Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Identifikasi Media Pembelajaran”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Strategi
Pembelajaran 1

Dosen Pengampuh: Gina Nurvina Darise, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama: Astri Shelyna Salaati

NIM: 1923086

Kelas: PAI5D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN LMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah
dengan terwujudnya prestasi belajar siswa yang memuaskan. Prestasi belajar yang
baik menunjukkan bahwa siswa mampu memahami dan menguasai apa yang telah
diajarkan dan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat
komponen-komponen pengajaran yang penting diperhatikan demi tercapainya
tujuan pendidikan.
Salah satu komponen pengajaran tersebut adalah metodologi pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang menonjol yaitu metode
mengajar dan media pembelajaran (Sudjana dan Rivai, 2010:1)
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada unsur lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, yaitu tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan dari siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung.
Pemilihan media yang digunakan membutuhkan kecermatan dan ketepatan
seorang guru. Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat
merangsang semua pancaindra siswa untuk aktif dan berpengaruh positif terhadap
motivasi dan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Media Pembelajaran
2. Pentingnya Peran Media Pembelajaran
3. Bagaimana Mengidentifikasi Media Pembelajaran
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Media Pembelajaran
2. Mengetahui Peran Media Pembelajaran
3. Mengetahui Bagaimana Mengidentifikasi Media Pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan
(a source) dengan penerima pesan (a receiver). Banyak batasan yang diberikan
orang tentang media. Berikut ini pendapat para ahli dan organisasi profesi tentang
pengertian media.
Menurut Association of Education and Communication Technology (AECT,
1977), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi. Menurut Gagne (1970), media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Menurut Sadiman, A.S. (1993) media adalah, segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1
Maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa media adalah suatu alat atau sarana
atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam
kegiatan komunikasi (penyampaian dan penerimaan pesan) antara komunikator
(penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Sedangkan, istilah pembelajaran atau pengajaran (ungkapan yang lebih
banyak dikenal sebelumnya), adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.
Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang belajar. Dalam upaya
pembelajaran terjadi komunikasi antara pembelajar (siswa) dengan guru,
pembelajar atau pengajar (ungkapan yang lebih umum digunakan sebelumnya),
sehingga proses pembelajaran seperti ini adalah sebagai bagian proses komunikasi
antar manusia (dalam hal ini yaitu antara pembelajar dan pembelajar). Meskipun
dapat saja terjadi komunikasi langsung antara pembelajar dengan bahan
pembelajaran, di sana ada peranan media pembelajaran.

1
Badru Zaman dan Cucu Eliyawati, “Media Pembelajaran Anak Usia Dini”, Bahan Ajar
Pendidikan Profesi Guru (PPG), UPI 2010
B. Fungsi Media Pembelajaran
Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan media
dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. McKown dalam
bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” mengemukakan empat fungsi media.
Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media


pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang
tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.
2. Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi
ekstrinsik bagi pembelajar, sebab penggunaan media pembelajaran
menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian pembelajar.
3. Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pembelajar
dapat lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas
hal itu.
4. Yaitu memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pembelajar.
Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan
yang harus penuhi melalui penyediaan media.2

Rowntree dalam mengemukakan enam fungsi media, yaitu: 1)


membangkitkan motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah dipelajari, 3)
menyediakan stimulus belajar, 4) mengaktifkan respon siswa, 5) memberikan
umpan balik dengan segera, dan 6) menggalakkan latihan yang serasi.

Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang


berlangsung tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam bentuk
“kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini,


pembelajaran mungkin lebih banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam
situasi demikian, media mungkin tidak banyak digunakan oleh guru. Atau, apabila
digunakan media hanya sebatas sebagai “alat bantu” pembelajaran. Pandangan

2
M. Miftah, “Fungsi dan Peran Media Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Belajar Siswa”, Jurnal KWANGSAN 1, No.2 (Desember 2013): 100
demikian ini mengisyaratkan tidak adanya upaya pemberdayaan media dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang secara memadai dapat
meningkatkan dan memajukan belajar dan memberikan dukungan pada
pembelajaran yang berbasis guru dan tingkat keefektifan media pembelajaran
tergantung pada guru itu sendiri.
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh
faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling
berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis
media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara
keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal lain
yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks
pembelajaran, karakteristik pembelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan
dari pembelajar.3
Apabila kita melihat pembelajaran sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur
atau komponen-komponen yang terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya.
Artinya ketiadaan suatu unsur akan berpengaruh terhadap jalannya sistem
secara keseluruhan. Pendek kata, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Pandangan ini selanjutnya akan
mengarahkan pada cara pandang kita tentang media tersebut. Media harus hadir
dalam setiap aktivitas pembelajaran yang kita lakukan di kelas.

3
Rohani, “Media Pembelajaran”, Diktat (UIN Sumatera Utara, 2019): 21
Perkembangan teknologi pembelajaran modern terjadi pasca perang dunia
kedua. Dua pakar pendidikan yang memiliki kontribusi besar bagi kelahiran

teknologi pembelajaran modern ini adalah Edgar Dale dan James Finn. Dale
terkenal dengan kerucut pengamalannya (The Cone of Experience). Kerucut
pengalaman ini berfungsi sebagai suatu visual yang sama dengan tingkat konkrit
dan abstraksi metode mengajar dan media pembelajaran.

Tujuan kerucut pengalaman ini adalah ingin merepresentasikan tingkat


pengalaman, yaitu dari pengalaman yang langsung atau konkritkongkret menuju
pengalaman yang paling abstrak (simbolis). Hubungan konkrit dan abstrak ini
bersifat kontinum.4
C. Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan
yang baik. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan seorang
pembelajar/guru dalam memilih salah satu media dalam kegiatan pembelajaran di
kelas antara lain : (1) ia merasa sudah akrab dengan media itu, misalnya: papan
tulis atau proyektor transparansi, (2) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri misalnya diagram
pada flip chart, atau (3) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian
pembelajar, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan
terorganisasi.

4
M. Miftah, “Fungsi dan Peran Media Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Belajar Siswa”, Jurnal KWANGSAN 1, No.2 (Desember 2013): 102
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang
perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah
sebagai berikut:5
1. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari
pembelajar sebelum menerima perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan
latihan. Lagi pula, pengalaman yang akan dialami pebelajar harus relevan
dan bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu
dengan perlakuan yang memotivasi dan informasi yang terkandung dalam
media pembelajaran itu.
2. Perbedaan individual. Pembelajar belajar dengan cara dan tingkat
kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan
intelejensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar
mempengaruhi kemampuan dan kesiapan pebelajar untuk belajar. Tingkat
kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada
tingkat pemahaman
3. Tujuan pembelajaran. Jika pembelajar diberitahukan apa yang diharapkan
mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk
berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu pernyataan
mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong Perancang dan
penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang
mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media
pembelajaran.
4. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau
keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke
dalam urut-urutan yang bermakna.
5. Persiapan sebelum belajar. Pebelajar sebaiknya telah menguasai secara
baik pembelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara
memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media
dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran,
perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan pebelajar

5
Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran (Banjarmasin: Antasari Press, 2009) 32-35
6. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta
kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah
cara yang sangat baik untuk menghasilkan respons emosional seperti takut,
cemas, simpati, cinta kasih, dan kesenangan. Oleh karena itu, perhatian
khusus harus di tunjukan kepada elemen-elemen rancangan media jika
hasil yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap
7. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, pebela.jar harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh
sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif pebelajar jauh
lebih baik dari pada mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi
artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyalinan
materi pelajaran.
8. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala
pebelajar diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil
belajar pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi
tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan
9. Penguatan (reinforcement). Apabila pebelajar berhasil belajar, ia didorong
terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat
bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif
mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan datang.
10. Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari
secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau
keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual
seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan
dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam
ingatan jangka panjang.
11. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar
pada masalah atau situasi baru
D. Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran menurut Djamarah dan Zain (2010:124- 126)
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a) dilihat dari jenisnya, b) dilihat dari
liputnya, dan c) dilihat dari bahan serta cara pembuatannya.6
1. Dilihat dari jenisnya:
a. Media Auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.
b. Media Visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Contohnya foto, gambar atau lukisan.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Contohnya film suara dan video cassette.
2. Dilihat dari daya liputnya:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak, yaitu penggunaan media
yang tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah banyak, contohnya radio dan televisi.
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat.
Penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus seperti film
dan sound slide.
c. Media untuk pengajaran individual. Penggunaannya hanya untuk
seorang diri. Seperti modul dan pengajaran melalui komputer.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya:
a. Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh,
harganya murah, pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit.
b. Media kompleks. Media yang bahan dasarnya sulit diperoleh, harganya
mahal, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan
keterampilan yang memadai

 Media Pembelajaran Menurut Sifatnya


Media pembelajaran menurut sifatnya diklasifikasikan menjadi media
bergerak dan media diam
1. Media yang dapat bergerak
6
Dita Oki Rivana, “Identifikasi tentang Penggunaan Media Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS
di SMA Negeri 1 CERME”, Universitas Negeri Surabaya, 7-8
Yaitu media yang dapat menghasilkan pesan/gambar yang dapat bergerak,
misalnya: gambar hidup/bergerak yang terlihat pada gambar yang ada di film
gambar pada video/televisi.
Media bergerak bisa dibedakan menjadi: media audio visual gerak, media
audio semi gerak dan media visual gerak. Media audio visual gerak adalah
merupakan media yang paling lengkap, karena menggunakan kemampuan
audio visual dan gerak. Misalnya film bersuara, rekaman video, film TV,
holografi. Media audio semi gerak yakni jenis yang memiliki kemampuan
menampilkan suara disertai gerakan titik secara linear, jadi tidak dapat
menampilkan gerakan nyata secara utuh, misalnya tulisan jauh. Media visual
gerak yaitu jenis media yang memiliki kemampuan seperti juga golongan
pertama kecuali penampilan suara misalnya film bisu, film slide tanpa suara
dan film video tanpa suara.
2. Media diam
Yaitu pesan yang diperoleh dari media tersebut hanya diam saja tidak
bergerak. Media ini disampaikan dalam bentuk visual artinya hanya dapat
dilihat, karena itulah media ini juga bisa disebut media visual diam yang
merupakan jenis media yang mempunyai kemampuan menyampaikan
informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak.
Yang termasuk klasifikasi media jenis ini misalnya: gambar dari film
slides, gambar dari transparan pada OHP, film rangkai, halaman cetak, video
file, dan microform.7

7
Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran (Banjarmasin: Antasari Press, 2009) 49-50
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai
perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan komunikasi (penyampaian
dan penerimaan pesan) antara komunikator (penyampai pesan) dan komunikan
(penerima pesan). Sedangkan, istilah pembelajaran atau pengajaran (ungkapan
yang lebih banyak dikenal sebelumnya), adalah upaya untuk membelajarkan
pembelajar
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh
faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling
berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis
media yang akan digunakan. Apabila kita melihat pembelajaran sebagai sebuah
sistem, maka unsur-unsur atau komponen-komponen yang terlibat dalam sistem
itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Artinya ketiadaan suatu unsur akan
berpengaruh terhadap jalannya sistem secara keseluruhan. Pendek kata, dapat kita
simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan bagian integral dalam
pembelajaran. Pandangan ini selanjutnya akan mengarahkan pada cara pandang
kita tentang media tersebut. Media harus hadir dalam setiap aktivitas
pembelajaran yang kita lakukan di kelas.
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan seorang pembelajar/guru
dalam memilih salah satu media dalam kegiatan pembelajaran di kelas antara
lain : (1) ia merasa sudah akrab dengan media itu, misalnya: papan tulis atau
proyektor transparansi, (2) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri misalnya diagram
pada flip chart, atau (3) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian
pembelajar, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan
terorganisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Jennah, Rodhatul. Media Pembelajaran (Banjarmasin: Antasari Press, 2009)
Rivana, Dita Oki. “Identifikasi tentang Penggunaan Media Pembelajaran Akuntansi Kelas
XI IPS di SMA Negeri 1 CERME”. Universitas Negeri Surabaya, 7-8
Miftah, M. “Fungsi dan Peran Media Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa”. Jurnal KWANGSAN 1. No.2 (Desember 2013): 102
Zaman, Badru dan Cucu Eliyawati. “Media Pembelajaran Anak Usia Dini”. Bahan Ajar
Pendidikan Profesi Guru (PPG). UPI 2010
Rohani. “Media Pembelajaran”. Diktat (UIN Sumatera Utara, 2019):

Anda mungkin juga menyukai