Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI MEDIA KOIN PRESTASI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MI


BAHRUL ULUM 1 BULU
LAPORAN ARTIKEL

Oleh:
MUHAMMAD SYA’BAN ATTHO’ILLAH
NIM: 2019143260159

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ATTANWIR
TALUN SUBERREJO BOJONEGORO
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan artikel penelitian PPL dengan judul Implementasi Media koin
prestasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mi Bahrul Ulum 1
Bulu. oleh Muhammad Sya’ban Attho’Illah ini telah diseutujui untuk
dilaporkan.

Bojonegoro, .......................
Guru Pamong

EVIE SUSANTI, S.Pd


NIP......................

Bojonegoro,..................
Kepala Madrasah

NURUS SYAMSIYAH, S.Pd


NIP.......................

Bojonegoro,.........................
Dosen Pembimbing Laporan

MOH MUHAJIR, M.Pd


NIDN..................
Implementasi Media koin prestasi
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Mi Bahrul Ulum 1 Bulu
Abstrak-

Kata kunci
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi yang ada


dalam diri untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup
pengetahuan yang harus dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi
oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Pendidikan tidak sekedar
menyampaikan informasi pengetahuan kepada peserta didik, melainkan
menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong dan membimbing aktivitas
belajar peserta didik ke arah perkembangan optimal. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

Pendidikan pada intinya merupakan proses penyiapan subjek didik


menuju manusia masa depan yang bertanggungjawab. Kata
“bertanggungjawab” mengandung makna, bahwa subjek dipersiapkan
untuk menjadi manusia yang berani berbuat dan berani pula
bertanggungjawab atas perbuatannya. 2
Sedangkan sebagai prinsip
penyelenggaraan pendidikan salah satunya ialah pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan juga sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan pemahaman mendalam
tentang disiplin ilmu pengetahuan serta proses pembelajaran secara aktif
untuk mengembangkan potensi diri, meningkatkan kekuatan spiritual

1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 3.
2 Sudarwan denim, Pengantar Kependidikan. ( Cet.I: Bandung: Alfabeta,
2010), hal.4
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, serta keterampilan yang
dibermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak lepas dari peran


seorang guru yang merupakan pusat pembelajaran. Setiap media, metode
dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangatlah
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, baik hasil belajar dari segi
kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. 3 Menurut
Hamalik hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk penegtahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang
tidak tahu menjadi tahu.4

Media pembelajaran menjadi salah satu titik tentu keberhasilan


pencapaian kompetensi murid pada saat belajar, namun dalam kenyataanya
Pengunaan media pembelajaran dinilai cukup kurang diperhatikan oleh
guru, akibatnya banyak siswa yang merasa bosan ngantuk, bicara sendiri,
dan tidak memperhatikan guru ketika dalam proses belajar mengajar
berlangsung. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan perangkat
fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan dan ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi
mangajar. Hal ini tempak dari rerata hasil belajar peserta didik yang
disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada
pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centerd sehingga siswa
menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model
tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup
menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam buku ajar dan refrensi lain.
Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami
bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation)
3 Ahmad Rifa’i dan Anni Catharina, Psikologi Pendidikan (Semarang: Unnes, 2009), hal. 85
4 Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 30
pada hal aspek aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu
pembelajaran. Masalah seperti ini banyak dijumpai dikelas.

Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu


pengetahuan dengan baik. Dalam belajar seseorang tidak dapat
menghindarkan diri dari suatu situasi yang akan menentukan aktivitas yang
akan dilakukan dalam rangka belajar. Kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian


yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada
khususnya. Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut:
Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka
ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar
dapat secara ekstrinsik dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk
menyelidiki, mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan/ dan
5

harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan


tugas (nilai raport/nilai test) (Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs.
Widodo Supriyono 151).

KAJIAN TEORI

Definisi Media Pembelajaran Nunu Mahnun (2012) menyebutkan


bahwa “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti
“perantara” atau “pengantar”.Lebih lanjut, media merupakan sarana
penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh
sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Penggunaan 6

media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar.


Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology)

5 Ahmadi dkk, Drs. H. Abu. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Vol.
2.
6 Mahnun.Nunu.(2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Dalam Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1: 27
yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi” . 7

Sedangkan menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik Syastra


(2015) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik
maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru
untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. 8

Menurut Amir Hamzah Suleiman media pembelajaran dapat


diklasifikasikan sebagai berikut : Alat – alat audio dan alat – alat visual. Alat
– alat visual dibagi menjadi dua yaitu; alat –alat visual dua dimensi dan alat
– alat visual tiga dimensi. Alat – alat visual tiga dimensi yaitu alat – alat yang
dapat memperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita kenal sebagai alat
peraga. Alat – alat visual tiga dimensi, disebut tigadimensi karena
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Contohnya, benda asli, tiruan
objek (miniatur), patung dan maket.9

Reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) adalah sebagai salah


satu alat pendidikan yang berguna mempergiat usaha siswa untuk
memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah atau akan dicapai.
Reward (ganjaran) adalah hadiah, pembalas jasa, alat pendidikan yang
diberikan kepada siswa yang telah mencapi prestasi baik. 10 Sedangkan
pendapat yang lain tentang reward (ganjaran) adalah sebagai alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan
atau pekerjaannya mendapat penghargaan.11

7 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
8 Adam. Steffi dan Muhammad Taufik Syastra. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam. Dalam CBIS Journal, Volume 3
No 2: 79
9 Amir Hamzah Suleiman, Media Audio Visual untuk Pengajaran Penerangan dan Penyuluhan,
(Jakarta: Gramedia), Hal 26 – 27.
10 M. Sastra Pradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum (Surabaya: Usaha Nasional,
1978), hal 169.
11 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hal 182.
Reward dan punishment dikembangkan dari suatu konsep
manajemen sumber daya manusia, terutama ditujukan dalam memotivasi
seseorang melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua
metode ini sudah cukup lama dikenal dalam dunia pendidikan. Tidak hanya
dalam dunia pendidikan, bahkan dalam dunia kerjapun kedua metode ini
kerap kali digunakan.12 Secara bahasa reward berasal dari bahasa Inggris
yang diartikan sebagai ganjaran, hadiah, upah dan penghargaan. 13 Reward
adalah situasi atau pernyataan lisan yang bisa menghasilkan kepuasan atau
menambah kemungkinan suatu perbuatan yang dikerjakan. 14

Wina Sanjaya (2010:249) mengatakan bahwa proses pembelajaran


motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering
terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya
motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan
segala kemampuannya. 15

Dari Koeswara mengatakan bahwa dalam disiplin ilmu psikologi,


motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-
kekuatan yang ada dan bekerja pada diri organisme atau individu yang
menjadi penggerak dan pengarah tingkah laku individu tersebut. Para
teoritikus motivasi dalam menyusun konsepsi teori mengenai motivasi bisa
dikategorikan dalam tiga pendekatan yang utama, yakni: (1) pendekatan
biologis, (2) pendekatan behavioristik, dan (3) pendekatan kognitif. 16Teeven
dan Smith dalam Martaniah menyatakan bahwa motivasi adalah konstruk
dan pengaktifan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari
motivasi yang berhubungan dengan tipe-perilaku tertentu disebut motif. 17

12 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan


(Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 2000), 47.
13 John, M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris–Indonesia (Jakarta: Gramedia,
2003), hal 135.
14 C.P. Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono (Jakarta: Rajawali,
1989), 436.
15 Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196 hal. 175
16 Koeswara, Motivasi Teori dan Penelitian, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1995), h. 1-
2. 11 Sri
17 Mulyani Martaniah, Motif Sosial: Remaja Suku Jawa dan Keturunan Cina di
Beberapa SMA Yogyakarta, Suatu Studi Perbandingan, (Surabaya: Gajah Mada University
Kemudian Smith dan Sarason memberikan pengertian motivasi
berasal dari kata latin move yang berarti dorongan atau menggerakkan,
dengan demikian motivasi diartikan sebagai daya bergerak dari dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu
tujuan.18 Senada dengan di atas Terry dan Franklin menjelaskan bahwa di
dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk melakukan
tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. 19

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),


Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.20

Press, 1984), h. 13-14 12


18 Rolland E. Smith, Irwin G. Sarason, Barbara R. Sarason, Psychology the Frontiers of
Behavior, (New York: Harper & Row Publishes, 1982), 324.
19 Goerge Terry and Stephen Fraklin, Prinsiples of Management, (Illinois: Richrad D.
Irwin, 1987), h. 298.
20 Hamzah B.Uno dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), hal 41
Menurut Hamzah B. Uno, Satria Koni, dan Nina Lamatenggo desain
penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 21 Adapun
penjelasan tentang tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan dapat dilakukan dengan mempersiapkan segala
kebutuhan yang berkaitan dengan proses pemberian tindakan pada
pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
mempersiapkan RPP dan indikator keberhasilan, mempersiapkan sarana
pendukung seperti media dan bahan ajar dipelukan, dan mempersiapkan
instrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan.
2. Tindakan
Tindakan ini dilakukan dalam rangka penerapan atau penggunaan
media sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
memahami pelajaran serta meningkat keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran siswa kelas V Mi Bahrul Ulum 1 Bulu. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan penerapan

21 Hamzah B. Uno, Satria Koni, & Nina Lamatenggo, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional,
(Jakarta: Bumi Aksara,2011) Hal 87.
pembelajaran dengan menggunakan media Bintang Prestasi sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah direncanakan.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada proses pemberian tindakan
menggunakan media Bintang Prestasi pada siswa kelas V Mi Bahrul Ulum 1
Bulu sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti
melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pemberian
tindakan dengan melihat tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada saat siswa di berikan reward bintang prestasi atas
pencapaiannya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dengan mengamati dan
menganalisis penerapan rancangan tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam tahap ini, peneliti mengungkapkan hasil pengamatannya yang
diamati selama proses pemberian tindakan. Dari hasil refleksi ini dapat
diketahui bahwa tindakan yang telah dilaksanakan sudah berjalan baik atau
masih ada yang kurang baik.

HASIL

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

a. Jurnal Harian Mahasiswa

b. Laporan Pelaksanaan mengajar

c. RPP/ Silabus

d. Evaluasi Pembelajaran (Tes Tulis)

e. Nilai Siswa yang diajar selama PPL

f. Kalender Akademik

g. Dokumentasi Selama PPL

h. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai