Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen pengampu :

Dr. Yulia Pramusinta, M.Pd,I


NIDN. 0726078806

Oleh :

1. Dewi Maysaroh Tunggil Saputri (151910036)


2. Retno Mulyo Astutik (151910024)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

September 2022
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik berasal dari gabungan kata “manajemen”
dan “peserta didik”. Dalam makna bahasa, manajemen berarti
ketalaksanaan dan tata pimpinan. Selain itu manajemen juga berarti
kepemimpinan terhadap suatu kelompok guna mencapai tujuan.
Sedangkan dalam makna teoritik, manajemen berarti ilmu atau seni
mengatur pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya lain
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari kata management
(Bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau
magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya.
Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan, yaknikegiatan
pikir (mind) dan kegiatan tindak laku ( action). Robbin dan Coulter dalam
Saefullah menjelaskan manajemen menurut istilah adalah proses
mengordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara
efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Dalam Encylopedia Of The Social Science dikatakan bahwa
manajemen adalah proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
Sedangkan Terry Saefullah mengatakan bahwa manajemen
merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pegendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Dari beberapa definisi manajemen yang sudah dikemukakan di atas
dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu pengetahuan dan seni
untuk mengatur, mengoorganisasikan, aktivitas kerja dengan cara
memanfaatkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 1

1
Hamidah D. “Manajemen Peserta Didik”.( Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan: Vol.6, No.2,
Juni 2018).
Peserta didik dalam pemaknaan regulasi kependidikan adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Sebutan “peserta didik” tersebut diberikan kepada :
1. Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dengan satuan pendidikan
yang meliputi SD, MI atau bentuk lain yang sederajat serta pendidikan
dasar lanjutan yang berbentuk SMP dan MTS, atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Peserta didik pada jenjang pendidikan menengah, dengan satuan
pendidikan yang meliputi SMA, SMK, MA, atau bentuk lain yang
sederajat.
Menurut Arikunto bahwa peserta didik adalah siapa saja yang
terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga Pendidikan. Jadi bisa
diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu
jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin
mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non
akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Dengan menggabungkan dua kata dasar” manajemen” dan
“peserta didik” tersebut, maka” manajemen peserta didik’ dapat
dirumuskan sebagai penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai keluarnya pesrta didik
tersebut dari suatu lembaga pendidikan(sekolah). Pengaturan itu
dimaksudkan untuk memberikn layanan sebaik-baiknya bagi peserta didik,
agar mereka merasa nyaman dan betah mengikuti seluruh program
sekolah. Kegiatan penataan tersebut melibatkan seluruh sumber daya, baik
sumber daya manusia seperti guru, kepala sekolah, peserta didik itu
sendiri, wali murid, maupun sumber daya lain yang meliputi sarana,
keuangan, pembelajaran kurikulum, menuju tercapainya tujuan dari
penddikan itu sendiri.2

Manajemen peserta didik menurut Daryanto meliputi dua bagian, yaitu:


2
Mulysa, E.“Menjadi Kepala Sekolah Profesional”.(Bandung: Rosda Karya 2016). 18
a. Kegiatan di luar kelas, meliputi penerimaan peserta didik,
Pencacatan peserta didik, pembagian seragam sekolah penyediaan
sarana olahraga dan seni, perpustakaan dan lain- lain.
b. Kegiatan di dalam kelas, meliputi pengeleloaan kelas, interaksi
belajar mengajar yang positif, penyediaan media pembelajaran,
dan lain- lain.

Di lingkungan sekolah peserta didik itu sangat penting dan diperlukan


sekali. Peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan. Karena itu,
jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan.
Lebih- lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat
seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk
mendapatkan peserta didik. Tak sedikit lembaga pendidikan yang mati
karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan
yang mencari guru baru. Dikatakannya, untuk mendapatkan guru baru
cukup membuka lamaran, sehari sudah banyak yang datang. Sedangkan
untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mendengarkan brosur
dan memasang spanduk peserta didik akan datang. Hal ini
menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan.ini,
peserta didik merupakan unsur utama yang harus di manage dan dihargai
martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia
usaha.3

B. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Menurut Mulyasa, Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik, yaitu:
1. Perencanaan kesiswaan.
2. Penerimaan, penyeleksian dan orientasi siswa baru
3. Pengelompokan siswa
4. Pembinaan disiplin siswa
5. Kegiatan ekstra kurikuler
6. Layanan khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik

3
Daryanto.”Administrasi Dan Manajemen Sekolah”. (Jakarta: Rineka Cipta 2013). 139
7. Organisasi Siswa Intra Sekolah
8. Evaluasi kegiatan siswa
9. Perpindahan siswa
10. Kenaikan kelas dan penjurusan
11. Kelulusan dan alumni.4

Manajemen kesiswaan pendidikan Islam bila dilihat dari segi


tahapan dalam masa studi di sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi
tahapan, yaitu penerimaan siswa baru, proses pembelajaran, dan persiapan
studi lanjut atau bekerja. Semua tahapan ini membutuhkan pengelolaan
secara maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.

1. Tahapan Penerimaan Siswa Baru Pada tahap penerimaan siswa baru, ada
beberapa langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut.

a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama paada


momen-momen penting
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk punlikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperti radio, untuk lebih
memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar.
e. Melakukan pembinaan terhandal sekolah/madrasah di level yang lebih
rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci (key people).
g. Membeir beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi.
h. Bagi lembaga yang cukup maju, seharusnya mau mencari beberapa siswa
yang sangat pandai dengan memberikan pembebasan semua iuran belajar,
bahkan mereka diberikan berbagai fasilitas tambahan, seperti buku,
seragam, dan pelajaran tambahan privat. Mereka inilah yang
diproyeksikan mampu meraih prestasi terbaik dalam Ujian Akhir Negara
(UAN), lomba cerdas cermat, atau olimpiade.

4
Astuti.”Manajemen Peserta Didik”.( Jurnal Manajemen Pendidikan Islam:Vol 11, No.2, Agustus
2021)139
i. Sebaiknya lembaga pendidikan menerima siswa dari semua lapisan
intelektual, sosial, dan budaya meskipun masing-masing lapisan itu tetap
perlu pembatasan. Dengan meningkatkan proses pembelajaran secara
maksimal, kemampuan siswa dari semua lapisan tersebut diupayakan bisa
berkembang secara maksimal. Jika ini bisa diwujudkan, maka lembaga
pendidikan tersebut benar-benar berhasil mendidik dengan cara yang jauh
dari motif kapitalistis.5

Manajer lembaga pendidikan Islam tidak perlu mengikuti manajer


lembaga pendidikan lain yang cenderung menekankan input, yaitu dengan
hanya menerima siswa atau mahasiswa yang berkualitas baik. Manajer
lembaga pendidikan Islam, baik yang berada di lembaga yang baru
berkembang maupun yang sudah maju, harus menekankan proses untuk
mewujudkan hasil yang maksimal. Oleh karenanya, para siswa yang
diterima berasal dari berbagai lapisan intelektual dapat diberdayakan
secara maksimal untuk mencapai hasil yang maksimal pada ranah kognitif,
afektif, psikomotorik, bahkan metakognitif. Inilah misi pendidikan Islam
yang sebenarnya yaitu mengubah keadaan siswa/mahasiswa/santri menjadi
keadaan yang positif-konstruktif, dinamisemansipatoris, dan potensial-
kompetitif.

Berkaitan dengan tahap penerimaan siswa baru, ada beberapa


pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, cultural,
rasional professional, dan ideologis.Pendekatan formal ditempuh dengan
cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di
radio, televisi, dan media massa. Pendekatan sosial ditempuh dengan
kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu pada
saat peringatan hari besar Islam. Pendekatan cultural ditempuh dengan
menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membentuk grup sepak
bola yang kuat bagi lembaga pendidikan Islam yang berada di tengah-
tengah masyarakat pecandu sepakbola. Pendekatan rasional-profesional

5
Ibid
ditempuh dengan menunjukan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan
Islam yang sedang dikelola. Pendekatan idiologis ditempuh dengan
menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan
yang dipilih bagi umat Islam.6

1. Proses Pembelajaran Ketika para siswa telah resmi diterima di lembaga


pendidikan, ada beberapa langkah lanjutan yang perlu ditempuh, yaitu:
a. Pengelompokkan siswa secara homogen atau heterogen.
b. Penentuan program belajar.
c. Penentuan strategi pembelajaaaran.
d. Pembinaan didiplin dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran.
e. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.
f. Penentuan kenaikan kelas dan/aataunilai prestasi belajar.

Sehubungan dengan langkah itu ada empat prinsip dasar dalam


manajemen kesiswaan, yaitu sebagai berikut:

a. Peserta didik diperlakukan sebagai subjek dan bukan sebagai objek.


b. Keragamana kondisi siswa dari segi fisik, intelektual, minat, sosial,
ekonomi, , dan sebagainya.
c. Siswa akan termotivasi belajar jika mereka menyukai apa yang
diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa secara komprehensif, meliputi : ranah
kognitif, afektif, psikomotorik, dan metakognitif.20

Oleh karena itu, siswa hendaknya dilibatkan secara aktif di


berbagai kegiatan sekolah, baik sebagai peserta maupun sebagai panitia
kegiatan sehingga menumbuhkan pengetahuan dan keterampilannya.
Begitupula tidak hanya dilibatkan dalam pelaksana keputusan tapi diberi
ruang dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kapasitasnya.

6
Mohammad Mustari, “Manajemen Pendidikan”. (Cet. II, Jakarta : Rajawali Perss, 2015), h. 115
Keragaman siswa secara fisik, intelektual, sosial, ekonomi, minat,
dan sebagainya menjadi pertimbangan bagi sekolah untuk memperlakukan
mereka secara beragam pula. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk
melakukan hal yang sama. Seperti keterlibatan dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa yang
bersangkutan.Kegiatan ekstrakurikukuler ini bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik. Oleh karena itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan ekkstrakurikuler
yaitu ; meningkatkan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa;
mendorong bakat dan minat siswa, menentukan waktu; dan objek kekuatan
sesuai dengan kondisi lingkungan.

Untuk memancing perhatian siswa, menumbuhkan rasa simpati,


dan dalam jangka panjang mewujudkan rasa nyaman dalam mengikuti
proses pembelajaran, maka guru diharapkan dapat menampilkan pola-pola
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan berbagai metode dan
media. Apalagi jika diingat proses internalisasi pengetahuan dari guru ke
siswa bukan proses yang mudah, maka siswa hendaknya tidak dibebani
hal-hal yang memberatkan mereka. Sebaliknya, guru hendaknya dapat
membuat pikiran mereka rileks tetapi tetap beraksi secara proaktif.

Di samping terdapat pengelolaan yang terkait dengan teknik


pembelajaran siswa tersebut, pimpinan lembaga pendidikan Islam juga
harus mengelolah hal-hal yang terkait erat dengan proses, yaitu
kedisiplinan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari rangkaian mata rantai
proses pembelajaran. Sebab, meskipun terdapat siswa pandai tetapi tidak
disiplin, hasilnya juga tidak maksimal bahkan tidak jarang justru
menimbulkan problem tersendiri. Alasan lainnya, karena kedisiplinan
termasuk bagian inti dari proses pendidikan maupun pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran maupun pendidikan ada aturan-aturan yang mengikat
siswa untuk tunduk pada disiplin. Manakala siswa melakukan
pelanggaran, harus dikenakan hukuman, mmeskipun hukuman yang
bersifat pedagogis.

1. Persiapan Studi Lanjut atau Bekerja

Pada tahapan ini masih banyak lembaga pendidikan yang tidak


memperhatikan nasib siswa/mahasiswa. Berdasaarkan penelusuran bakat
dan minat, seharusnya pihak lembaga pendidikan melalui guru bimbingan
dan konseling mengambil langkah-langkah strategis untuk mengelolah
mereka. Guru Bimbingan Konseling harus mengarahkan mereka untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yang sesuai dengan bakat,
maupun ekonomi. Adapun bagi sekolah kejuruan dan perguruan tinggi,
sebaiknya ada upaya riil untuk menyalurkan, setidaknya sebagian,
siswa/mahasiswa untuk memasuki dunia kerja terutama bagi mereka yang
berprestasi.

Maka lembaga pendidikan perlu membangun jaringan kerja sama


dengan para pengusaha maupun pemimpin instansi terkait. Pengarahan
bakat, minat, serta kemampuan siswa dan penyaluran para alumni untuk
memasuki lapangan kerja merupakan bentuk kepedulian lembaga
pendidikan terhadap siswa/mahasiswa dan alumninya.Kecenderungan
paragmatis dari para siswa atau mahasiswa sekarang inilah yang perlu di
baca, dipahami, dan direspons melalui pelaksanaan strategi pengembangan
siswa, sehingga para calon siswa tertarik memasuki lembaga Pendidikan.7

A. Tujuan Dan Fungsi Manajemen Peserta Didik


Secara umum menurut Badrudin manajemen peserta didik berarti
kegiatan untuk mengatur segala bentuk aktivitas peserta didik agar dapat
menunjang proses pembelajaran di sekolah agar proses tersebut dapat
berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat memberikan kontribusi secara
nyata terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan sekolah. Hal ini

7
Ibid
seperti yang dikemukakan oleh Badrudin dalam bukunya yang berjudul
manajemen peserta didik.
Qomar (2007) mengemukakan bahwa tujuan manajemen peserta
didik adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar proses pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib,
teratur, serta mampu mencapai tujuan pendidikan sekolah, yakni
pengaturan dalam bentuk pelayanan di sekolah sehingga proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Selain itu,
Depdiknas R1 (2007) menjelaskan manajemen peserta didik juga
memiliki tujuan secara khusus, yaitu:
1. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta
psikomotor peserta didik.
2. Sebagai wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan kemampuan
umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3. Sebagai wadah untuk peserta didik sebagai tempat penyaluan aspirasi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut
sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat mengejar
cita-citanya.
Manajemen peserta didik juga berfungsi sebagai wahana untuk
peserta didik dalam mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik itu
yang berkenaan dengan segi- segi invidual, sosial maupun akademik.
Badrudin (2014) mengatakan bahwa manajemen peserta didik
berfungsi sebagai wahana bagi setiap peserta didik untuk mengembangkan
diri semaksimalkan yang berkenaan dengan individualitasnya, sosial,
aspirasi, kebutuhan dan segi- segi peserta didik lainnya. Sementara, secara
khusus manajemen peserta didik berfungsi sebagai pengembangan
individualitas peserta didik yang berkenaan dengan pengembangan fungsi
sosial, tempat penyaluran aspirasi dan sebagai harapan bagi peserta didik
serta berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan peserta
didik.
Tim Dosen AP UPI (2008:206) mengatakan bahwa fungsi
manajemen peserta didik ialah merupakan wadah bagi peserta didik untuk
melakukan pengembangan potensi diri secara optimal, mulai dari hal yang
berkenaan dengan individualitasnya, sosial, aspirasi, kebutuhan, hingga
segi-segi potensi peserta didik dapat tercapai. Berdasarkan penjelasan dari
berbagai sumber tersebut, dapat penulis tegaskan bahwa tujuan dari
manajemen peserta didik adalah untuk mengatur segala bentuk kegiatan
yang menunjang proses pembelajaran agar peserta didik menjadi tertib dan
lancar sehingga memberikan dampak pada tujuan pendidikan secara
keseluruhan. Sedangkan fungsi dari manajemen peserta didik adalah
sebagai wadah atau tempat bagi peserta didik dalam usahanya
mengembangkan potensi diri baik secara personal, sosial, maupun
akademik.8

8
Mohamad Muspawi,” Memahami Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik”,( Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(3), Oktober 2020) 746
A
III. Formate Template Laporan Kelompok
Judul Tema : Manajemen Peserta Didik
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 21 September 2022
Nama Sekolah : MI Nurul Ulum Moropelang

Subyek Observer Nama Daftar Pertanyaan Jawaban


Kepala Sekolah Munsahid, S.Pd 1. Berapa jumlah peserta Jumlah Peserta didik di MI
didik yang ada di MI Nurul Ulum Tahun
Nurul Ulum Moropelang ? Pelajaran 2022/2023 adalah
306 Siswa , 12 kelas di
setiap rombongan
belajarnya terdiri dari 2
kelas yaitu kelas I A dan I B
begitupun kelas lain.
2. Bagaimana cara Strategi yang digunakan
penerimaan, penyeleksian dalam penerimaan siswa
dan orientasi siswa baru ? baru adalah strategi Jemput
Bola. strategi ini dilakukan
dengan cara memberikan
brosur pendaftaran ke setiap
sekolah TK juga dengan
cara pendekatan wali murid,
Pamflet, Media Sosial.
Sekolah ini juga mempunyai
daya tarik dari kegiatan
ekstrakulikuler yang
dimiliki sekolah seperti
ekstrakurikuler drumband,
Tahfid Excelent Class,
Pramuka, Hadrah dan yang
paling menarik adalah
prestasi yang dihasilkan
anak anak mulai dari tingkat
Kecamatan, Kabupaten,
Provinsi bahkan Nasional.
3. Bagaimana cara Tidak dilakukan seleksi
pengelompokan siswa khusus terkait Cara
karena di sekolah MI pengelompokan siswa yang
Nurul Ulum memiliki ada di MI Nurul Ulum,
kelas yang pararel disini pengelompokan
berdasarkan pendekatan
wali kelas, dan permintaan
wali murid
4. Apa sajakah kegiatan Kegiatan ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler yang ada yang ada di Mi Nurul Ulum
di Sekolah MI Nurul Ulum yaitu :
? 1. Pramuka
2. Hadrah Banjari
3. Drumband
4. Tahfidz Excellent Class
5. Apa sajakah fasilitas 1. LCD Proyektor Tiap
yang didapatkan siswa Kelas
selama belajar di MI Nurul 2. Pembelajaran berbasis IT
Ulum ? 3. Sarana Olahraga
4. Perpustakaan
5. Koperasi Sekolah
6. Alat music Drumband
7. Alat Musik Albanjari/
Hadrah
8. Kitab dipinjami Sekolah
9. Sudut baca tiap kelas
6. Bagaimana mutu Setiap lulusan MI Nurul
lulusan yang ada di Ulum akan kami Pastikan
sekolah MI Nurul Ulum melanjutkan ke Sekolah
Menengah
Pertama/Sederajat jika ada
siswa yang mengalami
kendala yang kemungkinan
akan menjadikan siswa
tersebut berhenti sekolah
kami menawarkan solusi
untuk masuk ke Sekolah
Menengah Pertama milik
yayasan.
Waka Kesiswaan Abdul Ghoni, S.Pd 1. Bagaimana karakter Untuk Karakter yang
peserta didik yang ada di dimiliki anak anak sifatnya
MI Nurul Ulum ? heterogen yaitu beraneka
ragam.
2. Apakah ada layanan Untuk layanan khusus
khusus yang menunjang seperti BK ditingkatan dasar
manajemen peserta didik ? terintegrasi pada guru
kelasnya masing – masing
kecuali jika ada kejadian
luar biasa yang
membutuhkan bantuan
Kesiswaan maka Kesiswaan
yang akan menangani.
3. Bagaimana cara Untuk pembinaan pertama
pembinaan yang dilakukan yang dilakukan adalah
sekolah sehingga mampu dengan system seleksi
menciptakan anak-anak berdasarkan kemampuan
yang dapat meraih banyak yang dimiliki anak anak,
prestasi ? karena kemampuan yang
dimiliki setiap anak berbeda
ada yang mengarah ke
kognitif, afektif atau
psikomotorik. Kemudian
kami melakukan pembinaan
secara intensif juga
melibatkan alumni karena
menurut kami alumni sudah
banyak melakukan pelatihan
dan upgrade diri sehingga
mereka mampu
menyalurkan apa yang
sudah mereka dapat kepada
adik-adiknya.
Guru Kelas Alin Destiya 1. Upaya apakah yang Upaya yang dilakukan yang
Ashariani dapat dilakukan guru pertama adalah berasal dari
untuk membentuk karakter guru itu sendiri, karena guru
peserta didik pada saat berperan sebagai model atau
pembelajaran di kelas. contoh yang dapat ditiru
oleh peserta didik, Upaya
lain yang dilakukan juga
bisa dibentuk lewat
pembiasaan yang ada di
sekolah seperti Pembiasaan
apel pagi, pembiasaan salam
pagi, pembiasaan membaca
aqidatul awam, pembacaan
tahlil disetiap hari jum’at,
pembiasaan membaca juz
amma, Pembiasaan sholat
dhuha di waktu istirahat
dimana kebiasaan-kebiasaan
ini dapat menumbuhkan
karakter positif siswa.
Siswa Aqillah Yolaneta 1. Aqillah Kelas berapa ? VI B
Mouren
Berapa jumlah teman satu 27 yang terdiri dari 10 laki-
kelas laki dan 17 perempuan
Bagaimana sikap teman- Baik
teman di kelas ?
ANALISIS HASIL OBSERVASI

Kelebihan Kekurangan
1. Sekolah Swasta yang memiliki 1. Strategi yang digunakan dalam
mutu atau kualitas yang baik bisa penerimaan siswa baru masih
dilihat dari jumlah peserta didik yang menggunakan strategi Jemput Bola.
banyak meskipun ada 3 sekolah dasar 2. Tidak dilakukan seleksi khusus
di desa. terkait Cara pengelompokan siswa
2. Prestasi yang dihasilkan oleh siswa
sangat banyak mulai dari tingkat
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan
Nasional
3. Fasilitas pendukung pembelajaran
siswa yang ada di sekolah lengkap.
4 Memiliki hubungan yang baik
dengan alumni sekolah dibuktikan
dengan alumni yang masih dilibatkan
setiap adanya event sekolah.
5. Setiap lulusan yang dihasilkan
dipastikan melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama atau sederajat
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Astuti.”Manajemen Peserta Didik”.( Jurnal Manajemen Pendidikan Islam:Vol 11,


No.2, Agustus 2021)
D Hamidah . “Manajemen Peserta Didik”.( Jurnal Serunai Administrasi
Pendidikan: Vol.6, No.2, Juni 2018

Daryanto.”Administrasi Dan Manajemen Sekolah”. (Jakarta: Rineka Cipta 2013).

Mulysa, E.“Menjadi Kepala Sekolah Profesional”.(Bandung: Rosda Karya 2016).


Muspawi, Mohamad” Memahami Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik”,
( Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), Oktober 2020)
Mustari Mohammad, “Manajemen Pendidikan”. (Cet. II, Jakarta : Rajawali Perss,
2015),

Anda mungkin juga menyukai