Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP PRINSIP PESERTA DIDIK

Menurut Dr. Badrudin, M.Ag, prinsip dari manajemen peserta didik adalah:

1. Dalam mengembangkan program manajemen kepesertadidikan,


penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang
sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara
keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didik tetap ditempatkan
dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar
sisitem manajemen sekolah
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengamban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala
bentuk kegiatan, baik ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta
didik, haruslah diarahkan untuk peserta didik dan bukan untuk yang
lainnya.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta ddik yang mempunyai aneka ragam latar belakang
dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik tidak diarahkan pada munculnya konflik diantara mereka, melainkan
justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai. Sehingga
setiap peserta didik memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat
ketersediaan dari phak yang dibimbing, yaitu peserta didik. Pembimbingan
tidak akan terlaksana dengan baik manakala peserta didik tidak mau
dibimbing.
6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong kemandirian
peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta
didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke
masyarakat. Ini mengandung bahwa ketergantungan peserta didik sedikit
demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta
didik.
7. Kegiatan yang diberikan kepada peserta didik harus fungsional bagi
kehidupan peserta didik baik di sekolah atau masyarakat.

Menurut Imron, prinsip dari manajemen peserta didik adalah

1. Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen


sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan. Penempatan manajemen peserta
didik di tempatkan pada kerangka manajemen sekolah, tidak boleh di
tempatkan di luar system sekolah.
2. Segala bentuk manajemen peserta didik harus mengemban visi pendidikan
dan dalam rangka mendidik peserta didik.
3. Kegiatan manajemen peserta didik harus di upayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan punya bakat perbedaan. Perbedaan diantara peserta didik
tidak diarahkan pada konflik diantara mereka, akan tetapi justru
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
4. Dalam mengembangkan program manajemen peserta didik,
penyelenggaran harus mengacu kepada peraturan yang berlaku pada saat
program di laksanakan
5. Kegiatan yang di berikan kepada peserta didik haruslah fungsional bagi
kehidupan peserta didik baik di sekolah atau di masyarakat.

PENDEKATAN DALAM MENEJEMEN PESERTA DIDIK

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik


(Yeager,1994).

Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan


ini lebihmenitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga
pendidikan. Dalampendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak
memenuhi tuntutan-tuntutan danharapan-harapan lembaga pendidikan di
tempat peserta didik tersebut berada. Asumsipendekatan ini adalah, bahwa
peserta didik akan dapat matang dan mencapaikeinginannya, manakala dapat
memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh
lembaga pendidikannya. Wujud pendekatan ini dalammanajemen peserta
didik secara operasional adalah: mengharuskan kehadiran secaramutlak bagi
peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin
yangtinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pendekatan
demikian,memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik menjadi mampu.

Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini


lebihmemberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan
kuantitatif diatas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif
ini lebih diarahkanagar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah,
jika peserta didik senangdan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan
baik serta senang juga untukmengembangkan diri mereka sendiri di lembaga
pendidikan seperti sekolah. Pendekatanini juga menekankan perlunya
penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagipengembangan diri
secara optimal.Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan
tengahnya, atausebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu
demikian, peserta didikdiminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik
dan administratif sekolah di satupihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
menawarkan insentif-insentif lain yang dapat1

Di satu pihak siswa diminta untukmenyelesaikan tugas-tugas berat


yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain jugadisediakan iklim yang
kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakandengan
kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif,
pemberianlayanan-layanan yang andal adalah dalam rangka mendisiplinkan
peserta didik,penyelesaian tugas-tugas peserta didik.

1
Kelola: Journal of Islamic Education ManagementOktober 2016, Vo.1, No.1, Hal
48 - 55ISSN : 2548 – 4052©2016 Manajemen Pendidikan Islam:
manajemenmpi@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai