Anda di halaman 1dari 10

Analisa dan evaluasi penerapan metode dakwah

Shava Veraline Annafi


Nursyairah
Progam Studi Pendidikan Agama Islam, STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang

Abstrak: Penerapan metode dakwah dalam aktivitas dakwah harus sesuai dengan
karakteristik mad’u yang dihadapi. Pemilihan dan penentuan metode dakwah semestinya
mempertimbangkan berbagai aspek terutama tingkat pemahaman dan cara penerimaan
dari mad’u. Masyarakat berpendidikan, cendikiawan atau golongan khawas pasti
berbeda penerimaannya dengan masyarakat pertengahan dan masyarakat awam.
Tingkatan penerimaan dan pemahaman masyarakat yang menjadi mad’u
mengindikasikan pentingnya pemilihan metode dakwah yang dilakukan dalam aktivitas
dakwah. Secara garis besar dalam al-Qur’an Surat An-Nahl 125 telah dijelaskan tentang
metode-metode dakwah yang telah dikaji oleh beberapa ahli tentang kesesuaian antara
metode dakwah yang diberikan dengan karakteristik mad’u yang merupakan sasaran
dakwah. Metode bi al-hikmah sebagai metode yang utama secara garis besar diarahkan
kepada masyarakat cendikiawan atau khawas, penerapan metode mauidzah hasanah
kepada masyarakat pertengahan dan metode almujadalah untuk masyarakat awam
(masyarakat yang masih dikungkung oleh tradisi jahiliah yang terkadang dengan
kesombongannya melakukan kebatilan secara terang-terangan).
Keywords: Metode dakwah dan karakteristik mad’u.
Abstract: The application of da'wah methods in da'wah activities must be in accordance
with the characteristics of the mad'u being faced. The selection and determination of
da'wah methods should consider various aspects, especially the level of understanding
and method of acceptance of the mad'u. Educated society, intellectuals or religious
groups certainly have different acceptance from middle class society and lay society. The
level of acceptance and understanding of the community who have become mad'u
indicates the importance of choosing the da'wah method used in da'wah activities. In
general, in the Qur'an, Surah An-Nahl 125, methods of da'wah have been explained
which have been studied by several experts regarding the suitability of the da'wah
methods given and the characteristics of mad'u which is the target of da'wah. The bi al-
hikmah method as the main method is generally directed towards the intellectual or
khawas community, the application of the mauidzah hasanah method to middle society
and the almujjadi method to ordinary people (societies who are still confined by the
ignorant tradition which sometimes in their arrogance commits blatant falsehood ).
Keywords: Da'wah methods and characteristics of mad'u.
PENDAHULUAN

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at,
dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a
yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan
dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam”
atau ad-dakwah al-Islamiyah. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i”.
Sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “Mad’u”. Setiap Muslim yang
menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.
Islam adalah agama dakwah yang harus disosialisasikan dan ditransformasikan kepada
masyarakat luas dengan cara arif dan bijaksana, cinta dan kasih sayang, santun dan
damai, demokratis dan persuasif agar mereka selamat, bahagia dan sejahtera baik di dunia
maupun di akhirat. Dakwah adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan,dan
menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan
menjalankan syari’at-Nya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia
maupun di akhirat (Syukir, 1983: 20) Dakwah juga mengandung pengertian mendorong
(memotifasi) umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta
memerintah berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar, agar memperoleh
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat (Eka Ardhana, 1995: 10-11). Sedangkan
menurut M. Shulton ( 2003: 9) dalam bukunya yang berjudul “ Desain Ilmu Dakwah “
menyatakan bahwa dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat. Agar dakwah yang dilakukan bisa
berjalan dengan baik, lancar dan sukses maka diperlukan manajemen yang baik.
Manajemen yang baik biasanya selalu mengaplikasikan fungsi manajemen. Termasuk
diantara fungsi manajemen adalah monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu program atau kegiatan dakwah ,
apakah dakwah yang di lakukan berhasil atau tidak?, sesuai dengan rencana atau tidak?,
sesuai dengan target atau tidak? Dari sini peran monitoring dan evaluasi dakwah sangat
menentukan terhadap keberhasilan dakwah. Tanpa ada keduanya maka kita tidak akan
mengetahui dan tidak akan bisa mengukur program itu berhasil atau gagal, bahkan bisa
dipastikan bahwa aktifitas dakwah akan kacau, tumpang tindih dan gagal total.
METODE
1) Metode Ceramah (retorika dakwah).
Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak di warnai oleh cirri
karakteristik bicara seorang da’I pada suatu aktipitas dakwah. Ceramah dapat pula bersipat
propaganda, kampanye, berpidato, khidbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. Istilah
ceramah dalam akhir-akhir ini sedang ramainya di pergunakan oleh instansi pemerintah
ataupun swasta, baij melalui radio, televiisi, maupun ceramah secara langsung. Pada
ssebagian orang menamai ceramah dengan berpidato atau retorika dakwah. Metode
ceramah sebagai salah satu metode yang sseriang di pakai oleh orang atau da’i-da’I atau
para utsan allah dalam usaha menyampaikan risalahnya.
Metode ceramah ini di pergunakan sebagai mana metode dakwah, efektif dan efisien
bila mana:
a) Objek atau sasaran dakwah berjumlah banyak
b) Penceramah orang yang ahli berceramah dan berbicara
c) Sebagai syaraat dan rukun ibadah (sseperti shalat jum’at)
d) Metode yang di gunakan sesuai dengan sikon
Dengan mengetahui dan memahami metode ceramah dalam dakwah, maka harus
mempelajari karakteristik metode itu,berikut akan di bahas kelebihan dan kekurangan
metode ceramah.
a. Kelebihan Metode Dakwah
Metode ceramah memiliki beberapa keistimewahan atau kelebihan antara lain:
· Dalam waktu yang relative singkat dapat di sampaikan banyak bahan.
· Memungkinkan da’I menggunakan pengalamannya , keistimewahannay dan
kebijakannya sehingga mad’u mudah menerima ajaran yang di sam paikannya.
· Da’I lebih mudah mengusai seluruh mad’u.
· Bila di berikan dengan baik, dapat memberi stimulasi kepada mad’u untuk
mempelajari yang di sampaikan
· Dapat meningkatkan status da’i.
· Metode ceramah ini lebih plesibel, artinya mudah di sesuaikan dengan sikon serta
waktu yang tersedia, jika waktu singkat bahan dapat di singkat dan jika waktu
panjang dapat di sampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b. Kekurangan Metode Dakwah
Metode cwramah selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki kekurangan
atau kelemahan antara lain:
· da’I sukar memahami mad’u terhadap bahan-bahan yang di sampaikannya.
· Metode ceramah hanya bersipat komunikasi satu arah.
· Suakr menjajaki pola fakir mad’u dan pusat perhatiannya.
· Da’I lebih cenderung bersifat otoriter
· Pabila da’I tidak mengetahui sikollgi mad’u maka ceramah akan melantur dan
menjadi lebih bosan.
2) Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong
sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang di rasa belum di mengerti dan da’I
sebagai penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan
kebutuhannya. Sebab dengan bertanya orang berarti ingin mengetahuai lebih dalam dan
mengamalkannya. Harapan ini tak dapat di capai tampa adanya usaha seorang da’I untuh
melatih didrinya memahami maksut dari perrtanyaan orang lain, memiliki keterampilan
bertanya dan sebagainya.
Metode dakwah ini bukan bukan saja cocok pada ruang Tanya jawab, akan tetapi
cocok pula untuk mrngimbangi dan memberi selingan ceramah. Ini sangat berguna untuk
mengurangi kesalah pahaman para pendengar, menjelaskan perbedaan pendapat,
menerangkan hal-hal yang belum dimengerti dan sebagainya.
Metode ini sering di gunakan di saat Rasulllullah saw, dengan para sahabat di
saat tak mengerti tentang sesuatu agama (sahabat bertanya pada rasullullah).
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab juga memiliki kelebihan. Diantara kelebihan metode ini adalah
ü Tanya jawab bias di jelaskan seperti Radio, Televisi dan sebagainya
ü Dapat di jadikan komunikasi dua arah
ü Bila ranya jawab sebagai selingan ceramah,maka audien dapat hidup atau aktif.
ü Timnilnya perbedaan pendapat terjawab atau didiskusikan di porum tersebut.
ü Mendorong audien lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan.
ü Da’I dapat mengetahui dengan mudah pengetahuan dan pengalaman sipenanya.
ü Menaikan gengsi da’I jika pertanyaan dapat terjawab semuanya.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
Di antara kelebihan metode Tanya jawab ini juga ada kekurangannya. Kekurangan
metode Tanya jawab ini adalah
· Bila terjadi perbedaan pendapat antara da’I dan mad’u maka membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya.
· Bila jawaban da’I kurang mengeda pada yang di tanyakan penanya dapat
menduga yang bukan-bukan kepda da’i.
· Agak sulit merangkum seluruh isi dari ceramah.
Oleh karna itu, seorang da’I di anjurkan untuk memiliki bekal teknik tany ajawab
dalam dakwah, agar metode yang di gunakan dapat berhasil dengan efektif dan efisien.
3) Metode Debat (Mujadalah)
Mujadalah sinonim dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode
dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti
lebih menunjukan kebeneran dan kehebatan islam. Dengan katalain debat adalah
mempertahankan pendapat agar pendapatnya itu diakui kebenarannya oleh orang lain.
Dengan demikian debat efektif di lakukan sebagai metode dakwah kepada orang-
orang yang membantah akan kebenaran islam. Sedangkan objek dakwah masih kurang
percaya atau mantap terhadap kebenaran islam, di rasa kurang efektif bila menggunakan
metode debat ini sebagai metode dakwahnya.apalagi sesame muslim yang hany berbeda
pendapat, sangat tercela bila beerhobi debat dengan temannya.
Keutamaan metode debat adalah terletak pada kemenangannya dalam
mempertahankan benteng islam. Bila menang debat, di mungkinkan mereka mengakui
kebenaran islam dan mereka masuk islam. namun sebaliknya, metode debat sangat
membahayakn bila mengalami kekalahan dalam perdebatannya.
Seorang da’I yang hendak menggunakan metode debat ini sebagai metode dakwah
maka sebelumnya harus:
· Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknik-teknik debat yang baik.
· Menguasai materi dakwah dengan sedetail-detail mungkin dan sangat
menunjang bila da’I sangat mengerti dan memhami tentang ajaran-ajara seta ilmu-
ilmu teentang islam.
· Mengetahui kelebihan dan kelemahan musuh.
4) Percakapan Antar Pribadi (Percakapan Bebas)
Percakapan antar pribadi atau individu adalah percakan bebas antara seorang da’I
dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Pecakapan pribadi bertujuan
menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan untuk aktivitas dakwah.
Biasanya yang di sebut ngobrol para subjeknya tak membatasi permasalahan yang di
bicarakan. Oleh karna itu seorang da’I hendaknya dapat mengarahkan pembicaraannya
kepada hal-hal yang baik memasukan ide-ide, dan mengajak mereka kejalan allah.
Dalam melaksanakan metode ini, seorang da’I hendaknya mempersiapkan dirinya
dengan:
· Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu hal yang berkaitan
dengan propesinya mauupun pengetahuan lain yang erat hubungannya dengan
lingkungan hidupnya.
· Mempunyai pandangan luas.
· Pandai dalam memecahkan masalah, agama, ekonomi dll.
· Mempunyai daya kreatipitas yang tingggi.
Bila seorang da’I memiliki hal yang di sebut di atas, di mungkinkan setiap obrolan
dapat bermamfaat sebagai aktivitas dakwah, artinya dapat mengarahkan
pembicaraanya kea rah yang positif.
5) Metode Demonstrasi
Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda atau
peristiwa,bias juga perbuatan dan sebagainyadapat di namakan seorang da’I menggunakan
cara atau metode Demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah , di mana seorang da’I
memperlihatkan sesuatu atau mengadakan pementasan sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan dakwah yang ia inginkan.
Metode ini jarang pergunakan para da’I yang terdahulu, bahkan Rasullullah saw
sering kali menggunakan metode demonstrasi ini. Sebagai mana dalam riwayat di
terangkan Rasulllullah pernah di ajar oleh jibril, tentang sembahyang dengan metode
demonstrasi atau dengan menampilkan contoh kaifiyah shalat kepada Rasullullah. Oleh
karna itu Rasullullah mengambil tauladanjibril untuk mengajarkan shalat kepada sahabat-
sahabatnya.
Metode Demonstrasi di gunakan apabila tujuan dakwah mengharapkan para
objeknya dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan dengan betul. Dengan
kata lain metode demonstrasi di gunakan bila masa ingin mengetahui tentang:
a. Bagai mana cara mengerjakannya.
b. Bagai mana contoh yang benar dan yang salah.
c. Bagai mana proses atau langkah-langkah sesuatu ibadah.
Selain itu metode Demonstrasi di gunakan sang da’I bila diya bertujuan:
Ø Untuk menghindari verbalisme, artinya dengan demonstrasi di harabkan masa tidak
terjadi kesalah pahaman atau menjadi bingung.
Ø Untuk memudahkan berbagai penjelasan.
Ø Untuk lebih menarik perhatian masa.
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Seperti metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai kelemahan dan
kekurangannya. Diantara kelebihan yang di milikinya adalah
§ Metode ini memungkinkan masa dapat menghayati dengan penuh hati mengenai hal-
hal baru yang menjadi stimulusnya.
§ Lebih memusatkan perhatian masa kepada persoalan yang sedang di bahas.
§ Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan tanpa demonstrasi.
§ Dimungkan mengurangi kesalah pahaman.
§ Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari keseluruhan persoalan
yang di bahas, sebab masa menghayati langsung terhadap persoalan yang di bahas.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
o Metode demostrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan memerlukan
banyak pemikiran.
o Tidak wajar bila media tidak di amati secara seksama.
o Tidak semua hal dapat di demonstrasikan.
o Kurang efektif menggunakan metode demonstrasi, bila media kurang memadai
dengan kebutuhan atau tujuan.
o Memerlukan keahlian khusus bagi para subjek (da’i)
Adapun beberapa hal yang mendasari keefektifan metode dakwah, misalnya saja
dalam peristiwa perjanjian Hudaibiyah sebagaimana yang direkontruksikan oleh
Rasulullah dan sahabat-sahabatnya yaitu:
a) Untuk melakukan atau meningkatkan sesuatu ada dua hal dasar yang
mempengaruhi watak manusia yaitu pengaruh luar atau lingkungan dan pengaruh
dari dalam atau keturunan. Dengan demikian aktivitas suatu kelompok sosial akan
sangat mempengaruhi individu yang berada disekitarnya. Dalam dakwah Islam da’i
(kelompok sosial kolektif) akan mempengaruhi mad’u.
b) Suatu kelompok manusia akan menjadi masyarakat yang sebenarnya bila mana
anggota masyarakat telah melakukan imitasi yaitu saling tiru meniru, saling ikut
mengikuti dan saling contoh mencotoh terhadap aktifitas anggota lainnya.
c) Bersamaan dengan terjadinya struktur dalam interaksi kelompok, maka
terbentuklah norma-norma tingkah laku khas antara anggota kelompok. Norma ini
merupakan pedoman untuk mengatur pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam situasi sosial.

Metode dakwah adalah ilmu yang mempelajari bagaimanacara berkomunikasi


langsung dan mengatasi kendala–kendalanya.Metode dakwah ialah cara-cara untuk
mengajak orang atau orang banyak dengan kebijaksanaan untuk kemaslahatan dan
kebahagian mereka di dunia dan di akhirat, sesuai dengan perintah Allah SWT. Dengan
kata lain metode dakwah ialah cara-cara untuk melakukan kegiatan dakwah. Metode
dakwah adalah cara-cara da’i dalam menyampaikan pesan dakwah agar lebih cepat
dipahami oleh mad’u, dalam hal ini yang harus dikuasai oleh da’i adalah metode-metode bi
al-hikmah, mau’izhah hasanah, dan mujadalah. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang
dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwahnya isalam,dalam
menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena suatu
pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu
bisa ditolak oleh sipenerima pesan, ketika membahas tentang metode dakwah, maka
umumnya merujuk pada surat AN-Nahl: 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalaNya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat diatas, telah menunjukkan bahwa metode dakwah ada tiga (3), yaitu:
a. Hikmah
Yaitu penyeruan atau ajakan dengan cara bijak,felosofis, argumentatif, dilakukan
dengan adil’ penuh kesabaran dan ketabahan. Al–Hikmah merupakan kemampuan da’i
dalam memilih, memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif
mad’u, disamping itu juga, Al-Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjalankan
dokrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang
komunikatif. Menurut sayyid Qutub dakwah dengan metode hikmah akan terwujud apabila
memparhatikan tiga faktor.
Pertama,keadaan dan situasi orang-orang yang didakwahi.
Kedua,kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agarmereka tidak merasa
tidak keberatan dengan beban materitersebut.
Ketiga, metode menyampaikan materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian
rupa yang sesuai dengankondisi pada saat itu.
b. Mau’idzatul Hasanah
Adalah berdakwah dengan memberikan nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran
islam dengan kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran islam yang disampaikan itu dapat
menyentuh hati mereka.
c. Wajadi’lhum billati hiya ahsan
Yaitu dan debatlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Dalam
perdebatan dengan orang-orang yang belum baik, sopan, lemah lembut,menyenangkan.
Ambil artinya dengan perkataan yang halus,tujuannya adalah memperoleh dan
memperbanyak kawan dan mempersedikit lawan. Sering terjadi orang mau tunduk kepada
kebenaran yang dikemukakan secara halus, dan pernah pula ada orang yang dalam
perdebatan tidak mau mengakui kesalahan-Nya, sebab musuh dalam mengemukakan
argumentasinya terlalu kasar dan tidak sopan, sekalipun benar argumentasinya itu. Perlu
diingat bahwa Al-Qur’an, selalu membimbing ummatnya kejalan yang baik dan benar agar
ummatnya berbahagia. Adapun kewajiban para da’i hanyalah mengajak dan menuntun
manusia kepada kebenaran agama islam. Akan tetapi apabila dengan metode atau cara-cara
yang demikian masih juga belum berhasil, maka juru dakwah tidak diperkenankan putus
asa. Mengajak manusia kejalan kebenaran memerlukan kebijaksanaanyang mantap sebab
juru dakwah para nabi termasuk nabi Muhammad SAW. Berhasil memuaskan, adalah
lantaran menggunakan tuntunan metode tersebut, demikian pula paramujahid dan mujaddid
dari masa kemasa.

Anda mungkin juga menyukai