PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memiliki ilmu pengetauan adalah suatu kewajiaban bagi setiap manusia
dan menjadi hal yang sangat penting dalam menjalani suatu kehidupan, bahkan
setatus sosial dalam suatu masyarakat. Ilmu pengetahuan secara umum hanya
dapat diperoleh melalui suatu proses pembelajaran. Dengan tujuan agar tewujud
diri, ahklaq yang luhur dan ketampilan yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain.
pembelajran yang sesuai dan efektif dalam mendukung keberhasilan hasil dan
proses belajar, sehingga menjadi seorang sisiwa yang unggul. Siswa yang unggul
menurut Chirudin Hadhiri ( 2003 : 14 ), memiliki tiga ciri yang utama, yaitu
memiliki hasrat, sikap dan sigap dalam belajar. Berbeda dengan siswa yang tidak
unggul yaitu siswa yang hasrat belajarnya rendah, cara belajra yang tidak
tersncana dengan baik, dan tidak berupaya menggunakan cara belajar yang efektif.
Trianto (2010) Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi
siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur bahwa siswa telah
belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapt mempelajari apa yang seharusnya
dipelajari, sehingga indikator hasil belaajar yang diinginkan dapat dicapai oleh
siswa.
Model pemebelajran sangat dibutuhkan di sekolah, kususnya bagi
keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif
sehingga terwujud proses belajar yang baik. Sebab suasana kelas yang
yang dilaksanakan oleh guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan peserta
terhadap proses dan keberhasilan hasil belajar. Banyak dari pakar pendidikan
Seorang siswa yang memiiki motivasi tinggi, pada umumnya mampu meraih
merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan”
(hal, cara atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa
Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah
digunakan beberapa istilah antara lain, al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-ta’dib, al-
pesertadidik
dilakukan secara bertahap dan simultan (proses), terencana yang dilakukan oleh
pendidikan ini dihubungkan dengan Agama Islam, dan menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat diartikan secara terpisah. Pendidikan agama Islam (PAI)
merupakan bagian dari pendidikan Islam dan pendidikan Nasional, yang menjadi
yang tertuang dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
kehidupan sehari hari, oleh sebab itu pemebelajaran perlu adanya perubahan
satu cara untuk mewujudkan hal tersebut. Banyak metode pembelajran yang telah
diciptakan oleh para ahli untuk membangkitka hasrat peserta didik diantaranya
Metode Team Game Tournament ( TGT) adalah salah tipe atau metode
kecil yang beranggotakan 5-6 orang siswa. Menurut (Slavin, 2005:32), “Teams
Games Tournamen (TGT) pada awalnya di kembngan oleh David Devries dan
Keith Edward, ini merupkan medote pembeajaran pertama dari John Hopkins.
TGT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menggabungkan kegiatan
adalah salah satu tipe dari model pembelajaran aktif yang terdiri dari beberapa
Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT), dan Teams Games
Tournament (TGT).
skorkelompoknya.
adalah yang mudah di terapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus
perbedaan setatus, melibatkan sisiwa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
orang yang memiliki kemampuan, jenis kealamin dan suku/ras yang berbeda.
kesemangatan dalam belajar akan berdampak buruk bagi peserta didik, proses
belajar dan hasil belajra, sebagaimana yang telah dikatan oleh salah satu siswa
SMP BUSTANUL MAKMUR 2 dan salah satu guru yang mengajar di tempat
tersebut, mulai dari peserta didik tidur di bawah meja, membolos, gaduh di dalam
kelas dll yang menyebabkan kelas kurang kondusif dan berkuragnya hasil belajar.
dengan judul :
B. FOKUS PENELITIAN
sebagai berikut :
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Toeoritis
islam.
pembelajaran.
2. Secara Praktis
Islam.
1. Definisi Konsep
a. Implementasi
sumber lain dan belajar dari siswa lain mendorong siswa untuk
temannya dan membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan
bersama dalam satu kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
tujuan.
2. Melatih kepekaan diri dan empati melalui variasi perbedan sikap dan
arti “perbuatan” (hal, cara atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
akhlak/moral pesertadidik.
pandangan hidup.
bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
Islam
agama Islam.
kesalehan sosial
2. Definisi Operasiona
Bustanul Makmur II, maka definisi operasional masing- masing Variabel pada
Pendidikan Agama Islam pada siswa SMP Bustanul Makmur II kelas VII.
b. Secara operasional Metode Team Game Tournament ( TGT) yang
diman dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya melatih kerja secara
idnividu namun siswa juga bisa melatih ketanggung jawaban dan melatih
luhur.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian pembelajaran
Tahun 2014 adalah proses interksi antarsiswa, antar siswa dengan guru dan
suber belajar pada suatu linkungan belajar. Pembelajaran juga dpat diartikan
Pengajaran untuk menyampaikan sebuah materi guru adalah pihak yang paling
dalam sebuah interaksi bahan ajar sebagai media. Dalam pembelaran siswa
diharapkan lebih aktif. Keaktifan peserta didik meliputi aspek fisik dan
tidak ada orang yang membeli. Tidak akan ada perbuatan mengajar manakala
pihak yakni pekerjaan guru untuk menyampaikan materi pelajaran pada siswa.
Dalam artian siswa menjadi objek belajar dan pasif. Siswa dianggap bagaikan
kertas putih yang harus di isi oleh guru atau siswa bagaikan gelas kosong dan
guru wajib mengisinya dengan air. Oleh karena itulah istilah pembelajaran
interaksi dan komunikasi transaksioanal alias timbal balik antara guru dan
interaksi dengan bahan ajar sebagai media. Dalm interaksi ini siswa di
harapkan lebih aktif. Keaktifan peserta didik meliputi aspek fisik dan
bila terjadi antara guru dengan siswa (komunikasi aksi), siswa dengan guru
terlibat aktif.
dilakukan oleh guru Dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
sudah disjikan oleh oleh guru dna siswa dituntut menguasainya. Maka di
proleh.
Menurut Abd. Rahman Hamid ( 2014; 78) merujuk pendapat wijdja dan
a. Kronologi
b. Tematis
c. Perkembangan khusus
d. Regrsif, strategis.
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
teman yang lebih mampu memahami sebuah materi diharapkan bisa menolong
teman yang lemah sehingga setiap anggota kelompok memberi sumbangan dan
Tournamen (TGT) adalah salah satu tipe atau metode pemebeljaran kooperatif
yang mudah di terapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku/ras yang
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, atau suku yang berbeda (heterogen). Pembelajaran kooperatif juga
keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa lain untuk
c. Permainan (Games),
d. Pertandingan (Tournament),
1. Team (Kelompok)
atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game dan
turnamen. Pada tahap ini siswa belajar bersama dengan anggota kelompoknya
kebebasan untuk belajar bersama dan saling membantu dengan teman dalam
belajar.
2. Game (Permainan)
dapat berupa kuis rebutan yang harus dijawab oleh siswa adapula yang
mengatakan game terdiri dari atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya
dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim. Kebanyakan game terdiri
yang tidak dapat dijawab atau jawabannya salah. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa
3. Tournament (Kompetisi)
materi akhir tiap bab setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok
siswa dari kelompok lain yang mempunyai tingkat akademik sama untuk
akademik sedang atau rendah dapat menjadi siswa yang mendapat point
anggotanya
sedikit siswa dapat menguasai materi secara mendalam, (d) proses belajar
mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, (e) motivasi belajar lebih
tinggi, serta (f) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi denan orang lain. Di
serta adanya siswa berkemampuan tinggi yag kurang terbiasa dan sulit
dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap
merupkan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara
terpadu.
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan”
(hal, cara atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa
Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah
digunakan beberapa istilah antara lain, al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-ta’dib, al-
pesertadidik
dilakukan secara bertahap dan simultan (proses), terencana yang dilakukan oleh
pendidikan ini dihubungkan dengan Agama Islam, dan menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat diartikan secara terpisah. Pendidikan agama Islam (PAI)
merupakan bagian dari pendidikan Islam dan pendidikan Nasional, yang menjadi
yang tertuang dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik
yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Dari
pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada
agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan
kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu :
a. Dasar Yuri
Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama : Ketuhanan
dan 2, yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR
No. II/MPR 1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yanng pada
b. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius/agama adalah dasar yang
bersumber dari ajaran islam baik yang tertera dalam Al Qur’an atau Hadits
Nabi. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan
menjadi tentram.
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar.
Hadis nabi.
Artinya “Sampaikanlah ajaran pada orang lain walau pun hanya
sedikit.
c. Aspek Psikologis
bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa, dalam hidupnya manusia baik sebagai
yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan
semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup (agama).
Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya zat Yang Maha Kuasa, ttempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal
semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyrakat yang
sudah modern. mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada Zat Ynag Maha Kuasa. Berdasarkan uraian ini
jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan
mendekatkan diri kepada Tuhan. 12 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu usaha
atau kegiatan. Dalam bahasa arab dinyatakan dengan ghayat atau maqasid. Sedang
dalam bahasa Inggris, istilah tujuan dinyatakan dengan “goal atau purpose atau
objective” Suatu kegiatan akan berakhir, bila tujuannya sudah tercapai. Kalau
tujuan tersebut bukan tujuan akhir, kegiatan selanjutnya akan segera dimulai
untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.
Dalam merumuskan tujuan tentunya tidak boleh menyimpang dari ajaran
a. Memelihara kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa dan raga,
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembangdalam hal
hubungan antar sesama manusia yang sarat dengan nilai-nilai yang berkaitan
dengan moralitas sosial itu. Sejalan dengan hal ini, arah pelajaran etika di dalam
Al Qur’an dan secara tegas di dalam hadis Nabi mengenai diutusnya Nabi adalah
Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama islam, baik makna maupun
dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini
juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik
fungsi berbeda dengan subyek pelajaran yang lain. Ia dapat memiliki fungsi yang
berikut
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban dilakukan oleh setiap orang tua dalam
agama Islam.
di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan pembelajaran
Dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah di imani,
dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi
dalam dirinya untuk mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilainya dalam
ajaran pokok yang mesti diajarkan agar umatnya memiliki dan melaksanakan
akhlak yang mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya diatas, jelaslah bahwa
berkepribadian kuat dan baik (akhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama
Islam. Oleh karena itulah, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan
pendidikan Islam, orang tua atau guru sebisa mungkin mengarahkan anak untuk
dimasukkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak
Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wajib diikutinya itu
adalah pendidikan agama islam. Dalam hal ini pendidikan agama Islam
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
tujuan pendidikan Nasional, maka pendidikan agama Islam harus diberikan dan
1. Pengertian Kurikulum.
semula berarti lapangan perlombaan lari. Dan terdapat pula dalam bahasa
Yunani “courir” yang artinya berlari. Istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno. Kemudian istilah itu digunakan untuk
definisi M. Arifin dan Corow and Crow, lebih tradisional karena kurikulum
kurikulum tidak hanya dipandang dalam artian mata pelajaran, namun juga
tertentu.
pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
sebagai pedoman utama dalam hidup. Sebagaimana kita ketahui ajaran pokok
dan akhlak (ihsan). Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi
dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits serta
teladani dan tercela yang harus dijauhi. Serta mengajarkan pada peserta
dalamnya.
a. Beriman kepada Allah SWt dan lima rukun iman yang lain dengan
sehari-hari.
c. Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntunan syariat Islam baik
Game Tournament (TGT) untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada kelas
V Di MI Al-Fajar Pringsewu Tahun Pelajaran 2016/2017” Jurusan Pendidikan
sedangkan yang tidak tuntas 11 siswa (39,3%). Selanjutnya pada siklus ke dua
dengan siswa 28 sisiwa yang tuntas 24 (85,2%) sedangkan yang tidak tuntas 4 (
14,3).
17,5 dengan kriteria baik. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata
17,7 dengan kriteria baik, dan siklus II memperoleh 22, 15 dengan kriteria
sangat baik. Presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I
guru, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa kelas V SD Kaliwiru Semarang
mencapai ketuntasan belajar adalah 42,86%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas
mencapai ketuntasan belajar adalah 61,90%. Pada siklus II, nilai rata-rata yang
BAB III
METODE PENELITIAN
data yang menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal
kata tertulis atau lisan dari lisan atau orang-orang dan perilaku yang diamati.
dengan kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan analisis data yang relevan yang
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya, disebu sebagai metode kualitatif, karena data yang terukumpul dan
data dengan digambarkan secara terperinci. Penelitian ini berupa deskripsi yang
sistematis melalui fakta-fakta yang terjadi atau berdasarkan fenomena yang telah
Kelas VII melalui model pembelajaran Teams Game Tournmen ( TGT ) yang
observasi didalam kelas dan wawncara terhadap wali kelas serta peserta didik
peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data
utama. Untuk memperoleh data yang akurat pada penelitian ini makak peneliti
lebih banyak, penelitian ini dilakukan denga studi lapangan yang artinya peneliti
yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian, karena penelitian adalah kunci utama
C. Subjek Penelitian
Genteng yang terdiri dari 20 siswa, terdiri dari 12 siswa putri dan 8 siswa
kegunaan tertentu tentang sesuatu yang objektif, valid, dan relifable tentang suatu
1. Tempat Penelitian
Penelititan ini dilakukan di SMP Bustanul Makmur II tahun ajaran 2021/2022
2. Waktu penelitian
E. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian kesalahan
dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperleh juga
akan meleset dari yang diharapkan. Sumber data meliputi dua jenis yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian,
2. Sumber data skunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara
penelitian ini diambil dari hasil observasi yang berkaitan dengan focus
penelitian. Yaitu dari wawancara dengan siswa kelas VII SMP Butanul
Makmur II. Data skunder yaitu data-data yang diperoleh dari wawancara
dengan guru kelas VII SMP Butanul Makmur II. Adapun data skunder
1. Observasi Participan
Metod observasi atau disebut dengan pengamatan adalah kegiatan
panca indra. Observsi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
yaitu :
data.
keraguan. Karena sering timbul keraguan dalam data yang didapat maka
langsung disekolah untuk melihat bagaimana keatifan siswa kelas VII SMP
Busatanu Makmur II
2. Wawancara
untuk menemukan permasalahan yang yang harus diteliti, dan juga apabila
penelitian ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematik dan lengkap untuk
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Disini peneliti berperan aktif
untuk bertanya agar memperoleh jawaban dari masalah yang ada, sehingga
diperoleh data peneliti dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menentukan
siapa yang akan diwawancarai serta menyiapkan secara garis besar dftar
SMP Bustanul Makmur II. Pihk yang diwawancarai diantaranya adalah guru
3. Dokumentasi
Sugiyono (2016:240) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
yang dimaksud adalah dokumen yang berupa data sekolah yang diperlukan
secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dalam hal analisis data kualitatif,
Bogdan (2016:244) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono,
2016:247). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Setelah data didapatkan kemudian
peneliti melakukan reduksi data yang telah peneliti dapatkan dari lokasi
penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,
3. Conclusion Drawing/Verification
2. Keteralihan (transferabillity)
jelas dan dapat menerapkan data penelitian dengan jelas dan akurat.
Sehingga akan memberi masukan bagi siapa saja yang membaca dan
akan merasa tertarik untuk dapat diaplikasikan pada tempat tempat dan
konteks lain.
3. Kebergantungan (dependabillity)
dari proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data yang didapat.
4. Kepastian (confirmability)
c. Mengurus perizinan
penelitian.
Bab II pasal 3
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1992) 121