Anda di halaman 1dari 14

Manajemen dalam Peserta Didik

Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajemen sangat diperlukan dalam setiap organisasi kelembagaan ataupun
yang lainnya.

Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam
artian, manajemen merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan islam untuk mencapai
tujan pendidikan islam secara efektif dan efisien. Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya.
Keberhasilan dalam penyelanggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada
manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik,
pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu
kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen
tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi
komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga
pendidikan (sekolah) tersebut.

Keberadaan Komponen peserta didik sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus obyek dalam proses pemberian ilmu
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan peserta
didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus menjadi bagian dari kualitas dari
lembaga pendidikan (sekolah), Artinya manajemen peserta didik yang bermutu sangat dibutuhkan bagi
lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Kebutuhan peserta didik sangat beragam, contoh sebagian peserta didik ingin lebih berpotensi di bidang
akademiknya, sebagian yang lain di ekstra dan lain-lain.

A. Konsep Dasar manajemen Peserta Didik

1. Pengertian manajemen peserta didik.

Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid,
yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam
bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”,
maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:

) ‫( رواه الطبرنى‬.……‫من طلب علما فادركه كتب هللا كفلين‬

“Siapa yang menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya dua bagian”. (HR.
Thabrani)

Namun secara definitif yang lebih detail para ahli teleh menuliskan beberapa pengertian tentang peserta
didik. Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi (kemampuan)
dasar yang masih perlu dikembangkan.[1]

Dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik
adalah orang yang mempunyai fitrah (potensi) dasar, baik secara fisik maupun psikis, yang perlu
dikembangkan, untuk mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan pendidikan dari
pendidik.

Keberadaan manajemen peserta didik sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa
merupakan subjek sekaligus objek dalam proses pemberian ilmu dan ketrampilan. Keberhasilan dalam
penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.

Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiata yang berkaitan dengan
peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.[2]

Manajemen peserta didik tidak hanya mencatat data peserta didik akan tetapi meliputi aspek yang lebih
luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.

2. Tujuan dan Fungsi Peserta Didik

Tujuan manajemen peserta didik adalah kegiatan untuk mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
sebagai penunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses
pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan sumbangsih bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut ;

a. meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotot peserta didik.

b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta
didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

d. Dengan terpenuhnya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.[3]

Fungsi manajemen secara umum adalah untuk tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenan dengan segi-segi individualita, social, aspirasi, kebutuhan dan
segi-segi potensi yang lainnya.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat
mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan
tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan
lainnya.

b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik
dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan
sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta
didik sebagai makhluk sosial.

c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta
didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut
disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara
keseluruhan.

d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar
peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan
demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.

3. Prinsip-prinsip manajemen peserta didik

Prinsip merupakan sesuatu yang harus dijadikan pedoman untuk melaksanakan tugas. Jika sesuatu
tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka hilanglah sebuah prinsip. Adapun prinsip-prinsip
manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen
secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan dalam kerangka
manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.

b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam
rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak
disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang
lainnya.
c. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan
yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.

d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang
dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan
baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.

e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta
didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.

f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
[4]

4. Pendekatan manajemen peserta didik

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif, yaitu sebagai berikut:

a. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada segi administratif dan
birokkratik lembaga pendidikan, dimana peserta didik diharapkan memenuhi segala tuntutan dan
harapan lembaga pendidikan dengan asumsi bahwa apabila peserta didik memenuhi segala aturan,
tugas harapan yang diinginkan oleh lembaga pendidikan maka akan menjadikan peserta didik yang
berjiwa matang dan tercapai segala harapannya.

b. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan peserta didik,
dengan asumsi bahwa jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik
dan merasa senang untuk mengembangkan diri di sekolah. Pendekatan ini menekankan pada perlunya
lingkungan yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.[5]

Kedua pendekatan tersebur memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, akan tetapi kita dapat
menyatukan kedua pendekatan tersebut sehingga memunculkan pendekatan baru yang berpijak pada
perlunya disediakan lingkungan yang kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan, tetapi perlu tetap dipegang kendali kedisiplinan yang tinggi dengan memperhitungkan
kehadiran, tugas dan pemenuhan aturan sekolah yang berlaku, hal itu agar proses pembelajaran
berjalan dengan tertib, disamping menekankan bahwa untuk menjadi masyarakat yang terdepan
diperlukan kedisiplinan.

B. Pencatatan Data Peserta Didik


1. Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah.Kesalahan dalam
penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang
bersangkutan.Oleh karena penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang ringan. Maka menjelang
tahun ajaran baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai. Untuk itu penunjukan
panitia penerimaan peserta didik baru baru telah dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran
berakhir. Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya tidak tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya
telah selesai. Tugas panitia penerimaan:

a. Menentukan banyak peserta didik yang diterima Biasanya peserta didik baru diterima hanya untuk
kelas 1 Akan tetapi apabila masih ada tempat untuk kelas-kelas lain atau karena perluasan, dapat juga
diterima untuk peserta didik baur dikelas 2 dan 3. Penentuan banyak peserta didik yang diterima
tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut.

b. Mementukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Syarat-syarat tersebut antara lain:

1) Umur sesuai dengan tingkat sekolah

2) Salinan surat tanda tamat belajar

3) Salinan rapor kelas tertinggi

4) Mengisi formulir yang disediakan

5) Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatan

6) Membayar uang pendaftaran

c. Melaksanakan Penyaringan

d. Mengadakan pengumuman penerimaan

e. Mendaftar kembali calon yang sudah di terima

2. Pencatatan Peserta didik

Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses selanjutnya adalah menjadi tugas
tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik tersebut dalam catatan-catatan sekolah. Catatan-
catatan sekolah anatara lain :

a. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah

1) Buku induk, yaitu yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah dan sedang
mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku induk meliputi nomor urut, nomor induk
(sesuai tanggal mendaftar) nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaaan orang tua,
alamat orang tua/ wali, tanggal keluar atau meninggalkan sekolah dan kolom keterangan.

2) Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang ditulis menurut abjad dan berfungsi untuk
membantu petugas dalam mencari data dari buku induk. Hal-hal yang dimuat dalam buku klapper
adalah nomor induk, nama, nama orang tua/ wali, alamat orang tua/ wali. Penentuan nama dan alamat
orang tua/ wali adalah untuk membantu petugas jika ternyata ada nama anak yang sama.

3) Catatan-catatan sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya diperlukan bagi peserta
didik saja tetapi juga untuk guru dan karyawan lain. Tata tertib peserta didik adalah suatu peraturan
untuk mengatur sikap anak-anak di dalam satu sekolah (departemen kpendidikan dan kebudayaan).
Fungsi tata tertib bersifat ganda. Pertama untuk anak-anak itu sendiri agar secara individual sikapnyaa
baik. Kedua, mengatur agar pergaulan di sekolah itu teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat
semaunya sendiri sehingga tidak kekacauan di sekolah.

b. Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah. Catatan-catatan untuk masing-masing kelas meliputi :

1) Buku kelas (cuplikan buku induk)

2) Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung presentasi absensinya.

3) Buku-buku lain mengenai catatan prestasi belajar dan bimbingan penyuluhan.

Ø Ada empat jenis bimbingan di sekolah:

a) Bimbingan belajar

Bertujuan membantu mengenal, memahami cara belajar yang efisien dan efektif, tertib dan disiplin
belajar baik secara mandiri maupun kelompok dsb.

b) Bimbingan pribadi

Bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan pribadi yang beriman dan bertakwa pada
tuhan yang maha esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi, menghargai keunikan
kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.

c) Bimbingan karir/ bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh kesempatan kerja Ditujukan
untuk mengenal untuk memahami dan mengembangkan potensi diri dalam mempersiapkan masa
depan.

d) Bimbingan social

Bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan lingkungan social dan sekitarnya.

Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan yaitu:

ü Layanan orientasi
ü Layanan informasi

ü Layanan penempatan dan penyaluran

ü Layanan pembelajaran

ü Layanan konseling perorangan

ü Layanan bimbingan kelompok

ü Layanan konseling kelompok

3. Pencatatan Prestasi Belajar

Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk masing-
masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan. Beberapa catatan prestasi belajar
adalah :

a. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari kertas
pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar nilai ditangani oleh guru yang mengasuh mata
pelajaran yang bersangkutan dan memuat nilai semua peserta didik yang diajar oleh seorang guru jika
guru tersebut mengajar satu macam bidang studi.

b. Buku leggier (buku kumpulan nilai), Jika dalam buku daftar nilai hanya terdapat satu nilai untuk
bidang studi, maka dalam leggier akan dapat dilihat semua nilai untuk semua bidang studi yang
diajarkan sekolah tersebut untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya terdapat 2
macam legier yaitu :

1) Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua pelajaran untuk satu periode
tertentu dan untuk satu kelas tertentu.

2) Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di himpun untuk seluruh
sekolah

c. Buku rapport

Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik selama peserta didik tersebut
mengikuti suatu pelajaran di sekolah.

C. Mutasi dan Promosi Peserta Didik

Mutasi siswa atau perpindahan siswa pada hakekatnya adalah berpindahnya kegiatan belajar mengajar
dari satu sekolah ke sekolah yang lain baik itu masih satu kabupaten/kota atau luar kota. Proses kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa yang melakukan mutasi itu sifatnya melanjutkan bukan mengulang
jadi hal-hal yang berkaitan dengan siswa tersebut baik itu berupa absensi atau penilaian semuanya
harus ada laporan ke sekolah barunya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar
tanpa ada halangan dalam proses belajar baik itu tingkat SD, SMP dan SMA.Siswa yang baru melakukan
perpindahan sekolah biasanya selalu dilakukan pengawasan yang ketat oleh sekolahnya yang baru,
dikhawatirkan siswa yang besangkutan memiliki suatu permasalahan yang data menggangu siswa lain
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain siswa yang lain selalu diberikan masa
percobaan apakan siswa tersebut dapat mengikuti kegiatan belajar yang dilakukan sekolah barunya,
dalam masa percobaan ini sekolah berwenang memberikan suatu keputusan yang mungkin suatu
keputusan tersebut dapat berupa mengalihkan sekolahnya ke sekolah yang dianggap sebagai sekolah
yang tarafnya di bawah sekolah tersebut. Ini merupakan suatu komitmen yang biasa dilakukan oleh
sekolah yang baru mendapatkan siswa yang telah melakukan proses mutasi.

v Ada beberapa macam mutasi yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mutasi intern. Yang dimaksud dengan mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik
di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam
suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama
jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.

2. Mutasi ekstern. Yang dimaksud dengan mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik
yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri hal
demikian menjadi persoalan; meskipun pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik,
tidak pernah menjadi persoalan. Ada banyak penyebab peserta didik mutasi. Adapun faktor penyebab
tersebut, dapat bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sebaya.[6]

Promosi Peserta Didik

Promosi atau publikasi merupakan termasuk dalam tahap penerimaan peserta didik baru. Promosi atau
publikasi dilakukan sepanjang tahun terutama pada momen-momen penting.promosi biasanya
dilakukan dengan brosur, koran, media elektronik dan lain-lain yang dapat menunjang promosi dalam
suatu sekolah.

Untuk menambah daya tarik, biasanya sekolah mengajak serta peserta didik yang berprestasi, baik
akademik maupun nonakademik.Peserta didik itu disuruh untuk presentasi tentang keberhasilannya
bersekolah di sekolah tersebut dengan segala daya dukung yang disediakan sebagai fasilitas
pengembangan prestasi di hadapan calon peserta didik baru. Apalagi kalau peserta didik yang
berprestasi itu dulunya berasal dari sekolah sasaran, tentu akan sangat menguntungkan sebab mereka
telah memiliki ikatan batin yang kuat dengan adik-adik kelas, yang secara psikologis sungguh
berpengaruh.

Sekolah-sekolah yang memiliki sarana multimedia lengkap yang didukung oleh guru yang terampil dalam
aplikasi teknologi informasi-komunikasi, multimedia akan menjadi media promosi yang cukup menarik.
Para calon peserta didik baru dapat disuguhi -secara audio-visual- berbagai kegiatan sekolah yang
menarik, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
D. Layanan Kusus PesertaDidik

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung
jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan
dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani
peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan
pendidikan nasional.[7]

1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, pengertian bimbingan yaitu bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan.

Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan
memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka
perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga, yaitu :

a. Fungsi Penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih
program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya

b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru dan tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan
program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan dan cita-cita peserta didik.

c. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat, minat,
kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Tujuan dilaksanakannya bimbingan di sekolah antara lain:

a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri,

b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya,

c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat,

d. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan
kemampuannya,
f. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan berbagai nilai,

g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan, miat dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik
yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat,

h. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial,

Ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu :

a. Layanan kepada peserta didik

b. Layanan kepada guru

c. Layanan kepada kepala sekolah

d. Layanan kepada calon peserta didik (feeder school)

e. Layanan kepada orang tua

f. Layanan kepada dunia kerja, teruatama dilaksanakan di sekolah kejuruan

g. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lain.

2. Layanan Perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan


pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantung sekolah, karena yang
menjadi denyut nadi proses pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan.

Tujuan perpustakaan sekolah:

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan


budaya tulisan;

b. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif
dan efisien;

c. Meletakkan dasar kea rah belajar mandiri;

d. Memupuk bakat dan minat;

e. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.

Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan yaitu:

a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar,


b. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi peserta dan
pendidik,

c. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang
budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif,

d. Melaksanakan pelayanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pendidikan
peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.

Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasaran yang dituju yaitu:

a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut:

1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang;

2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio visual;

3) Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran tertentu;

4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh guru dalam
rangka meningkatkan profesinya.

b. Layanan kepada peserta didik, meliputi :

1) Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum;

2) Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik memperdalam pengetahuannya;

3) Menyediakan bahan untuk meningkatkan ketrampilan;

4) Menyediakan kemudahan untuk membantu peserta didik mengadakan penelitian.

c. Layanan terhadap manajemen sekolah

Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah:

1) Sebagai perangkat pendidikan di sekolah;

2) Unit pelaksana teknis

3) Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan

Perbandingan koleksi antara buku non fiksi dan fiksi disarankan sebagai berikut: untuk SD 60:40; untuk
SMP 70:30; untuk SLTA 75:25.

Sebelum siap dipinjamkan bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang telah dibakukan. Klasifikasi digunakan sistem DDC (DeweyDecimal Classification), untuk
katalogisasi mempergunakan peraturan katalogisasi Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan
pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
3. Layanan Kantin/Kafetaria

Kantin / warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik
terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi, para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makan bersih dan bergizi.

4. Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernaman Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Adalah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah

Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan
hidupnya.

Program usaha kesehatan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat

b. Pendidikan kesehatan

c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah

5. Layanan Transportasi Sekolah

Sarana angkutan bagi peserta didik marupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar
mengajar. Para peserta didik akan merasa aman dan nyaman ketik mereka bisa dating tepat waktu dan
tidak sampai telambat mengikuti proses belajar mengajar.

6. Layanan Asrama

Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi
mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukannya adanya asrama.

7. Studi Kasus

Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini
dimulai, kepala sekolah terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan pedoman dari dinas pendidikan
setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan menggunakan surat keputusan (SK) kepala
sekolah.

8. Layanan laboratorium peserta didik

Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan penelitiam yang berkaitan
dengan percibaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu.

Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan
penyelidikan, pecobaan, pemraktekan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah
sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk
melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan bahkan pembakuan.

9. Layanan koperasi peserta didik

Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini sangat membantu
peserta didik di kehidupan yang akan datang.

Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah,
maupun sekolah dan dalam pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan koperasi
peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi peserta didik (Kopsis) adalah koperasi yang ada di
sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai
pembimbing saja

10. Layanan keamanan

Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada peserta didik selama peserta
didik belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah.Keterkaitan antara Manajemen
Layanan Khusus dengan Manajemen Sarana dan Prasarana

Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang
teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana
sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung
sangat menunjang terjadinya proses belajar mangajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis
terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir
kendaraan.

Berdasarkan uraian tentang sarana dan prasarana di atas, serta penjelasan mengenai layanan khusus di
sekolah pada pembahasan sebelumnya, dapat diketahui kaitan antara pentingnya sarana dan prasarana
dengan layanan khusus di sekolah. Suatu layanan khusus tanpa didukung oleh sarana dan prasarana
maka pelayanan yang diberikan tidak akan maksimal karena tidak ada fasilitas yang mendukung.
Sebagian besar layanan khusus memerlukan tempat dan peralatan dalam memberikan pelayanannya
kepada peserta didik.Sebagai contoh pelayanan perpustakaan.Pelayanan perpustakaan ini memerlukan
tempat yang berupa ruang perpustakaan serta memerlukan perabot dan peralatan seperti rak, buku,
alamari dan lain-lain untuk melakukan kegiatan pelayanan kepada peserta didik.Begitu juga dengan
layanan-layanan yang lainnya.

[1] Elia, Manajemen Peserta Didik diakses dari www.idarah20PBA/makalah-manajemen-peserta-


didik_10.html pada tanggal 5 Oktober 2013
[2] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 46

[3] www.idarahPBAKonsep_Manajeme_PesertDidiktentangPENDIDIKAN.htm diakses pada tanggal 6


Oktober 2013

[4] Elia, Manajemen Peserta Didik diakses dari www.idarah20PBA/makalah-manajemen-peserta-


didik_10.html pada tanggal 5 Oktober 2013

[5] Elia, Manajemen Peserta Didik diakses dari www.idarah20PBA/makalah-manajemen-peserta-


didik_10.html pada tanggal 5 Oktober 2013

[6] www.idarah/mutasi-peserta-didik.html diakses pada tanggal 06 Oktober 2013

[7] www.folder/idarah/manajemen-layanan-khusus.html diakses padatanggal 07 oktober2013

Artikel

Lihat Artikel Lainnya

Komentar

SMA Muhammadiyah 9 Surabaya adalah sekolah Islam berbasis Entrepreneur dengan semboyan The
Islamic Entrepreneur School .

Program Pembiasaan Kami: Shalat Dhuha, Tadarus al-Qur'an, Shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah,
Kultum Bilingual, Baca Tulis al-Qur'an, Tahfidz dan Hafalan Do'a Sehari-hari

Informasi

Kontak: 031 766 3009

Alamat: Jl. Gogor Kali No.11-12 Wiyung, Surabaya

Al-Islam Artikel Berita Cerita unduh hpt Info PPDB Insiprasi Pagi Kegiatan Kemuhammadiyahan Mata
Pelajaran Mufrodat Pengumuman Prestasi Profil Video

Anda mungkin juga menyukai