Anda di halaman 1dari 8

JENIS JENIS REORENTASI PENDIDIKAN

1. Kurikulum dan Metode Pengajaran

Kurikulum dan metode pengajaran adalah dua konsep kunci dalam dunia pendidikan yang
saling terkait tetapi memiliki peran yang berbeda. Keduanya menjadi poin penting dalam
mekanisme pendidikan. Secara harfiah, kurikulum adalah seperangkat rencana dan program
pembelajaran yang dirancang untuk mengatur apa yang harus diajarkan dan dipelajari di
sebuah lembaga pendidikan, seperti sekolah atau perguruan tinggi. Menjadi karakteristik
adanya pembelajaran di lembaga sekolah dengan adanya kurikulum tersebut. Sedangkan
komponen – komponennya biasanya mencakup tujuan pembelajaran, materi pelajaran,
metode pengajaran, penilaian, serta pengaturan waktu dan sumber daya yang diperlukan.
Kurikulum dapat berbeda-beda berdasarkan jenis lembaga pendidikan, tingkat pendidikan,
atau bahkan negara. Misalnya, kurikulum sekolah dasar akan berbeda dengan kurikulum
universitas. Kurikulum yang baik dan relevan harus mempertimbangkan kebutuhan siswa,
tujuan pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan, dan tuntutan masyarakat1.

Metode pengajaran adalah pendekatan atau cara yang digunakan oleh guru atau instruktur
untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa atau peserta didik. Ini mencakup
berbagai teknik dan strategi yang digunakan untuk menjelaskan konsep, memfasilitasi
pemahaman, dan mengembangkan keterampilan siswa. Beberapa contoh metode pengajaran
yang umum digunakan meliputi ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, proyek kolaboratif,
eksperimen, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran mandiri. Pemilihan metode
pengajaran harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, materi pelajaran, dan kebutuhan
siswa2.

Kurikulum dan metode pengajaran saling terkait. Kurikulum menentukan apa yang harus
diajarkan dan dipelajari, sementara metode pengajaran menentukan bagaimana cara materi
pelajaran tersebut disampaikan kepada siswa. Penting untuk mencocokkan metode
pengajaran dengan kurikulum agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif. Selain itu,
perkembangan teknologi dan penelitian dalam bidang pendidikan terus memengaruhi

1
Daud, Yaakob. "Budaya sekolah rendah: Hubungannya dengan kepemimpinan, komitmen organisasi dan
pencapaian akademik." Unpublished doctoral dissertation, Universiti Sains Malaysia, Penang (2007). hal 76

2
Fattah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. hal 83
perubahan dalam metode pengajaran dan perubahan dalam kurikulum untuk memastikan
bahwa pendidikan tetap relevan dan efektif.

2. Penilaian dan Evaluasi

Penilaian dan evaluasi adalah dua proses penting dalam dunia pendidikan, bisnis, dan
berbagai bidang lainnya. Kedua konsep ini sering digunakan secara bergantian, tetapi
sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Penilaian adalah proses untuk menilai kinerja,
kemajuan, atau karakteristik suatu hal atau individu. Dalam konteks pendidikan, penilaian
biasanya mengacu pada pengukuran pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Ada
beberapa jenis penilaian, termasuk penilaian formatif dan penilaian sumatif:

1.Penilaian Formatif

Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada
siswa dan guru. Tujuannya adalah untuk membantu siswa memahami kekuatan dan
kelemahan mereka sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja mereka3.

2. Penilaian Sumatif

Penilaian ini dilakukan setelah pembelajaran selesai, biasanya dalam bentuk ujian akhir atau
proyek besar. Tujuannya adalah memberikan gambaran umum tentang sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran.

Evaluasi adalah proses yang lebih komprehensif yang melibatkan pengumpulan dan analisis
data untuk membuat penilaian keseluruhan tentang suatu program, proyek, atau kinerja
individu. Evaluasi melibatkan pengumpulan data, analisis data, dan pembuatan keputusan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut4. Dalam bisnis, evaluasi sering dilakukan untuk menilai

3
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia , Bogor: Kencana,
2003. hal 76
4
Naway, Fory Armin, Penata Letak, and Dede Yusuf. "Komunikasi dan Organisasi Pendidikan." Gorontalo:
Ideas Publishing (2017). hal 65
kinerja perusahaan atau proyek, sedangkan dalam pendidikan, evaluasi dapat merujuk pada
penilaian keseluruhan terhadap program pendidikan, termasuk efektivitas kurikulum dan
metode pengajaran.

Dalam ringkasan, penilaian adalah proses pengukuran kinerja atau pencapaian seseorang
atau suatu hal, sementara evaluasi melibatkan penilaian lebih menyeluruh dan mendalam
untuk membuat keputusan atau rekomendasi berdasarkan data yang dikumpulkan. Kedua
proses ini penting untuk mengukur, memahami, dan meningkatkan kinerja dan pencapaian
dalam berbagai konteks5.

3. Pengembangan Profesional Guru

Pengembangan profesional guru adalah proses yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Guru yang terus mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan mereka akan lebih efektif dalam membantu siswa mencapai potensi mereka.
Sesuai dengan tujuan pendidikan sebagai perwujudan menyejahterakan peserta didiknya.
Sedangkan bagaimana meningkatkan profesionalitas guru seperti :

1. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan: Guru perlu terus menerus mengikuti pelatihan
dan kursus yang relevan dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan, metode pengajaran
terbaru, dan perkembangan dalam bidang pendidikan. Ini dapat melibatkan partisipasi dalam
seminar, lokakarya, konferensi, atau kursus daring.

2. Kolaborasi dengan Rekan Sejawat: Guru dapat belajar dari rekan-rekan sejawat mereka
dengan berbagi pengalaman, sumber daya, dan ide-ide inovatif. Kolaborasi guru juga dapat
meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di sekolah.

3. Mencari Umpan Balik: Guru harus aktif mencari umpan balik dari siswa, rekan kerja, dan
administrator sekolah. Ini dapat membantu mereka memahami area di mana mereka perlu
meningkatkan dan menyesuaikan praktik pengajaran mereka.

4. Mengejar Gelar Lanjutan: Memperoleh gelar lanjutan dalam pendidikan atau mata
pelajaran yang diajarkan dapat membantu guru dalam pengembangan profesional mereka.
Gelar master atau doktor dalam bidang pendidikan dapat membuka pintu untuk peluang
karier yang lebih baik.
5
Pratama, Irja Putra, and Zulhijra Zulhijra. "Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia." Jurnal PAI Raden
Fatah 1.2 (2019).
5. Mengikuti Standar Profesional: Guru harus mengikuti standar profesional yang ditetapkan
oleh otoritas pendidikan, seperti kurikulum nasional dan kode etik guru. Ini membantu
mereka tetap relevan dan efektif dalam pekerjaan mereka.

6. Berpartisipasi dalam Penelitian Pendidikan: Membaca penelitian terbaru dalam bidang


pendidikan dan bahkan terlibat dalam penelitian sendiri dapat membantu guru memahami
praktik terbaik dalam pengajaran dan pembelajaran.

7. Mengikuti Perkembangan Teknologi: Guru perlu mengikuti perkembangan teknologi


pendidikan. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan alat digital dalam
pengajaran mereka.

8. Evaluasi Diri: Guru harus secara teratur mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan membuat
perencanaan pengembangan profesional pribadi untuk mencapai tujuan mereka.

9. Mentor dan Coaching: Guru dapat mencari mentor atau coach yang dapat membimbing
mereka dalam pengembangan profesional. Mentor dapat memberikan wawasan dan
bimbingan berdasarkan pengalaman mereka6.

10. Ikut serta dalam Organisasi Profesional: Bergabung dengan organisasi guru profesional
dapat memberikan akses ke sumber daya, jaringan, dan kesempatan untuk berbagi
pengalaman dengan guru lain.

Pengembangan profesional guru adalah investasi penting dalam masa depan pendidikan.
Guru yang berkomitmen untuk pengembangan profesional mereka cenderung menciptakan
pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa mereka, sehingga berkontribusi pada
peningkatan keseluruhan sistem pendidikan.

4. Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan


pengendalian semua aspek yang terkait dengan operasi sebuah sekolah. Tujuan utama dari
manajemen sekolah adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengajaran dan
pembelajaran yang efektif. beberapa aspek penting dalam manajemen sekolah:

6
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Erlangga, 2007. hal 56
1. Perencanaan: Manajemen sekolah melibatkan perencanaan strategis dan perencanaan
jangka pendek untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini melibatkan penetapan visi, misi, dan
tujuan sekolah, serta pengembangan rencana tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Pengorganisasian: Pengorganisasian melibatkan pengaturan sumber daya manusia, fisik,


dan finansial dalam sekolah. Ini termasuk perekrutan dan penempatan guru, staf sekolah,
serta pengelolaan infrastruktur dan fasilitas.

3. Pelaksanaan: Pelaksanaan melibatkan pelaksanaan rencana yang telah disusun. Ini


mencakup pengajaran, pembelajaran, dan kegiatan sehari-hari di sekolah. Guru, staf, dan
siswa berperan dalam pelaksanaan ini.

4. Pengendalian: Pengendalian melibatkan pemantauan dan evaluasi kinerja sekolah. Ini


termasuk pemantauan hasil belajar siswa, penilaian kinerja guru, serta pengukuran
pencapaian tujuan sekolah. Tindakan perbaikan biasanya diambil berdasarkan hasil evaluasi
ini.

5. Sumber daya manusia: Manajemen sekolah juga melibatkan pengelolaan sumber daya
manusia, termasuk rekrutmen, pelatihan, penilaian, dan pengembangan staf sekolah.
Kepemimpinan dan komunikasi efektif juga penting dalam mengelola tim pendidikan.

6. Pengelolaan keuangan: Manajemen keuangan adalah aspek penting dalam manajemen


sekolah. Ini melibatkan perencanaan dan pengelolaan anggaran sekolah, pemantauan
pengeluaran, dan perencanaan untuk sumber daya keuangan yang memadai.

7. Komunikasi: Komunikasi yang efektif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk


siswa, orang tua, guru, staf sekolah, dan masyarakat, merupakan bagian penting dalam
manajemen sekolah. Ini membantu dalam menjalin dukungan dan kerjasama yang diperlukan
untuk mencapai tujuan sekolah.

Manajemen sekolah yang efektif dapat membantu menciptakan lingkungan yang


mendukung pembelajaran yang berkualitas dan perkembangan siswa. Selain itu, manajemen
sekolah yang baik juga dapat membantu dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah dan
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

5. Pemanfaatn Teknologi pendidikan


Teknologi pendidikan adalah pemanfaatan berbagai teknologi, seperti perangkat lunak,
perangkat keras, internet, dan alat-alat digital lainnya7, untuk meningkatkan proses belajar-
mengajar beberapa contoh penggunaan teknologi pendidikan:

1. Pembelajaran Daring (E-Learning): Teknologi pendidikan memungkinkan siswa untuk


mengakses materi pelajaran, video pembelajaran, tugas, dan ujian secara daring melalui
platform pembelajaran daring. Ini memungkinkan akses belajar yang fleksibel, terutama bagi
siswa yang tidak dapat hadir secara fisik di sekolah atau universitas.

2. Pembelajaran Berbasis Game: Game pendidikan menggunakan teknologi untuk


menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan menarik. Ini dapat membantu siswa
belajar dengan cara yang menyenangkan dan memotivasi.

3. Simulasi: Dalam beberapa mata pelajaran seperti sains, teknik, atau kedokteran, teknologi
digunakan untuk menciptakan simulasi yang memungkinkan siswa untuk berlatih
keterampilan dan pengetahuan dalam lingkungan yang aman dan terkendali.

4. Pembelajaran Berbasis Video: Video pendidikan, baik yang dibuat oleh guru atau sumber
eksternal, dapat digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan eksperimen, atau
menggambarkan proses yang sulit dipahami hanya dengan teks.

5. Pembelajaran Berbasis Aplikasi (Mobile Learning): Aplikasi pendidikan pada perangkat


seluler memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Ini memfasilitasi
belajar mandiri dan personalisasi.

6. Penggunaan Alat Kreatif: Teknologi memungkinkan penggunaan alat-alat kreatif seperti


perangkat lunak desain grafis, perangkat keras pencetak 3D, dan perangkat lunak pengolahan
audio/video untuk mengembangkan keterampilan kreatif siswa.

7. Pembelajaran Adaptif: Sistem pembelajaran adaptif menggunakan teknologi untuk


memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan
individu, memastikan bahwa setiap siswa belajar dengan tingkat kesulitan yang sesuai.

8. Koneksi Global: Teknologi memungkinkan siswa untuk terhubung dengan sesama siswa,
guru, dan sumber daya di seluruh dunia. Ini membantu dalam mengembangkan pemahaman
global dan kerja sama lintas budaya.

7
Syaifurahman dan Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, Jakarta: Indeks, 2013.
9. Penilaian dan Umpan Balik: Perangkat lunak penilaian dan umpan balik otomatis dapat
membantu guru dalam menilai kinerja siswa lebih efisien. Selain itu, teknologi
memungkinkan guru memberikan umpan balik yang lebih terperinci dan relevan kepada
siswa.

10. Manajemen Pembelajaran: Sistem manajemen pembelajaran (LMS) membantu guru dan
lembaga pendidikan dalam mengatur materi pelajaran, tugas, jadwal, dan komunikasi dengan
siswa.8

Penggunaan teknologi pendidikan dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran,


memotivasi siswa, dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan
relevan. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan teknologi harus disertai dengan
perencanaan yang baik, pelatihan bagi guru, dan perhatian terhadap isu keamanan dan privasi
data.

Daud, Yaakob. "Budaya sekolah rendah: Hubungannya dengan kepemimpinan, komitmen


organisasi dan pencapaian akademik." Unpublished doctoral dissertation, Universiti Sains
Malaysia, Penang (2007).

Fattah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia ,


Bogor: Kencana, 2003.

Naway, Fory Armin, Penata Letak, and Dede Yusuf. "Komunikasi dan Organisasi
Pendidikan." Gorontalo: Ideas Publishing (2017).

Pratama, Irja Putra, and Zulhijra Zulhijra. "Reformasi Pendidikan Islam Di


Indonesia." Jurnal PAI Raden Fatah 1.2 (2019).

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Erlangga, 2007

Syaifurahman dan Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, Jakarta: Indeks, 2013

8
ULUM, M. Chazienul. Perilaku organisasi menuju orientasi pemberdayaan. Universitas Brawijaya Press,
2016.
ULUM, M. Chazienul. Perilaku organisasi menuju orientasi pemberdayaan. Universitas
Brawijaya Press, 2016.

Anda mungkin juga menyukai