Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pandangan hidup

Pancasila, manusia pada hakekatnya adalah makhluk bineka yang mengemban

misi tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Bertolak dari pemikiran

tersebut anak-anak di dalam kelas pada hakikatnya juga makhluk bineka, yang

satu sama lain berbeda. Perbedaan dapat berkenaan dengan latar belakang

budaya, ras, suku , agama, adapt istiadat, dan sebagainya. Perbedaan juga

berkenaan dengan potensi kemanusiaan yang dimiliki oleh anak-anak, mencakup

kognitif, fisik, maupun emosi.

Berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal

Ika, pandangan hidupa dan semboyan tersebut mengajarkan kepada bangsa

Indonesia bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda secara vertikal

maupun horizontal agar dapat saling memanfaatkan atau saling membantu,

sehingga manusia dapat mengembangkan potensi kemanusiaan yang dimiliki

hingga taraf yang optimal dan terintergrasi. Dengan mengaktualisasikan potensi

kemamuan yang optimal dan terintergrasi itulah manusia melaksanakan fungsi

kekhalifahannya. Bertolak dari pandangan hidup dan semboyan semacam itu,

bineka vertikal seperti kaya-miskin, kuat-lemah, pandai-bodoh, dan bineka

horizontal seperti latar belakang budaya, agama, suku, ras, adat instiadat, dan
sebagainya disikapi sebagai kondisi alami yang memungkinkan manusia

berinteraksi dalam rangka saling membutuhkan atau menjalin hubungan kerja

sama. Interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja sama. Interaksi saling

membutuhkan atau hubungan kerja sama antaranak di dalam kelas inilah yang

mengahasilkan suasana belajar kooperatif.

Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan agar

manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh karena itu,

guru hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam kelas. Penciptaan

norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan

kelompok. Norma semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain

atau menggantungkan diri pada orang lain sama buruknya sehingga harus

diberantas. Ini berarti anak yang pandai harus membantu anak yang kurang

pandai, anak yang kuat harus membantu yang lemah, dan tiap anak harus saling

mendorong untuk menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan

serta dengan tingkat usia anak didik. Belajar aktif adalah salah satu solusi yang

dapat diterapkan dalam proses belajar matematika.

Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan

kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja

kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk

itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam

pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini

siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan

komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan

mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya

dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka

lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur,

1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan

suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang

pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam

kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam
kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai

C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil BelajarBelajar

Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student

Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas ……………………………….

Tahun Pelajaran 2005/2006”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa dengan diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas

……………………………………….tahun pelajaran 2005/2006?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD

terhadap motivasi belajar siswa kelas ……………………………………

tahun pelajaran 2005/2006?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:
1. Ingin mengetahui peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas

………………………… tahun pelajaran 2005/2006.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas

………………………………….. tahun pelajaran 2005/2006.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul ……………………………. yang dilakukan oleh peneliti, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas ……………….

menggunakan metode………………. dalam menyampaikan materi

pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas

…………………… akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".


E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan Hasil

Belajarbelajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran

yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk

saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

F. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif adalah:

Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Hasil Belajarbelajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.


G. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas

………………………………Tahun Pelajaran 2005/2006.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun

pelajaran 2005/2006.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ………………..


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,

1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar

untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan

belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan

dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

(Felder, 1994: 2).

Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyningsih (2001: 8)

mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di

kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam

proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar

tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal

dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif

merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu

mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial,

serta perolehan kepercayaan diri.


Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling

memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang

pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran

kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran

yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan.

Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya,

disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi

yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.


Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-

unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota

yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima

konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan

pekerjaannya dan menguasai selurah bahan untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap

individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota

kelompok saling memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan

pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan,

komunikasi dan konflik manajemen keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang

mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi

perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di

waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,

Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam

pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Mengevaluasi Hasil Belajarsiswa dan membantu siswa dengan cara

mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki

keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif

yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah

keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki

kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk

mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.


- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal

apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat

lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang

berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak

terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota

kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi

oleh suara keras dalam ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang

mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu

dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota

kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok. Karena

jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya

memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak

akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau

kurang imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang

lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak

mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi

penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan

karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.

Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan

tugas belajar yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban


Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep, dalam

memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman

hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari

permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki

dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu

anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan

toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap

usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak

merasa terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat

dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus

dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik
seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir

yang negatif dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan

lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui bahwa

pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap

konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan tingkat

pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau

penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,

seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan

anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat

digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa

yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang

berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi

penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir


Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugas-

tugas yang diberikan akan dapat diselesaikan dengan efesien dan efektif.

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.

Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang

tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tangungjawab

dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk

meyelesaikan tugas yang diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada

kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah menimbulkan

atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam

kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-

pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat

menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan Hasil Belajaryang lebih

tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk

mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat

menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban yang

dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban

tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir

tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap

ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok

terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas. Pekerjaan

dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.

- Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan

persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada

orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan

memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau

memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang

dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu

bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan

masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat

kebaikan, sensitivitas dan toleran akan meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams

Achievement Division)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai

berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai

dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi

karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis

kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan

pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan


peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu

siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok.

Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling

bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan

masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran

tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi

juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa

mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota

kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh

menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan

soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki

sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan

poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau

melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk

membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik

prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini

dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.


Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para

siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa

menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka

harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan.

Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan

menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,

berharga dan menyenangkan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti,

(b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi

sosial ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama

dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana

guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

………………………………..tahun pelajaran 2005/2006.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester ganjil 2005/2006.

3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas

…………………………………… tahun pelajaran 2005/2006 pada pokok

bahasan …………..

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:

3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke

siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action


(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Putar
an 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi
Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model STAD.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegitan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil kegiatan proses belajar mengajar dengan metode

kooperatif model STAD.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model STAD, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada


pokok bahasan ………….. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.

Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-

soal ini berjumlah 45 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis

mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas

pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan

memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi

butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat

ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini

dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

(Suharsimi Arikunto,

2001: 72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment


N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir sola dalam penelitian ini menggunakan rumus

belah dua sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 20001: 93)

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar

dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentuikan taraf

kesukaran adalah:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar


Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.


Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir

soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model STAD, observasi

aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui Hasil Belajarbelajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model

STAD.

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai berikut :

X=

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan

rumus sebagai berikut :

%= x 100 % dengan

X= =

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata
∑x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD

dalam meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa

dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa

setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.


A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 6 September .... di kelas …………… dengan jumlah siswa

23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada

siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2 2 2
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar

I B. Kegiatan inti
1.Mempresentasikan langkah-langkah metode 3 3 3
pembelajaran kooperatif
2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3.Melatih keterampilan kooperatif 3 3 3
4.Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
5.Memberikan bantuan kepada kelompok yang 3 3 3
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek

yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan

yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi

dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.


Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti

pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa 8,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 8,3
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 18,3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,7
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang

presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya

jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar

13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain

yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota


kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca

buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.

Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar

dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD sudah dilaksanakan

dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk

memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih

dirasakan baru oleh siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 70 √
2 50 √ 14 50 √
3 70 √ 15 80 √
4 70 √ 16 70 √
5 80 √ 17 80 √
6 40 √ 18 40 √
7 30 √ 19 50 √
8 90 √ 20 70 √
9 70 √ 21 80 √
10 70 √ 22 40 √
11 80 √ 23 80 √
12 50 √ Jumlah 710 7 4
Jumlah 780 8 4
Jumlah Skor Tercapai 1490
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 64,78

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 15


Jumlah siswa yang belum tuntas :8

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 64,78
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 65,22

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh nilai rata-rata

Hasil Belajarbelajar siswa adalah 64,78 dan ketuntasan belajar mencapai

65,22% atau ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

sebesar 65,22% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru

dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.


b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 13 September .... di kelas VI dengan jumlah

siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
E. Kegiatan inti
3 4 3,5
1.Mempresentasikan langkah-langkah metode
I 4 4 4
pembelajaran kooperatif
4 4 4
2.Membimbing siswa melakukan kegiatan
2. Melatih keterampilan kooperatif
4 4 4
3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
3 3 3
mengalami kesulitan
A. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 4 3 3,5
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajarn kooperatif model STAD mendapatkan

penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh

penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut

belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang

perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan

pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa,


membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan

pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan

metode pembelajarn kooperatif model STAD diharapkan siswa dapat

menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan

pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag

telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 11,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 25,0
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku 12,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 21,0
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling

dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam


menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I,

aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami

penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%),

mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan

menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum

pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika

dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan.

Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar

siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan

KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas

siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%),

menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan

pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Keterangan No. Keterangan


Skor Skor
Absen T TT Absen T TT
1 80 √ 13 80 √
2 70 √ 14 70 √
3 80 √ 15 80 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 90 √
6 50 √ 18 50 √
7 40 √ 19 60 √
8 100 √ 20 70 √
9 80 √ 21 80 √
10 70 √ 22 50 √
11 80 √ 23 90 √
12 70 √ Jumlah 790 8 3
Jumlah 880 10 2
Jumlah Skor 1670
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 72,61

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas :5

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 72,61
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18
3 Persentase ketuntasan belajar 78,26

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata Hasil Belajarbelajar

siswa adalah 72,61 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26% atau ada 18

siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa

pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil


belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu.

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 20 September .... di kelas …… dengan jumlah

siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah


tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-
4 4 4
langkah metode pembelajaran kooperatif
I 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan
4 4 4
kegiatan
3. Melatih keterampilan kooperatif
4 3 3,5
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran
3 3 3
5. Memberikan bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD mendapatkan


penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa,

membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan

pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD diharapkan dapat berhasil

semaksimal mungkin.

Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 10,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 13,3
5 Menjelaskan materi yang sulit 10,0
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 22,6
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 11,7
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,0
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 20,8
2 Membaca buku 13,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 22,1
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 15,0
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 4,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1
8 Merangkum pembelajaran 7,3
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,5

Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan

materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang


mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

(10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%),

meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan

membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag

tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan

memotivasi siswa (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang

mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang

lainnya mengalami penurunan.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

No. Keterangan No. Keterangan


Nilai Nilai
Absen T TT Absen T TT
1 90 √ 13 90 √
2 70 √ 14 80 √
3 80 √ 15 90 √
4 80 √ 16 70 √
5 80 √ 17 100 √
6 60 √ 18 70 √
7 50 √ 19 70 √
8 100 √ 20 80 √
9 80 √ 21 90 √
10 80 √ 22 60 √
11 90 √ 23 100 √
12 80 √ Jumlah 900 10 1
Jumlah 940 10 2
Jumlah Skor 1840
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2300
Rata-Rata Skor Tercapai 80,00

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 20

Jumlah siswa yang belum tuntas :3

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 80,00
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 86,96

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 80,00 dan dari 23 siswa yang telah tuntas sebanyak 20 siswa dan

3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,96% (termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi

oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model STAD yang membuat siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah

dalam memahami materi yang telah diberikan.


c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD. Dari data-data

yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

dengan baik. Maka tidak diperlukan refisi terlalu banyak, tetapi yang

perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan


mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran

kooperatif model STAD dapat meningkatkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran

kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil

Belajarbelajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar

meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,22%, 78,26%, dan

86,96%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Hasil Belajarbelajar siswa

yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran matematika pada pokok bahasan ………… dengan metode


pembelajaran kooperatif model STAD yang paling dominan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara

siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat

dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model STAD

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya

jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam

meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,22%), siklus II

(78,26%), siklus III (86,96%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai

pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini

ditunjukkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban

siswa menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat dengn metode

pembelajaran kooperatif model STAD sehingga mereka menjadi termotivasi

untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model STAD

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu


menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan Hasil Belajarbelajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf

yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di ……………………….. tahun pelajaran 2005/2006.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses


Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\


My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning


Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.


Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri


Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung:


Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil


Belajar Matematika. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

PADA SISWA KELAS ………………

…………………………..

TAHUN …………………….

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

………………………

NIP: ……………………

DINAS PENDIDIKAN …………………

……………………………………
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Hasil Belajar dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan
Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IVa ke IVb.

Kepala Sekolah …………………..


…………………… Penulis

…………………… ………………….
NIP: ……………………. NIP: ………………

Mengetahui Mengetahui
Pustakawan ……………… Kepala Cab. Din. Pendidikan
Kecamatan ………… Kecamatan …………

……………………. ……………………….
NIP: ……………

Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI
Kota …………… Kota ……..

………………………… ……………….
Pembina Utama Muda NPA: …………….
NIP: ………………… .

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Hasil BelajarBelajar Matematika Melalui

Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement

Division) Pada Siswa Kelas …………………………………………….Tahun

Pelajaran 2005/2006”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam

bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam

pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi

ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya

kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan …………………….

2. Yth. Ketua PD II PGRI ……………………..

3. Yth. Rekan-rekan Guru ………………………………….

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk

itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

Penulis

ABSTRAK

Hartono, Selan, 2005. Meningkatkan Hasil BelajarBelajar Matematika Melalui


Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement
Division) Pada Siswa Kelas …………………… Tahun Pelajaran 2005/2006

Kata Kunci: matematika, kooperatif model stad

Kebinekaan dipandang sebagai kondisi alami yang diciptakan Tuhan agar


manusia dapat saling berhubungan dalam rangka membutuhkan. Oleh karena itu,
guru hendaknya menciptakan suasana belajar kooperatif dalam kelas. Penciptaan
norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan kelompok.
Norma semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain atau
menggantungkan diri pada orang lain sama buruknya sehingga harus diberantas. Ini
berarti anak yang pandai harus membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat
harus membantu yang lemah, dan tiap anak harus saling mendorong untuk
menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD
terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif model STAD.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
…………………………... Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil Belajarbelajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,22%), siklus II (78,26%),
siklus III (86,96%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
……………………………….., serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Kegunaan Penelitian .........................................................

E. Devinisi Operasional Variabel............................................

F. Batasan Masalah ................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Pembelajaran ........................................................

B. Pembelajaran Kooperatif .................................................

C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ............................

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD


(Student Teams Achievement Division) ............................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian .............................

B. Rancangan Penelitian ........................................................

C. Instrumen Penelitian ........................................................

D. Metode Pengumpulan Data ...............................................

E. Teknik Analisis Data .........................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Item Butir Soal ....................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus .....................................

C. Pembahasan .......................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................

B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


Lampiran 4

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


KOOPERATIF MODEL STAD
Nama Sekolah : ………………… Nama Guru : …………………
Mata pelajaran : ………………… Hari/Tanggal : …………………
Sub konsep : ………………… Pukul : …………………

Petunjuk
Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2 Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
2. Membimbing siswa mendiskusikan
hasil kegiatan dalam kelompok.
3. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan.
4. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
1. Antusiasme kelas
III
2. Guru Antusias
Keterangan :
1. Kurang baik …………, ……….2005
2. Cukup baik Pengamat
3. Baik
4. Sangat baik

( ………………………… )

Lampiran 5

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM

Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………


Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………
Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah
lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas
siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit
pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.
3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga
menit .
4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah 1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan
3. mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. guru.
4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi. 2. Membaca buku.
5. Menjelaskan materi yang sulit. 3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.
6. membimbing menemukan konsep. 4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan 5. Menyediakan hasil pembelajaran.
hasil kegiatan. 6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.
8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab. 7. Menulis yang relevan dengan kbm.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 8. Merangkum pembelajaran.
9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru :

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid
Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid
……………., ………..2003
Pengamat,

( ……………………… )
Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
1
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
2
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
3
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
4
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
5
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
6
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
8
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
P1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
Jumlah
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

Prosentase rata-rata (%) = x 100%

67
Lampiran 7

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

No Nama (Guru – Siswa) RP I (90 menit) Jumlah


P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
3
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
7
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%

Lampiran 8

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

68
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%

69

Anda mungkin juga menyukai