Sebagian besar kehidupan seseorang di dunia terdiri dari pelaksanaan, kebiasaan dan
kegiatan yang berulang dalam kegiatan sehari-hari. Tentunya terdapat nilai dan norma dalam
melakukan aktivitas berulang dan kebiasaan yang menjadi acuan perilaku dalam melakukannya.
Norma-norma tersebut terangkum menjadi aturan-aturan yang harus dipatuhi terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan yang dapat menimbulkan ketakutan dan keburukan, sehingga
kehidupan tidak berjalan dengan efisien dan efektif. Dengan pemikiran ini, masyarakat harus
disiplin dengan mengikuti nilai dan norma yang ditetapkan dalam masyarakat.
Peserta didik adalah generasi penerus bangsa yang sejak dini harus didorong nilai-nilai yang
menjadi pedoman hidup manusia, yang berguna bagi dirinya sendiri, agar segala sesuatunya
tertib, berdaya guna dan berhasil guna. Ketika standar tersebut berlaku, siswa harus mengikuti
semua aturan yang berlaku.Dalam administrasi kesiswaan, kepala sekolah memegang peranan
yang sangat penting dan sangat fundamental, mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan
siswa atau pengembangan diri hingga proses kelulusan. Karena manajemen kesiswaan atau
kemahasiswaan merupakan salah satu mata pelajaran manajemen pendidikan. Kepemimpinan
mahasiswa memiliki posisi yang strategis dan sentral dalam pelayanan pendidikan di dalam
maupun di luar lembaga pendidikan yang melayani mahasiswa.
Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai urusan kesiswaan, agar
kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar, sistematis dan teratur serta tercapainya
tujuan pendidikan sekolah. Mengikuti sikap disiplin sesuai tata tertib yang telah disepakati
sekolah, tata tertib secara langsung menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam
pengembangan kemampuan emosional siswa, memungkinkan sekolah mengembangkan
keterampilan dan minat siswa tanpa paksaan yang dapat menimbulkan masalah Meninggalkan
koridor hukum dan peraturan pemerintah.
Metode Penelitian
A. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kemahasiswaan atau student management (siswa) merupakan salah
satu bidang kegiatan MBS. Administrasi kesiswaan adalah penataan kegiatan
kesiswaan dan pengaturan cuti sekolah. Manajemen siswa tidak hanya tentang
menyimpan informasi siswa, tetapi aspek yang lebih luas yang secara fungsional
dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan siswa di seluruh proses
pendidikan sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai
urusan kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar,
sistematis dan teratur serta tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Pencapaian tujuan
ini membutuhkan setidaknya tiga tugas utama manajemen siswa yang harus
diperhatikan, yaitu menyambut siswa baru, mempromosikan pembelajaran, serta
membimbing dan mendisiplinkan.
Manajemen kemahasiswaan adalah keseluruhan proses kegiatan yang
direncanakan dan diuji secara sadar serta pembinaan yang berkesinambungan dari
semua peserta didik pada lembaga yang diberikan agar pembelajaran efektif dan
efisien.
2. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Kepemimpinan siswa berfungsi sebagai instrumen yang memungkinkan siswa
untuk berkembang seoptimal mungkin dalam hal individualitas, aspek sosial,
tuntutan, kebutuhan dan kemungkinan aspek siswa lainnya. Tugas administrasi
kemahasiswaan biasanya sebagai kesempatan bagi siswa untuk berkembang
seoptimal mungkin mengenai individu, keinginan sosial, kebutuhan dan kemungkinan
dimensi siswa lainnya. Administrasi kemahasiswaan secara khusus dirumuskan
sebagai berikut:
a. Tugas mengembangkan individualitas peserta didik adalah agar mereka dapat
mengembangkan potensi individualnya tanpa penundaan. Peluang bawaan ini
meliputi keterampilan umum (kecerdasan), keterampilan khusus (bakat) dan
keterampilan lainnya.
b. Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan sosial siswa terdiri
dari memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan teman sebayanya, orang
tua dan keluarga, lingkungan sosial sekolahnya, dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan kodrat siswa sebagai makhluk
sosial.
c. Menyalurkan keinginan dan keinginan siswa adalah tentang memberdayakan
siswa untuk menyalurkan hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan
dan minat siswa harus disalurkan karena dapat mendukung pengembangan diri
siswa secara keseluruhan.
d. Tugas memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan siswa adalah agar siswa dapat
berhasil dalam hidupnya, yang sangat penting karena dengan demikian mereka
juga memikirkan kesejahteraan teman sebayanya.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip kepemimpinan siswa berarti bahwa untuk memimpin siswa, Anda harus
selalu mengikuti dan membimbing prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini.
Prinsip-prinsip kepemimpinan siswa adalah sebagai berikut:
Dalam menyusun program manajemen pelatihan, penyelenggara harus mematuhi
peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
a. Manajemen siswa dipandang sebagai bagian dari manajemen sekolah secara
keseluruhan. Oleh karena itu, harus berbagi tujuan yang sama dan/atau
mendukung tujuan administrasi umum sekolah. Tujuan sektoral administrasi
kesiswaan terus dilabuhkan pada kerangka acuan administrasi sekolah. itu
tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
b. Semua jenis kegiatan manajemen siswa harus dilakukan sehubungan dengan
misi pendidikan dan pelatihan siswa. Setiap jenis kegiatan, mudah atau sulit,
yang disukai atau tidak disukai siswa, harus bertujuan untuk mendidik siswa
dan bukan yang lain.
c. Kepemimpinan kemahasiswaan harus berusaha menyatukan mahasiswa dari
berbagai latar belakang dan banyak perbedaan. Perbedaan di antara para
siswa tidak menimbulkan konflik di antara mereka, tetapi bersatu dan saling
memahami dan menghormati. Sehingga setiap siswa memiliki sarana
transportasi untuk berkembang secara optimal.
d. Kegiatan kepemimpinan mahasiswa harus dilihat sebagai upaya
membimbing mahasiswa. Orang yang akan didampingi, yaitu. siswa, harus
tersedia untuk pengawasan. Bimbingan tidak akan terlaksana dengan baik
jika siswa tidak mau dibimbing.
e. Kepemimpinan siswa harus mendorong kemandirian siswa. Prinsip
kemandirian ini bermanfaat bagi siswa tidak hanya di sekolah, tetapi juga
dalam keterlibatan sosialnya. Artinya, ketergantungan siswa secara bertahap
dihilangkan dari pengelolaan siswa.
f. Kegiatan yang ditawarkan kepada siswa harus bekerja dalam kaitanya
dengan kehidupan siswa, baik di sekolah maupun di masyarakat.
4. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Dua pendekatan diikuti dalam administrasi siswa.
a. Pendekatan kuantitatif (quantitative approach). Pendekatan ini lebih
menitikberatkan pada aspek administrasi dan birokrasi lembaga pendidikan.
Dalam pendekatan seperti itu, mahasiswa diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan lembaga tempat mahasiswa tersebut berada. Asumsi
dari pendekatan ini adalah bahwa siswa akan matang dan memenuhi
keinginan mereka jika mereka dapat memenuhi aturan, tugas dan harapan
yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan.Wujud dari pendekatan ini dalam
pengelolaan siswa korporat:
1. Mewajibkan kehadiran penuh siswa di sekolah
2. Tingkatkan kehadiran
3. Persyaratan disiplin yang tinggi
4. Selesaikan tugas yang diberikan kepadanya
Kesimpulan
Manajemen kemahasiswaan atau student management (siswa) merupakan salah satu bidang
kegiatan MBS. Administrasi kesiswaan adalah penataan kegiatan kesiswaan dan pengaturan cuti
sekolah. Manajemen siswa tidak hanya tentang menyimpan informasi siswa, tetapi aspek yang
lebih luas yang secara fungsional dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan
siswa di seluruh proses pendidikan sekolah.
Referensi
Al Qur’an.
Ali Imron, Manajemen peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Badrudin, Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT Indeks, 2014.
Basilius R. Werang, Manajemen Pendidikan di Sekolah. yogyakarta: Media Akademi, 2015.
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 1994.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Hurlock EB, Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga,1993.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa, 1987.
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media,
2008.
Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007.
Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan. Usaha Nasional Surabaya, 1985.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Cet 1. Ar-Ruzz Media, 2011.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2017.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.