yang dibawa sejak lahir. Sering dikatakan bahwa pendidikan adalah persiapan untuk
hidup, seperti yang dijelaskan oleh Mal Coulm Knowles sebagaimana dikutip oleh
Sutrisno “Kebutuhan pendidikan itu adalah sesuatu yang perlu dimiliki oleh
Sagala adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
dari pendidikan.2
kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi.
pada kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan dan
dapat memilih metode mengajar yang tepat. Karena dengan metode yang tepat
memungkinkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. metode mengajar
adalah cara yang dipergunakan guru ketika bertatap muka dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. oleh karena itu metode mengajar pada hakekatnya adalah
metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan mulai dari
metode tradisional hingga metode yang lebih modern. Salah satu metode
Cooperative Learning.
aktifitas belajar siswa, sebagaimana dikatakan Isjoni bahwa “ dalam pembelajaran ini
tugas siswa adalah harus aktif membangun dinamika pengetahuan dengan tanggung
ingatannya. Dalam proses belajar yang sifatnya pasif, otak tidak dapat menyimpan
apa yang telah disajikan kepadanya. Untuk melakukan tugas proses belajar yang lebih
baik, seyogyanya siswa membahas informasi dari temannya, karena itulah maka Ruhl
Hughes dan Schloss; meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya
tentang apa yang dijelaskan oleh guru beberapa waktu yang disediakan selama
pelajaran berlangsung5
. Hasilnya kegiatan belajar bersama dapat memacu keaktifan
siswa-siswa lain. Aktifitas belajar bersama akan lebih banyak melibatkan siswa aktif
Dengan demikian otak akan langsung mengaitkan apa yang telah diketahui
dengan cara berfikir. Sehingga secara langsung otak pun akan menyimpan informasi
dalam bank ingatan. Berkaitan dengan hal tersebut keaktifan siswa dalam belajar
meliputi berbagai aspek, di antaranya aktif dari aspek jasmani, seperti pengindraan,
yaitu mendengar, melihat, mencium, merasa dan meraba atau melakukan ketrampilan
jasmaniah. Aktifitas social seperti berinteraksi atau bekerja dengan orang lain.
pengetahuan baru.
interprestasi dan membuat kesimpulan. Proses seperti ini dapat berlangsung dalam
berkembang rasa sosial yang tinggi pada diri setiap peserta didik. Mereka dibina
untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri masing-masing siswa sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas, ”di mana hidup ini saling
dunia.6
siswa dapat belajar ke arah kemajuan pengembangan sikap nilai dan tingkah laku
siswa. Jadi tidak lagi pengetahuan itu diperoleh dari gurunya semata, akan tetapi
learning, siswa akan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga
bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berfikir, (thinking
skill) maupun keterampilan sosial (sosial skill), seperti keterampilan untuk
mengemukakan pendapat, menerima saran, dan masukan dari orang lain, bekerja
sama, tenggang rasa dan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan dalam
kehidupan kelas.
learning siswa dapat belajar secara terstruktur dan aktif melakukan diskusi, untuk
2. Masih terdapat siswa yang tidak mau mengajukan pendapat terhadap informasi
3. Masih terdapt siswa tidak memberikan respon terhadap stimulus belajar yang
dilakukan guru
4. Masih terdapat siswa yamg tidak mau memberikan kesempatan kepada siswa lain
5. Masih terdapat siswa yang hanya menerima sumber belajar dari guru saja tanpa
memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan yang ada disekitar secara optimal.