Pembelajaran Fiqh
Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
Santika Oktaviana (932109717)
Ma’adallah (932136117)
Kelas PAI-A
ٌۢ ِ
ع اِلَْي ِه ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ٌ ٰفْي ِه اٰي
ٌ ت بَيِن
ْ ٰت َّم َقا ُم ابْ ٰرهْي َم ۚ َوَم ْن َد َخلَهٗ َكا َن اٰمنًا ۚ َو ٰلِل َعلَى النَّا ِس ح ُّج الْبَ ْيت َم ِن
َ استَطَا
ِ ِ
َ ْ َسبِْي ًل ۚ َوَم ْن َك َف َر فَا َّن ٰالِلَ غَ ِِنٌّ َع ِن الْ ٰعلَم
ي
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ُ استَ ْي َس َر م َن ا ْْلَْد ِي ٗ َوََل ََْتل ُق ْوا ُرءُ ْو َس ُك ْم َح ّٰت يَْب لُ َغ ا ْْلَ ْد
ي ْ َواَ ِتُّوا ا ْْلَ َّج َوا ل ُْع ْمَرةَ ٰلِل ٗ فَا ْن اُ ْحص ْرُُْت فَ َما
ك ٗ فَِا
ٍ ضا اَو بِهٗٗ اَذًى ِمن َّرأ ِْسهٗ فَ ِف ْديةٌ ِمن ِصيا ٍم اَو ص َدقَ ٍة اَو نُس
ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ
ِ ِ
ْ ً ََْملَّهٗ ٗ فَ َم ْن َكا َن منْ ُك ْم َّم ِري
ِ َذَ ۤا اَِمنْ تُم ٗ فَمن َِتَتَّع ِِب لْعمرةِ اِ ََل ا ْْل ِج فَما استَ يسر ِمن ا ْْل ْد ِي ٗ فَمن ََّّل ََِي ْد ف
صيَا ُم ثَ ٰلثَِة اَََّّي ٍم ِِف ا ْْلَ ِج ْ َْ َ َ ََ ْ ْ َ َ َْ ُ َ ْ َ ْ
ك لِ َم ْن ََّّلْ يَ ُك ْن اَ ْهلُهٗ َحا ِض ِرى ال َْم ْس ِج ِد ا ْْلَ َرا ِم ٗ َوا تَّ ُقوا ِ
َ ِك عَ َشَرةٌ َكا ِملَةٌ ٗ ٰذل
َ َْو َسْب َع ٍة اذَا َر َج ْعتُ ْم ٗ تِل
ِ ٰالِل وا ْعلَم ۤوا اَ َّن ٰالِل َش ِديْ ُد الْعِ َقا
ب َ ُْ َ َ
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi
jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di
tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah,
yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan
aman, maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib
menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji
dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari).
Demikian itu, bagi orang yang bukan penduduk Masjidilharam.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
hukuman-Nya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 196).3
3 Al-Qur’an, 2:196.
b. Berakal
Orang yang tidak berakal seperti orang gila, orang tolol juga tidak
wajib haji.
c. Baligh
Anak kecil tidak wajib haji dan umrah. Namun sah jika
mengerjakan haji dan umrah, namun apabila anak sudah sampai
umur maka si anak wajib haji kembali.
d. Mampu
Mampu yang dimaksud dalam hal ini adalah mempunyai bekal
yang cukup untuk pergi ke makkah dan kembali ke tanah air. 4
4 Ikhwan Dan Abdul Hakim, Ensiklopedia Haji Dan Umrah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2002), Hal 146
5 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2000), Hal 505
tergelincir atau waktu awal pada hari arofah tanggal 9 dzulhijjah
sampai waktu terbit fajar shubuh pada hari nahr tanggal 10
dzulhijjah. Jika wuquf dilakukan selain pada waktu yang telah
ditentukan maka wuqufnya dianggap tidak sah.
c. Thawaf
Thawaf adalah kegiatan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali. Pada
saat melaksanakan haji dan umrah thawaf dimulai dan berakhir di
hajar aswad dengan menjadikan baitulloh di sebelah kiri. Setiap
orang yang melakukan thawaf harus dengan keadaan yang suci,
bagi jamaah yang sudah batal harus berhenti dan berwudhu dahulu
lalu melanjutkan lagi thawafnya.
d. Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil dari bukit shofa ke bukit marwah
sebanyak 7 kali yang berakhir di bukit marwah. Perjalanan dari
bukit safa dihitung satu kali dan juga bukit marwah ke bukit safa
dihitung satu kali. Jarak antara kedua bukit tersebut sejauh 450
meter.6
e. Tahallul
Menurut bahasa tahallul adalah boleh atau diperbolehkan atau
dibebaskan seseorang dari larangan atau pantangan ihram. Dalam
praktiknya ialah dengan mencukur sebagian atau seluruh rambut di
kepala atau menggunting sekurang-kurangnya 3 helai rambut. Saat
pencukuran dilakukan, seluruh rukun haji berupa ihram, wuquf,
thawaf, sa’i telah dilaksanakan dengan tertib. Bagi yang tidak
mempunyai rambut maka cukup menjalankan pisau cukur di
kepalanya.
f. Tertib
Tertib ialah mengerjakan semua rukun-rukun haji sesuai urutannya
dan tidak boleh ada yang terlewat atau tidak boleh meloncati
rukun-rukun yang telah ditetapkan dan membuat umat islam
sedunia seragam dalam menjalankan ibadah haji. 7
2. Rukun umrah
Rukun yang dikerjakan ibadah haji dengan umrah hampir sama yang
membedakan yaitu ibadah umrah tidak wuquf di arafah.
E. Macam-Macam Haji
1. Haji Tamattu’
Kata Tamattu’ berasal dari kata tamatta’a - yatamatta’u –tamattu’
yang artinya bersenang-senang atau bersantai santai. Secara istilah
6 Ahmad Munir, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2001), Hal 205
7 M. Taufiq Ali Yahya, Manasik Haji Dan Umrah, (Jakarta : Lentera, 2008), Hal 447
syara’ haji tamattu’ dalam pelaksanaannya rangkaian ibadah umroh
didahulukan pelaksanaannya. Kemudian baru dilaksanakan amalan
ibadah haji sampai selesai.
2. Haji Qiran
Secara etimologi qiran artinya menghimpun atau menggabungkan.
Sedangkan menurut istilah syara’ haji qiran adalah pelaksanaan haji
dan umroh pada satu musim haji dengan cara menggabungkan atau
merangkap pelaksanaan haji dan umroh sekaligus dalam satu rankaian
amalan.
3. Haji Ifrad
Dari segi bahasa ifrad merupakan bentuk madar dari akar kata
afrada yang bermakna menjadikan itu sesuatu sendirian. Ifrad secara
bahasa berlawanan dengan qiran yang artinya menggabungkan. Dalam
istilah haji ifrad berai memilah ibadah haji dan ibadah umrah sehingga
ibadah haji dan ibadah umrah tidak bercampur atau tidak bersamaan
dengan ibadah umrah.
Orang yang melaksanakan ibadah haji ifrad adalah orang yang
mengerjakan ibadah haji saja tanpa ibadah umrah. Orang yang berhaji
ifrad bia melakukan ibadah umrah setelah selesai melaksanakan
rangkaian ibadah haji.8
F. Larangan dan sanksi haji
3. mengikat kain bagi laki-laki yang beser yang tidak dapat menahannya
selain menggunakan ikatan tersebut
8Ikhwan, Abdul Halim. Ensiklopedi Haji Dan Umroh. (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002)
103-106
4. menetapkan pengikat rambut sebelum ihram sekiranya menutupi, atau
menetapkan wewangian sebelum ihram
12. mengusik telur binatang buruan atau anak burung apabipa diletakkan
di sarangnya dan tidak mungkin menghindarinya selain dengan
mengusiknya
13. berbalik mengenai telur binatang buruan atau anak burung dalam
keadaan tidur dan tidak mengetahui keberadaan keduanya
Terdapat beberapa perbedaan dalam haji dan umroh, baik itu dari
segi pengertian, hukum maupu rukun pelaksanaannya. Diantaranya
adalah:10
1. Waktu pelaksanaan
Ibadah haji tidak bisa dikerjakan di sembarang waktu. Dalam satu
tahun, ibadah haji hanya dilakukan sekali saja dimana waktu
pelaksanaannya adalah pada tanggal 9 dzulhijjah yaitu saat wuquf di
Arafah, karena ibadah haji pada hakikatnya adalah wuquf di Arafah.
Maka seseorang tidak mungkin mengerjakan ibadah haji berulang kali
dalam satu tahunnya. Sementara rangkaian pelaksanaanya dimulai dari
bulan Syawwal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Sementara itu pelaksanaan ibadah umroh dapat dikerjakan kapan
saja tanpa ada ketentuan waktu dapat dikerjakan 7 hari dalam satu
minggu, 30 hari dalam sebulan ataupun satu tahun penuh. Bahkan
dalam satu hari umroh dapat dikerjakan berkali-kali.
2. Rukun
Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat beberapa hal yang harus
dilaksanakan, seerti halnya niat ihraom, wukuf di Arafah, tawaf, sai,
dan memotong rambut (tahallul).
Sementara itu dalam pelaksanaan umroh tidak terdapat rukun
wukur di Arafah, sementara empat rukun lainnya itu sama saja dengan
yang terdapat pada haji.
3. Hukum
9 Faishal Amin, Dkk. Menyingkap Sejuta Permasalahan Dalam Fath Al-Qarib. (Kediri : Lirboyo
Press. 2015) 314-315
10
Alauddin Abi Bakri bin Masy’ud al Kassani, Badai’ al Shanai’ fi Tartiib al Syarai’, (Bairut: Dar
al Kutub al Ilmiyah), 226.
Sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al-Imron ayat 97, yang
artinya: “dan Allah mewajibkan atas manusia haji ke baitullah bagi
orang yang mampu mengerjakannya”. Yang dimaksud dengan mapu
disini adalah setiap muslim yang mempunya kemampuan baik dalam
hal biaya, fisik maupun waktu. Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum
mengerjakan haji wajib dan dilakukan satu kali seumur hidup.
Sedangkan hukum pengerjaan dari ibadah umroh itu sendiri para
ulama’ bersepakat bahwa hukum penegerjaan merupakan sunnah
mu’akad atau sunnah yang dianjurkan.
4. Tempat pelaksanaan
Pada pelaksanaan haji dan umroh memang sama-sama
dilaksanakan di Makkah, akan tetapi pada terdapat beberapa tempat
yang harus disinggahi oleh jama’ah ibadah haji dan namun tidak
disinggahi oleh pelaksanan ibadah umroh.karena dalam
pelaksanaannya ibadah haji harus menunaikan rukun yang bertempat
diluar Makkah, adapun rukun yang pelaksanaannya adalah melakukan
wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumroh di Mina.
Sementara pelaksanaan ibadah umroh hanya dilaksanakan di area kota
Makkah saja, tidak dilakukan di luar Makkah.
Budi Kisworo, “Ibadah Haji ditinjau dari berbagai aspek”, Al-Istinbath : Jurnal Hukum Islam
11