BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas tentang kajian teori yang digunakan dalam
materi aljabar. Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, juga akan dibahas
beberapa kajian penelitian yang relevan, proses kerangka berpikir, dan rumusan
hipotesis penelitian.
kooperatif dapat merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya
mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
bersama.
Satu di antara tipe pembelajaran koperatif adalah tipe TGT (Teams Games
menguasai mata pelajaran. Tipe TGT ini juga mempunyai kelebihan karena
tertarik dalam pembelajaran sehingga berimbas pada hasil belajar siswa (Huda,
2014:197).
komponen yang ada pada pembelajaran TGT adalah sebagai berikut (Slavin,
2009:166).
1) persentasi kelas
2) tim (belajar kelompok)
3) games atau turnament
4) penghargaan kelompok.
kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda, dimana siswa
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran, dan
kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai
kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu. Adapun
Games Tournament (TGT) yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada
diatas, maka siswa dilatih untuk mengeluarkan ide dan pendapat yang dimilikinya
diharapkan.
Model pembelajaran tipe TGT yang dimaksud dalam penelitian ini suatu
anggota tim lain untuk memperoleh poin untuk skor tim mereka. Adapun langkah-
langkah pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dalam penelitian ini yaitu;
Recognition)
19
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sutikno
hubungan antara fenomena yang ada dalam diri siswa (Siregar dan Nara,
perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang
penelitian ini adalah siswa sudah berada pada tahap formal-operasional (11-
dewasa) yang sudah mampu berpikir lebih abstrak atau siswa sudah mulai
hipotesa. Hal ini sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis dimana siswa
diharapkan mampu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan
sendirinya memberi hasil yang paling baik (Trianto, 2009:38). Dalam proses
menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
21
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan model
sehari-hari. Mereka terlibat secara aktif dalam interaksi sosial dalam keluarga
dimiliki. Ada suatu kerja sama di antara anggota keluarga dalam interaksi tersebut
kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga
oleh lingkungan sosial yang aktif pula (Budiningsih, 2012:100). Teori belajar
Vygotsky dalam penelitian ini sangat mendukung penerapan model TGT dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada model pembelajaran TGT ini
22
belajar satu diantaranya adalah fase motivasi. Siswa yang belajar harus diberi
motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah
tentang suatu pokok bahasan akan memenuhi keingintahuan mereka akan berguna
bagi mereka atau dapat menolong mereka untuk memperoleh nilai yang lebih
baik. Sehinga teori belajar Gagne dapat mendukung motivasi belajar dalam
penelitian ini.
Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk
mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang
berpikir kritis adalah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang
dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil
evaluasi.
Menurut Santock (dalam Turohmah, 2014:11) untuk berpikir secara kritis dalam
baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar, dalam artian siswa
a. Mengenal asumsi
b. Melakukan inferensi
c. Deduksi
d. Interpretasi
e. Mengevaluasi argumen
maka dapat diketahui bahwa kemampuan berfikir kritis mempunyai makna sebuah
dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain, menganalisisnya dan kemudian
menurut Dinandar adalah hasil dari proses memberi penjelasan sederhana dan
alasan yang baik agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam
dalam penelitian ini yaitu; (1) menentukan konsep yang digunakan untuk
dikemukakan, (3) membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama. Sedangkan menurut Djali (2008:101) motivasi
belajar merupakan sebagai keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu, dan juga
sebagai pemberi arah dalam tingkah lakunya, salah satunya dorongan seseorang
untuk belajar. Motivasi ini pada dasarnya merupakan keinginan yang ingin
dipenuhi, maka ia timbul jika ada rangsangan, baik karena adanya kebutuhan
maupun minat terhadap sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar dapat
dikatakan sebagai dorongan yang membuat siswa, tekun, ulet, semangat dalam
a. Memberi angka
b. Memberi hadiah
c. Saingan atau kompetisi
d. Pujian
Keempat hal tersebut secara tidak langsung terintegrasi dalam
dalam kelompok untuk mendapatkan skor atau nilai tertinggi, sehingga dengan
Atmadi dan setyaningsih (2000:7) ada beberapa peranan penting dari motivasi
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan
belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang
baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi belajar menyebabkan seorang tekun
belajar.
berikut:
bahwa indikator motivasi belajar siswa yaitu adanya keinginan dan hasrat untuk
berhasil, siswa memiliki motivasi belajar karena adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sehingga siswa
Tournament). Hasilnya akan diketahui dari jawaban siswa mengenai pilihan yang
disediakan berdasarkan skala Likert seperti: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-
ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
suatu ini dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki kekuatan
yang dimaksud dalam penelitian ini memiliki 6 indikator yaitu; (1) adanya hasrat
dan keinginan untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak
langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, oleh karena itu
kesuksesan pembelajaran langsung tergantung pada guru. Jika guru tidak dapat
baik pula.
30
peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran
31
baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal
orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat di kemukakan
tujuan, ketetapan, waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota (Mulyasa,
2004:82).
belajar mengajar yang efektif yaitu: a) Melibatkan siswa secara aktif; b) Menarik
sebagai berikut:
Tournament) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dilihat dari implementasi
32
siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan efektif apabila (1)
Pada penelitian ini penulis mengambil materi bentuk aljabar pada Standar
Kompetensi (SK) 3.5 Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan operasi pada
aljabar.
kakaknya 7 kelereng merah dan 3 kelereng putih maka banyaknya kelereng Ujang
dan 3 y merupakan suku-suku tidak sejenis. Suku-suku sejenis adalah suku yang
dari bentuk aljabar. Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar
2.1.7.2 Perkalian
sebagai berikut.
K(a x + b) = ka x + kb
Contoh soal:
ini:
a. 2(3 x – y )
b. 8(−x 2+ 3 x ¿
Penyelesaian:
a. 2(3 x – y ) = 2 × 3 x + 2 × (- y )
= 6x – 2 y
b. 8(−x 2+ 3 x ¿ = −8 x 2 +24 x
berikut.
(a x + b) (c x + d) = a x (c x + d) + b(c x +d)
= a x (c x ) + a x (d) + b(c x ) + bd
Sifat distributif dapat pula digunakan pada perkalian suku dua dan suku tiga
sebagai berikut.
=acx 3 + ad x 2 + ae x + bc x 2 + bd x + be
Contoh soal:
1. Tentukanlah konsep yang tepat untuk melakukan operasi hitung pada bentuk
aljabar 6 x 2 + 5x + 2 dari 7 x 2 + 2x – 3.
Penyelesaian:
7 x 2 + 2x – 3– (6 x 2 + 5x + 2) = 7 x 2 + 2x– 3 – 6 x 2 – 5x – 2
= x 2 – 3x – 5
2. Tentukanlah cara yang tepat untuk menjabarkan bentuk perkalian berikut ini
(x +2) (x + 3).
Penyelesaian:
= x 2 + 3x + 2x + 6
= x 2 + 5x + 6
2. Penelitian oleh Yuliana (2012) menyimpulkan bahwa (1) Rata-rata skor hasil
belajar siswa kelas IVA Sekolah Dasar Negeri 11 Pontianak pada materi Kelipatan
dan Faktor dengan menerapkan model kooperatif tipe teams games tournament
adalah 83,42 (2) Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas IVB Sekolah Dasar
Negeri 11 Pontianak pada materi Kelipatan dan Faktor tanpa menerapkan model
kooperatif tipe teams games tournament adalah 66,94. Ini berarti rata-rata hasil
skor hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih besar daripada
langsung.
36
4. Penelitian Muawanah (2015) diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
pada pokok bahasan bangun ruang sederhana balok dan kubus lebih baik dari rata-rata
hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan bangun
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model TGT terbukti efektif
hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa. Dengan analisis tersebut maka
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis dan sudut. Berdasarkan hasil
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga hasil penelitian tersebut akan dijadikan
dipahami. Siswa masih belum mampu menguasai pelajaran dengan baik, sehingga
proses pembelajaran berlangsung secara pasif, siswa merasa sulit untuk bisa
masalah tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang tidak
Oleh karena itu, guru dituntut dapat melakukan inovasi agar masalah
tersebut tidak berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Banyak hal yang
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah model
kooperatif tipe TGT. Pengalaman belajar yang diperoleh dari model ini melatih
siswa untuk mentransfer pengetahuan yang ia punya kepada orang lain. Dengan
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
1. Ketuntasan hasil belajar siswa tercapai (mencapai KKM = 70) baik secara
siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa
yang diberikan pembelajaran langsung pada materi bentuk aljabar di kelas VIII
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi bentuk aljabar di kelas VII SMP
Negeri 12 Singkawang.