Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN

“MANAJEMEN PESERTA DIDIK“

Disusun Oleh : Luthfiah Aminati R.J ( 0142S1B020081 )

Nia ( 0142S1B020054 )

Alsha Ardelia ( 0142S1B020055 )

Semester : 2B

Prodi : PBSI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH BOGOR

2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur atas rahmat Allah SWT sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menjadi suri taulidan umat islam di dunia. Dengan terwujudnya makalah ini yang membahas
tentang “ Manajemen Peserta Didik“. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
informasi, pelajaran dan ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 5 Mei 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………..………………….………….1
KATA PENGANTAR ………………………………………….……………….…………………..2
DAFTAR ISI………………………………………….……………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………….………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah …………………..………………………………….……………………4
1.3 Tujuan ………………………………………….…………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar manajemen peserta didik.………………..…………………………………………5
2.2 Pencatatan data peserta didik …. ………………………………...……………………………….6
2.3 Mutasi dan Promosi peserta didik ……………..…………………...…………………………….8
2.4 Layanan Khusus …………………………….…………………………………………………12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………...…………………….…………………………………………….…17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….……………………..……………………18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang selalu mengajarkan untuk rapi,benar,tertib dan teratur dalam
mengerjakan sesuatu. Segala prosesnya harus di lakukan dengan baik tidak boleh asal-asalan.
Tujuan dan landasan dalam melakukan sesuatu itu pun harus jelas agar kegiatan menjadi
terarah dan mendapat dari ridho dar Allah Azza Wa Jalla. Hal ini merupakan prinsip utama
dalam islam, sesuai dengan prinsip tersebut maka,manajemen berarti mengatur, mengurus,
atau mengelola sesuatu agar terlaksana dengan baik,tepat dan tuntas merupakan hal yang
sudah di syariatkan dalam islam.
Dengan manajemen yang tepat dan terarah,tentu prestasi belajar dapat dimaksimalkan.
Untuk mencapi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : faktor yang terdapat dari
diri siswa ( faktor intern),dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).
Sehubungan dengan manajemen peserta didik tersebut secaa sosiologis,peserta didik
mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan
bahwa mereka sama-sama anak manusia. Oleh karena itu, peserta didik mempunyai
kesamaan unsur kemanusiaan. Peserta didik adalah salah satu elemen yang menunjang
keberhasilan suatu menajemen pendidikan. Peserta didik/siswa adalah input dari suatu
lembaga pendidikan. Sedangkan tolak ukur dari suatu keberhasilan pendidikan dapat diukur
atau dipandang dari output yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa konsep dasar manajemen peserta didik?
b. Bagaimana pencatatan data peserta didik ?
c. Apa mutasi dan promosi peserta didik ?
d. Apa yang dimaksud dengan layanan khusus?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Agar Pembaca mengetahui konsep dasar manajemen peserta didik
b. Agar Pembaca mengetahui pencatatan data peserta didik
c. Agar pembaca mengetahui mutasi dan promosi peserta didik
d. Agar pembaca mengetahui layanan khusus

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar manajemen peserta didik
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik adalah usaha atau bagaimana mengatur peserta didik
(murid) dari semenjak mereka masuk sekolah (mendaftar sekolah) hingga mereka lulus
sekolah. Adapun Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil
personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Peserta didik pada dasarnya memiliki kesamaan-kesamaan, yang mana dari
kesamaan-kesamaan inilah muncul sebuah system layanan sekolah. Sehingga tiap-tiap
peserta didik nantinya akan mendapatkan pelayanan yang sama akan hak-hak
mereka.Namun, pada praktiknya ada beberapa pihak yang menggugat system persamaan
dalam layanan ini. Mereka (yang menggugat) melihat dari sisi psikologis bahwa
sebenarnya masing-masing individu adalah berbeda sehingga harus dibedakan pula
pelayanan bagi masing-masing peserta didik.
B. Tujuan dan Fungsi manajemen peserta didik
1. Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan peserta
didik agar dapat menunjang proses belajar mengajar sehingga tujuan dari sebuah
pendidikan dapat tercapai.
2. Adapaun tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
4. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat peserta didik.
5. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
6. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik
dan tercapai cita-cita mereka.
7. Sedangkan fungsi dari manajemen peserta didik adalah sebagai sarana bagi
peserta didik untuk mengembangkan potensi diri mereka seoptimal mungkin dari
berbagai segi baik dari segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya,
segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik.

5
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh
kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta
didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
D. Pendekatan Manajemen peserta didik
Pendekatan yang digunakan ada 2 macam, yaitu pendekatan pendekatan
kuantitatif yang menitik beratkan pada aspek-aspek administrasi dan birokrasi lembaga
tempat peserta didik tersebut belajar. Dan pendekatan kualitatif yang lebih
memperhatikan masalah kesejahteraan peserta didik.
Dalam praktiknya, usaha yang dilakukan adalah mengambil jalan tengah dari
kedua pendekatan ini. Di mana peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan
birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraannya.

2.2 Pencatatan data peserta didik


Pencatatan merupakan sebuah kegiatan yang digunakan suatu peristiwa, atau untuk
mengabadikan sesuatu yang dianggap penting dan berguna oleh seseorang. Sedangkan data
berasal dari kata jamak datum dalam bahasa inggris berarti suatu yang diketahui atau
dianggap. Sesuatu yang telah terjadi disebut fakta. Sedangkan menurut Austin CJ, data
adalah fakta kasar atau gambaran yang dikumpulknan dari kedadaan tertentu, jadi data adalah
fakta yang belum diolah dan masih kasar.
1. Syarat data. Syarat dari sebuah data dianggap baik dan berguna mempunyai kriteria:
a. Data harus obyektif, artinya data itu menggambarkan seperti apa adanya.
b. Data harus mewakili.
c. Data harus mempunyai kesalahan baku ( standar error) yang kecil (apabila
data merupakan suatu perkiraan). Keslahan baku merupakan simpangan baku
suatu perkiraan dan digunakan untuk mengukur tingkat ketelitian. Makin kecil
keslahan bak suatu perkiraan, makin telitilah perkiraan tersebut.
d. Data harus tepat waktu, syarat tepat waktu penting sekali jika data tersebut
akan digunakan untuk mengontrol pelaksanaan data perencanaan sehingga
persoalan yang terjadi dapat diketahui untuk segera diatasi, dikoreksi dan
dipecahakan.
e. Data harus mempunyai hubungan dengan persoalan yang dipecahkan.

6
2. Sifat data
a. Sifat Epidmiologis mencakup 3 (tiga) aspek:
- Waktu yaitu saat kejadian dicatat dan dilaporkan.
- Tempat yaitu lokasi kejadian dicatat dan dilaporkan.
- Orang yaitu siapa atau subjek pencatatan dan pelaporan.
b. Sifat cakupan data yang dicatat dan dilaporkan:
- Apakah cakupan waktu bersifat tunggal/potongan waktu.
- Majemuk : bersifat rangkaian waktu.
- Cakupan tempat bersifat spesifik: mewakili suatu daerah tertentu.
- Cakupan orangnya: kelompok/ perorangan

Data internal merupakan data yang berasal dari dalam organsasi itu sendiri.Data
eksternal merupakan data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di luar organsasi
itu sendiri.

Pencatatan data merupakan proses untuk memasukkan data ke dalam media


penyimpan data. Jika media tersebut berupa buku, pencatatan data dilakukan dengan
menulis pada lembar-lembar buku. Jika media tersebut berupa perangkat komputer,
pencatatan data dilakukan dengan mengetik melalui keyboard, penggunaan pointer
mouse, alat scanner atau kamera. Proses administrasi peserta didik (siswa) adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta dilakukan
pembinaan secara kontinu terhadap seluruh pegawai (dalam lembaga pendidikan yang
bersangkutan) agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) secara efektif
dan efisien pada siswa, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara
kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru
sampai mereka meninggalkan sekolahnya (eksit), karena telah tamat, meninngal dunia,
putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia terdaftar lagi sebagai peserta didik
sekolah tersebut.

Data sangat erat kaitanya dengan administrasi, data yang dikumpulkan dan
disusun serta saling terkait satu sama lainnya dapat disebut sebagai administrasi. Dalam
dunia pendidikan Guru sangat berperan dalam pengolahan data/ administrasi kesiswaan.
Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem pengelolaan
pendidikan di sekolah. Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa
menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaan merupakan proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari
perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai
dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif. Dari sinilah betapa
pentingnya administrasi kesiswaan bagi sekolah khususnya sekolah dasar, menengah dan
atas. Khusus dalam bidang adminitrasi kesiswaan. Kepala sekolah selaku koordinator

7
pelaksana administrasi kesiswaan bertanggung jawab penuh atas terlaksananya kegiatan
keadministrasian tersebut, diantaranya yaitu kegiatan :
- Penerimaan siswa baru
- Pengelompokan siswa
- Kehadiran dan ketidak hadiran siswa di sekolah
- Penilaian kemajuan siswa
- Laporan kemajuan siswa
- Naik tidaknya siswa
- Bimbingan kepada siswa
- Pelayanan kesehatan siswa

2.3 Mutasi dan Promosi Peserta Didik


A. Mutasi Peserta Didik
Sebuah data dan informasi yang dapat menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan siswa baik perorangan maupun kelompok perlu dihimpun, dicatat dan
diperlihara secara cermat dan teratur, sejak pertama kali siswa terdaftar di sekolah sampai
siswa tersebut tamat sekolah. Rangkaian kegiatan ini tidak selamanya dikerjakan kepala
sekolah tetapi ia melimpahkan sebagian pekerjaan ketata-usahaan kepada guru dan
pegawai tata usaha. Ikut sertanya guru dalam hal mengerjakan urusan administrasi
sekolah secara keseluruhan adalah wajar, karena administrasi kelas merupakan bagian
yang tak terpisahkan daripada administrasi sekolah. Dengan demikian guru khususnya
guru kelas dan wali kelas tidak dapat melepaskan diri dari urusan administrasi kelas dan
sekolah, karena seorang guru sekolah dasar/menengah dan atas, pada hakekatnya adalah
seorang administrator pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka kepala sekolah,
kepala tata usaha dan guru bersama-sama petugas ketatausahaan lainnya memikul
tanggung jawab dalam hal mengurusi adminitrasi kesiswaan khususnya dalam
menghimpun, mencatat, memelihara data/atau informasi seluruh aspek perkembangan
siswa.
Ada beberapa macam mutasi yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mutasi intern. Yang dimaksud dengan mutasi intern adalah mutasi yang
dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta
didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yang
tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama
jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.
b. Mutasi ekstern. Yang dimaksud dengan mutasi ekstern adalah perpindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu
tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan
jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri hal demikian
menjadi persoalan; meskipun pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan
peserta didik, tidak pernah menjadi persoalan.

8
Ada banyak penyebab peserta didik mutasi. Adapun faktor penyebab tersebut,
dapat bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sebaya.

Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:

a. Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.

b. Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.

c. Malas.

d. Ketinggalan dalam pelajaran.

e. Bosan dengan sekolahnya.

Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:

a. Mengikuti orang tua pindah kerja.

b. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena


ditinggal tugas belajar ke luar negeri

c. Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar.

d. Disuruh oleh orang tuanya pindah.

e. Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di


sekolah tersebut.

f. Mengikuti orang tua pindah rumah.

g. Mengikuti orang tua transmigrasi.

Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:

a. Lingkungan sekolah yang tidak menarik.

b. Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.

c. Guru di sekolah tersebut sering kosong.

d. Adanya kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta


didik.

e. Sulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang


ada.

9
f. Sekolah tersebut dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan
peserta didik.

g. Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafid, seperti


rendahnya angka kelulusan setiap tahun.

Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu:

a. Bertengkar dengan teman.

b. Merasa diancam oleh teman.

c. Tidak cocok dengan teman.

d. Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman


sebayanya.

e. Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan


dirinya, sehingga merasa sendirian

f. Semua teman yang ada di sekolah tersebut berlainan strata dengan


dirinya.

Yang bersumber dari lain-lain adalah:

a. Seringnya sekolah tersebut dilanda banjir

b. Adanya peperangan yang mendadak sehingga di sekolah tersebut tidak


memungkinkan untuk belajar.

c. Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah tersebut


berada.

d. Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk, karena sudah terlalu tua.

Dalam banyak hal, mutasi memang perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan
pengetahuan peserta didik yang diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena
itu, ijin mutasi hendaknya diberikan jika disertai dengan alasan yang dapat diterima dan
sangat baik bagi perkembangan peserta didik itu sendiri. Seminimal mungkin, mutasi
peserta didik yang bersifat ekstern haruslah dikurangi. Pencegahan dan pengurangan
tersebut, tentu bergantung kepada macam sumber faktor penyebabnya. Sungguhpun
demikian, ada banyak faktor penyebab yang tidak bisa ditanggulangi. Dalam hal
demikian, mereka yang mutasi memang harus dicarikan jalan keluarnya, agar
menguntungkan bagi perkembangan peserta didik.

10
Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka langkah
preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan kepada peserta
didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di sekolah tersebut, peserta didik nantinya
akan mempunyai prospek tertentu sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut.
Ini perlu dikemukakan, agar mereka yakin benar dengan kebaikan sekolahnya. Dengan
demikian, setelah ia memilih sekolah tersebut, tidak akan ragu-ragu lagi.

Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah tersebut,
agar dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti pelajaran dengan
baik. Dengan penyesuaian diri yang baik dan belajar dengan baik, ia tidak ketinggalan
dengan teman-temannya yang lain. Dengan demikian, ia tidak punya alasan untuk pindah
ke sekolah lain.Disamping itu, peserta didik perlu bimbingan dengan baik agar
merencanakan belajarnya, dan diupayakan konsisten dengan rencana yang ia buat.
Kemalasan dalam mempelajari bab-bab awal, bisa beruntun sampai dengan bab-bab
akhir. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari sekolah, akan
membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas. Lebih lanjut, peserta didik
akan merasa senang belajar di sekolah tersebut.

Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada alternatif lain
kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Yang diperbaiki, tentu saja tidak saja sarana dan
prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah secara keseluruhan. Disiplin
guru perlu ditingkatkan, proses dan metode belajar pembelajaran dibuat sevariatif
mungkin, fasilitas dan sarana yang ada hendaknya difungsionalkan dengan baik.
Demikian juga layanan-layanan yang ada di sekolah, diupayakan dapat memuaskan
peserta didiknya. Upayakan agar peserta didik betah di sekolah tersebut.Jika sumber
penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari lingkungan keluarga, maka jalinan
kerja sama antara sekolah dengan keluarga memang perlu ditingkatkan. Jangan sampai,
hanya karena persoalan sepele saja kemudian anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah
lain. Perlu ada komunikasi yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga keduanya
tidak mengalami miscommunication.

Adapun, jika peserta didik, karena alasan tertentu yang dapat diterima akan
mutasi, maka hendaknya mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak
boleh dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah
lain adalah hak peserta didik sendiri. Berilah ia keterangan bahwa yang bersangkutan
memang pernah bersekolah di sekolah tersebut, dan kemukakan alasan-alasan mengapa
yang bersangkutan mutasi. Keterangan-keterangan yang lazim diberikan berkaitan
dengan peserta didik yang mutasi ialah: identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di
sekolah, kelakuan dan kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan
demikian, sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran yang
senyatanya mengenai anak tersebut.

11
Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi, hendaknya
juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan menerima. Jangan
sampai, sekolah yang sebelumnya sudah tertib dan baik, bisa berubah kacau hanya karena
ada seorang peserta didik yang baru mutasi dari sekolah lain. Untuk itulah, sekolah harus
meneliti mengenai: identitas, kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau
program asalnya, dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi.Tentu, dapat menerima
tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas dan
kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat penting, karena tidak mungkin sekolah dapat
menerima peserta didik tanpa fasilitas; dan menerima peserta didik yang kemampuannya
tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi,
akan memberatkan peserta didik itu sendiri.

B. Promosi Peserta Didik


Promosi atau publikasi merupakan termasuk dalam tahap penerimaan peserta
didik baru. Promosi atau publikasi dilakukan sepanjang tahun terutama pada momen-
momen penting.promosi biasanya dilakukan dengan brosur, koran, media elektronik dan
lain-lain yang dapat menunjang promosi dalam suatu sekolah.

Untuk menambah daya tarik, biasanya sekolah mengajak serta peserta didik yang
berprestasi, baik akademik maupun nonakademik. Peserta didik itu disuruh untuk
presentasi tentang keberhasilannya bersekolah di sekolah tersebut dengan segala daya
dukung yang disediakan sebagai fasilitas pengembangan prestasi di hadapan calon
peserta didik baru. Apalagi kalau peserta didik yang berprestasi itu dulunya berasal dari
sekolah sasaran, tentu akan sangat menguntungkan sebab mereka telah memiliki ikatan
batin yang kuat dengan adik-adik kelas, yang secara psikologis sungguh
berpengaruh.Sekolah-sekolah yang memiliki sarana multimedia lengkap yang didukung
oleh guru yang terampil dalam aplikasi teknologi informasi-komunikasimultimedia akan
menjadi media promosi yang cukup menarik. Para calon peserta didik baru dapat
disuguhi -secara audio-visual- berbagai kegiatan sekolah yang menarik, baik kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

2.4 Layanan khusus peserta didik


A. Pengertian Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah
satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa
Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan
proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja,
melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani
peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya
tujuan pendidikan nasional.

12
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan
suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya
sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.Manajemen layanan khusus di sekolah
pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar
pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus peserta didik di sekolah.
Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar
pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah.
Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada
dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah
suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan
efisien.
B. Jenis-Jenis Layanan Khusus
Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan
pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di
sekolah antara lain:
a. Layanan perpustakaan peserta didik
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada
peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran
di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi
layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali
Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di
lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar
maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu,
perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan
layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan maksud
membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif
melalui koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisi-definisi
tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit
pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
b. Layanan kesehatan peserta didik
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.

13
Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus
Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan
adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau
sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik
dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua peserta didik.
Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah dalam
rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) peserta didiknya yang
mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta
didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah
dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah
yang lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron, 1995:154)
c. Layanan asrama peserta didik
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya
diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama
mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
d. Layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan
kepada peserta didik dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak
dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya dan peserta didik pada
khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
e. Layanan kafetaria peserta didik
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah
dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih
dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak
berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.Layanan kafentaria
adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta didik
disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya
jangkau peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafentaria
tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga
memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.

14
f. Layanan laboratorium peserta didik
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan
penelitiam yang berkaitan dengan percibaan-percobaan tentang suatu obyek
tertentu.
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan,
pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah sarana
penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,
pengembangan dan bahkan pembakuan.
g. Layanan koperasi peserta didik
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha.
Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan
datang.Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik
sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolannya
melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan koperasi peserta didik
atau biasa disebut disebut koperasi peserta didik (Kopsis) adalah koperasi
yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan
guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja
h. Layanan keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada
peserta didik selama peserta didik belajar di sekolah misalnya adanya
penjagaan oleh satpam sekolah.
Keterkaitan antara Manajemen Layanan Khusus dengan Manajemen
Sarana dan PrasaranaMenurut Bafadal (2003:2), sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dalam
hubungannya dengan sarana pendidikan, ada sejumlah pakar pendidikan yang
mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan yang ditinjau
dari berbagai macam sudut pandang. Pertama, ditinjau dari habis tidaknya
dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang
habis pakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Kedua, ditinjau dari
bergerak tidaknya, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan
yang bergerak dan sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak. Ketiga,
ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar ada dua jenis
sarana pendidikan di sekolah, yaitu sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, dan sarana pendidikan yang secara
tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar.

15
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi
dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan
untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara
langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mangajar. Beberapa
contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah
ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil,
ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat
parkir kendaraan.
Berdasarkan uraian tentang sarana dan prasarana di atas, serta penjelasan
mengenai layanan khusus di sekolah pada pembahasan sebelumnya, dapat
diketahui kaitan antara pentingnya sarana dan prasarana dengan layanan
khusus di sekolah. Suatu layanan khusus tanpa didukung oleh sarana dan
prasarana maka pelayanan yang diberikan tidak akan maksimal karena tidak
ada fasilitas yang mendukung. Sebagian besar layanan khusus memerlukan
tempat dan peralatan dalam memberikan pelayanannya kepada peserta didik.
Sebagai contoh pelayanan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan ini
memerlukan tempat yang berupa ruang perpustakaan serta memerlukan
perabot dan peralatan seperti rak, buku, alamari dan lain-lain untuk melakukan
kegiatan pelayanan kepada peserta didik. Begitu juga dengan layanan-layanan
yang lainnya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen peserta
didik adalah pengelolaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan peserta didik,baik itu
proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses pengembangan potensi peserta didik diluar
kelas. Selain itu,manajemen peserta didik juga mengatur kegiatan peserta didik,mulai dari
peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga sekolah sampai ia lulus dari suatu lembaga sekolah
tersebut. Tujuan dari fungsi manajemen peserta didik adalah untuk mengatur segala kegiatan-
kegiatan agar semua kegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar disekolah,dan
sebagai media atau wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
semaksimal mungkin.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://edoy05.wordpress.com/paper/manajemen-peserta-didik/

https://kamiluszaman.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik.html?m=1

https://solehahmadi.wordpress.com/sosiologi/manajemen-peserta-didik/

18

Anda mungkin juga menyukai