Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Manajemen adalah suatu metode atau tekhnik untuk mencapai suatu tujuan. Menurut
James A.F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Kata manajemen mungkin bukan lagi kata yang asing bagi kita, sebab hampir di setiap
kegiatan keseharian kita perlu yang namanya manajemen baik itu disadari atau tidak disadari.
Hampir semua kegiatan sehari-hari kita perlu yang namanya manajemen karena tanpa
manajemen yang baik maka bisa dipastikan kegiatan yang kita lakukan tersebut akan berantakan,
hal tersebut terlihat dari luasnya cakupan disiplin ilmu manajemen misalnya saja manajemen
bisnis, manajemen keuangan, manajemen rumah tangga dan lain-lain.
Salah satu hal yang membutuhkan sentuhan manajemen agar bisa berjalan dengan baik
dan tujuannya dapat tercapai adalah sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu lembaga yang
mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas, cerdas,
beriman dan bertanggung jawab.
Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan bagian terpenting dari pendidikan. Maka
dari itu jika tidak ada peserta didik, kegiatan pendidikan tidak akan berjalan. Terlebih lagi di era
persainagan seperti sekarang ini, sekolah harus berlomba-lomba untuk mendapatkan peserta
didik supaya sekolah meraka tetap berjalan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan
pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur  utama yang harus dimanajemen
dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha
Keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi
harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa
dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sesuai filosofi tujuan
pendidikan, memanusiakan manusia. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan
akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan sekolah sampai
peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut. Oleh karena itu disusunlah
makalah ini untuk memahami bagaimana memanajemen peserta didik dengan baik.

B.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja konsep dasar manajemen peserta didik ?
2. Bagaimana pencatatan data peserta didik di sekolah?
3. Bagaimana mutasi dan promosi peserta didik di sekolah ?
4. Bagaimana layanan khusus pada peserta didik di sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan konsep dasar manajemen
2. Untuk menjelaskan bagaimana kegiatan pencatatan data peserta didik di sekolah.
3. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana mutasi dan promosi peserta didik di sekolah.
4.  Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan apa saja layanan khusus pada peserta didik disekolah. 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah secara
keseluruhan. Manajemen berbasis sekolah meliputi manajemen pembelajaran berbasis sekolah,
manajemen peserta didik berbasis sekolah, manajemen tenaga kependidikan berbasisi sekolah,
manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah, manajemen keuangan, manajemen kelas,
hubunga manajemen sekoah dengan masyarakat, manajemen layanan khusus pendidikan berbasis
sekolah.
Di antara manajemen berbasis sekolah tersebut, yang menduduki tempat paling tinggi
adalah manajemen peserta didik karena peserta didik merupak unsur utama dalam
pendidikan.Semua kegiatan yang ada di sekolah, baik yang berkenaan dengan manajemen
pembelajaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dengan
masyarakat maupun layanan khusus kependidikan, semuaya di arahkan untuk peserta didik agar
peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang andal dan bermutu.
Pada konsep dasar manajemen peserta didik ini akan dibahas : (1) pengertian manajemen
peserta didik, (2) tujuan dan fungsi manajemen peserta didk, (3) prinsip-prinsip manajemen
peserta didik, (4) pendekatan manajemen peserta didik, dan (5) ruang lingkup manajemen peserta
didik.
1. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Secara etimologis, Secara bahasa kata manajemen berasal dari bahasa Ingris yaitu “kata
kerja to manage berarti control yang dalam bahasa Indonesia diartikan mengendalikan,
menangani, atau mengelola”. Menurut The Liang Gie (1978) manajemen adalah segenap
perbuatan menggerakkan sekelompok orang ataumengarahkan segala fasilitas dalam usaha keja
sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut James A.F. Stonner manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan.
Dari pendapat di atas, maka dapat dijelaskan manajemen adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang didasari atas aturan tertentu
untuk mencapai suatu tujuan. Kerja sama antara dua orang atau lebih karena adanya aturan-
aturan tertentu, ada yang berfungsi sebagai manajer dan ada yang dimanajeri. Manajer itu sendiri
adalah orang yang bekerja tetapi tidak menggunakan tangannya sendiri melainkan menggunakan
tangan orang lain. Sementara itu dimanajeri adalah orang yang bekerja dengan tangannya sendiri
yang dimanajemeni oleh orang lain. Dalam bekerja tersebut, baik orang yang menjadi manajer
maupun dimanajemeri dapat menggunakan sarana dan prasarana yang telah tersedia.
Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Pada taman kanak – kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor
27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut
ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan
siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30
Tahun 1990 disebut mahasiswa.
Peserta didik juga mempunyai sebutan - sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak
didik, pembelajar, dan sebagainya.
Syamsul nizar mendeskripsikan  enam kriteria peserta didik , yaitu :
a.  peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
b.  peserta didik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan
c.  peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
d. peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik,
dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
e. peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan
berkembang secara dinamis.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezivich mendifinisikan manajemen peserta didik sebagai “suatu layanan yang
memusatkan perhatian kepada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar
kelas seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Jadi, secara simpel manajemen peserta didik dapat dipahami sebagai suatu usaha untuk
mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang memiliki kaitan dengan peserta didik
agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, mulai dari peserta didik
tersebut masuk sekolah sampai peserta didik tersebut lulus dari sekolah.
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar. Lebih lanjut proses belajar
mengajar dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan konstribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
b.  Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta
didik.
c.  Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
a.  Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka
dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-
potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat),
dan kemampuan lainnya.
b.  Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik
dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan
lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan
hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta
didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik
demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri
peserta didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar
peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan
demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
3. Prinsip-prinsip Manajemen Peserta Didik
Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu
yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani
lagi, maka akan tinggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti
bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini
haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan
manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan
dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen
sekolah.
b.   Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai
atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan
untuk yang lainnya.
c.  Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-
perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka
melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari
pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan
terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen
peserta didik.
f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di
masa depan.
4. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager,
1994).Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).Pendekatan ini lebih
menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan.Dalam
pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan
harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi
pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya,
manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh
lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah:
mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi,
penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach).Pendekatan ini lebih
memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas
diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta
didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri
di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan
iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah
dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk
memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain
sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang
berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk
menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan
kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.
5.  Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk
membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan di sekolah.
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:
a. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
1)   Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
Besarnya jumlah peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a)  Daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik dalam satu kelas
(ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45 orang. Sedangkan ukuran
kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 peserta didik per satu kelas.
b)  Rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid guru adalah 1 : 30.
2)  Menyusun program kegiatan kesiswaan
Penyusunan program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah harus
didasarkan kepada:
a)  Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan
b)  Minat dan bakat peserta didik
c)   Sarana dan prasarana yang ada
d)   Anggaran yang tersedia
e)   Tenaga kependidikan yang tersedia
b.    Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya
adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah
rekruitmen peserta didik adalah sebagai berikut:
1)   Pembentukan panitia penerimaan siswa baru, yang terdiri dari semua unsur guru, tenaga tata
usaha dan dewan sekolah/komite sekolah. Panitia ini bertugas mengadakan pendaftaran calon
siswa, mengadakan seleksi dan menerima pendaftaran kembali siswa yang diterima.
2)   Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara
terbuka. Pengumuman tersebut berisi hal-hal sebagai berikut:
a)  Gambaran singkat lembaga pendidikan (sekolah) yang meliputi: sejarah, visi dan misi
sekolah, kelengkapan fasilitas sekolah, tenaga kependidikan yang dimiliki.
b) Persyaratan pendaftaran siswa baru minimal meliputi surat sehat dari dokter, ada batasan usia
yang ditunjukkan dengan akte kelahiran, SKKB, salinan nilai dari sekolah sebelumnya,
melampirkan pas foto.
c) Cara pendaftaran. Ada dua cara yaitu secara individual oleh masing-masing calon peserta
didik yang datang ke lembaga pendidikan (sekolah) yang dituju atau secara kolektif oleh pihak
sekolah dimana peserta didik sekolah sebelumnya.
d) Waktu pendaftaran, yang memuat kapan waktu pendaftaran dimulai dan diakhiri.
e) Tempat pendaftaran.
f) Berapa uang pendaftaran dan kepada siapa uang tersebut diserahkan, serta bagaimana
pembayarannya.
g)   Waktu dan tempat seleksi, meliputi hari, tanggal, jam fan tempat seleksi.
h)  Pengumuman hasil seleksi yang meliputi waktu pengumuman dan dimana calon peserta didik
dapat memperolehnya.
c. Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah)
tersebut berdasarkanketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
1) Melalui tes atau ujian
2)  Melalui penelusuran bakat kemampuan
3) Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN
d. Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan
diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
1) Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
2)   Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sekolah
3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan
emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
e.   Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Menurut William A Jeager dalam mengelompokkan peserta didik dapat didasarkan
kepada:
1)    Fungsi integrasi, yaitu pengelompokkan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada
pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur, dan
sebagainya. Pengelompokan ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal.
2)      Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik disarkan pada perbedaan-perbedaan
yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan dan sebagainya.
Pengelompokkan ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat individual.
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada 5
macam yaitu:
1)      Friendship Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada kesukaan di dalam memilih teman antar
peserta didik itu sendiri.
2)      Achievement Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa.Dalam
pengelompokkan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi
dengan peserta didik dengan peserta didik yang berprestasi rendah.
3) Aptitude Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan
apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
4)  Attention or Interest Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari
kesenangan peserta didik itu sendiri.

5) Intelligence Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan
kepada peserta didik itu sendiri.
f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan  sehingga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya
melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan dalam kurikulum yang
pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses
belajar mengajar dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap
peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan
di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum.Kegiatan ini biasanya terbentuk berdasarkan
bakat dan minat yang telah dimiliki oleh peserta didik.Setiap peserta didik tidak harus mengikuti
semua kegiatan ekstra kurikuler.Ia bisa memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),
ROHIS (Rohani Islam), kelompok basket, silat, Pramuka, dan lain-lain.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melalui proses
penilaian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (guru). Ukuran yang sering digunakan adalah
naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir sebuah
lembaga pendidikan (sekolah).

g.  Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak
lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
h.  Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan
adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program
pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik.Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara
formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai.Namun demikian, diharapkan
hubungan antara para alumni dan sekolah telah terjalin.Hubungan antara sekolah dan para
alumni dapat dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para
alumni yang tergabung dalam IKA (Ikatan Alumni) dan biasanya melakukan suatu kegiatan yang
disebut “reuni”.
B. Pencatatan Data Peserta Didik
1. Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah.Kesalahan
dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.Oleh karena penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang ringan.
Maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai.
Untuk itu penunjukan panitia penerimaan peserta didik baru baru telah dilakukan oleh kepala
sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya tidak
tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya telah selesai. Tugas panitia penerimaan:
a.   Menentukan banyak peserta didik yang diterima Biasanya peserta didik baru diterima hanya
untuk kelas 1. Akan tetapi apabila masih ada tempat untuk kelas-kelas lain atau karena perluasan,
dapat juga diterima untuk peserta didik baur dikelas 2 dan 3. Penentuan banyak peserta didik
yang diterima tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut. Rumus untuk daya tampung
adalah:
Dt : daya tamping
B : banyak bangku yang ada
M : muatan bangku
TK: banyak peserta didik yang tinggal kelas
b. Mementukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1)  Umur sesuai dengan tingkat sekolah
a) TK tingkat A umur 3 – 4 tahun
b) TK tingkat B umur 4 – 5 tahun
c)  TK tingkat C umur 5 – 6 tahun
d)  Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun
Jika masih ada tempat, urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11
tahun, 12 tahun, 16 tahun.
e)  SLTP umur 11 – 17 tahun
f)   SMU/SMK umur 14 – 17 tahun
2)  Salinan surat tanda tamat belajar
3)  Salinan rapor kelas tertinggi
4)  Mengisi formulir yang disediakan
5)  Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatan
6)  Membayar uang pendaftaran
c.  Melaksanakan Penyaringan
Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain, kegiatan
penyaringan bukanlah yang penting karena:
1)  Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan
2)  Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu
3)  Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebih rendah belum menjamin bahwa lulusannya
mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.
4) Penyaringan peserta didik baru didasarkan pada:
a)  Atas pertimbangan target
b) Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah diterapkan
d.  Mengadakan pengumuman penerimaan
e.  Mendaftar kembali calon yang sudah di terima Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah
kepala sekolah mempunyai tanggung jawab pokok dalam penyesuaian permulaan peserta didik
baru kepada situasi sekolah yang baru bagi mereka. Orientasi ini diperlukan pada dua saat yaitu
sebagai berikut:
1)  Bila peserta didik meninggalkan sekolah dasar dan memasuki sekolah menengah tingkat pertama
2)  Bila peserta didik melanjutkan pelajaran dari sekolah menengah tingkat pertama ke sekolah
menengah tingkat atas. Pada kedua waktu ini kepala sekolah harus memperhatikan penyesuaian
peserta didik kepada lingkungan baru (fasilitas, guru, program pendidikan, dan tata tertib di
sekolahnya). Transisi dari sekolah dasar yang mempunyai jenis program pendidikan yang
mandiri kepada sistem yang menyerupai departementalisasi seperti terdapat di sekolah menengah
adalah terutama sulit. Usaha untuk memecahkan transisi ini menghasilkan terbentuknya guru
atau wali kelas yang akan turut merasakan dan memahami kesulitan-kesulitan peserta didik dan
yang akan memberikan perhatian khusus yang diperlukan oleh peserta didik.

Prosedur lain yang banyak dipakai ialah suatu program khusus yang disediakan bagi
peserta didik baru berisi orientasi pendek tentang lingkungan baru yang mereka masuki. Program
orientasi ini juga dibutuhkan oleh peserta didik pindahan dari sekolah lain yang tiba di sekolah
pada setiap waktu selama tahun ajaran.
Satu cara untuk memberikan semua peserta didik orientasi tentang sejarah dan
kebijaksanaan sekolah ialah buku petunjuk peserta didik. Buku ini dipakai sebagai alat orientasi
dan menyediakan informasi yang berguna yang diperlukan oleh semua peserta didik selama
tahun pelajaraan.Ini juga dapat dipakai oleh orang tua dan masyarakat yang ingin mengetahui
fakta-fakta fundamental tertentu tentang sekolah.
Satu fungsi yang sangat penting dari buku petunjuk peserta didik ialah untuk menjelaskan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan untuk mengawasi dengan efektif ke seluruh program
sekolah.Kebijaksanaan ini biasanya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan dan
menjadi bagian dari tradisi sekolah.Ia hendaknya ditulis dan dijelaskan kepada peserta didik dan
orang tua dua-duanya. Buku petunjuk peserta didik itu dapat berisi keterangan tentang beberapa
bidang kebijaksanaan sekolah yang berikut : pakaian yang layak di sekolah, waktu tiba di
sekolah, prosedur untuk memperoleh izin tidak masuk sekolah, prosedur tak hadir dan
kelambatan, tempat sepeda, pelayanan kesehatan sekolah, pemakaian tilpon, waktu menerima
tamu, pemeliharaan barang-barang milik sekolah, perilaku peserta didik, hari-hari libur sekolah,
dan lain-lain.
Selain mengenai kebijaksanaan sekolah, keterangan lain yang bermanfaat bagi peserta
didik hendaknya juga diberikan. Yang sering dijumpai dalam buku petunjuk peserta didik ialah
mengenai hal-hal berikut:
a. Sejarah singkat sekolah
b.  Tujuan-tujuan sekolah
c.  Syarat-syarat untuk memperoleh ijazah sekolah
d. Biaya sekolah dan biaya lain yang menjadi tanggungan peserta didik/orang tua
e. Kalender peristiwa-peristiwa sekolah
f.  Jadwal pelajaran
g.  Deskripsi tentang mata-mata pelajaran
h. Organisasi peserta didik
i. Pelayanan pemeriksan badan dan pengobatan
j. Klub-klub hobi
k. Program kegiatan di waktu libur
l.  Nama dan alamat staf pengajar

2. Pencatatan Peserta didik


Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses selanjutnya adalah
menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik tersebut dalam catatan-catatan
sekolah. Catatan-catatan sekolah anatara lain :
a.Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
1) Buku induk, yaitu yang digunakan untuk mencatat data semua anak yan pernah dan sedang
mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku induk meliputi nomor urut, nomor
induk (sesuai tanggal mendaftar) nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaaan
orang tua, alamat orang tua/ wali, tanggal keluar atau meninggalkan sekolah dan kolom
keterangan.
2)  Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang ditulis menurut abjad dan berfungsi untuk
membantu petugas dalam mencari data dari buku induk. Hal-hal yang dimuat dalam buku
klapper adalah nomor induk, nama, nama orang tua/ wali, alamat orang tua/ wali. Penentuan
nama dan alamat orang tua/ wali adalah untuk membantu petugas jika ternyata ada nama anak
yang sama.
3)  Catatan-catatan sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya diperlukan bagi peserta
didik saja tetapi juga untuk guru dan karyawan lain. Tata tertib peserta didik adalah suatu
peraturan untuk mengatur sikap anak-anak di dalam satu sekolah (departemen kpendidikan dan
kebudayaan). Fungsi tata tertib bersifat ganda. Pertama untuk anak-anak itu sendiri agar secara
individual sikapnyaa baik. Kedua, mengatur agar pergaulan di sekolah itu teratur, tidak ada yang
berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak kekacauan di sekolah.
b.  Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah. Catatan-catatan untuk masing-masing kelas
meliputi :
1) Buku kelas (cuplikan buku induk)
2)  Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung presentasi absensinya.
3) Buku-buku lain mengenai catatan prestasi belajar dan bimbingan penyuluhan.Pencatatan
Bimbingan Dan Penyuluhan Peserta didik Saat ini hampir semua kelas menengah telah memiliki
tenaga yang bertugas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, karena telah disadari
peranannya dalam menunjang dalam keberhasilan belajar peserta didik. Bimbingan adalah
bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada peserta didik dengan memperhatikan potensi-
potensi yang ada pada peserta didik tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin.
Penyuluhan adalah interaksi antarpribadi pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan
masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan. Istilah lain dari penyuluhan adalah
konseling. Ada empat jenis bimbingan di sekolah:
a) Bimbingan belajar
Bertujuan membantu mengenal, memahami cara belajar yang efisien dan efektif, tertib
dan disiplin belajar baik secara mandiri maupun kelompok dsb.
b) Bimbingan pribadi
Bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan pribadi yang beriman dan
bertakwa pada tuhan yang maha esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi,
menghargai keunikan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.
c) Bimbingan karir/ bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh kesempatan kerja
Ditujukan untuk mengenal untuk memahami dan mengembangkan potensi diri dalam
mempersiapkan masa depan.
d) Bimbingan social
Bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan lingkungan social
dan sekitarnya.
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan yaitu:
  Layanan orientasi
  Layanan informasi
  Layanan penempatan dan penyaluran
  Layanan pembelajaran
  Layanan konseling perorangan
  Layanan bimbingan kelompok
  Layanan konseling kelompok
3. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk
masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan. Beberapa catatan
prestasi belajar adalah :
a. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari kertas
pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar nilai ditangani oleh guru yang
mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan memuat nilai semua peserta didik yang diajar
oleh seorang guru jika guru tersebut mengajar satu macam bidang studi.
b. Buku leggier (buku kumpulan nilai), Jika dalam buku daftar nilai hanya terdapat satu nilai untuk
bidang studi, maka dalam leggier akan dapat dilihat semua nilai untuk semua bidang studi yang
diajarkan sekolah tersebut untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya
terdapat 2 macam legier yaitu :
1) Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua pelajaran untuk satu periode
tertentu dan untuk satu kelas tertentu.
2)  Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di himpun untuk
seluruh sekolah
c.  Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik selama peserta
didik tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, paling sedikit banyaknya
lembaran rapport sama dengan banyaknua tingkatan di suatu sekolah. Fungsi dan kegunaan
rapport adalah sebagai hasil kerja sekolah kepada orang tua atau wali peserta didik karena
sekolah merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau wali untuk mendidik
anaknya.Raport tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang berupa kepandaian saja.
Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran, kepemimpinan, keberhasilan dan aspek-
aspek pribadi yang lain. Secara umum petunjuk pengisian rapport sebagai berikut :
1)  Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapport ini, misalnya identitas peserta
didik dan sekolahnya
2)   Kotak pertama: berisi nomor, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta
catatan guru.
3)  Kotak kedua: perilaku.
4)  Kotak ketiga: pengembangan diri.
5)  Sensus Sekolah
Di negara-negara yang sudah menetapkan dan menjalankan wajib belajar, anak-anak
berusia sekolah.Orang tua maupun peserta didik dianggap sebagai bertanggung jawab untuk
mentaati undang-undang pendidikan.Jika anak-anak berusia sekolah harus berada di sekolah atas
dasar wajib sekolah, maka kewajiban pertama sistem sekolah ialah untuk mengetahui di mana
mereka itu berada. Satu prosedur yang dipakai untuk menentukan apakah semua anak usia
sekolah ialah melakukan sensus sekolah.
Sensus sekolah, yang biasanya dilakukan setiap tahun, didasarkan atas kunjungan rumah
ke rumah yang teliti dengan kartu sensus yang terpisah bagi setiap keluarga. Nama anak dan
keterangan lain yang diminta dicatat pada kartu itu. Prosedur addministratif untuk melakukan
sensus dapat ditetapkan dengan berbagai cara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang bukan guru
yang dipekerjakan untuk melakukan sensus itu.Sekolah biasanya bertanggung jawab bagi bagian
tertentu dari wilayah sekolah.Kepala sekolah dan stafnya harus menyusun dan menjumlahkan
hasil-hasilnya pada suatu daftar untuk bagian wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sensus sekolah hanya menetapkan tempat tinggal peserta didik, tidak membawa peserta
didik ke sekolah. Pekerjaan untuk membawa peserta didik ke sekolah bila ia tidak mau
bersekolah adalah terutama fungsi pejabat khusus di tingkat wilayah. Kepala sekolah harus
bekerja sama dengan pejabat itu sehingga keduanya akan mengetahui bila peserta didik itu tiba di
sekolah. Sekali peserta didik itu telah terdaftar, tanggung jawab pokok untuk pencatatan
kehadirannya berada pada kepala sekolah.
Sensus sekolah juga dipakai untuk tujuan-tujuan lain, seperti misalnya untuk menentukan
sifat dan ruang lingkup pelayanan peserta didik yang harus disediakan dan untuk menetapkan
jumlah anak yang akan mulai bersekolah dan sehubungan dengan itu menetapkan perluasan
sekolah dan lokasinya. Dengan data tentang jumlah anak usia sekolah yaang belum bersekolah
itu, administrator sekolah berada dalam posisi menampung peserta didik dari wilayah sekolah
itu. Jika gedung sekolah yang ada telah penuh dengan peserta didik, maka harus diusahakan
penambahan ruangan kelas atau bahkan mungkin penambahan jumlah sekolah.
Juga pendaftaran peserta didik tiap tahun, menyediakan salah satu dasar bagi penentuan
kebutuhan akan gedung sekolah baru. Pendaftaran peserta didik menyediakan data yang bertalian
dengan arah pertumbuhan peserta didik di suatu wilayah sekolah. Khususnya di kota-kota
perwaktu yang sama jumlah peserta didik dan sekolah-sekolah di pusat kota mungkin berkurang.
C.   Mutasi dan Promosi Peserta Didik
Mutasi siswa atau perpindahan siswa pada hakekatnya adalah berpindahnya kegiatan
belajar mengajar dari satu sekolah ke sekolah yang lain baik itu masih satu kabupaten/kota atau
luar kota. Proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa yang melakukan mutasi itu sifatnya
melanjutkan bukan mengulang jadi hal-hal yang berkaitan dengan siswa tersebut baik itu berupa
absensi atau penilaian semuanya harus ada laporan ke sekolah barunya, sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan dalam proses belajar baik itu tingkat
SD, SMP dan SMA.Siswa yang baru melakukan perpindahan sekolah biasanya selalu dilakukan
pengawasan yang ketat oleh sekolahnya yang baru, dikhawatirkan siswa yang besangkutan
memiliki suatu permasalahan yang data menggangu siswa lain dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar atau dengan kata lain siswa yang lain selalu diberikan masa percobaan apakan siswa
tersebut dapat mengikuti kegiatan belajar yang dilakukan sekolah barunya, dalam masa
percobaan ini sekolah berwenang memberikan suatu keputusan yang mungkin suatu keputusan
tersebut dapat berupa mengalihkan sekolahnya ke sekolah yang dianggap sebagai sekolah yang
tarafnya di bawah sekolah tersebut. Ini merupakan suatu komitmen yang biasa dilakukan oleh
sekolah yang baru mendapatkan siswa yang telah melakukan proses mutasi.
Ada beberapa macam mutasi yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mutasi intern. Yang dimaksud dengan mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta
didik di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas
saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik
yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.
2. Mutasi ekstern. Yang dimaksud dengan mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta
didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah
negeri hal demikian menjadi persoalan; meskipun pada sekolah swasta, terutama yang
kekurangan peserta didik, tidak pernah menjadi persoalan. Ada banyak penyebab peserta didik
mutasi. Adapun faktor penyebab tersebut, dapat bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya.
Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
a. Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.
b. Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
c.  Malas.
d. Ketinggalan dalam pelajaran.
e. Bosan dengan sekolahnya.
Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
a.  Mengikuti orang tua pindah kerja.
b. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar ke luar
negeri
c. Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar.
d. Disuruh oleh orang tuanya pindah.
e. Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut.
f. Mengikuti orang tua pindah rumah.
g. Mengikuti orang tua transmigrasi.
Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:
a.  Lingkungan sekolah yang tidak menarik.
b.  Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.
c. Guru di sekolah tersebut sering kosong.
d. Adanya kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
e. Sulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada.
f. Sekolah tersebut dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan peserta didik.
g. Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafid, seperti rendahnya angka kelulusan setiap
tahun.
Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu:
a. Bertengkar dengan teman.
b. Merasa diancam oleh teman.
c. Tidak cocok dengan teman.
d. Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
e. Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya, sehingga merasa
sendirian
f. Semua teman yang ada di sekolah tersebut berlainan strata dengan dirinya.
Yang bersumber dari lain-lain adalah:
a. Seringnya sekolah tersebut dilanda banjir
b. Adanya peperangan yang mendadak sehingga di sekolah tersebut tidak memungkinkan untuk
belajar.
c.  Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah tersebut berada.
d. Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk, karena sudah terlalu tua.

1.  Syarat dan Ketentuan Mutasi Siswa


a.  Dasar Dan Landasan Mutasi Siswa
Sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 09 Tahun 2012 Tanggal 31
Januari 2012.
b.  Persyaratan Mutasi  Keluar
1)  Surat Permohonan pindah keluar dari orang tua/wali bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu ripiah).
2)   F.Copy Raport lengkap dan asli yang dilegalisir oleh kepala sekolah
3)    Surat keterangan pindah keluar (ditanda tangani oleh kepsek, Ka. Seksi Dinas Pendidikan
tingkat kecamatan, ka. Suku Dinas Pendidikan tingkat kotamadya) dan Tanda tangan Dinas
Pendidikan Setempat jika berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta.
4) F. Copy Daftar Siswa (dokumen 8355)
5) F. Copy Sertifikat Akreditasi
6)  F. Copy Ijin Operasional *) khusus sekolah swasta
7)  Surat keterangan tidak sedang menjalani sanksi.
c. Persyaratan Mutasi Masuk
1) Surat Keterangan Pindah keluar dari sekolah asal
2)  Raport Asli dan F. Copy yang dilegalisir kepala sekolah asal
3)  Surat keterangan tidak sedang menjalani sanksi dari sekolah asal
4)   F. Copy Sertifikat Akreditasi dari sekolah asal
5)   F. Copy Ijin Operasional dari sekolah asal *) khusus sekolah swasta
6)  Surat Permohonan pindah masuk dari orang tua/wali bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu ripiah).
7)   Surat Keterangan pindah masuk (ditanda tangani oleh kepsek, Ka. Seksi Dinas Pendidikan
tingkat kecamatan, ka. Suku Dinas Pendidikan tingkat kotamadya) dan Tanda tangan Dinas
Pendidikan Setempat/DKI Jakarta jika berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta.
d. Peraturan Pelaksanaan Perpindahan
1) Pelaksanaan perpindahan peserta didik hanya bisa dilaksanakan pada Semester II (genap) setelah
menerima raport semester I (ganjil)
2)  Peserta didik SD Kelas VI dilarang berpindah pada semester II (genap)
3)   Laporan secara berjenjang ke Dinas Pendidikan terkait peserta didik yang keluar dan/atau masuk
disampaikan kepala sekolah paling lambat 2 (dua) minggu setelah peserta didik pindah
4)   Biaya yang diperlukan untuk perpindahan peserta didik dibebankan pada APBN dan APBD
e. Diagram Alur Mutasi Keluar/Masuk
DIAGRAM ALUR MUTASI KELUAR/MASUK
2. Promosi Peserta Didik
Promosi atau publikasi merupakan termasuk dalam tahap penerimaan peserta didik baru.
Promosi atau publikasi dilakukan sepanjang tahun terutama pada momen-momen
penting.promosi biasanya dilakukan dengan brosur, koran, media elektronik dan lain-lain yang
dapat menunjang promosi dalam suatu sekolah.
Untuk menambah daya tarik, biasanya sekolah mengajak serta peserta didik yang
berprestasi, baik akademik maupun nonakademik.Peserta didik itu disuruh untuk presentasi
tentang keberhasilannya bersekolah di sekolah tersebut dengan segala daya dukung yang
disediakan sebagai fasilitas pengembangan prestasi di hadapan calon peserta didik baru. Apalagi
kalau peserta didik yang berprestasi itu dulunya berasal dari sekolah sasaran, tentu akan sangat
menguntungkan sebab mereka telah memiliki ikatan batin yang kuat dengan adik-adik kelas,
yang secara psikologis sungguh berpengaruh.
Sekolah-sekolah yang memiliki sarana multimedia lengkap yang didukung oleh guru
yang terampil dalam aplikasi teknologi informasi-komunikasi, multimedia akan menjadi media
promosi yang cukup menarik. Para calon peserta didik baru dapat disuguhi -secara audio-visual-
berbagai kegiatan sekolah yang menarik, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
D.      Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
1.      Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, pengertian bimbingan yaitu bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan.
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi
dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri
serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga, yaitu :
a. Fungsi Penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya,
memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-
citanya
b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru dan tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan
program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan dan cita-cita peserta didik.
c.  Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat, minat,
kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan dilaksanakannya bimbingan di sekolah antara lain:
a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri,
b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta
persyaratannya,
c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat,
d. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan
kemampuannya,
f.  Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan berbagai nilai,
g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan, miat dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik
yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat,
h.  Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial,
Ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu :
a. Layanan kepada peserta didik
Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup : bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan karir).
Dilihat dari ukuran kegiatan, mencakup: layanan orientasi, layanan pengumpulan data
pribadi, layanan pemberian informasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan
pengiriman, layanan tindak lanjut.
b.  Layanan kepada guru
c.  Layanan kepada kepala sekolah
d.  Layanan kepada calon peserta didik (feeder school)
e.   Layanan kepada orang tua
f.   Layanan kepada dunia kerja, teruatama dilaksanakan di sekolah kejuruan
g.   Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lain.
2. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai
tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantung sekolah,
karena yang menjadi denyut nadi proses pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan.
Tujuan perpustakaan sekolah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan
budaya tulisan;
b. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif
dan efisien;
c.  Meletakkan dasar kea rah belajar mandiri;
d.   Memupuk bakat dan minat;
e.   Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan yaitu:
a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar,
b. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi peserta dan
pendidik,
c.    Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan
bidang budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif,
d.   Melaksanakan pelayanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pendidikan
peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.
Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasaran yang dituju yaitu:
a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang;
2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio visual;
3)  Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran tertentu;
4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh guru dalam
rangka meningkatkan profesinya.
b.  Layanan kepada peserta didik, meliputi :
1)  Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum;
2)  Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik memperdalam pengetahuannya;
3)  Menyediakan bahan untuk meningkatkan ketrampilan;
4)  Menyediakan kemudahan untuk membantu peserta didik mengadakan penelitian.
c. Layanan terhadap manajemen sekolah
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah:
1) Sebagai perangkat pendidikan di sekolah;
2) Unit pelaksana teknis
3) Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan
Perbandingan koleksi antara buku non fiksi dan fiksi disarankan sebagai berikut: untuk
SD 60:40; untuk SMP 70:30; untuk SLTA 75:25.
Sebelum siap dipinjamkan bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang telah dibakukan. Klasifikasi digunakan sistem DDC
(DeweyDecimal Classification), untuk katalogisasi mempergunakan peraturan katalogisasi
Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan pedoman penyelenggaraan perpustakaan
sekolah.
Tenaga perpustakaan terdiri dari :
a. Pestakawan, adalah seorang guru pustakawan, yaitu guru yang disamping tugas mengajar juga
mengolah perpustakaan. Untuk itu diperlukan pendidikan ilmu dan teknologi perpustakaan
kurang lebih 6 bulan. Guru perpustakaan mempunyai kedudukan yang sama dengan guru.
b. Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga administrasi, dapat seorang
guru atau tenaga administrasi deangan pengetahuan perpustakaan sedikitnya 120 jam
c. Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai:
1)  Tempat penyimpanan bahan pustaka
2)  Tempat aktivitas layanan perpustakaan
3) Tempat bekerja petugas perpustakaan
d. Jenis ruangan : ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas perpustakaan, yaitu:
1) Ruangan penyimpan koleksi bahan pustaka
2) Ruangan penerbitan berkala
3)  Ruangan alat aoudio-visual
4) Ruangan baca
5) Ruangan pengolahan
6) Ruangan layanan pembaca
7)  Ruangan pustakawan
8)  Ruangan serba guna
9) Ruangan antan ruangan
3. Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin / warung  sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli
peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi, para guru diharapkan sekali-
kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makan
bersih dan bergizi.
4. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernaman Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Adalah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan
lingkungan hidupnya.
Program usaha kesehatan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat
b. Pendidikan kesehatan
c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah
5. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan bagi peserta didik marupakan salah satu penunjang untuk kelancaran
proses belajar mengajar. Para peserta didik akan merasa aman dan nyaman ketik mereka bisa
dating tepat waktu  dan tidak sampai telambat mengikuti proses belajar mengajar.

6. Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukannya adanya asrama.
7. Studi Kasus
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan siswa baru.
Sebelum kegiatan ini dimulai, kepala sekolah terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan
pedoman dari dinas pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan
menggunakan surat keputusan (SK) kepala sekolah.
Susunan panitianya sebagai berikut:
                        Ketua                          :  Kepala Sekolah
                        Skretaris I                    : Urusan Kepala Sekolah Kesiswaan
                        Skretaris II                  : Kepala TU
                        Bendahaara                 : Bendahara Sekolah
                        Anggota                      : TU dan Guru (jumlah sesuai Kebutuhan)
Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya pembuatan pengumuman Kepada
masyarakat, agar para calon pendaftar mengetahui syarat-syarat memasuki sekolah tersebut.
8. Layanan laboratorium peserta didik
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan penelitiam yang
berkaitan dengan percibaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu.
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan
untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan, pengujian, dan pengembangan.
Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun
terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,
pengembangan dan bahkan pembakuan.
9. Layanan koperasi peserta didik
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini sangat
membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang.
Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar,
sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolannya melibatkan guru dan personalia
sekolah. Sedangkan koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi peserta didik
(Kopsis) adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik,
kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja
10.  Layanan keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada peserta didik
selama peserta didik belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam
sekolah.Keterkaitan antara Manajemen Layanan Khusus dengan Manajemen Sarana dan
Prasarana
Menurut Bafadal (2003:2), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan,
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dalam hubungannya dengan sarana
pendidikan, ada sejumlah pakar pendidikan yang mengklasifikasikan menjadi beberapa macam
sarana pendidikan yang ditinjau dari berbagai macam sudut pandang.Pertama, ditinjau dari habis
tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis pakai
dan sarana pendidikan yang tahan lama.Kedua, ditinjau dari bergerak tidaknya, ada dua macam
sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan yang tidak bisa
bergerak. Ketiga, ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar ada dua jenis sarana
pendidikan di sekolah, yaitu sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses
belajar mengajar, dan sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam.
Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar,
seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.
Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar,
tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mangajar. Beberapa contoh
tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang
guru, ruang kepala sekolah,dan tempat parker kendaraan. Berdasarkan uraian tentang sarana dan
prasarana di atas, serta penjelasan mengenai layanan khusus di sekolah pada pembahasan
sebelumnya, dapat diketahui kaitan antara pentingnya sarana dan prasarana dengan layanan
khusus di sekolah. Suatu layanan khusus tanpa didukung oleh sarana dan prasarana maka
pelayanan yang diberikan tidak akan maksimal karena tidak ada fasilitas yang mendukung.
Sebagian besar layanan khusus memerlukan tempat dan peralatan dalam memberikan
pelayanannya kepada peserta didik.Sebagai contoh pelayanan perpustakaan.Pelayanan
perpustakaan ini memerlukan tempat yang berupa ruang perpustakaan serta memerlukan perabot
dan peralatan seperti rak, buku, alamari dan lain-lain untuk melakukan kegiatan pelayanan
kepada peserta didik.Begitu juga dengan layanan-layanan yang lainnya.
 
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang harus diperhatikan
dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan disekolah. Program- program kegiatan manajemen
ke peserta didik yang di selenggarakan harus di dasarkan pada kepentingan dan perkembangan
serta peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan
sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program kegiatan
manajemen peserta didik diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu
Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaanya kepada peserta didik
yang layak dan memadahi dalam kuantitas maupun kualitasnya. Mengingat penyelenggaraan
sekolah harus mengalami perubahan dan perkembangan, maka manajemen peserta didik yang
ada disekolah tersebut perlu melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan
perkembangan yang ada, agar kegiatan manajemen peserta didik bisa mendukung terlaksananya
program sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan secara umum sebagai mana termasuk dalam
UU system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003.
B.  Saran
Manajemen Peserta Didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung
terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan. Segala bentuk kegiatan haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik, diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak
perbedaan, sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik, mendorong dan
memacu kemandirian peserta didik,fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah
lebih-lebih di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali.Imron.2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.Sinar Grafika : Malang


Departemen Pendidikan Nasional, (2000), Panduan Manajemen Sekolah,
             Jakarta, Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Emmer,Edmunddan Everston.Cardyn.2011.Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Kencana:
Jakarta
Hasibuan, Malayu S. P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S. P. (2003). Organisasi Dan Motivasi.Jakarta:Bumi Aksara.
Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Malang; Universitas Negeri Malang
Mulya
sa.2002. Manajemen Berbasis Sekolah .Ghalia Indonesia : Bandung
Nani dan Syamsu Yusuf.2011 .Perkembangan Peserta Didik .Raja grafindo Perseda : Jakarta
PopiSopiatin. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Ghalia Indonesia :Bandung
Sunarto .danAgung,Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik .Rineka Cipta : Jakarta
Suryosubroto, B.(2004) Manajemen Pendidikan di sekolah Jakarta ; Rineka Cipta
Tim Dosen Jurusan Adminstrasi Pendidikan. (2005).Manajemen Pendidikan . Bandung :Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP UPI
Undan-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang standart Nasional Pendidikan
William A, (1949), Administration and The Pupil, New York: Hapers and Brother

Anda mungkin juga menyukai