Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN

KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH


Setyowati
STAI Ma’had Aly Al- Hikam Malang
E-mail: tiasetyowati01@gmail.com
Abstrak
Sebagian besar kehidupan seseorang di dunia terdiri dari pelaksanaan, kebiasaan dan kegiatan
yang berulang dalam kegiatan sehari-hari. Tentunya terdapat nilai dan norma dalam melakukan
aktivitas berulang dan kebiasaan yang menjadi acuan perilaku dalam melakukannya. Norma-
norma tersebut terangkum menjadi aturan-aturan yang harus dipatuhi terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan yang dapat menimbulkan ketakutan dan keburukan, sehingga
kehidupan tidak berjalan dengan efisien dan efektif. Dengan pemikiran ini, masyarakat harus
disiplin dengan mengikuti nilai dan norma yang ditetapkan dalam masyarakat. Kedisiplinan
siswa dan implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
madrasah. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan
kegiatan siswa dan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa peran manajemen kesiswaan
merupakan hal yang paling utama dalam pelaksanaannya. Kedisiplinan adalah suatu kondisi
dimana seseorang mematuhi dan melaksanakan ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai serta
kaidah yang berlaku dengan kesadaran diri tanpa ada paksaan. jurnal ini membahas tentang
implementasi manajemen kesiswaan sangat krusial pada dunia pendidikan, sebab penerapan
manajemen dapat meningkatkan kedisiplinan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
madrasah. Penelitian ini memakai metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk menerima info yang mendalam perihal
implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan kedisiplin siswa di madrasah. hasil
penelitian menunjukkan bahwa : 1) pelaksanaan manajemen kesiswaan secara umum pada
madrasah telah baik; 2) upaya manajemen kesiswaan pada upaya meningkatkan kedisiplinan
siswa di madrasah terus mengalami pengembangan yang sangat lebih baik; 3) faktor yang
mendukung kedisiplinan siswa di madrasah adalah: keteladanan, lingkungan berdisiplin, serta
latihan berdisiplin; 4) faktor penghambat kedisiplinan siswa di madrasah adalah: diri sendiri,
keluarga, teman serta lingkungan; 5) solusi untuk mencegah faktor tersebut adalah: Memantau
siswa serta berkomunikasi dengan orang tua dan siswa.
Kata Kunci: Manajemen kesiswaan, kedisiplinan, madrasah
Abstract
Most of a person's life in the world consists of practices, habits, and activities that are repeated
in daily activities. Of course there are values and norms in carrying out activities repeatedly and
habits that become a reference for behavior in doing so. These norms are summarized into rules
that must be obeyed for any violations or deviations that can cause fear and ugliness, so that life
does not run efficiently and effectively. With this in mind, society must be disciplined by
following the values and norms established in society. Student discipline and implementation of
student management in improving student discipline in madrasas. Student management is an
important part of implementing student activities and to improve student discipline the role of
student management is the most important thing in its implementation. Discipline is a condition
in which a person obeys and implements the provisions, rules, regulations, values and rules that
apply with self-awareness without any coercion. This journal discusses the implementation of
student management which is very crucial in the world of education, because the application of
management can improve student discipline. This study aims to determine the implementation of
student management in improving student discipline in madrasas. This study uses a descriptive
descriptive method with data collection techniques namely observation, interviews, and
documentation to receive in-depth information about the implementation of student management
in improving student discipline in madrasas. the results of the study show that: 1) the
implementation of student management in general at madrasas has been good; 2) student
management efforts in efforts to improve student discipline in madrasas continue to experience
much better development; 3) factors that support student discipline in madrasas are: exemplary,
disciplined environment, and disciplined training; 4) the inhibiting factors for student discipline
in madrasas are: oneself, family, friends and the environment; 5) solutions to prevent these
factors are: Monitor students and communicate with parents and students.
Keywords: Student management, discipline, madrasa
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sebagian besar kehidupan seseorang di dunia terdiri dari pelaksanaan, kebiasaan dan
kegiatan yang berulang dalam kegiatan sehari-hari. Tentunya terdapat nilai dan norma dalam
melakukan aktivitas berulang dan kebiasaan yang menjadi acuan perilaku dalam melakukannya.
Norma-norma tersebut terangkum menjadi aturan-aturan yang harus dipatuhi terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan yang dapat menimbulkan ketakutan dan keburukan, sehingga
kehidupan tidak berjalan dengan efisien dan efektif. Dengan pemikiran ini, masyarakat harus
disiplin dengan mengikuti nilai dan norma yang ditetapkan dalam masyarakat.

Peserta didik adalah generasi penerus bangsa yang sejak dini harus didorong nilai-nilai yang
menjadi pedoman hidup manusia, yang berguna bagi dirinya sendiri, agar segala sesuatunya
tertib, berdaya guna dan berhasil guna. Ketika standar tersebut berlaku, siswa harus mengikuti
semua aturan yang berlaku.Dalam administrasi kesiswaan, kepala sekolah memegang peranan
yang sangat penting dan sangat fundamental, mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan
siswa atau pengembangan diri hingga proses kelulusan. Karena manajemen kesiswaan atau
kemahasiswaan merupakan salah satu mata pelajaran manajemen pendidikan. Kepemimpinan
mahasiswa memiliki posisi yang strategis dan sentral dalam pelayanan pendidikan di dalam
maupun di luar lembaga pendidikan yang melayani mahasiswa.

Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai urusan kesiswaan, agar
kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar, sistematis dan teratur serta tercapainya
tujuan pendidikan sekolah. Mengikuti sikap disiplin sesuai tata tertib yang telah disepakati
sekolah, tata tertib secara langsung menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam
pengembangan kemampuan emosional siswa, memungkinkan sekolah mengembangkan
keterampilan dan minat siswa tanpa paksaan yang dapat menimbulkan masalah Meninggalkan
koridor hukum dan peraturan pemerintah.

Berdasarkan realita di madrasah implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan


kedisiplinan siswa telah berjalan dengan baik terbukti dengan adanya sikap disiplin siswa, siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Selain disiplin di sekolah, sikap disiplin yang
di ajarkan tersebut merupakan peran penting dalam bekal pekerjaan yang telah di emban dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai fokus di bidang penjuruannya. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka saya tertarik menggunakan judul “Implementasi Manajemen
Kesiswaan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah”.

Berdasarkan focus penelitian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui Manajemen Kesiswaan di Madrasah.


2. Mengetahui Kedisiplinan Siswa di Madrasah.
3. Mengetahui Implementasi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Kedisplinan
siswa di Madrasah.

Metode Penelitian

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang bermanfaat untuk meningkatkan


kedisiplinan siswa. Maka, metode penelitian ini digunakan secara kualitatif dengan pendekatan
penelitian kepustakaan (library research) yang bersumber dari buku dan majalah tentang
implementasi kepemimpinan siswa untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di madrasah.
Referensi ini merupakan salah satu sumber kepustakaan utama, yang meliputi majalah nasional
dan internasional, buku online atau cetak.
Pembahasan

A. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kemahasiswaan atau student management (siswa) merupakan salah
satu bidang kegiatan MBS. Administrasi kesiswaan adalah penataan kegiatan
kesiswaan dan pengaturan cuti sekolah. Manajemen siswa tidak hanya tentang
menyimpan informasi siswa, tetapi aspek yang lebih luas yang secara fungsional
dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan siswa di seluruh proses
pendidikan sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai
urusan kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar,
sistematis dan teratur serta tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Pencapaian tujuan
ini membutuhkan setidaknya tiga tugas utama manajemen siswa yang harus
diperhatikan, yaitu menyambut siswa baru, mempromosikan pembelajaran, serta
membimbing dan mendisiplinkan.
Manajemen kemahasiswaan adalah keseluruhan proses kegiatan yang
direncanakan dan diuji secara sadar serta pembinaan yang berkesinambungan dari
semua peserta didik pada lembaga yang diberikan agar pembelajaran efektif dan
efisien.
2. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Kepemimpinan siswa berfungsi sebagai instrumen yang memungkinkan siswa
untuk berkembang seoptimal mungkin dalam hal individualitas, aspek sosial,
tuntutan, kebutuhan dan kemungkinan aspek siswa lainnya. Tugas administrasi
kemahasiswaan biasanya sebagai kesempatan bagi siswa untuk berkembang
seoptimal mungkin mengenai individu, keinginan sosial, kebutuhan dan kemungkinan
dimensi siswa lainnya. Administrasi kemahasiswaan secara khusus dirumuskan
sebagai berikut:
a. Tugas mengembangkan individualitas peserta didik adalah agar mereka dapat
mengembangkan potensi individualnya tanpa penundaan. Peluang bawaan ini
meliputi keterampilan umum (kecerdasan), keterampilan khusus (bakat) dan
keterampilan lainnya.
b. Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan sosial siswa terdiri
dari memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan teman sebayanya, orang
tua dan keluarga, lingkungan sosial sekolahnya, dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan kodrat siswa sebagai makhluk
sosial.
c. Menyalurkan keinginan dan keinginan siswa adalah tentang memberdayakan
siswa untuk menyalurkan hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan
dan minat siswa harus disalurkan karena dapat mendukung pengembangan diri
siswa secara keseluruhan.
d. Tugas memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan siswa adalah agar siswa dapat
berhasil dalam hidupnya, yang sangat penting karena dengan demikian mereka
juga memikirkan kesejahteraan teman sebayanya.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip kepemimpinan siswa berarti bahwa untuk memimpin siswa, Anda harus
selalu mengikuti dan membimbing prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini.
Prinsip-prinsip kepemimpinan siswa adalah sebagai berikut:
Dalam menyusun program manajemen pelatihan, penyelenggara harus mematuhi
peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
a. Manajemen siswa dipandang sebagai bagian dari manajemen sekolah secara
keseluruhan. Oleh karena itu, harus berbagi tujuan yang sama dan/atau
mendukung tujuan administrasi umum sekolah. Tujuan sektoral administrasi
kesiswaan terus dilabuhkan pada kerangka acuan administrasi sekolah. itu
tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
b. Semua jenis kegiatan manajemen siswa harus dilakukan sehubungan dengan
misi pendidikan dan pelatihan siswa. Setiap jenis kegiatan, mudah atau sulit,
yang disukai atau tidak disukai siswa, harus bertujuan untuk mendidik siswa
dan bukan yang lain.
c. Kepemimpinan kemahasiswaan harus berusaha menyatukan mahasiswa dari
berbagai latar belakang dan banyak perbedaan. Perbedaan di antara para
siswa tidak menimbulkan konflik di antara mereka, tetapi bersatu dan saling
memahami dan menghormati. Sehingga setiap siswa memiliki sarana
transportasi untuk berkembang secara optimal.
d. Kegiatan kepemimpinan mahasiswa harus dilihat sebagai upaya
membimbing mahasiswa. Orang yang akan didampingi, yaitu. siswa, harus
tersedia untuk pengawasan. Bimbingan tidak akan terlaksana dengan baik
jika siswa tidak mau dibimbing.
e. Kepemimpinan siswa harus mendorong kemandirian siswa. Prinsip
kemandirian ini bermanfaat bagi siswa tidak hanya di sekolah, tetapi juga
dalam keterlibatan sosialnya. Artinya, ketergantungan siswa secara bertahap
dihilangkan dari pengelolaan siswa.
f. Kegiatan yang ditawarkan kepada siswa harus bekerja dalam kaitanya
dengan kehidupan siswa, baik di sekolah maupun di masyarakat.
4. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Dua pendekatan diikuti dalam administrasi siswa.
a. Pendekatan kuantitatif (quantitative approach). Pendekatan ini lebih
menitikberatkan pada aspek administrasi dan birokrasi lembaga pendidikan.
Dalam pendekatan seperti itu, mahasiswa diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan lembaga tempat mahasiswa tersebut berada. Asumsi
dari pendekatan ini adalah bahwa siswa akan matang dan memenuhi
keinginan mereka jika mereka dapat memenuhi aturan, tugas dan harapan
yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan.Wujud dari pendekatan ini dalam
pengelolaan siswa korporat:
1. Mewajibkan kehadiran penuh siswa di sekolah
2. Tingkatkan kehadiran
3. Persyaratan disiplin yang tinggi
4. Selesaikan tugas yang diberikan kepadanya

Memang, pendekatan seperti itu lebih ditekankan pada upaya menjadikan


siswa berkompeten.

b. Pendekatan kualitatif (Qualitative approach). Pendekatan ini lebih


memperhatikan kesejahteraan siswa. Jika pendekatan kuantitatif di atas
ditujukan untuk menjadikan siswa mampu, maka pendekatan kualitatif ini
lebih ditujukan untuk membuat siswa senang. Premis dari pendekatan ini
adalah ketika siswa bahagia dan sejahtera, mereka dapat belajar dengan baik
dan maju di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga
menekankan perlunya menciptakan iklim kondusif yang nyaman bagi
pengembangan diri secara optimal.
5. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan/ Peserta Didik
a. Perencanaan peserta didik
Perencanaan kesiswaan adalah suatu kegiatan dimana memikirkan terlebih
dahulu apa yang perlu dilakukan bagi siswa di sekolah, dan kapan siswa mulai
sekolah dan kapan mereka lulus. apa yang direncanakan adalah hal-hal yang
harus dilakukan untuk penerimaan mahasiswa menjadi mahasiswa
pascasarjana.
Perencanaan studi meliputi perencanaan penerimaan baru, gelar, putus
sekolah dan transfer. Perencanaan studi mengacu pada kegiatan penerimaan
dan penyimpanan atau pendokumentasian data pribadi siswa, informasi
tentang hasil belajar siswa serta aspek kurikulum dan kegiatan yang
menyertainya. Perencanaan siswa meliputi kegiatan dan analisis kebutuhan
siswa.
Analisis kebutuhan siswa, yaitu identifikasi siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan, yang meliputi:
1. Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima dengan
mempertimbangkan kapasitas kelas/jumlah kelas kosong dan rasio
siswa-guru. Idealnya, rasio murid dan guru adalah 1:30
2. Menyusun program aksi siswa, khususnya visi dan misi sekolah, minat
dan kemampuan siswa, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang
tersedia dan tenaga pengajar.
b. Penerimaan peserta didik baru
Penerimaan peserta didik baru merupakan salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Ada beberapa Hal yang harus diperhatikan
dalam penerimaan siswa baru, yaitu:
1. Kebijakan penerimaan peserta didik
Peraturan penerimaan studi baru, sistem seleksi studi baru, kriteria
seleksi studi baru, prosedur seleksi studi baru dan pertanyaan seleksi
studi baru Kebijakan Penerimaan siswa baru memuat peraturan
mengenai jumlah siswa yang diterima di sekolah tersebut. Penentuan
jumlah siswa tentunya juga didasarkan pada kondisi sekolah yang
ada (faktor kondisional sekolah). Faktor-faktor yang mungkin ini
meliputi: daya tampung kelas baru, kriteria penerimaan siswa,
anggaran yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada, tenaga
pengajar yang tersedia, jumlah siswa yang tinggal di kelas pertama,
dll.
2. Sistem penerimaan siswa
Ada dua jenis sistem penerimaan siswa baru, yaitu:
a. Sistem promosi
Sistem kenaikan pangkat berarti penerimaan siswa, selama ini tanpa
seleksi. Siapapun yang mendaftar sebagai siswa di sekolah tersebut
tentu saja akan diterima.
b. Sistem koleksi
Sistem koleksi ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis: Pertama
seleksi berdasarkan daftar skor Ebta Murni (DANEM), kedua
berdasarkan survei Minat dan bakat (PMDK) dan ketiga seleksi
berdasarkan hasil ujian masuk.
B. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari kata “discipline” yang berarti belajar dengan sukarela
mengikuti pemimpin agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Inti dari disiplin
adalah regulasi. Aturan adalah pola khusus yang ditetapkan untuk mengatur perilaku
seseorang. Aturan yang efektif bagi anak adalah aturan yang dipahami, diingat dan
diterima. Sangat disiplin Penting untuk mengajarkan anak mempersiapkan anak untuk
hidup sebagai makhluk sosial.
Menurut Thomas Gordon yang diterjemahkan oleh Suprayitno, yang dimaksud
dengan disiplin sekolah adalah:
Berlatih, memberikan instruksi untuk tujuan tertentu, berlatih keras, memberikan
instruksi, mengajar lebih banyak, memberi pelajaran, berlatih untuk meningkatkan,
maju, tenang, fundamental. Kehadiran siswa di sekolah dan di dalam kelas menjadi
penting ketika berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui kegiatan atau proses
pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Kehadiran siswa di kelas biasanya
dilaporkan melalui catatan kehadiran siswa. Di sekolah dan khususnya di kelas,
kehadiran dan ketidakhadiran tidak hanya mempengaruhi kelangsungan
pembelajaran, tetapi juga tingkat keteraturan di sekolah.
2. Tujuan Disiplin
Mengenai tujuan disiplin siswa:
menurut Eisbree dalam bukunya Leadership in Elementary School Administration
and Supervision, yang dikutip oleh Dr. Piet Sahertian:
“ He shoold accept the phylosopy that discipline any action have two purpose”.
Kedua tujuan tersebut adalah:
b. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat
ketergantungan ke arah tidak ketergantungan.
c. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan
situasi dan kondisi dalam belajar agar mengikuti segala peraturan
yang ada dengan penuh perhatian.
Menurut Drs. Piet Sahertian menanamkan disiplin pada anak untuk membimbing
atau pertolongan kepada murid-murid supaya dapat berdiri (help for self help).
Adapun tujuan disiplin pada anak terbagi atas tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek yaitu untuk membuat anak-anak terlatih dan
terkontrol, dengan mengajarkan bentuk perilaku yang pantas dan tidak pantas bahkan
yang masih asing bagi mereka. Tujuan jangka panjang antara lain untuk membentuk
perkembangan pengendalian diri sendiri (self control dan self direction), anak-anak
dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.
1. Macam-macam Disiplin
a. Disiplin paksa (otoritatif) adalah disiplin kekerasan, anak harus mengikuti
aturan yang telah ditentukan. Jika anak tidak melakukan ini, anak akan
dihukum.
b. Disiplin tanpa paksaan (kebolehan) adalah disiplin dengan membiarkan anak
menemukan batasannya sendiri.
c. Kebebasan terkendali adalah disiplin yang didasarkan pada konsep kebebasan
terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin jenis ini
memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan apa saja
yang diinginkannya, tetapi mereka harus menghadapi akibat dari perbuatannya.
Saat dia menabur, dia juga akan menuai. Konsep ini merupakan konvergensi
dari konsep otoritatif dan permisif di atas
2. Fungsi Kedisiplinan Siswa
Disiplin adalah sikap yang dapat mengarahkan seseorang pada sesuatu yang ingin
dicapai. Sikap terhadap disiplin siswa mempunyai dua fungsi, yaitu:
a. Fitur yang berguna
1. Mengajarkan bahwa perilaku tertentu selalu diikuti Hukuman, tapi pujian
mengikuti orang lain Mari ajari anak adaptasi yang masuk akal tanpa
menuntut kemampuan beradaptasi yang berlebihan.
2. Dapat membantu anak mengembangkan pengendalian diri dan penentuan
nasib sendiri sehingga dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing
tindakannya.
b. Fungsi yang tidak terpakai
1. Menakut-nakuti anak agar mereka disiplin.
2. Karena agresivitas para pendisiplin.
3. Unsur Kedispilinan Siswa
Subbagian ini menjelaskan unsur-unsur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu.
kedisiplinan para siswa. Kedisiplinan siswa diharapkan dapat mendidik siswa untuk
berperilaku sesuai dengan tata tertib yang dianut dan ditetapkan oleh sekolah, oleh
karena itu disiplin memiliki empat unsur utama metode disiplin, yaitu: Aturan sebagai
pedoman perilaku, hukuman bagi pelanggar aturan, penghargaan perilaku yang baik
sesuai aturan dan konsisten dengan aturan yang ditetapkan sekolah, digunakan dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
a. Peraturan
Inti dari sistem disiplin adalah aturan. Aturannya adalah pola perilaku. Model
dapat dikonfigurasi oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah
Memberi anak petunjuk perilaku yang diterima dalam situasi tertentu, Aturan dan
peraturan adalah hal-hal yang dapat mengatur perilaku yang diharapkan dan apa
yang terjadi pada siswa. Di lingkungan sekolah, guru adalah orang yang diberi
tanggung jawab untuk mengajar dan mengontrol tingkah lakunya serta tata tertib
sekolah.
b. Hukuman
Hukuman berasal dari kata Latin "Punire" dan artinya untuk menghukum
seseorang karena kesalahan, tantangan atau ketidaktaatan sebagai hadiah atau
hukuman. Pidana adalah penderitaan yang sengaja ditimbulkan atau ditimbulkan
oleh seseorang setelah terjadi kejahatan, pelanggaran atau ketidakadilan.
Hukuman memainkan tiga peran penting dalam disiplin:
1. Hukuman untuk mencegah terulangnya perbuatan yang tidak diinginkan.
2. Hukuman sebagai alat pengajaran. Sebelum anak memahami aturan, mereka
dapat mempelajari tindakan tertentu benar dan yang lain salah karena mereka
akan dihukum untuk apa yang salah dan bukan untuk apa yang benar.
3. Memotivasi untuk menghindari perilaku yang tidak dapat dibenarkan.
c. Hadiah/Penghargaan
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena mereka
berperilaku seperti yang diminta dan mengikuti aturan dan tata tertib yang
ditetapkan oleh sekolah.
Ada beberapa hadiah bagi siswa yang mengikuti aturan:
1. Pangkat dan simbol lainnya
Bentuk penghargaan yang paling baik adalah urutan huruf atau angka,
meskipun simbol lain seperti tanda untuk siswa sekolah dasar dan menengah
dapat digunakan. Pemberian penilaian yang jujur dan adil merupakan
penghargaan yang tepat bila dikaitkan langsung dengan usaha, prestasi dan
kemampuan siswa.
2. Penghargaan
Hadiah yang dimaksud terdiri dari berbagai hal yang penting bagi siswa.
Jenis penghargaan ini lebih terlihat dibandingkan penghargaan lainnya karena
penghargaan ini diberikan tepat di depan semua siswa. Kata-kata pujian dapat
diklasifikasikan untuk mencerminkan keberhasilan siswa.
3. Hadiah untuk aktivitas
Penghargaan ini datang dalam bentuk pekerjaan, tugas atau kegiatan lain
yang menjadi impian siswa.
4. Hadiah berupa barang
Kenyataannya, guru memberi siswa banyak hadiah barang berharga.
Dalam hal ini, guru harus mempertimbangkan pemberian penghargaan dalam
bentuk lain. Jika berbicara tentang hadiah berupa benda, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, seperti:
1. Hadiah itu harus sangat penting prestasi yang dicapai.
2. Hadiah item harus disesuaikan untuk menerima siswa.
3. Hadiah berupa barang tidak boleh terlalu diperlukan mahal
d. Konsistensi
Konsistensi adalah derajat kemerataan atau stabilitas berharga untuk
menumbuhkan, memotivasi, dan meningkatkan rasa hormat terhadap aturan dan
figur otoritas. Setelah unsur-unsur kedisiplinan dibuat dan disetujui, maka harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada karena merupakan bagian dari alat
pengajaran dan berfungsi sebagai alat untuk memotivasi siswa untuk belajar.
Berdasarkan ungkapan Elizabeth, B. Hurlock bahwa konsistensi disiplin
memainkan beberapa peran penting, yaitu:
1. Memiliki nilai pedagogis yang tinggi: jika aturannya konsisten, akan
mempercepat pembelajaran (efisiensi). Ini karena nilai perjalanannya.
2. Mereka memiliki nilai motivasi yang kuat. Anak memperhatikan bahwa anak
memiliki keinginan yang jauh lebih besar untuk menghindari tindakan yang
dilarang dan melakukan tindakan yang disepakati.
3. Dengan meningkatkan rasa hormat terhadap aturan dan figur otoritas, bahkan
anak kecil pun menghormati mereka yang dapat lolos dari kesalahan
dibandingkan dengan mereka yang tidak dapat digoyahkan oleh air mata dan
bujukan.
4. Taraf Perkembangan Disiplin Siswa
Menurut Kohlberg, tingkat perkembangan disiplin meliputi
a. Disiplin karena ingin dicintai atau takut dihukum
b. Disiplin ketika kesenangan terpenuhi
c. Disiplin dalam pengetahuan bahwa lingkungan memiliki tuntutan
d. Disiplin karena sudah ada kecenderungan untuk berwibawa
e. Disiplin karena mempengaruhi nilai-nilai sosial, aturan atau prinsip
5. Masalah Disiplin Siswa
Masalah kedisiplinan siswa dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori sebagai
berikut:
a. Perilaku buruk di kelas
b. Perilaku buruk di luar kelas
c. Shift kerja
d. Keterlambatan

Kesimpulan

Manajemen kemahasiswaan atau student management (siswa) merupakan salah satu bidang
kegiatan MBS. Administrasi kesiswaan adalah penataan kegiatan kesiswaan dan pengaturan cuti
sekolah. Manajemen siswa tidak hanya tentang menyimpan informasi siswa, tetapi aspek yang
lebih luas yang secara fungsional dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan
siswa di seluruh proses pendidikan sekolah.

1. Berlatih, memberikan instruksi untuk tujuan tertentu, berlatih keras, memberikan


instruksi, mengajar lebih banyak, memberi pelajaran, berlatih untuk meningkatkan, maju,
tenang, fundamental. Kehadiran siswa di sekolah dan di dalam kelas menjadi penting
ketika berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui kegiatan atau proses pembelajaran
di dalam dan di luar kelas. Kehadiran siswa di kelas biasanya dilaporkan melalui catatan
kehadiran siswa. Di sekolah dan khususnya di kelas, kehadiran dan ketidakhadiran tidak
hanya mempengaruhi kelangsungan pembelajaran, tetapi juga tingkat keteraturan di
sekolah.
2. Disiplin berasal dari kata “discipline” yang berarti belajar dengan sukarela mengikuti
pemimpin agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Inti dari disiplin adalah regulasi.
Aturan adalah pola khusus yang ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang. Aturan
yang efektif bagi anak adalah aturan yang dipahami, diingat dan diterima. Sangat disiplin
Penting untuk mengajarkan anak mempersiapkan anak untuk hidup sebagai makhluk
sosial.

Referensi

Al Qur’an.
Ali Imron, Manajemen peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Badrudin, Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT Indeks, 2014.
Basilius R. Werang, Manajemen Pendidikan di Sekolah. yogyakarta: Media Akademi, 2015.
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 1994.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Hurlock EB, Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga,1993.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa, 1987.
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media,
2008.
Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007.
Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan. Usaha Nasional Surabaya, 1985.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Cet 1. Ar-Ruzz Media, 2011.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2017.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Anda mungkin juga menyukai