LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
sekolah. Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Menurut Slameto (2010:2)
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
faktor yang ada dalam diri subjek belajar diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu
faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang ada dari luar subjek belajar diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu faktor
Kompleksitas hal tersebut dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan
dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami
proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru proses belajar
15
16
mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetap juga meliputi
manusia yang terjadi secara terus menerus yang dapat ditunjukkan dalam bentuk
sekitar.
2.2 Pembelajaran
hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha
sadar dari seorang guru dalam mengajari siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya). Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran
merupakan saling interaksi antara dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana
antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah pada suatu target yang
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang
17
menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri,
Jadi proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Setiap
interaksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Ibrahim
mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar
siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Oleh karena itu,
model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
Individualization)
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada dasarnya siswa memasuki kelas
berbeda, sehingga ketika guru menyampaikan satu materi pelajaran dalam kelas
Sedangkan siswa yang lain mungkin telah mengetahui materi tersebut dengan
cepat dan waktu yang tersisa akan terbuang percuma. Menurut Anita Lie
selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang
meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi
(Suyitno, 2007:10).
21
kemampuan dan motivasi yang beragam. Pembelajaran kooperatif tipe TAI juga
positif pada hubungan dan sikap terhadap siswa yang terlambat secara akademis.
ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh
masalah. Ciri khas dari pembelajaran kooperatif tipe TAI ini adalah: setiap siswa
secara individual belajar model pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru.
saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung
1. Teams
5-6 orang siswa. Kelompok dibagikan berdasarkan nilai siswa. Fungsi kelompok
adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar, dapat
bekerja sama dengan teman yang lain saling membantu dan memberi motivasi
22
dipelajari, bahkan mengajarkan siswa untuk saling mengenal satu sama lain dan
2. Placement Test
Para siswa diberi pretes pada permulaan pelajaran, soal yang diberikan
berkenaan dengan materi yang telah diajarkan. Hal ini dianggap perlu untuk
kelemahan siswa pada bidang tertentu dan memudahkan guru dalam memberikan
sehingga pretes yang diberikan secara individu dapat melihat kemampuan dari
3. Teaching Group
Pada saat guru memulai materi baru, guru menjelaskan materi secara garis
besar nya saja selama 10-15 menit secara klasifikal kepada siswa. Maksudnya
4. Team Study
siswa diluar bantuan kelompoknya secara individual jika diperlukan. Setelah itu
diskusi. Setelah diskusi selesai siswa bersama guru membuat kesimpulan atas
5. Fast Test
Guru mengadakan tes fakta secara lisan kepada siswa yang ditunjuk guru.
Hal ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajarnya selama dalam
kelompoknya.
6. Team Scorest
menyelesaikan tugas.
dan guru menjelaskan materi pelajaran yang tidak dipahami siswa. Kemudian
guru menjelaskan apa materi secara singkat yang tidak dipahami oleh siswa untuk
individualization)
individualization)
individualization)
kelompok.
pelajaran tersebut.
26
dimana para murid-muridnya bersaing sebagai perwakilan dari tim mereka dengan
kooperatif tipe TGT (teams games tournament) merupakan salah satu alternatif
tepat yang dapat diterapkan kepada siswa pada suatu kelompok dalam memahami
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament) pada
mata pelajaran akuntansi lebih baik diterapkan karena dengan adanya turnamen
terdapat lima komponen yaitu: presentase dikelas, tim, game, turnamen dan
rekognisi tim.
1. Presentasi di kelas
Bahan atau materi dalam TGT pada awal pembelajaran diperkenalkan dalam
untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari
dengan cara menyajikan materi pokok melalui demontrasi, tanya jawab dengan
alat peraga bila diperlukan yang dipimpin oleh guru. Presentasi dikelas berbeda
27
dari mengajar biasanya yang hanya fokus pada unit TGT. Setiap anggota
dalam menjawab soal secara baik dan nilai mereka menentukan nilai kelompok
mereka.
2. Tim
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang anggota tim
dalam pertandingan dengan baik dan melakukan yang terbaik untuk tim mereka
3. Game
dikelas dan pelaksnaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan
lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus
menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah
28
aturan menjelaskan bahwa para pemain dapat saling menentang jawaban masing-
masing.
4. Turnamen
biasanya dilakukan diakhrir minggu atau akhir sub bab, setelah guru membuat
presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
Pada setiap meja diberi kode huruf sebagai kode meja sehingga siswa tidah tahu
mana meja yang “tinggi” dan mana yang “rendah” tingkatannya. Beberapa siswa
pertandingan yaitu satu lembar pertanyaan bernomor, satu lembar kunci jawaban
bernomor, satu set kertu bernomor sesuai dengan jumlah siswa dan satu lembar
Pertandingan ini yaitu kompetensi pada meja turnamen pertandingan yang mana
Gambar 2.1
Penempatan Siswa Dalam Kelompok di Meja Pertandingan
Team A
Team B Team C
Dari gambar di atas dapat diperoleh gambaran bahwa meja turnamen A diisi
meja turnamen B, meja turnamen C, dan meja turnamen D yang rendah tingkat
akademiknya.
Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Lalu
membacakan dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada
30
yang ada disebelah kanan atau kirinya (penantang I) punya opsi untuk menantang
dan memberikan jawaban yang berbeda. Jika dia ingin melewatinya, atau bila
penantang kedua punya jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama, maka
penantang kedua boleh menantang. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena
kotak (jika ada) apabila jawaban yang mereka barikan salah. Apabila semua
(atau peserta yang ada disebelah kanan pembaca) memeriksa jawaban dan
apabila siswa telah mendapatkan giliran sebagai penantang I,penatang II, dan
(games1).
31
Semua siswa akan bermain dipermainan diwaktu yang sama. Ketika mereka
sedang bermain, guru berkeliling dari tim ke tim untuk menjawab pertanyaan dan
periode berakhir, bacakan waktu habis dan biarkan siswa-siswa untuk mengerti
Setelah turnamen selesai, tentukanlah skor tim dan persiapkan sertifikat atau
bentuk penghargaan lain seperti pemberian hadiah berupa benda kepada tim
peraih skor tertinggi. Untuk melakukan hal ini, pertama-tama periksalah poin-poin
turnamen yang ada pada lembar skor permainan. Lalu pindahkan poin-poin
salah satunya pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki beberapa kelebihan dan
c. Ada interaksi langsung antara siswa dengan siswa lain dan guru
dalam belajar. Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para
guru.
yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas. Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Roma Donal
(2015) “modul adalah suatu unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu
paket pembelajaran yang berisi rangkaian materi pelajaran yang disusun secara
modul yang digunakan sebagai media pembelajaran agar siswa dapat belajar
secara lebih terarah dan lebih bermakna. Modul dibuat agar siswa dapat
sebagai berikut :
secara hierarkis.
Menurut Russel dalam Made Wena (2009: 230) Karakteristik modul antara
lain:
a. Self contain
c. Adanya asosiasi
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang
tinggi.
f. Penguatan langsung
lain:
b. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berikut :
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada
khususnya.
modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai
b. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
jenjang akademik.
perilaku setelah diadakan kegiatan belajar. Berkaitan dengan proses belajar dan
pembelajaran, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang dapat dari
dilakukannya. Jika usaha yang telah dilakukan dengan baik maka hasil yang
didapat pasti akan baik. Begitu juga sebaliknya jika usaha yang dilakukan tidak
baik maka hasil yang didapat pasti kurang baik. Menurut Usman (2005:11)
penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau efektif metode belajar.
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan”. Hal ini senada
juga dengan pendapat Sanjaya (2013:111) tingkah laku sebagai hasil belajar itu
dirumuskan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau
dan membedakan.
proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga
pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari sisi. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang hasil belajar maka dapat
diartikan hasil belajar adalah kompetensi yang dicapai atau yang dimiliki siswa
dalam bentuk angka-angka atau skor dari hasil tes setelah melakukan kegiatan
belajar. Hasil belajar yang dicapai antara siswa yang satu dengan siswa yang
melingkupi proses belajar tiap-tiap siswa berbeda pula. Keberhasilan belajar dapat
dilihat dari perubahan tingkah laku, pencapain tujuan, penguasaan siswa terhadap
Hasil penelitian yang relevan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan
siswa dengan kategori baik, sehingga metode ini dapat dikatakan sangat
efektif.
hasil dari penelitian ini adalah persentase aktivitas siswa dan guru dan
pertemuan kelima 100%. Begitu juga hasil belajar siswa juga mengalami
post test kelas kontrol dengan post test kelas eksperimen. Dengan to=-
7,730 berarti lebih besar dari pada tt tanda matematika (minus) dalam hal
(2,07 < 7,730 > 2,81) yang berarti hipotesis nihil diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara skor post test kelas kontrol dan post test kelas
dan ranah psikomotor. Pada siklus 1, rata-rata hasil belajar siswa pada
belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni pada
berhasil apabila didukung oleh perkembangan intelektual yang baik dari setiap
siswa. Intelegensi dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses belajar
Salah satu faktor yang sangat penting untuk mengantarkan siswa mencapai
taraf penguasaan penuh dalam proses belajar mengajar adalah mutu mengajar
yang dilakukan guru. Jadi seorang guru harus berusaha menggunakan metode
belajar yang bervariasi, alat pengajaran dan sumber pengajaran yang khusus bagi
atau kegiatan belajar. Oleh karena itu, guru dituntut agar perbedaan individual
42
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Sanjaya
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
beberapa metode.
mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran adalah salah satu cara
maksud untuk mencapai tujuan belajar yang disepakati. Model pembelajaran juga
guru dengan siswa secara dua arah. Dengan mengajak, merangsang, dan memberi
sesungguhnya.
belajar anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena bukan
43
hanya guru yang memaksa anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah
menghormati sesama anggota, memberikan dorongan yang besar bagi para siswa
dengan kelompok lain, tidak hanya dengan kelompoknya sendiri namun dapat
berjalan dengan efektif. Selain itu dengan diterapkannya metode ini rasa tanggung
jawab siswa akan semakin besar terhadap diri sendiri dan anggota kelompoknya.
Tahap evaluasi dilakukan diakhir pertemuan atau diakhir sub bab melalui
guru dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa, baik secara kelompok maupun
perorangan. Guru juga dapat melihat berbagai perkembangan hasil belajar siswa,
44
akhirnya guru akan memperoleh gambaran tentang keektifan metode TGT (teams
Keterangan :
b. Hasil belajar siswa sebagai variabel (y) yaitu variabel terikat (dependent).
Hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya dibawah dan thesa yang
Berdasarkan kajian teori diatas dan kerangka berfikir tersebut diatas maka
kooperatif tipe TGT (teams games tournament) dalam tipe TAI (team assisted