iqra’ (Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan)E-ISSN 2548-7892. P-ISSN 2527-4449. Vol. 2. No.1, Juni
2017, pp. 69 - 88 https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/ji/article/download/76/75
2. Model.the power of two

Siberman mendefinisikan The Power Of Two, ialah menggabungkan kekuatan dua orang. Dalam
pembelajaran the power of two adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar
kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih
baik dari pada 1 kepala (Meil Siberman, 2002: 106). Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two)
termasuk bagian dari belajar kooperatif dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara
maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya
demi mencapai kompetensi dasar. Oleh karena itu strategi yang dipilih oleh pendidik tidak boleh
bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Strategi harus mendukung kegiatan interaksi edukatif
berproses guna mencapai tujuan pokok pembelajaran. Tujuan pokok pembelajaran yang tercapai
dengan baik akan dapat mengembangkan kemampuan anak agar bisa menyelesaikan segala persoalan
hidup yang dihadapinya.

Kelebihan :

(1) Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain

(2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
dengan membandingkan ide-ide atau gagasan orang lain;

(3) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya
serta menerima segala kekurangannya;

(4) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya;

(5) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir;

(6) Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial

Kekurangan

(1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga,
pemikiran dan waktu;

(2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan fasilitas alat dan biaya;

(3)Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi
pasif.

Langkah-langkah penerapan strategi the power of two ialah:


1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan atau pemikiran
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perorangan

3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan
perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.

4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban
perorangan

5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari setiap pasangan di
dalam kelas.

Sumber pengertian dan langkah : TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 1 Juni, 2016 hal.107-108.
https://journal.unimma.ac.id/index.php/tarbiyatuna/article/download/263/199/

Sumber kelebihan dan kelemahan : khaerani,siti. 2013. Artikel penelitian. PENGARUH TEKNIK THE
POWER OF TWOTERHADAP HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SD.

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/4370/4433

3. MEA (Means, Ends, dan Analysis)

Model pembelajaran means ends analysis yang disingkat menjadi MEA adalah variasi dari pembelajan
dengan pemecahan masalah (problem solving). Secara etimologis, Means-Ends Analysis terdiri dari tiga
unsur kata yaitu Means, Ends, dan Analysis. Means yang berarti cara, Ends yang berarti tujuan, serta
Analysis yang berarti menyelidiki dengan sistematis4. Secara keseluruhan, strategi Means-Ends Analysis
(MEA) bisa diartikan sebagai suatu strategi untuk menganalisis permasalahan melalui berbagai cara
untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.

Kelebihan :

(1) siswa dapat terbiasa memecahkan/ menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah,

(2) siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya,

(3) memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.

Kekurangan :

(1) membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah,

(2) mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa
yang mengalami kesulitan sebagaimana merespon masalah yang diberikan,
(3)lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan
terkadang membuat siswa jenuh

Langkah langkah :

(1). Identifikasi Perbedaan Keadaan Awal (Initial State) dan Tujuan (Goal State),

(2). Identifikasi Perbedaan antara Kondisi Sekarang (Current State) dan Tujuan (Goal State),

(3). Pembentukan Subtujuan (Subgoals) dan

(4) Pemilihan solusi.

Sumber pengertian dan langkah : Qusyairi, Lalu A. Hery. Watoni, M.Saipul . 2017. Jurnal pendidikan
dasar. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) DENGAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. Volume 1, Nomor 1, Maret 2017.

Sumber kelemahan dan kekurangan : Maharaja, Devi Amellia , Sulistianingsih, Agus Suyanto. 2020.
Perbedaan Model Pembelajaran Means Ends Analysis dan Think Talk Write terhadap Hasil Belajar
Matematika pada Materi Pythagoras. ISSN 2716-0157. Hal 320.
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/download/680/422/2836

Anda mungkin juga menyukai