Disusun oleh:
1210202143
PAI/C/Semester VI
BANDUNG
2013
A. Judul
”SIKAP SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO
perbuatan antara guru dan siswa sebagai hubungan timbal balik yang berlangsung
mencapai tujuan tersebut, dan pencapaian tujuan itu berlangsung dalam tiga unsur
pokok yang yang saling berkaitan, yaitu unsur masukan, unsur usaha, dan unsur
hasil usaha.
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatnnya. Untuk ini dibutuhkan
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.Belajar dengan
menjenuhkan, banyak siswa yang ngobrol, guru sedang menjelaskan anak malah
main games, banyak yang keluar minta izin saat belajar di mulai, ada anak yang
makan diruang kelas, pada saat belajar pun anak kurang bergairah dalam belajar.
1
Rendahnya motivasi belajar siswa terebut disinyalir karena faktor dari diri
siswa itu sendiri. itulah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar dalam diri
sikap dan respon positif akan membuat siswa menjadi semangat dalam belajar.
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang
tetentu, dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu
respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan
objek itu.Menunjukan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir,
seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ada yang terjadi dengan mudah, ada yang sukar. Hal ini bergantung pada kesiapan
Selain itu, perubahan sikap tidak hanya menyebabkan perubahan yang terjadi pada
2
diri seseorang, tetapi juga menyebabkan terjadinya perubahan pada masyarakat
dan kebudayaan.
pembelajaran, kedudukan guru sudah tak dapat lagi dipandang sebagai penguasa
tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagi manager of learning
(pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para
siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh
Salah satu faktor yang ada diluar siswa adalah guru professional yang
yang lebih baik. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh
Metode two stay two stray atau metode dua tinggal dua tamu.
3
kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan
Salah satu dari tehnik pembelajaran kooperatif adalah two stay two stray
tehnik ini dipilih karena model pembelajaran ini lebih meningkatkan kerjasama
antar siswa dan bertanggung jawab baik pada diri sendiri maupun pada kelompok,
yang juga dilatih untuk berkompetensi dan saling membantu memecahkan sebuah
masalah anjuran untuk bekerja sama dan saling tolong menolong ini selaras
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
Pembelajaran dengan model two stay two stray diawali dengan pembagian
selesai, dua orang dari kelompok bertamu ke dua kelompok lain. Anggota yang
tidak bertamu bertugas untuk menerima tamu dan menjelaskan hasil kerja
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan
tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada
4
anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk materi yang
ditugaskan.
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan
sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain.padahal dalam
kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung
dalam penerapan model ini adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok
5
belum mampu utuk mengembangkan permasalahan-permasalahan yang
fiqih hanya dilakukan dengan cara dan gaya yang selalu sama tanpa menggunakan
hal yang berbeda setiap waktunya yang dalam hal ini maka para siswa akan
pelaksanaan pembelajaran model two stay two stray belum berdampak positif
pada siswa.bagaiamana motivasi belajar mereka pada mata pelajaran fiqih dan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan model two stay two stray pada
two stray dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Fiqih ?
D. Tujuan Penelitian
6
Adapun tujuan penelitian ini di arahkan pada upaya penyajian data sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui sikap siswa dalam penerapan two stay two stray di kelas X
MA Darussalam Subang
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pelajaran Fiqih
3. Untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa terhadap penerapan model
two stay two stray dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Fiqih
E. Kerangka Pemikiran
kemampuan manusia, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,
pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari pengajaran, tetapi pengajaran
atau dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip hukum pertama dalam
7
Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar adalah faktor
internal siswa, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Salah
satu asfek dari faktor internal itu adalah aspek psikologis rohaniah dalam bentuk
sikap tersebut bisa positif, bisa juga negatif. Sebagaimana diungkapkan oleh
belajar. Artinya tidak ada proses kegiatan belajar mengajar yang tidak diarahkan
seseorang dapat dilihat dari adanya perubahan yang terjadi pada diri seseorang
atau peserta didik. Prestasi belajar dapat dijadikan ukuran apakah pengajaran itu
dalam variabel X (Sikap siswa terhadap penerapan model two stay two stray)
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2010:73), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
8
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dan motivasi juga diartikan
Motivasi adalah daya penggerak yang ada di dalam diri seeorang untuk
arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat
motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar (M.
pelajaran fiqih tidak akan terlepas dari pengaruhsikap mereka terhadap kemampun
belajar kelompok. Sikap adalah gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana
objek yang diamati tidak lagi berada dalam waktu pengamatan. Jadi jika proses
dilakukan oleh guru dan juga siswanya sesuai dengan peruntukannya, maka akan
(Syaiful Sagala,2010:113).
Adapun langkah-langkah proses belajar mengajar pada mata pelajaran
Fiqih, pertama guru menyuruh siswa untuk bikin makalah dan kelompok dengan
materi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan, kedua makalah tersebut
9
di persentasikan ketiga, guru menugaskan siswa untuk menuliskan hasil laporan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih, penggalian data-datanya akan
kesulitan belajar (4) persistennya, (5) devosi dan pengorbanan, (6) tingkatan
aspirasinya, (7) tingkat kualifikasi, (8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
sebagai berikut:
KORELASI
Variabel X Variabel Y
Sikap Siswa tehadap Penerapan Motivasi Belajar Mereka Pada Mata
Model Two Stay Two Stray Pelajaran Fiqih
Positif: Mendekati, Menyayangi, 1.Durasi kegiatan
Mengharapkan dan Perhatian 2. Frekuensi kegiatan
Negatif:Menjauhi, Menghindari,
Membenci, dan Acuh Tak Acuh 3. Ketabahan, keuletan dan
kemampuian dalam menghadapi
1. Siswa bekerja sama dalam
kelompok berempat seperti biasa kesulitan belajar
2. Setelah selesai, dua orang dari 4. Persistennya
masing-masing kelompok akan 5. Devosi dan pengorbanan
meninggalkan kelompoknya dan 6. Tingkatan aspirasinya
masing-masing bertamu ke dua 7. Tingkatan kualifikasi
kelompok yang lain 8. Arah sikapnya terhadap sasaran
3. Dua orang yang tinggal dalam kegiatan
kelompok
otesisbertugas
Penelitianmembagikan
hasil kerja dan informasi mereka
ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok
E. mereka
Hipotesissendiri dan
melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain.
5. Kelompok mencocokan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka.
10
F. Hipotesis
SISWA
F. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata ”Hypo” artinya dibawah, dan ”Thesu” artinya
tentang sikap siswa terhadap penerapan model two stay two stray,dan variabel
kedua (variabel y) tentang motivasi belajar mereka pada mata pelajaran fiqih.
Dengan melihat kedua variabel ini maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai
berikut:’ jika sikap siswa terhadap penerapan model two stay two stray yang
digunakan dalam pembelajaran fiqih positif, maka motivsi belajar siswa akan
tinggi .” sebaliknya ”jika sikap siswa terhadap penerapan model two stay two
stray yang digunakan dalam pembelajaran fiqih negatif, maka motivasi siswa akan
rendah.”
11
G. Langkah-langkah Penelitian
1. Menentukan Jenis Data
adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif berasal dari hasil
data spesifik yang diarahkan pada pendalaman tentang sikap siswa terhadap
penerapan model two stay twostray hubungannya dengan motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran Fiqih di kelas X MA Darussalam Subang. Dilihat dari teknik
pengumpulannya, data ini akan diangkat kepala sejumlah respoden yang telah
Penelitian sumber data ini berkaitan erat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Lokasi Penelitian
yang terletak di Jl. Cagak Subang. sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini
terdapat permasalahan yang menarik untuk diteliti, dan letak lokasinya sendiri
b. Menentukan Populasi
12
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2010:130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
c. Menetukan Sampel
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti
TABEL I
2. Perempuan 25 15
Jumlah 50 33
3. Metode Penelitian
2010:109). Hal ini dilakukan secara permasalahan yang dihadapi yaitu sikap siswa
terhadap penerapn model two stay two stray hubungannya dengan motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran Fiqih sangat layak dijadikan penelitian sehingga
13
4. Teknik Pengumpulan Data
sebagai berikut :
a. Angket
yang penulis gunakan atas skala penilaian dengan lima alternatife jawaban. Materi
angket berkaitan dengan indikator dari variabel X sikap siswa terhadap penerapan
two stay two stray dan Y motivasi belajar mereka pada mata pelajaran fiqih.
Dilihat dari teknik penskorannya, dari alternatife jawaban diurutkan mulai dari
kemungkinan terendah. Pada pihak lain dipertimbangkan pula antara item angket
yang berorientasi positif dan negatif. Untuk memberikan skor pada tiap alternatife
statemen yang positif pilihan sangat setuju skornya 5, setuju skornya 4, ragu-ragu
skornya 3, tidak setuju skornya 2 dan sangat tidak setuju skornya 1, untuk negatif
b. Observasi
ada dilokasi penelitian, yang dimaksudkan dengan observasi disini adalah penulis
c. Studi Kepustakaan
14
Untuk menunjang hasil penelitian digunakan buku-buku dan bahan-bahan
yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Penulis mencari dan
teknik ini diharapkan memperoleh teori atau konsep yang ada hubungannya
dengan sikap siswa terhadap penerapan model two stay two stray.
d. Wawancara
Wawancara ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru Bidang Studi, serta siswa-
pelaksanaan pembelajaran siswa tes lembaran soal tertulis pilihan ganda dengan
5. Analisis Data
dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan ukur dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagaimana yang
disarankan oleh data. Data yang digunakan adalah analisis statistik terhadap
bertumpu pada dua pendekatan, yaitu analisis parsial dan analisis korelasioner.
15
Untuk variabel X dengan rumus X
berikut :
R
P= (M. Subana dkk, 2005:40).
K
16
1
2n F
Me = B + P (M. Subana dkk, 2005:72).
f
apabila
X < Me<Mo, dan kurva juling positif apaila X>Me>Mo, interpretasi kurva
rata.
n FiXi 2 FiXi 2
SD = (Sudjana, 2005:52).
n n 1
BK
Z=
SD
variabel.
Oi Ei
2 = Ei
(Sudjana, 2005:273).
17
n. Menentukan nilai chi kuadrat 2
dari tabel dengan taraf dengan
signifikasi 5%
- Jika X² hitung > dari X² tabel maka data dikatakan tidak normal.
Mean(mo-me)
Item
b. Analisis Korelasioner
Y = a + bx
Yi Xi Xi XiYi
2
n Xi Yi
a= 2 2
18
n XiYi Xi Yi
n Xi Xi 2
b= (Sudjana,
2005:315).
Jka =
Y 2
(M. Subana dkk, 2005:162).
n
X Y
JK b = b XY (M. Subana dkk, 2005:162).
a
n
JK res = Y 2
JK a JK b a (M. Subana dkk, 2005:163).
Y 2
JK kk = Y
2
(M. Subana dkk, 2005:163).
n
19
9. Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan (RK tc)
4) Jika F hitung < dari F tabel / daftar, maka regresi yang diperoleh adalah
regresi linier.
5) Jika F hitung > dari F tabel / daftar, maka regresi yang diperoleh adalah
n XY X Y
r xy =
X X n Y Y
2 2 2 2
Tetapi jika salah satu kedua variabel berdistribusi tidak normal atau
regresinya tidak linier, maka digunakan statistik non parametik, yaitu dengan
6 D 2
rho xy = 1- (Suharsimi Arikunto, 2010:275).
N N 2 1
Ket :Rho xy = Koefisien Korelasi tata jenjang
20
N = Banyaknya Subjek
rumus :
r n2
t= (Sudjana, 2005:377).
1 r 2
K= 1 r 2
Keterangan :
1 = angkat konstan
r = korelasi
21
E = 100 (1 - k)
Keterangan :
100 = 100 %
DAFTAR PUSTAKA
22