Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/303812471

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) UNTUK...

Article · January 2015

CITATIONS READS

0 480

2 authors, including:

Toto Subroto
Universitas Swadaya Gunung Jati
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Toto Subroto on 06 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES


TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA
(Studi Eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 1 Lemahabang)

Toto Subroto, Siti Umayah


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unswagati
Email : totosubroto@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lemahabang. Kelas yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas dari 8 kelas yang ada dengan mengambil sampel secara
sampling purposif. Masing-masing kelas sebanyak 33 siswa, kelas VIII B sebagai kelas eksperimen
dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis secara signifikan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t yang nilainya
0,047 < 0,05. Secara deskriptif statistik juga dapat dilihat rata-rata peningkatan pemahaman pada kelas
eksperimen sebesar 0,45 dan peningkatan pemahaman pada kelas kontrol sebesr 0,35.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif tipe TGT, kemampuan Pemahaman Matematis.

A. PENDAHULUAN materi pelajaran, terutama dalam materi


Proses pendidikan tidak terlepas dari pelajaran matematika.
kegiatan belajar mengajar di kelas. Matematika merupakan mata pelajaran
Kegiatan belajar mengajar sangat yang diajarkan mulai jenjang pendidikan
ditentukan oleh kerjasama antara guru dan dasar. Matematika timbul karena olah pikir
siswa. Guru dituntut untuk mampu manusia yang berhubungan dengan ide,
menyajikan materi pelajaran dengan proses dan penalaran yang disusun secara
optimum oleh karena itu diperlukan konsisten dengan mempergunakan logika
kreatifitas dan gagasan yang baru untuk deduktif. Tujuan pendidikan matematika di
mengembangkan cara penyajian materi sekolah adalah untuk mempersiapkan anak
pelajaran di sekolah. Kreativitas yang didik agar dapat menggunakan matematika
dimaksud adalah kemampuan seorang guru dan pola pikir matematika dalam kehidupan
dalam memilih model, metode, pendekatan, sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
dan media yang tepat dalam penyajian ilmu pengetahuan. Matematika sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
147
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

tujuannya yaitu agar dapat meningkatkan Presentasi dikelas dilakukan pada awal
pemahaman konsep, penalaran, pembelajaran, guru menyampaikan materi
komunikasi, dan pemecahan masalah dalam penyajian kelas, siswa harus benar-
Berdasarkan tujuan di atas dapat dikatakan benar memberi perhatian penuh selama
bahwa matematika adalah mata pelajaran guru menyampaikan materi, karena dengan
penting bagi siswa. Meskipun demikian, demikian akan sangat membantu siswa
banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran dalam mengerjakan skor tim.
matematika merupakan pelajaran yang sulit 2. Tim
untuk dikuasai. Terlebih jika pembelajaran Tim terdiri dari empat atau lima siswa
yang diterapkannya masih bersifat klasikal dengan kemampuan yang berbeda yang
yang membuat pembelajaran menjadi mewakili seluruh bagian dari kelas dalam
monoton. Hal tersebut masih ditemui ketika hal kinerja akademik.
peneliti melakukan observasi di kelas VIII 3. Game
B dan VIII C SMP Negeri 1 Lemahabang Game ini terdiri atas pertanyaan-
Kabupaten Cirebon. pertanyaan yang kontennya relevan yang
Model pembelajaran kooperatif tipe dirancang untuk menguji pengetahuan
Teams Games Tournament (TGT) adalah siswa yang diperolehnya dari presentasi di
salah satu tipe atau model pembelajaran kelas dan pelaksanaan kerja tim.
kooperatif yang mudah diterapkan, Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa pertanyan sederhana bernomor. Siswa
harus ada perbedaan status. Model memilih kartu bernomor dan mencoba
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
Tournament (TGT), atau pertandingan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
permainan tim dikembangkan secara asli akan mendapat skor. Skor ini dikumpulkan
oleh David De Vries dan Keath Edward siswa untuk turnamen mingguan.
(1995). 4. Turnamen
Menurut Slavin yang diterjemahkan Turnamen dilakukan pada akhir minggu
oleh Yusron (2005: 166) ada lima atau pada setiap unit setelah guru
komponen utama dalam pembelajaran melakukan presentasi kelas dan kelompok
kooperatif tipe TGT antara lain. sudah mengerjakan lembar kerja. Dalam
1. Presentasi di kelas penempatan siswa pada meja turnamen

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
148
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

yaitu dengan pengaturan beberapa siswa dicapai. Seperti yang di uraikan di awal,
yang memiliki kemampuan setara berada bahwa salah satu tujuan pembelajaran
dalam kelompok yang sama. Misalkan matematika adalah dapat meningkatkan
siswa yang memiliki kemampuan tinggi kemampuan pemahaman siswa.
dari tiap-tiap kelompok ditempatkan pada Beberapa jenis pemahaman menurut
meja I, siswa yang berkemampuan sedang Jihad dan Haris (2010: 149) yang kemudian
pada meja II dan meja III kemudian siswa oleh peneliti dirujuk sebagai indikator
yang berkemampuan rendah ditempatkan pemahaman yaitu: 1) kemampuan
pada meja IV. menyatakan ulang sebuah konsep, 2)
5. Rekognisi tim kemampuan mengklasifikasi objek-objek
Rekognisi tim yaitu Guru menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
mengumumkan kelompok yang menang, konsepnya), 3) kemampuan memberi
kelompok yang menang apabila dapat contoh dan non-contoh dari konsep, 4)
menjawab soal turnamen paling banyak kemampuan menyajikan konsep dalam
pada akhir turnamen akan mendapat berbagai representasi matematika, 5)
penghargaan atau hadiah. kemampuan mengembangkan syarat perlu
Berdasarkan uraian di atas maka dan syarat cukup suatu konsep, 6)
keuntungan yang bisa diambil dari kemampuan menggunakan, memanfatkan
menerapkan model kooperatif tipe TGT dan memilih prosedur tertentu atau operasi
yaitu: 1) melatih siswa mengungkap atau tertentu, 7) kemampuan mengaplikasikan
menyampaikan gagasan / idenya, misalnya konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Lebih meningkatkan pencurahan waktu B. Metode Penelitian
untuk tugas, 2) menumbuhkan rasa Metode yang digunakan dalam
tanggung jawab sosial, dalam artian penelitian ini adalah metode eksperimen.
mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi Dalam metode eksperimen ini diperlukan
dengan orang lain, 3) proses belajar adanya kelompok pembanding atau
mengajar berlangsung dengan keaktifan kelompok kontrol, seperti yang dijelaskan
dari siswa sehingga motivasi belajar lebih oleh Arikunto (2002: 79) “Dengan adanya
tinggi. kelompok lain yang disebut kelompok
Pembelajaran yang baik akan berusaha pembanding atau kelompok kontrol ini
mambawa siswa kepada tujuan yang ingin akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
149
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

diketahui secara pasti karena dibandingkan pembelajaran Konvensional. Setelah proses


dengan yang tidak mendapat perlakuan”. pembelajaran berakhir, dilakukan tes akhir
Pada metode eksperimen ini perlakuan yang (postest) untuk kedua kelompok yang
diberikan adalah model pembelajaran diteliti.
kooperatif tipe Teams Games Tournament Instrumen penelitian yang digunakan
(TGT). butir soal tes kemampuan pemahaman
Adapun subjek penilitian ini adalah matematis. Data yang diperoleh dari hasil
siswa kelas VIII Negeri 1 Lemahabang penelitian kemudian dianalisis dan
tahun ajaran 2013-2014 dengan sampel dua kemudian di uji hipotesis menggunakan uji
kelas yaitu kelas VIII-B dan VIII-C SMP wilcoxon dan uji independent sampel test.
yang berjumlah 66 siswa. Untuk Data berupa tes pemahaman matematis
memudahkan peneliti dalam malaksanakan digunakan untuk menjawab rumusan
penelitian maka perlu direncanakan bagaimana peningkatan kemampuan
prosedur penelitian agar penelitian dapat pemahaman matematis siswa melalui
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. pembelajaran kooperatif tipe TGT dan
Adapun prosedur yang ditempuh dalam bagaimana perbedaan peningkatan
penelitian ini, pertama peneliti memberikan kemampuan pemahaman matematis siswa
tes awal (pretest) yang sama kepada kedua yang memperoleh pembelajaran kooperatif
kelompok sampel kelas tersebut, kedua tipe TGT dengan siswa yang memperoleh
peneliti melakukan proses pembelajaran pembelajaran konvensional, yang diperoleh
pada kelas eksperimen yaitu menggunakan dari rata-rata n-gain yang kemudian di uji
model pembelajaran kooperatif tipe Teams hipotesis menggunakan uji wilcoxon dan uji
Games Tournament (TGT) dan kelas independent sampel test.
kontrol yaitu menggunakan model
C. PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisis data, menyajikan secara lengkap deskripsi
terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif kemampuan pemahaman matematis dengan
data angket motivasi siswa. Tabel 1 berikut pembelajaran TGT dan konvensional.

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
150
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

Tabel 1
Data Deskriptif Kemampuan Pemahaman Matematis
Kelas Tes N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Pretest 33 3,0 35,0 523,0 15,848 9,2909
Eksperimen
Postest 33 20,0 88,0 1731,0 52,455 19,3036
N-gain 33 ,15 ,84 14,71 ,4458 ,20230
pretest 33 ,0 40,0 641,0 19,424 8,6061
Kontrol postest 33 13,0 80,0 1560,0 47,273 16,4626
N-gain 33 ,06 ,73 11,69 ,3542 ,16310

Berdasarkan Tabel 1 diatas diperoleh kemampuan pemahaman matematis siswa


bahwa pada saat awal pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen dan
(Pretest) rata-rata kelas eksperimen kontrol sama-sama berada di kategori
(pembelajaran dengan TGT) sebesar 15,85 sedang, namun rata-rata peningkatan kelas
dengan standar deviasi 9,29 dan rata-rata eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kelas kontrol (pembelajaran konvensional) kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 19,42 dengan standar deviasi 8,61. adanya perbedaan peningkatan kemampuan
Perbedaan rata-rata tersebut tidak terlalu pemahaman matematis siswa antar kelas
besar. Selanjutnya rata-rata posttest eksperimen dan kelas kontrol. Akan tetapi,
diperoleh bahwa pada kelas eksperimen hal tersebut masih perlu dilakukan
(pembelajaran dengan TGT) sebesar 52,45 pengujian lebih lanjut untuk mengetahui
dengan standar deviasi 19,3 sedangkan peningkatan yang signifikan dari hasil tes
kelas kontrol sebesar 47,27 dengan standar kedua kelas tersebut. Setelah diuji
deviasi 16,5. N-gain kemampuan normalitas dan homogenitasnya yang
pemahaman siswa dengan pembelajaran hasilnya tidak normal dan homogen maka
TGT sebesar 0,44 sedangkan kelas kontrol sampel diatas diuji dengan menggunakan
sebesar 0,35 Berdasarkan kategori Hake uji Wilcoxon. Berikut hasil uji dari data
(1999) diperoleh bahwa peningkatan pretest dan postest pada kelas eksperimen:
Tabel 2 Test Statisticsb
Data Hasil Uji Wilcoxon Kemampuan postes eksperimen - pretes e
Pemahaman Matematis Z
Test Statisticsb Asymp. Sig. (2-
tailed)
postes eksperimen - pretes eksperimen
Z a. Based-5,013
on negative
a ranks.
Asymp. Sig. (2- b. Wilcoxon Signed Ranks Test
,000
tailed)
a. Based on negative ranks.

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
151
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan kooperatif tipe TGT. Hasil analisis


bahwa nilai sig = 0,000. Karena nilai sig hipotesis ketiga dan keempat di kuatkan
< 0,05 maka H0 ditolak, hal ini oleh kenyataan di lapangan bahwa
menunjukkan bahwa rata-rata postest penggunaan model kooperatif tipe TGT
lebih baik dari pada pretest pada kelas dapat meningkatkan pemahaman
eksperimen. Artinya terdapat peningkatan matematis siswa. Berikut gambar 1 dan
kemampuan pemahaman matematis siswa gambar 2 sebelum dan sesudah
setelah menggunakan pembelajaran pembelajaran TGT.

Gambar 1 Gambar 2
Sebelum pembelajaran TGT Sesudah Pembelajaran TGT

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan motivasi dan kemampuan


terdapat peningkatan kemampuan pemahaman yang signifikan dari rata-rata
pemahaman yang signifikan dari rata-rata nilai yang diperoleh antara kelompok
nilai yang diperoleh sebelum dan sesudah yang menggunakan pembelajaran
diberikan pembelajaran dengan kooperatif tipe TGT dengan pembelajaran
menggunakan pembelajaran kooperatif konvensional.
tipe TGT. Serta dapat diketahui perbedaan
D. KESIMPULAN DAN SARAN dari analisis data bahwa nilai sig < 0,05
1. Kesimpulan yaitu 0,00 < 0,05 sehingga dapat
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disimpulkan terdapat peningkatan yang
diperoleh, maka peneliti dapat menarik signifikan. Selain dilihat dari nilai sig
simpulan sebagai berikut. didukung pula oleh hasil rata-rata nilai
Terdapat peningkatan kemampuan pretest sebesar 15,85 dan postest sebesar
pemahaman matematis siswa melalui 52,45.
pembelajaran kooperatif tipe Teams Peningkatan kemampuan pemahaman
Games Tournament. Hal ini dapat dilihat matematis siswa yang mendapatkan

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
152
Jurnal Euclid, Vol.2, No. 1

pembelajaran kooperatif tipe Teams pada FKIP Unswagati Cirebon.


Games Tournament lebih baik dari pada Tidak Diterbitkan.
Fitri, W. (2012). Meningkatkan
siswa yang mendapatkan pembelajaran
Kemampuan Komunikasi Matematis
konvenisonal. Hal ini dapat dilihat dari Siswa Melalui Model Pembelajaran
hasil analisis data bahwa nilai sig < 0,05 Teams Games Tournament (TGT)
pada Pokok Bahasan Pecahan.
yaitu 0,047 < 0,05 sehingga dapat
Skripsi pada FKIP Unswagati
disimpulkan terdapat perbedaan Cirebon. Tidak Diterbitkan.
peningkatan yang signifikan. Selain Hamdani. (2011). Strategi Belajar
mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
dilihat dari nilai sig didukung pula oleh
Hamalik, O. (2010a). Kurikulum dan
rata-rata peningkatan kelas eksperimen Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
sebesar 0,45 dan rata-rata peningkatan ................ (2010b). Psikologi Belajar &
kelas kontrol sebesar 0,35. Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
2. Saran Jihad, A. (2008). Pengembangan
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran Kurikulum Matematika. Yogyakarta:
yang dapat peneliti kemukakan adalah Multi Presindo.
Jihad, A dan Haris, A. (2008). Evaluasi
sebagai berikut.
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Dari hasil penelitian ini penggunaan Pressindo.
kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan Komalasari, K. (2011). Pembelajaran
Kontekstual. Bandung: Refika
kemampuan pemahaman matematis siswa,
Aditama.
untuk penelitian selanjutnya apakah Listiawati, T. (2010). Pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT)
meningkatkan kemampuan yang lainnya
Terhadap Hasil Belajar Matematika
selain kemampuan pemahaman. Siswa. Skripsi pada FKIP Unswagati
E. Daftar Pustaka Cirebon: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Rusman. (2012). Model-Model
Penelitian:Suatu Pendekatan Pembelajaran. Bandung:
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rajagrafindo Persada.
Aunurrohman. (2009). Belajar dan Sagala, S. (2011). Konsep Dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Eriyatuzzahro. (2011). Meningkatkan Slavin, E. (2005). Cooperative
Kreativitas Matematika Siswa Learning:Teori, Riset dan Praktik.
Melalui Model Pembelajaran Bandung: Nusa Media.
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) di Kelas VII
SMP Negeri 2 Jamblang. Skripsi

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, Vol.2, No.1, pp137-25


©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati
153

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai