PROPOSAL
Disusun Oleh :
ABDUL MU’IZ FAHMI BAKHRI
NIM. 198074
BAB I
PEDAHULUAN
untuk membentuk karakter bangsa dan peradaban yang layak dalam rangka
dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara suatu negara. Dan bertanggung
jawab.
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan
lebih baik.
2016:54).
kepada peserta didik tentang pola hidup sehat dan menjaga kebersihan
lingkungan.
(Mudjiono, 2010:157).
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, seperti
Hasbulloh Bahrul Ulum, Motivasi belajar PJOK siswa kurang dan model
belajar, maka perlu solusi yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu alternatif
5
mampu mengajak siswa untuk berpikir kritis atas suatu masalah yang nantinya
akan menghasilkan suatu interaksi antar siswa yang baik dan positif, dalam
PJOK pada materi shooting punggung kaki pada permainan sepakbola. “TGT
dalam TGT” (Slavin, 2008 : 163). Oleh karena itu peneliti bermaksud
keunggulan.
Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan pada peserta didik MTs YPM 5
B. Batasan Masalah
c. Penelitian ini akan dilakukan pada peserta didik MTs YPM 5 Gedangan
C. Rumusan Masalah
raga dan Kesehatan pada peserta didik MTs YPM 5 Gedangan Sumobito
D. Tujuan Penelitian
7
Pelajaran 2022/2023
E. Manfaat Penelitian
pihak, baik peserta didik, guru, sekolah, penulis maupun peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan agar peserta didik lebih aktif dan kreatif
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan agar guru lebih aktif dan serius dalam proses
3. Bagi sekolah
masukan inovasi baru bagi lembaga sekolah yang berkaitan bahwa dengan
8
4. Bagi peneliti
didik.
F. Definisi Operasional
1. Latihan yaitu proses yang sistematis dalam berlatih secara berulang – ulang
2. Small Sided Games yaitu merupakan sebuah bentuk latihan atau aktivitas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon (Budingsih, 2012:20).
sebagai suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku inividu sebagai hasil
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil atau akibat
11
2. Pembelajaran
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
(tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
(pola bermakna).
kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara
kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan peserta didik dapat
menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan
belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah
12
pembelajaran.
penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan
kurikulum, sumber pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain ataupun
tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang
peserta didik pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang
oleh keaktifan guru sedangkan peserta didik hanya pasif, maka pada
guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama
yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana
14
pembelajaran kooperatif menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15)
siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran”. Dalam hal ini guru
permasalahan
saling membantu sesama anggota, dan memastikan bahwa setiap siswa dalam
siswa dan rasa tanggung jawab. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
salah satu yang digunakan adalah tipe TGT (Team Games Tournament).
memiliki lima unsur sebagai berikut: (a) saling ketergantungan positif; (b)
tanggung jawab perseorangan; (c) tatap muka; (d) komunikasi antar anggota,
positif; (c) tanggung jawab individu; (d) komunikasi antar pribadi; (e) saling
interaksi dan saling tatap muka;. Oleh karena itu siswa di minta untuk saling
bekerja sama guna mencapai tujuan kelompok dan saling membantu karena
kelompok. Tipe TGT (Team Games Tournament) adalah salah satu model
aktivitas siswa tanpa ada perbedaan status sosial, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur belajar dengan bermain. Model
16
pembelajaran tipe TGT (Team Games Tournamnet) adalah salah satu tipe
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
adalah suatu model pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan
dan siswa dituntut dapat menghargai peendapat siswa lain dengan patokan
materi pembelajaran.
kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian
17
TGT, yaitu: “(a) Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku; (b) Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam
tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasi
pelajaran tersebut, dan (c) Seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini
siswa; (b) Guru menyiapkan materi pelajaran; (c) Para siswa memainkan
memiliki skor tertinggi, dan (e) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang
ukuran lapangan yang sebenarnya. (Slamet, 2015). Dalam latihan ini, jumlah
anak mendapat kesenangan dan belajar lebih banyak dari bermain dalam
19
small sided games dengan aturan yang disesuaikan. Data statistik mendukung
1. Para pemain menyentuh bola lima kali lebih sering 4 v 4 dan 50% lebih
banyak dalam 7 v 7
2. Para pemain 3 kali lebih sering berada dalam situasi 1 lawan 1 dalam
3. Gol tercetak rata-rata setiap dua menit dalam 4 v 4 dan setiap 4 menit
dalam 7 v 7.
4. Penjaga gawang terlibat dalam aksi dua hingga 4 kali lebih sering
Game)
pemahaman yang benar untuk mengetahui dosis latihan yang akan diberikan.
Dalam latihan ini, dosis yang diberikan harus dibedakan sesuai usia pemain,
dengan usianya. Berikut tabel tentang dosis latihan untuk tiap kelompok usia
Usia
20
Periode Usia
Durasi Jumlah Set Recovery
Latihan
8 sampai 14 2 menit 3-5 set 3 menit
Tahun
15 sampai 19 4 menit 5-8 set 5 menit
tahun
20 tahun ke atas 5 menit 9-10 set 6 menit
Pada tabel diatas, Interval training sangat dibutuhkan untuk daya
tahan dan stamina anak terutama dalam melakukan latihan small sided games.
faktor yang harus diperhatikan dalam interval training, yaitu sebagai berikut.
1) Intensitas/beban latihan
2) Lamanya latihan
3) Repetisi/ulangan latihan
beratnya badan, sedangkan lamanya latihan dapat dilihat dari jarak tempuh
atau waktu. Repetisi dapat ditinjau dari ulangan latihan yang harus dilakukan,
penguasaan aspek teknik, taktik, dan fisik sekaligus. Latihan small sided
games lebih banyak menerapkan secara langsung latihan fisik, teknik, dan
taktik dalam sebuah permainan (games), yang berarti pemain dituntut untuk
sesungguhnya.
yang berukuran kecil, dan dilakukan oleh beberapa orang pemain akan mudah
diawasi oleh pelatih. Small sided games juga merupakan suatu latihan yang
ukurannya dengan jumlah pemain yang dibatasi pada ukuran tersebut. Bentuk
dan ukuran lapangan didesain pada ukuran tertentu, dan pemain yang terlibat
D. Ketepatan Passing
dasar yang baik. Pemain yang mampu mengusai teknik dasar dengan baik
cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Keterampilan untuk
22
kesebelas pemain ke dalam satu unit yang berfungsi lebih baik daripada
Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah :
dalam permainan sepakbola karena dengan passing yang tepat maka alur
permainan yang dimiliki sebuah tim akan semakin baik, baik dalam
yang mempengaruhi ketepatan passing: sikap kaki, sikap tangan, sikap badan,
a. Sikap kaki
b. Sikap tangan
c. Pandangan
23
Yaitu pandangan terarah kepada bola atau tertuju kepada bola saat
melakukan passing.
d. Gerakan
kaki, passing ini dilakukan untuk mengoper bola dengan jarak jauh,
1. Pengambilan awalan
2. Ayun kaki ke belakang
3. Saat kaki kontak dengan bola
4. Gerakan passing setelah kena bola
d) Teknik passing Banana Kick/Membusur
26
Teknik ini biasanya dilakukan pada operan yang tidak begitu jauh
sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Dalam bermain sepak
Untuk bermain sepak bola diperlukan lapangan yang rata berbentuk empat
sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dengan dibantu oleh dua orang
penjaga garis.
tempat. Para pemain memakai sepatu bola, serta kostum yang berbeda warna
dan berbeda dengan para pemain. Permainan sepak bola juga dapat dilakukan
oleh lawan. Tujuan utama dan paling penting diharapkan untuk dunia
kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur dan sportif sehingga dalam diri
penjaga gawang. Semua gerakan tersebut terangkai dalam satu pola gerak
memperoleh nilai t hitung > ttabel (5,209 > 1,76), maka dapat disimpulkan
mendatar pada saat pretest dan posttest. Pada kelompok kontrol, diperoleh
nilai t hitung > t tabel (2,477 > 1,76), dapat disimpulkan terjadi juga
peningkatan keterampilan akurasi passing pada saat pretest dan posttest. Pada
Bola Bergerak Terhadap Hasil Tendangan Kearah Gawang Pada Siswa Man 1
Hasil Belajar Pada Peserta didik SMPN I Bandar Baru. Hasil Penelitian
Ternyata nilai signifikan yang diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat
Sinjai.
29
30
G. Kerangka Penelitian
dan fisik. Penguasaan teknik sepakbola harus dimulai sejak dini karena bila
pemain itu sudah merasa benar padahal masih salah atau keliru, maka seorang
merupakan langkah yang baik untuk memulai latihan teknik dalam sepakbola,
dengan pikiran yang masih segar pada usia ini pemain juga mudah menangkap
materi yang diberikan dan tidak mudah lupa, namun melatih teknik pada usia
perlu pemikiran yang serius karena latihan yang salah akan sulit untuk
memperbaiki teknik tersebut, usia 10-12 tahun merupakan usia anak yang
masih suka bermain jadi materi latihan yang diberikan yang bersifat menarik
dan variatif agar anak tidak jenuh dalam melakukan latihan tersebut. Latihan
small sided game merupakan salah satu alternatif latihan yang bisa digunakan
dalam latihan karena didalamnya terdapat fisik, teknik, taktik dan mental,
permainan sebenarnya dengan lapangan yang lebih kecil dan jumlah pemain
ukuran grid yang digunakan dan semakin sedikit jumlah pemain yang terlibat,
31
maka setiap pemain dituntut untuk selalu bergerak dengan cepat baik gerakan-
gerakan tanpa bola atau gerakan-gerakan dengan bola. Maka dalam hal ini
pola peltihan small side games diberikan dengan tujuan utama pelatihan
aspek kondisi fisik, dengan menerapkan suatu metode latihan yaitu metode
latihan interval dan metode latihan repetisi. Metode latihan interval ini
merupakan suatu metode latihan dimana jarak, waktu istirahat dan repetisi
telah ditentukan atau disebut juga dengan variabel-variabel latihan yang telah
ditetapkan, atau suatu bentuk latihan yang diselingi dengan jarak istirahat
yang telah ditetapkan. Selain itu, dengan latihan small sided games ini, dalam
pelaksanaannya akan lebih banyak menekankan pada sentuhan bola dan aliran
bola yang cepat berpindah dari satu pemain ke pemain yang lain. Pada saat
bermain tidak ada pembatasan sentuhan dengan bola pada awalnya, kemudian
pemain akan lebih banyak melakukan passing. Jika latihan ini dilakukan
secara kontinyu maka pemain akan melakukan passing secara baik dan akurat
dimiliki sebuah tim akan semakin kompak, baik dalam penyerangan maupun
H. Hipotesis
2022/2023.
2022/2023.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2015:79).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest
– posttest design. Dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol, dan subjek
pretest dan posttest sehingga dapat diketahui dengan pasti perbedaan hasil
30
Gambar 3.1
One-Group Pretest-Posttest Design
𝐓𝟏 X 𝐓𝟐
Keterangan :
Games
T1 : Pretest
T 2 : Posttest
B. Variabel Penelitian
suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman yang menjadi fokus
penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas
yang mempunyai kualitas dan karateristik yang di tetapkan oleh peneliti untuk
yang menjadi objek penelitian ini adalah semua peserta didik kelas MTs YPM
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
kelas sebagai kelas ekperimen pada MTs YPM 5 Gedangan Tahun Pelajaran
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
peserta didik yang menjadi sampel penelitian duduk pada kelas yang sama.
Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah dari kelas VII MTs
dokumentasi. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
2013:63)
Pada penelitian ini tes dilakukan dua kali yaitu sebelum pembelajaran
tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau
E. Instrument penelitian
dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes dan non tes dalam Ketepatan
1. Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur Ketepatan Passing
Pelaksanaan :
a) Bola diletakkan garis batas, testi berdiri di belakang bola, boleh
mengambil awalan.
b) Tendangan dianggap sah dan dihitung masuk apabila masuk bidang
sasaran. Penilaian : adalah jumlah tendangan yang masuk sah dari sepuluh
kali tendangan
38
Keterangan :
Lubang A : memiliki nilai 3
Lubang B : memiliki nilai 2
Lubang C : memiliki nilai 1 Jarak
Tendangan : 10 meter
Tiang Gawang : 60 centimeter
Lebar gawang : 50 centimeter
F. Prosedur Penelitian
39
Prosedur dalam penelitian ini tediri dari empat tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
test awal.
(Sugiyono, 2017:87)
terhadap hasil belajar yang digunakan uji statistik t-test sebagai berikut :
M 1−M 2
t=
√[ ]
S1
N1
+[
S2
N2
]
Keterangan:
Daftar Pustaka
Arifin, Z. (2015 :87). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: PT Aries Lima.
Game, h. o. (n.d.).
IAAF. (2000). Pedoman Resmi Mengajar Atletik Level 1 . Jakarta: Staf Sekretariat IAAF.
Kautsar, M. (2015). Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Lompat
Jauh Gaya Jongkok.
Kusyanto, Y. (2017 : 88). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Bandung: Ganeca Exact
Bandung).
Muhajir. (2016). Pendidikan Jasmani Teori dan Kesehatan. Bandung: CV. Angkasa.
42
Slamet. (2015). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Soedjono. (2017 :32). Sepakbola Taktik dan Kerjasama. Yogyakarta: PT. Badan Penerbit
Kedaulatan Rakyat.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
U. Jonath, d. (1987). Atletik 2 lempar dan lomba ganda. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra.
Wahab, J. (2017:67). Belajar dan Pembelajaran Sains: Modal dasar Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Pustaka Reka Cipta.