Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT ) TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :
Ziana Zamrudah (20030654058)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2022
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat IPA


Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam
dan berbagai fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas
menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian
proses ilmiah yang dilakukan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(Depdiknas, 2006: 149). Hakekat pembelajaran IPA adalah IPA sebagai
proses, IPA sebagai produk, dan IPA sebagai prosedur (Mastesio
dalam Trianto, 2014: 137).
IPA sebagai proses memiliki arti bahwa semua kegiatan ilmiah
dapat menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. IPA sebagai produk memiliki arti
bahwa IPA sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan
dalam sekolah atau luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk
menyebarkan pengetahuan. Sebagai prosedur, IPA memiliki maksud
bahwa metodologi atau cara yang dipakai agar mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang biasa kita sebut dengan metode ilmiah
(scientific method). Chiappetta & Koballa (2010: 106-108) menyatakan
bahwa sikap ilmiah yang bisa dibangun dalam memahami IPA di
antaranya kepercayaan, rasa ingin tahu, sikap kritis, objektif, dan
sikap terbuka.
Fakta, konsep, hukum, prinsip maupun teori yang ada dalam IPA
dihasilkan dari proses investigasi. Proses investigasi ini dikenal
dengan metode ilmiah. Chiappetta & Koballa (2010: 109) menyatakan
bahwa IPA sebagai cara untuk melakukan investigasi merupakan
sebuah pendekatan dalam mengkonstruksi pengetahuan. IPA pada
dasarnya memiliki banyak metode dalam mencari solusi atas
permasalahan yang terjadi. Sebagai contoh, ahli astronomi dan
ekologi menggunakan observasi dan prediksi sebagai pendekatan
dalam mencari solusi atau jawaban atas masalah. Pendekatan lain
yaitu eksperimen laboratorium yang dipakai untuk menyelidiki
hubungan sebab- akibat.
IPA pada zaman sekarang sangat erat kaitannya dengan
masyarakat dan teknologi. IPA dengan masyarakat dan teknologi
saling mempengaruhi satu sama lain. Teknologi yang timbul sebagai
akibat dari perkembangan IPA dapat mempengaruhi kondisi sosial
masyarakat. Proses pembelajaran IPA harus memperhatikan
karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk.
Karaketristik ini disebut juga dengan objek IPA. Objek proses belajar
IPA adalah kerja ilmiah (prosedur), sedangkan objek produk IPA
adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural dan pengetahuan metakognitif IPA (Wisudawati &
Sulistyowati, 2014: 27).

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournamen


Team Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh
David De Vries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran
pertama dari Johns Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung permainan dan penguatan. TGT menambahkan dimensi
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Aktivitas
belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar. TGT adalah pembelajaran yang
menempatkan siswa dan kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku yang berbeda.
Guru menyajikan materi, dan siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok mereka masingmasing untuk mendeskripsikan pertanyaan-
pertanyaan/ masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam kerja
kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas
yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskan,
sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Untuk
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok yang telah menguasai
pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik.
Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja
turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 4-5 siswa yang
merupakan wakil dari kelompok masing-masing. Dalam setiap meja
permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari
kelomok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen
secara homogen dari segi kemampuan diusahakan agar setara. Hal ini
dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat
pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan
akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok
diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota
suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok
tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan
penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat
tertentu.
Menurut Slavin (1995), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri
dari 5 langkah tahapan yaitu: tahapan penyajian kelas (class
precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games),
pertandingan (class precentation), dan penghargaan kelompok (team
recognition). Beberapa komponen model pembelajaran Kooperatif tipe
TGT adalah sebagai berikut.
1. Penyajian kelas (class precentation)
Pada awal pembelajarn guru mempresentasikan atau menyajikan
materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian
kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami
materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
akan menentukan skor kelompok. Materi pelajaran dalam TGT
dirancang khusus untuk menunjang pelaksanaan game/turnamen.
Materi ini dapat dibuat dengan cara mempersiapkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS).
2. Belajar dalam kelompok (teams study)
Kelompok biasanya terdiri dari 5-6 siswa yang anggotanya
heterogen secara akademik, jenis kelamin dan ras. Masingmasing
kelompok diberi kode, misalnya I, II, III, IV, dan seterusnya. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran,
kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok
terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling
memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok
yang salah dalam menjawab. Perlu disampaikan kepada siswa
bahwa mereka akan bekerja sama dalam kelompok selama
beberapa kali pertemuan dan mereka akan memainkan suatru
permainan akademik untuk menambah poin kelompok mereka,
kelompok yang memperoleh nilai tertinggi akan mendapatkan
penghargaan.
3. Permainan (game)
Game terdiri dari pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-
masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah
untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah
menguasai materi, di mana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam
kegiatan kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen (tournament)
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap
unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertaman guru mebagi siswa
ke dalam beberpa meja turnamen. Empat siswa tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja A, empat siswa selanjutnya
pada meja B dan seterusnya.
Skenario turnamen dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Pengaturan Meja-meja Turnamen TGT
Untuk melaksanakan turnamen, perlu diperhatikan:
a. Membentuk meja turnamen, disesuaikan dengan banyaknya
siswa pada setiap kelompok.
b. Menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa
kelompok.
c. Menempatkan siswa yang memiliki kemampuan yang sama
pada meja yang sama, misalnya siswa pandai (IA, IIA, IIIA, dan
seterusnya) ditempatkan pada meja A, dan seterusnya.
d. Masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk
mendapatkan skor sebanyak-banyaknya.
e. Skor siswa dari setiap kelompok yang punya jumlah komulatif
tertinggi ditentukan sebagai pemenang pertandingan.
5. Penghargaan Kelompok (teams recognition)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-
masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata
skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Pemberian penghargaan
(rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh
kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam
kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim
yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria
Predikat
(Rerata Kelompok)
30 sampai 39 Tim kurang baik
40 sampai 44 Tim baik
45 sampai 49 Tim baik sekali
50 ke atas Tim istimewa
(Sumber: Slavin, 1995)

2.3 Hasil Belajar


Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2005: 85) membagi 3 macam hasil
belajar:
1. Keterampilan dan kebiasaan;
2. Pengetahuan dan pengertian;
3. Sikap dan cita-cita.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada
diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa
tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan
pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku
kerja yang lebih baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
yang ingin dijelaskan di sini adalah faktor yang mempengaruhi
belajar dari sisi sekolah yang meliputi:
1. Metode mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih B.Karo
(M. Joko, 2006) adalah menyajikan bahan pelajaran kepada orang
lain itu diterima, dikuasai dan dikembangkan. Dari uraian di atas
jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
2. Kurikulum.
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu.
3. Relasi guru dengan siswa.
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. proses
tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu
sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya
dengan gurunya.
4. Relasi siswa dengan siswa.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau
sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari
kelompok. Akibatnya makin parah dan dapat minggu belajarnya.
5. Disiplin sekolah.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini mencakup segala aspek
baik kedisiplinan guru dalam mengajar karena kedisiplinan
pendidik juga dapat memberi contoh bagi siswa atau peserta didik.

2.4 Sistem Pernapasan Manusia


A. Organ Pernapasan
Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Pada proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida
antara tubuh dan lingkungan. Secara struktural, sistem pernapasan
tersusun atas dua bagian utama yaitu sistem pernapasan bagian
atas dan sistem pernapasan bagian bawah. Pada sistem
pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring. Sedangkan
pada sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan
juga tersusun atas dua bagian utama yaitu zona penghubung dan
zona respirasi. Zona penghubung tersusun atas serangkaian
rongga dan saluran yang saling terhubung baik di luar maupun di
dalam paru-paru. Bagian penghubung, meliputi hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian
penghubung yaitu menyaring, menghangatkan, dan melembapkan
udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru. Pada zona
respirasi tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan
dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
1. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung
berhubungan dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan
rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut-
rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau
kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai
perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas,
misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara yang
terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
2. Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang
(posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas
laring (superior). Dinding faring, tersusun atas otot rangka yang
dilapisi oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka
tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring
berfungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang
resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada
reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
3. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat
epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan
yang berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel,
berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan makanan
atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap,
makanan, atau minuman yang masuk ke dalam laring akan
terjadi refleks batuk, yang berfungsi untuk mengeluarkan
partikel tersebut dari laring.
Udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita suara,
sehingga dihasilkan gelombang suara. Gelombang suara ini
dapat diatur untuk menghasilkan berbagai bunyi dengan cara
mengatur kolom udara pada faring, rongga hidung, dan mulut.
Tinggi rendahnya suara dikontrol oleh tegangan pita suara.
Apabila pita suara tegang akibat tertarik oleh otot, pita suara
akan bergetar lebih cepat dan dihasilkan nada suara yang tinggi.
Berkurangnya tegangan pada pita suara akan menyebabkan pita
suara bergetar lebih lamban, sehingga menghasilkan nada suara
yang rendah. Akibat adanya hormon androgen (hormon
kelamin pria), pita suara pada pria biasanya lebih tebal dan
lebih panjang, sehingga pita suara akan bergetar lebih lamban.
Hal ini yang menyebabkan nada suara pria memiliki rentang
nada yang lebih rendah daripada rentang nada suara wanita.
4. Trakea
Udara yang telah masuk ke laring selanjutnya masuk ke trakea
(batang tenggorokan). Trakea adalah saluran yang
menghubungkan laring dengan bronkus. Trakea memiliki
panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm. Dindingnya
tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir
yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada
dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang
masuk ke dalam saluran pernapasan.
5. Bronkus
Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi
dua. Percabangan trakea tersebut disebut dengan bronkus,
masing-masing bronkus memasuki paru-paru kanan dan paru-
paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea, tetapi
lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi
berselang-seling dengan otot polos.
6. Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus
merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-
ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang sangat
kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak =
alveoli).
7. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi
menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister)
yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput
rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung
tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi
paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis. Di
dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam
pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
8. Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih.
Struktur yang demikian memudahkan molekul-molekul gas
melaluinya. Dinding alveolus berbatasan dengan pembuluh
kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus dapat dengan
mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di
dalam darah. Adanya gelembung-gelembung alveolus
memungkinkan pertambahan luas permukaan untuk proses
pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas
permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan seluruh
alveolus dalam paru-paru menyebabkan penyerapan oksigen
lebih efisien.
B. Mekanisme Pernapasan Manusia
Pada saat bernapas terdapat dua mekanisme yang berlangsung,
yaitu menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan mengembuskan
udara (ekshalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara
antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Pada saat melakukan
mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada, tulang
rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang
terdapat di antara rongga dada dan rongga perut.
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan
udara masuk ke paru-paru. Pada saat ekspirasi, diafragma dan
otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali normal, paru-
paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali
pernapasan terdiri atas satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
Berdasarkan aktivitas otot-otot pernapasan, bernapas dengan
membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada disebut
pernapasan dada. Begitu juga saat membesarkan dan mengecilkan
volume rongga perut, maka disebut pernapasan perut.
C. Frekuensi Pernapasan Manusia
Faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di
antaranya yaitu :
1. Umur
Pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka
semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan
erat dengan makin berkurangnya proporsi kebutuhan
energinya.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi
CO2 pada laki-laki juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa proses metabolisme pada laki-laki jauh lebih tinggi
daripada perempuan.
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
proses metabolisme di dalam tubuh, sehingga diperlukan
peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran CO2.
4. Posisi tubuh
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus
ditanggung oleh organ tubuh. Pada saat posisi tubuh berdiri,
otot-otot kaki akan berkontraksi untuk menghasilkan tenaga
yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak berdiri. Sedangkan
pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat
tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh
tidak membutuhkan banyak energi, dengan demikian frekuensi
pernapasannya rendah.
5. Kegiatan atau aktivitas tubuh
Orang yang melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak
energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan
aktivitas seperti duduk santai atau tiduran. Ketika tubuh
memerlukan banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak
oksigen sehingga frekuensi pernapasan meningkat.
D. Volume Pernapasan
Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada
beberapa macam yaitu :
1. Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-
paru saat tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa
(normal), volumenya sekitar 500 mL.
2. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang
masih dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru
setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume cadangan ekspirasi
sekitar 1.500 mL.
3. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih
dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan
inspirasi secara biasa. Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500
mL.
4. Volume residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di
dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara
maksimal, volumenya sekitar 1.000 mL.
5. Kapasitas vital paru-paru, yaitu total dari volume tidal +
volume cadangan ekspirasi + volume cadangan inspirasi.
Kapasitas vital paru-paru sekitar 3.500 mL.
6. Kapasitas total paru-paru, yaitu volume udara yang dapat
ditampung secara maksimal dalam paru-paru. Volume
kapasitas total paru-paru yaitu volume kapasitas vital paru-
paru + volume residu, volumenya sekitar 4.500 mL.
E. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya
Pencegahannya
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ
dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa
kelainan atau penyakit yang biasanya disebut dengan “Infeksi
Saluran Pernapasan Atas” atau “Infeksi Saluran Pernapasan Akut”
(ISPA) yang diakibatkan adanya infeksi virus, bakteri, atau jamur
pada sistem pernapasan bagian atas yaitu meliputi infeksi pada
hidung, sinus, faring, dan laring. Penyakit atau kelainan yang
menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan
terganggunya proses pernapasan. Selain itu, virus, bakteri, atau
jamur tersebut juga dapat menginfeksi sistem pernapasan bagian
bawah yaitu meliputi trakea, brokus, dan alveolus.
1. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Influenza virus. Gejala umum influenza yaitu, demam dengan
suhu lebih dari 39°C, pilek, bersin-bersin, batuk, sakit kepala,
sakit otot, dan rongga hidung terasa gatal. Dengan kondisi
hidung tersumbat, penderita influenza akan kesulitan untuk
bernapas. Virus influenza keluar dari tubuh seseorang
bersamaan dengan batuk dan pilek, kemudian disebarkan
melalui udara. Selain itu, virus juga dapat menular ketika
seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus,
kemudian orang tersebut menyentuh mulut dan mata. Agar
kamu tidak mudah tertular virus influenza, sebaiknya kamu
selalu menggunakan masker ketika berkendaraan dan rajin
mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan.
2. Tonsilitis
Secara normal, tonsil (amandel) akan menyaring virus dan
bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan
makanan atau udara. Apabila daya tahan tubuh dalam kondisi
lemah, virus dan bakteri akan menginfeksi tonsil sehingga
dapat menyebabkan penyakit tonsilitis. Gejala tonsillitis yaitu
sakit tenggorokan, tonsil mengalami peradangan, batuk, sakit
kepala, sakit pada bagian leher atau telinga, dan demam. Virus
yang dapat menyebabkan tonsillitis yaitu Adenovirus,
Rhinovirus, Influenza, dan Corona virus. Golongan bakteri yang
menyebabkan tonsilitis pada umumnya bakteri Streptococcus.
3. Faringitis
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit,
seperti virus, bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat
menyebabkan faringitis misalnya, Adenovirus, Orthomyxovirus,
Rhinovirus, dan Coronavirus. Banyak bakteri yang dapat
menginfeksi faring, salah satunya yaitu Streptococcus pyogenes.
Selain disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur,
faringitis juga dapat disebabkan oleh zat kimia yang dapat
mengiritasi jaringan pada faring. Faringitis merupakan
penyebab umum sakit tenggorokan. Orang yang menderita
faringitis biasanya disertai dengan radang tonsil (amandel),
yang menyebabkan rasa nyeri saat menelan makanan.
Penanganan faringitis yaitu dengan memberi antibiotik dan
anti-fungi untuk membunuh bakteri serta jamur yang
menginfeksi faring. Selain itu, tentu harus ditambah dengan
mengonsumsi makanan yang bergizi, agar sistem pertahanan
tubuh menjadi lebih kuat.
4. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada bronkiolus dan alveolus.
Penyebab terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari
virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya. Namun, umumnya
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada paru-
paru penderita pneumonia terdapat cairan yang kental. Cairan
tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru.
Hal ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi
kurang.
Gejala dari penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak,
tidak enak badan, sakit pada bagian dada, dan terkadang
mengalami kesulitan bernapas. Penyakit pneumonia dapat
ditularkan melalui udara ketika penderita pneumonia batuk
maupun bersin. Oleh karena itu, ketika kamu pergi ke rumah
sakit untuk menjenguk teman atau saudara yang dirawat di
rumah sakit, sebaiknya kamu menggunakan masker.
Penanganan pneumonia dapat dilakukan dengan memberikan
antibiotik, obat pembuat saluran napas menjadi lebar
(bronkodilator), terapi oksigen, dan penyedotan cairan dalam
paru-paru.
5. Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Selain menginfeksi paru-paru, bakteri ini juga
dapat menginfeksi bagian lain dari tubuh. Ketika bakteri
tersebut masuk ke dalam paru-paru, bakteri akan
menyebabkan infeksi sehingga memicu sistem imun untuk
bergerak menuju area yang terinfeksi dan segera “memakan”
bakteri tersebut agar tidak menyebar luas. Jika sistem imun
lemah, maka bakteri dapat masuk ke dalam peredaran darah
dan sistem limfa untuk menginfeksi organ lain. Gejala dari
penyakit TBC yaitu mudah lelah, berat badan turun drastis,
lesu, hilang nafsu makan, demam, berkeringat di malam hari,
sulit bernapas, sakit pada bagian dada, dan batuk berdarah.
6. Asma
Asma merupakan salah satu kelainan yang menyerang saluran
pernapasan. Asma dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan asma diantaranya
masuknya zat pemicu alergi (alergen) dalam tubuh, misalnya
asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan, dan lain-lain.
Masuknya alergen, akan memicu tubuh untuk menghasilkan
senyawa kimia seperti prostaglandin dan histamin. Senyawa
kimia tersebutlah yang dapat memicu penyempitan saluran
pernapasan.
Penyempitan yang terjadi pada saluran pernapasan
menyebabkan penderita kesulitan untuk menghirup cukup
oksigen. Penderita asma akan mengalami batuk, napas
berbunyi, napas pendek, dan sesak napas. Oleh karena itu,
penderita asma harus berhati-hati, dan menghindari keadaan
atau benda-benda yang dapat memicu asma.
7. Kanker Paru-paru
Kanker patu-paru terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang
tidak terkendali pada jaringan dalam paru-paru. Jika sel-sel
tersebut tidak segera ditangani, dapat menyebar ke seluruh
paru-paru bahkan jaringan di sekitar paru-paru. Gejala orang
yang menderita kanker paru-paru yaitu batuk disertai darah,
berat badan berkurang drastis, napas menjadi pendek, dan
sakit pada bagian dada. Sekitar 85% kasus kanker paru-paru
disebabkan oleh merokok dalam jangka waktu yang lama,
sedangkan 10-15% kasus terjadi pada orang yang tidak pernah
merokok. Kanker paru-paru pada orang yang tidak merokok
dapat diakibatkan karena kombinasi faktor keturunan dan
faktor lingkungan, misalnya menghirup debu asbes dan udara
yang terpolusi, termasuk akibat menjadi perokok pasif.
DAFTAR PUSTAKA

Mariana, I. M., Praginda, Wandy. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA.
Jakarta.

Muiz, A., dkk. (2016). IMPLEMENTASI MODEL SUSAN LOUCKS-


HORSLEY TERHADAP COMMUNICATION AND
COLLABORATION PESERTA DIDIK SMP. Unnes Science Education
Journal, 5. Diambil kembali dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej

Nurhapsari, R., dkk. (2016, September). PENGEMBANGAN MODEL


PEMBELAJARAN PDC (PREPARING, DOING, CONCLUDING)
UNTUK PEMBELAJARAN IPA. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan
Sains, 1, 9 - 16.

Sulastri, dkk. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi


Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V
SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Jurnal Kreatif
Tadulako Online, 3.

Tim Penulis. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester 2.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai