Anda di halaman 1dari 35

LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan manajemen kesiswaan merupakan bagian penting yang harus

diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah.Program-

program kegiatan manajemen kesiswaan yang diselenggarakan berdasarkan kepada

kepentingan, pertimbangan dan peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang

kognitif, efektif, dan psikomotor dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat

peserta didik.Pengadaan program kegiatan manajemen kesiswaan diharapkan

menghasilkan keluaran yang bermutu.

Dalam manajemen kesiswaan, kepala sekolah mempunyai peran yang signifikan dan

sangat mendasar mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, atau

pengembangan diri sampai dengan proses kelulusan siswa, sebab menajemen siswa

atau kesiswaan merupakan salah satu subtansi manajemen pendidikan.

Manajemen kesiswaan adalah suatu pengaturan terhadap peserta didikdi

sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus,bahkan menjadi

alumni. Bidang kajian manajemen kesiswaan, sebenarnya pengaturan aktivitas-

aktivitas peserta didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga yang

bersangkutan kelulusan, baik yang berkenaan secara langsung dengan peserta didik,

maupun yang tidak langsung berkenaan denagn peserta didik: kepada tenaga

kependdik, sumber-sumber pendidikan dan sarana dan prasarana.10

Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.Salah satu dari aktivitas tersebut adalah manajemen.Ada

kaitan yang erat antara organisasi, administrasidan manajemen7.Organisasi adalah


sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai

cita-cita mereka, mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi

maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya mereka

melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut.Baik manajemen

7
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta
2004), h. 1.
maupun pelaksana kegiatan disebut administrasi.

Manajemen bertujuan untuk melaksanakan

gagasan kegiatan administrasi, agar berjalan sesuai

dengan pola dan rencana yang dibuat bersama.

Manajemen tidak akan berhasil apabila yang

menjalankan tersebut hanya kepala sekolah tanpa

dukungan oleh aparatur sekolah yang ada di bawahnya,

wakil kepala sekolah sebagai bagian dari struktur

organisasi sekolah yang sehat dan efisien pada

umumnya terdiri dari urusan kurikulum, administrasi

keuangan, sarana prasarana, serta kesiswaan dan

hubungan manyarakat.

 Madrasah ibtidaiyyah miftahul khoir 1 merupakan sekolah dasar yang


mengedepankan pendidikan agama dan memiliki kurikulum yang khusus.
Meskipun sebagai sekolah swasta, MI miftahul khoir telah menunjukkan
prestasi yang cukup baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
Akan walaupun begitu, tetap saja tidak lepas dari beberapa kekurangan, hal
ini menarik minat saya untuk melakukan penelitian tentang pengelolaan
kesiswaan di MI tersebut.
 Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang pengelolaan kesiswaan
di madrasah ibtidaiyyah miftahul khoir dalam rangka meningkatkan hasil
pendidikan. Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna bagi pengelolaan kesiswaan di MI tersebut, sekaligus
dapat menjadi referensi bagi sekolah swasta lainnya yang ingin meningkatkan
hasil pendidikan.

RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana pengelolaan kesiswaan yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah


Miftahul Khoir 1 Purwosari?
 apa saja faktor yang mempengaruhi pengelolaan kesiswaan dan hasil
pendidikan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari?
 Bagaimana peran Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari dalam
meningkatkan pengelolaan kesiswaan dan hasil pendidikan siswa?
TUJUAN PENELITIAN

Jawaban rumusan masalah 1


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa baik pengelolaan kesiswaan yang dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari.
2. Untuk mengevaluasi efektivitas dari pengelolaan kesiswaan yang dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari terhadap hasil pendidikan
siswa.
Jawaban rumusan masalah 2
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan
kesiswaan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut
terhadap pengelolaan kesiswaan dan hasil pendidikan siswa di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari
Jawaban rumusan masalah 3
1. Untuk mengetahui seberapa besar peran Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir
1 Purwosari dalam meningkatkan pengelolaan kesiswaan dan hasil
pendidikan siswa.
2. Untuk mengidentifikasi kebijakan dan program yang dilakukan oleh
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Khoir 1 Purwosari dalam meningkatkan
pengelolaan kesiswaan dan hasil pendidikan siswa.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian dari pengelolaan kesiswaan pada hasil pendidikan siswa di MI


Miftahul Khoir 1 dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

1. Evaluasi efektivitas program kesiswaan: Penelitian dapat digunakan untuk


mengevaluasi efektivitas program kesiswaan yang ada di MI Miftahul Khoir.
Hal ini akan memungkinkan pihak sekolah untuk mengetahui program mana
yang memberikan hasil yang baik dan program mana yang perlu diperbaiki
atau dihilangkan.
2. Pembangunan program baru: Penelitian dapat digunakan untuk
mengembangkan program baru yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil
pendidikan siswa. Penelitian dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa dan
program yang sesuai dengan kebutuhan tersebut dapat dikembangkan.
3. Identifikasi masalah: Penelitian dapat digunakan untuk mengidentifikasi
masalah yang ada dalam pengelolaan kesiswaan di MI Miftahul Khoir.
Misalnya, penelitian dapat menemukan bahwa siswa kesulitan dalam belajar
karena kurangnya dukungan dari orang tua. Ini akan memungkinkan pihak
sekolah untuk mencari solusi untuk masalah tersebut.
4. Penyediaan solusi: Penelitian dapat digunakan untuk mencari solusi untuk
masalah yang ditemukan dalam pengelolaan kesiswaan. Misalnya, jika
penelitian menemukan bahwa siswa kesulitan dalam belajar karena
kurangnya dukungan dari orang tua, maka pihak sekolah dapat menyediakan
program dukungan orang tua untuk membantu siswa dalam belajar.

Secara keseluruhan, penelitian dapat membantu MI Miftahul Khoir 1 meningkatkan


hasil pendidikan siswa dengan mengevaluasi dan meningkatkan program kesiswaan
yang ada. Pihak sekolah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki
masalah yang ada dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

DEFINISI ISTILAH

1. Pengelolaan
Pengelolaan adalah proses mengatur, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan atau sumber daya (seperti uang,
orang, teknologi, dll) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengelolaan merupakan suatu proses sistematis yang menggunakan berbagai
metode dan teknik untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam
organisasi atau perusahaan, pengelolaan dapat dilakukan pada berbagai
tingkatan, termasuk manajemen strategis, manajemen operasional, dan
manajemen sumber daya manusia.

Secara umum, pengelolaan adalah proses pengambilan keputusan yang


mengatur dan mengarahkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

2. Kesiswaan
Kesiswaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan dan kebutuhan siswa
di sekolah. Kesiswaan mencakup berbagai hal, seperti kegiatan ekstrakurikuler,
pengembangan diri, bimbingan dan konseling, pengelolaan kelas, dan program-
program lain yang bertujuan untuk menunjang keberhasilan siswa dalam belajar dan
mengembangkan potensi mereka.
Kesiswaan juga merupakan upaya sekolah untuk memberikan dukungan dan layanan
yang diperlukan siswa untuk mencapai kesuksesan akademik dan pribadi. Hal ini
termasuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang mungkin dihadapi,
mengembangkan kepercayaan diri, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat mereka.
Secara umum, kesiswaan merupakan proses yang mencakup berbagai program,
kegiatan, dan layanan yang ditujukan untuk membantu siswa dalam mencapai
kesuksesan akademik dan pribadi.
3. Hasil

Hasil adalah konsekuensi atau dampak dari suatu aktivitas atau proses. Hasil dapat
digambarkan sebagai produk atau output dari suatu kegiatan atau proyek. Dalam
konteks pendidikan, hasil dapat diartikan sebagai kualitas atau tingkat pencapaian yang
diperoleh siswa dalam belajar.
Hasil dapat diukur dengan berbagai cara, seperti dengan menggunakan tes atau ujian,
observasi, atau wawancara. Hasil pendidikan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kualitas pendidikan yang diterima siswa dan menentukan tindakan perbaikan yang
diperlukan.
Secara umum, hasil adalah konsekuensi atau dampak dari suatu aktivitas atau proses.
Dalam konteks pendidikan, hasil adalah tingkat pencapaian yang diperoleh siswa dalam
belajar. Hasil dapat diukur dengan berbagai cara untuk digunakan dalam evaluasi
kualitas Pendidikan.

4. Pendidikan

Pendidikan adalah proses belajar yang berkelanjutan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, karakter, dan nilai-
nilai. Pendidikan dapat diperoleh melalui berbagai jenis institusi, seperti sekolah,
universitas, atau lembaga pelatihan, atau melalui pengalaman belajar yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti pendidikan formal,


non-formal, dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh
melalui institusi resmi seperti sekolah atau universitas, sementara pendidikan non-
formal adalah pendidikan yang diperoleh melalui lembaga pelatihan atau program
kursus yang diselenggarakan oleh pihak swasta atau organisasi. Pendidikan informal
adalah pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.

Secara umum, pendidikan adalah proses yang mencakup berbagai program,


kegiatan, dan layanan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, karakter, dan nilai-nilai seseorang. Pendidikan dapat diperoleh melalui
berbagai jenis institusi dan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari.

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu adalah uraian sistematis mengenai keterangan yang telah

dikumpulkan dari penelitian atau karya ilmiah yang berhubungan dengan tema

penelitian. Dan juga untuk mengetahui apakah objek penelitian ini telah ada

sebelumnya dan diteliti oleh orang lain.

1. "Analisis Pengelolaan Kesiswaan dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa di SMA Negeri 1 Kota X" (2018) oleh Ahmad Rizal. Penelitian ini
menganalisis pengelolaan kesiswaan yang dilakukan oleh sekolah dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. "Pengelolaan Kesiswaan dan Dampaknya terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA
Negeri 2 Kota Y" (2019) oleh Suciati. Penelitian ini mengevaluasi pengelolaan
kesiswaan yang dilakukan oleh sekolah dan dampaknya terhadap hasil belajar
siswa.
3. "Implementasi Konsep Kesiswaan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di
SMA Negeri 3 Kota Z" (2020) oleh Dini. Penelitian ini mengevaluasi
implementasi konsep kesiswaan yang dilakukan oleh sekolah dan dampaknya
terhadap hasil belajar siswa.
4. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Siswa
melalui Pengelolaan Kesiswaan di SMA Negeri 4 Kota A" (2021) oleh Arifin.
Penelitian ini mengevaluasi pengaruh model pembelajaran kooperatif
terhadap hasil belajar siswa melalui pengelolaan kesiswaan yang dilakukan
oleh sekolah.
5. "Analisis Pengelolaan Kesiswaan dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di SMA Negeri 5 Kota B" (2022) oleh Fitri. Penelitian ini menganalisis
pengelolaan kesiswaan yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.

Demikian penulusuran yang peneliti lakukan terhadap beberapa penelitian atau karya

ilmiah yang sudah ada dan memiliki relevansi dengan penelitian yang penulis tulis.

Namun penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini,

sehingga peneliti kiranya masih perlu untuk mengkajinya.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti


mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan,
Manajemen adalah ilmu dan senu mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manausia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua
sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi.

Terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu :


1) Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya
menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen
sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan
kemampuanj manajerial yang diklafikasikan menjadi
kemampuan/keterampilan teknik, manusiawi dan konseptual.
2) Manajemen sebagai proses yaitu dengan menekankan langkah yang
sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
3) Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang
dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai
tujuan.
Sebagian mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan.
Harold Kontzn dan Cyryl O. Donel mendefenisikan manajemen
sebagai usaha mencapai suatu tujuan yang tertentu melalui kegiatan orang
lain. dengan demikian, manejer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, danpengendalian. (Badrudin: 2013: 20)
Sedaangkan dari Stoner sebagian dikutip oleh T. Hani Handoko
mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan,

5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.(Daryanto: 2013: 159-
160).
Ramayulis (2008) menyatakan bahwa pengertian yang sama
hakikatnya manajemen al-tadbir (pengaturan). Manajemen menurut istilah
adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat
selesai secara efesien dan efektif dengan melalui orang lain (Robbin dan
Coulter,2007).

Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen. Di


antaranya adalah sebagai berikut :

A. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah seni karena untuk


melakukan pekerjaan melalui orang lain dibutuh keterampilan khusus
B. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha
untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
C. G. R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses khas
yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya.
Semua pengertian tentang manajemen tersebut mengandung
persaman mendasar bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling
berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang
ditargetkan, Hal-hal yang dimaksudkan adalah:
a. Organisasi sebagai wadah utama adanya manajemen
b. Manajer, yang memimpin dan memikul tanggung jawab penuh
dalam organisasi
c. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
d. Tujuan organissi
e. Perencanaan program yang akan dilaksanakan
Dengan penjelasan tersebut, secara umum, pengertian manajemen
ialah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
dahulu dengan memanfaatan orang lain (getting things done throygh the
effort of other people). Dari pengertian tersebut, tersirat adanya lima unsur
manajemen, yaitu:
a. Pimpinan
b. orang-orang (pelaksana) yang dipimpin
c. tujuan yang akan dicapai
d. kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut
e. sarana atau peralatan manajemen (tools of management) yang terdiri
atas enam macam (dikenal dengan 6M), yaitu :
1) man (manusia/orang)
2) money(uang)
3) Material (bahan-bahan)
4) machine (mesin)
5) method (metode)
6) market (pasar)
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat
diklasifikasikan ruang lingkup manajemen, terutama dilihat dari unsur-unsur
yang pasti ada dalam manajemen. Sebagai ilmu, manajemen memiliki teori
dan kerangka teori berpikir yang sudah teruji, terutama berhubungang
dengan teori manajemen ilmiah, organisasi, klasik, teori perilaku organisasi
(Saefullah, 2014, hal.12)
Ada empat fungsi manajemen yang harus dilakukan, empat fungsi
tersebut dikenal dengan fungsi manajemen yaitu : fungsi yang pertama
adalah planning (perencanaan) adalah penentuan serangkaian tindakan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, planning adalah
proses menetapkan sasaran dan tindakan yang di perlukan untuk mencapai
sasaran. perencanaan akan menjadi acuan sejak awal sampai dengan akhir
kegiatan, sebaiknya dalam perencanaan strategis, harus memiliki kekuatan
yang dimiliki (strengths), kelemahan, (weaknesses), kesempatan
(opportunities) dan ancaman-ancaman (treats) yang mungkin terjadi dalam
proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaannya.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing.Fungsi
pengorganisasian ini terutama memang terkait dengan komponen
manusianya (man). Dalam proses pengorganisasian dilakukan pembagian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian
dan bidang masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan
kerja yang koperatif, harmonis dan seirama dalam mencapai tujuan yang
telah disepakati.
Fungsi ketiga adalah pengarahan (direcrting), membantu
manajemen untuk mengontrol dan melakukan supervise terhadap kegiatan
semua staf dan atau pemangku kepentingan, termasuk melakukan bantuan
dan bimbingan teknis kepada semua staf. Pemberian motivasi, komunikasi,
kepemimpinan, dan dukungan terhadap semua staf atau pemangku
kepentingan merupakan bagian penting dalam proses pelaksanaan fungsi
pengarahan dalam manajemen.
Fungsi keempat yaitu controlling atau pengawasan adalah salah
satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, mengadakan
penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan
oleh bawahan sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai dengan
tujuan.pengawasan (controlling), yaitu meneliti dan mengawasi agar semua
tugas sesuai dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau sesuai
dengan deskripsi kerja masing-masing personal. pengawasan melekat lebih
menitik beratkan pada kesadaran dan keikhlasan dalam bekerja.
(Suryosubroto, 2010, hlm. 56)
2. Kesiswaan

Kesiswaan berasal dari kata “siswa”. Dalam kamus Bahasa


Indonesia, siswa di artikan sebagai murid.(Windy, N 553).Siswa sering
disebut juga dengan istilah peserta didik. Menurut Suharsimi (1966), peserta
didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu (Badrudin, 2014, hal. 21-20).

Abu Ahmadi berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok


manusia sebagai individu atau pribadi (manusia seutuhnya). Manusia
di artikan “orang yang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti
benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri.
(Badrudin: 2014: 21).

Peserta didik, menurut ketentuan umum dalam Undang-


Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. (Ali Imron: 2011: 5).

Siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim


(persamaan), yang bermakna sebagai anak yang sedang berguru (belajar dan
bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu
lembaga pendidikan (Yeti, dan Mumuh, 2014 hal.71)

Pada taman kanak-kanak menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan


Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik.
Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut
dengan siswa. Sementara pada penguruan tinggi, menurut ketentuan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa.peserta
didik mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak
didik, pembelajar, dan sebagainya. Apapun istilahnya, yang jelas peserta
didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu
sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. (Ali, l, 2012, hal.5-6).
Dengan demikian peserta didik adalah seseorang yang terdaftar
dalam satu jalur, jenjang dan jenis lembaga pendidikann tertentu, yang selalu
ingin mengembangkan potensi dirinya baik aspek akademis maupun
nonakademis melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan (Badrudin,
2014, hal. 21-20).

Ada dua tuntutan pelayanan terhadap siswa, yakni aksentuasi pada


layanan kesamaan dan perbedaan anak, melahirkan pemikiran pentingnya
manajemen peserta didik untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua
macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah.Baik layanan yang
teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-
sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya. (Badrudin, 2014, hal. 21)

Berdasarkan pengertian-pengertia diatas, dapat diartikan


bahwa peserta didik adalah orang/individu yang terdaftar dalam suatu
jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu
ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik
maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang
dilaksanakan.

3. Manajemen Kesiswaan

Konsep manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari kata


manajemen dan kesiswaan.Dalam pengertian manajemen terdapat dua
kegiatan, yaitu pikir (mind) dan kegiatan tingkah laku (action)
(Sulistyorini,2009,hal.99). Manajemen kesiswaan atau manajemen
kemuridan (peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional MBS.
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya
berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang
lebih luas secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan sekolah
(Suharno,2008, hal.26).

Manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai usaha


pengaturan terhadap peserta didik: melalui dari peserta didik tersebut
masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. (Tim Dosen
ADM UPI: 2010). Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan di usahakan secara sengaja serta
pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didk dalam
lembaga bersangkutan agar proses pembelajaran menjadi efektif dan
efisien. (Badrudin: 2014: 23).

Selain itu, administrasi murid adalah kegiatan pencapaian murid


mulai dari proses penerimaan hingga murid tersebut keluar dari sekolah
disebakan karena telat tamat atau sebab-sebab lain. Tidak semua yang
berhubungan dengan murid digarap administrasi murid.Penggarapan
administrasi untuk murid kadang-kadang termasuk ke dalam administrasi
kurikulum, keuangan, sarana, atau masuk humas pendidikan. Membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok belajar, termasuk garapan administrasi
kurikulum.Pemberiian kartu SPP untuk diatur pelaksanaan penarikan
keuangannya termasuk kedalam administrasi keuangan.

Jenis-jenis kegiatan administrasi murid dapat di daftar melalui


gambaran bahwa lembaga pendidikan diumpamakan sebagai sebuah
tranformasi, yang mengenai masukan (input), pengelohan di dalam
tranformasi (proses) dan keluaran (output).dengan demikian penyajian
penjelasan administrasi murid dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut.
(Suharsimi, 1993, hal51-52)

Dari uraian di atas manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai


serangkaian kegiatan dalam mengelola siswa atau peserta didik mulai dari
peserta didik masuk hingga peserta didik lulus atau tamat dari jenjang
pendidikan di sekolah tersebut.
4. Tujuan dan Fungsi Manajemen
a. Tujuan manajemen kesiswaan

Manajemen kesiswaan (peserta didik) bertujuan mengatur kegiatan-


kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran disekolah
atau madrasah sehingga proses pembelajaran berjalan lancar, tertib
teratur dan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
pembelajaran dan tujuan sekolah atau madrasah secara efektif dan
efesien. Manajemen peserta didik juga bertujuan untuk menciptakan
kondisi lingkungan sekolah yang baik. Secara khusus, manajemen
peserta didik bertujuan:

1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta


didik
2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum
(kecerdasan), bakat, dan minat peserta didik
3) Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta
didik
4) Peserta didik mencapai kebahagian dan kesajahteraan hidup yang
lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan mencapai cita-cita
mereka (Badrudin, 2014, hal.24)
b. Fungsi manajemen kesiswaan

Fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana


bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosialnya,
aspirasinya, kebutuhan dan potensi lainnya peserta didik.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusu dirumuskan sebagai


berikut :
1) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas
peserta didik
2) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi social
peserta didik
3) Fungsi berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik
4) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan
dan kesejahteraan peserta didik (Ali, 2012, hal. 12-13)
5. Prinsip Manajemen Kesiswaan

Prinsip manajemen kesiswaan adalah sesuatu yang harus


dipedomi dalam pelaksanaan tugas. Jika seseuatu tersebut sudah tidak
dipedomi lagi, maka akan tinggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen
peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka me-manage peserta
didik, prinsip tersebut haruslah selalu dipegang dan di pedomi (Badrudin,
2014, hlm 25) Dalam mewujudkan tujuan manajemen kesiswaan, terdapat
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan.

Prisip-prinsip tersebut menurut Depdikbud dikutip oleh


Sulistyorini:

a. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga


harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, social ekonomi, minat dan seterusnya.
c. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik (Sulistyorini, 2009, hal. 100-
101).
6. Kegiatan Manajemen Kesiswaan

Ruang lingkup atau bidang garapan manajemen kesiswaan meliputi


beberapa kegiatan yaitu perencanaan peserta didik, pembinaan peserta didik,
evaluasi peserta didik, kelulusan serta alumni dan mutasi peserta didik

a. Perencanaan Peserta didik


Langkah yang pertama yaitu perencanaan peserta didik, yang
meliputi:
1) Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan siswa yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidika yang meliputi : merencanakan
jumlah peserta didik yang akan diterima dan menyusun kegiatan
kesiswaan.
2) Rektrumen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian,
menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta
didik di lembaga sekolah yang bersangkutan.
3) Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta
didik menjadi peserta didik untuk menentukan diterima atau
tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga
pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
4) Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah
yang digunakan untuk memberikan nama kegiatan ini yaitu Masa
Orientasi Siswa (MOS), dan Pengenalan Kampus menjadi OSPEK.
Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan berbagai
masalah tentang sekolah agar siswa baru dapat segera
menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.
5) Penempatan peserta didik (pembagian kelas) yaitu kegiatan
pengelompokkan peserta didik yang dilakukan dengan
sistem
kelas, pengelompokan peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur.
Selain itu juga pengelompokkan berdasarkan perbedaan yang ada
pada individu
6) Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta
didik diterima di sekolah sampai tamat atau meninggalkan sekolah
tersebut.

Perencanaan peserta didik berhubungan dengan kegiatan


penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data
pribadi peserta didik, data hasil belajar peserta didik, dan aspek-
aspek yang terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler. perencanaan kegiatan peserta didik mencakup
kegiatan nalisis kebutuhan peserta didik.
Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan peserta
didik yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi :
1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan
pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia
serta pertimbangan rasio peserta didik dan guru. Secara ideal
rasio dan peerta didik dan guru adalah 1:30
2) Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi
sekolah, minat dan bakat peserta didik, sarana dan prasarana
yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan
yang tersedia.

b. Penerimaan Peserta Didik Baru


Penerimaan peserta didik baru merupakan suatu peristiwa
penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik
awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah, kesalahan dalam
penerimaan peserta didik baru menentukan sukses tidaknya usaha
pendidikan disekolah yang bersangkutan.
Langkah- langkah penerimaan peserta didik baru pada garis
besarnya adalah sebagai berikut :
1) Membentuk panitia.
2) Menentukan syarat pendaftaran calon peserta didik.
3) Menyediakan formulir pendaftaran.
4) Pengumuman pendaftaran calon.
5) Menyediakan buku pendaftaran.
6) Menentukan buku pendaftaran
7) Menentukan waktu pendaftaran. (Badrudin,2014: 33 )
Panitia penerimaan peserta didik baru biasanya ditunjuk oleh
kepala sekolah yang anggotanya terdiri dari guru-guru, staf Tata
Usaha. (suharsimi, 2008: 23) kepala sekolah dapat berfungsi
sebagai ketua panitia atau tidak, tergantung kepada keputusan dan
kebijakan rapat dewan guruatau ketentuan dari pihak Kanwil
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Seleksi Peserta Didik
Berdasarkan berbagai faktor pertimbangan dari sekolah,
maka diadakanlah seleksi untuk menentukan jumlah peserta didik
yang dapat diterima. Kriteria seleksi biasanya dititik beratkan pada
kemampuan akademis, keadaan jasmani dan sikap atau
kepribadian.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah
1) Melalui tes atau ujian (tes psikotes, tes jasmani, tes kesehatan,
tes akademik, atau tes keterampilan)
2) Melalui penelusuran bakat dan kemampuan
3) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN. (Daryanto : 2013: 55)
d. Orientasi Peserta Didik Baru
Kegiatan orientasi ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah.
Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara
lain:
1) Agar peserta didik mengerti dan mentaati segala persatuan yang
berlaku disekolah
2) Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan sekolahg.
3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungan yang baru
secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah
dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah serta dapat
menyesuaikan dengan kehidupan sekolah. (Daryanto : 2003: 55-
56)
e. Penempatan Peserta Didik (Pembekalan Kelas).
Setelah peserta didik diterima, mereka harus diatur atau
dikelompikkan terlebih dahulu agar dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan lebih efektif dan efisien. Penempatan peserta didik
diadakan dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan proses
belajar mengajar berjalan tertib dan lancar sehingga tercapai
tujuan-tujuan pendidikan yang telah di programkan. (suharsimi:
2008: 58)

f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

Pembianaan dan pengembangan peserta didik dilakukan


sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman
belajar untuk bekal kehidupannya dimasa yang akan datang.
Sekolah dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik
biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler.

Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah


ditentukan didalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan
pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses
belajar mengajar disekolah. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar
ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik
diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oelh lembaga
pendidikan. Ukuran yang sering digunakan adalah naik kelas dan
tidak naik kelas bagi peserta didik.

Pelaksanaan manajemen kesiswaan dapat berjalan dengan


baik apabila dilakukan dengan teratur dan sistematis dengan cara
pencatatan-pencatatan dan pelaporan. Adapun alat bantu yang
diperlukan dalam manajemen tersebut antara lain yaitu : buku
induk, buku klapper, daftar presesnsi (daftar hadir), daftar catatan
pribadi peserta didik, daftar mutasi peserta didik, daftar nilai, buku
legger, dan buku rapor (Badrudin, 2013: 41-47)

Pada hakikatnya, tujuan pembinaan dan pengembangan peserta


didik itu sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional Indonesia yang
tercantum dalam GBHN. Peserta didik sebagai kader penerus dan
perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, harus dipersiapkan sebaik-
baiknya serta dihindarkan dari segala kendala merusaknya, dengan
memberikan bakal secukupnya dalam kepemimpinan pancasila,
pengetahuann, keterampilan, kesegaran jasmani, keteguhan iman,
kekuatan mental, patriotisme, idealism, kepribadian nasional, kesandaran
nasional, daya kreasi dan budi pekerja luhur serta penghayatan dan
pengamatan pancasila.

Maksudnya pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar


mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai
tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Tujuan pembinaan
peserta didik adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif untuk menjaga
dan membina sekolah sebagai wiyatamandala (Ari, I, 2002, hal.12)

Pembinaan kesiswaan dapat dilakukan melalui kegiatan-


kegiatan yang mencakup nilai-nilai tentang

a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


b. Kepribadian dan budi pekerti luhur atau akhlak mulia
c. Pendidikan pendahuluan bela negara dan wawasan
kebangsaan
d. Perlombaan
e. Kepemimpinan
f. Kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan
g. Kesegaran jasmani dan kesehatan
h. Seni budaya
Selain pembinaan peserta didik, diperlukan layanan
pengembangan peserta didik untuk menunjang manajemen
kesiswaan.
a. Layanan bimbingan dan konseling
b. Layanan perpustakaan
c. Layanan kantin
d. Layanan kesehatan
e. Layanan transpormasi
f. Layanan asrama
g. Layanan ekstrakurikuler. (Badrudin: 2013:59-61).
Keberhasilan dan pengembangan peserta didik diukur
melalui proses penilaian yang dilakukan oielh lembaga pendidikan
(oleh guru, pembina, instruktur, fasilitator, pelatih ). (Badrudin, 2013
: 59-61). Sasaran akhir dari program pembinaan kesiswaan adalah
perkembangan peserta didik yang optimal sesuai dengan
karakteristik pribadi, tugas perkembangan, kebutuhan, bakat, minat,
dan kreativitasnya.
g. Meningkatkan Kualitas Peserta Didik
Meningkatkan berasal dari kata dasar “tingkat” kemudian
mendapatkan imbuhan “me-an”, yang berarti usaha untuk
melakukan perubahan dari rendah menjadi kemajuan dan lain
sebagainya.
Kualitas adalah mutu, taraf atau derajat sesuatu baik dalam
bentukbarang maupun jasa peserta didik adalah yang mempunyai
pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan
masa depan dan merupakan suatu komponen masukan dalam
sistem penidikan, yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan. (Badrudin, 2013 : 205).
Dari paparan diatas , maka yang dimaksud dengan
meningkatkan kualitas peserta didik dalam penelitian ini adalah
usaha-usaha yang secara sadar dan terus menerus untuk
melakukan perubahan dari yang rendah menuju yang tinggi sesuai
dengan standar atau tujuan pendidikan terhadap peserta didik,
yakni memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

h. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk


menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti
kegiatan menilai proses dan hasil belajar sisiwa baik berupa kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler. Penilaian hasil belajar
bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

1) Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah:


a) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf
kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
b) Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktivitas atau
pengalaman yang di dapat
c) Menilai metode mengajar yang digunakan
2) Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah :
a) Merangsang kegiatan peserta didik
b) Menemuan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar
peserta didik
c) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang
bersangkutan
d) Untuk memperbaiki mutu pelajaran atau cara belajar dan
metode mengajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan gambaran tentang
permasalahan melalui analisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya yaitu untuk mengetahui bagaimanakah manajemen kesiswaan
dalam meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik di MI. Miftahul
khoir 1 Purwosari Kabupaten Pasuruan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut
(Firdaus Aziz,2012 : 35 ), “ hal yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah
bagaimana peneliti mampu merumuskan kategori-kategori permasalahan sebagai sebuah
konsep untuk membandingkan data. Penelitian kualitatif dapat mengeksplorasi sikap, prilaku
dan pengalaman responden melalui metode interview dan focusgroup.” Menurut (Sangadji
dan Sopiah,2010:21) penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dengan
dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Sesuai dengan
rumusan masalah serta tujuan dan kegunaan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Dengan metode yang digunakan tersebut diharapkan dapat menghasilkan data deskripsi yang
baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang- orang yang perilakunya dapat diamati,
sehingga tergambar dengan jelas bagaimanakah manajemen kesiswaan dalam
meneingkatkan prestasi non akademik di MI. Miftahul khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan.

B. Lokasi Penelitian

MI Miftahul Khoir 1 Purwosari adalah sebuah sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang
berlokasi di desa Purwosari, kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia.
Sekolah ini berdiri diatas tanah seluas ± 2.500 m² yang terdiri dari bangunan utama, ruang kelas,
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bimbingan
konseling, ruang olahraga, lapangan olahraga, toilet, dan halaman sekolah. Sekolah ini menyediakan
fasilitas yang memadai bagi para siswa dan guru dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Lexy

J. Moleong, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksanam pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada
akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.1

Oleh sebab itu kehadran peneliti dalam penelitian ini mutlak diperlukan. karena

disamping meneliti kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data. Sebagaimana

salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.

Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat

partisipan/berperan serta, artinya dalam proses pengumpulan data peneliti

mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat sampai pada yang

sekecil-kecilnya.2

Dalam proses pengumpulan data, peran peneliti sebagai instrument sekaligus

pengumpulan data penulis realisasikan dengan terjun ke lokasi penelitian yaitu di

MI Miftahul khoir 1 purwosari kabupaten pasuruan untuk melakukan kegiatan

wawancara dan observasi dengan beberapa narasumber seperti guru Pendidikan

Agama Islam, pembimbing kegiatan keIslaman, dan remaja masjid.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diambil langsung oleh peneliti kepada sumbernya melalui observasi
dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diambil secara
tidak langsung dari sumbernya, data sekunder biasanya diambil melalui
dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran dan majalah)
atau melalui orang lain. Data sekunder ini digunakan sebagai data
pelengkap atau data pendukung dari data primer.

a) Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara melalui observasi dan

1
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
hal. 9
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Prektek (Jakarta : Rienea Cipta,
2002) hal. 1
wawancara. (Mukhtar, 2010, hal. 86) Adapun data primer dalam
penelitian ini antara lain:

(1) Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kesiswaan pada hasil


Pendidikan di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan?
(2) Apa saja hambatan pelaksanaan pengelolaan kesiswaan pada
hasil Pendidikan di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan?

(3) Bagaimana upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam


mengatasi hambatan pengelolaan kesiswaan pada hasil
Pendidikan di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan?

(4) Bagaimana hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan pengelolaan


kesiswaan pada hasil Pendidikan di MI. Mftahul Khoir 1
Purwosari Kabupaten Pasuruan?

b) Data Sekunder
(1) Data sekunder ialah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil melalui dokumen-
dokumen (profil sekolah dan struktur organisasi) atau publikasi
lainnya. (Mukhtar, 2010, hal. 90) Data sekunder yang peneliti
gunakan adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang
meliputi profil sekolah dan struktur pengelolaan kesiswaan pada
hasil Pendidikan di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan

2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data
diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek
darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 106)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.(Djam’an Satori, 2009, hal. 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat
diperoleh yaitu :
a) Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru dan siswa di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari Kabupaten
Pasuruan
b) Sumber data berupa suasana, dan kondisi di MI. Mftahul Khoir 1
Purwosari Kabupaten Pasuruan
c) Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik
jumlah siswa, dan bentuk Kegiatan siswa di MI. Mftahul Khoir 1 Purwosari
Kabupaten Pasuruan

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk
memperoleh data yang valid. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi.
a. Metode Observasi
d) Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam
upaya mengumpulkan data penelitian. (Djam’an Satori, 2009, hal. 105)
Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam lingkungan
dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-
hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan. Penulis
menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang
ada di lapangan, terutama tentang data yang ada di MI. Mftahul Khoir 1
Purwosari Kabupaten Pasuruan

e) Metode observasi ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana


secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
pengelolaan kesiswaan pada hasil Pendidikan siswa di MI. Mftahul Khoir
1 Purwosari Kabupaten Pasuruan

Metode Wawancara / interview

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk


mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau melalui tanya jawab. (Djam’an Satori, 2009, hal. 130)
Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Metode
wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan
mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang
diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh
data atau informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu,
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa di SMP AL-
IRSYAD Jambi.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan
menjadi :

i. Interview bebas (inguided interview) dimana


interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-
jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus
penelitian dan interviewer (orang yang diwawancarai).
ii. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview
yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa
sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti,
yang dimaksud dalam interview terstruktur.
iii. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara
interview bebas dan interview terpimpin. (Cholid
Narbuko, 2007, hal. 84)
b. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
hal seluk beluk penelitian baik berupa tulisan, gambar, atau karya bentuk.
(Djam’an Satori, 2009, hal. 148) Data tersebut antara lain :
(1) Historis dan geografis
(2) Struktur Organisasi
(3) Keadaan guru dan siswa
(4) Keadaan sarana dan prasarana.
F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah

dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Sedangkan menurut Susan
Stainback, analisis data ialah suatu hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis
digunakan untuk memahami hubungan dan konsep data sehingga hipotesis dapat
dikembangkan dan dievaluasi. Disimpulkan bahwa analisis data dalam penelitian ini
merupakan suatu upaya peneliti mencari tata hubungan secara sistematik antara hasil
dokumentasi, hasil observasi dan hasil wawancara untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam mengenai manajemen perencanaan kepala sekolah dalam peningkatan prestasi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses analisis data dalam tiga tahapan, yaitu
analisis data sebelum di lapangan dan selanjutnya analisis data selama di lapangan dan
terakhir analisis data setelah selesai di lapangan. Pada tahap pertama, analisis data sebelum di
lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap data hasil studi pendahuluan atau data
sekunder, supaya dapat ditemukan fokus penelitian, walaupun bersifat sementara. Tahap
kedua dan ketiga, peneliti melakukan analisis terhadap data yang diperoleh selama dan
sesudah melakukan penelitian di lapangan.

Dalam hal ini pula, peneliti akan menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman
yang menggunakan tiga tahapan dalam melakukan analisis penelitian kualitatif yaitu:

1. Reduksi data (Data reduction), ialah memilih dan merangkum data

pada hal-hal yang pokok dan fokus.

2. Penyajian data (Data display), ialah menyajikan data dalam bentuk

laporan terperinci dan disusun ke dalam urutan sehingga

strukturnya dapat dipahami. Menarik kesimpulan (Conclution

drawing/verification).

G. Validitas Data

Keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam penelitian kulitatif

untuk mendapatkan kemantapan validitas data yang didasarkan pada keriteria dasar

kepercayaan. Dalam kaitannya dengan validitas data akan dilakukan beberapa langkah

yaitu:
1. Ketekunan Pengamatan

Teknik ini dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam

situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari, kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci sampai pada suatu titik

sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atauseluruh fakta yang

ditelaah. Karena adanya ketekuanan pengamatan, maka akan diperoleh

kedalaman data yang sesuai dengan diteliti. 3 Dalam teknik ini berusaha untuk

mencari dan menemukan ciri-ciri serta unsur-unsur yang lainnya yang sangat

relevan dan berkesinambungan dengan penelitian. Oleh karena itu ketekunan

pengamatan merupakan suatu bagian penting dalam pemeriksaan atau keabsahan

data.

2. Teknik Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu atau data yang lain di luar data yang didapat oleh peneliti untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.4

Teknik triangulasi yang paling sering dipakai adalah pemeriksaan melalui

sumber data lainya yaitu peneliti berusaha membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif, diantaranya peneliti lakukan dengan cara

sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan data hasil wawancara dengan dokumentasi yang berkaitan.

c. Membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data lain yang

3
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.
275
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),
hal. 178
berkaitan.

3. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini bertujuan untuk:

a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti konteks

b. Membatasi kekeliruan (bias) peneliti

c. Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau

pengaruh sesaat.

Dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan

peningkatan tingkat kepercayaan data yang dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai